Anda di halaman 1dari 4

 Ranah Kognitif .

Ranah ini meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip


yang telah dipelajari, yang berkenaan dengan kemampuan berpikir, kompetensi
memperoleh pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan dan
penalaran.
 Ranah afektif adalah ranah yang berhubungan dengan sikap, nilai, perasaan, emosi serta
derajat penerimaan atau penolakan suatu obyek dlam kegiatan belajar mengajar.
 Ranah Psikomotor. Ranah ini meliputi kompetensi melakukan pekerjaan dengan
melibatkan anggota badan serta kompetensi yang berkaitan dengan gerak fisik (motorik)
yang terdiri dari gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual,
ketepatan, keterampilan kompleks, serta ekspresif dan interperatif.

Langkah-langkah pengembangan instrumen asesmen, yaitu:


1. Tahapan pertama, identifikasi masalah. Pengembang mengidentifikasi masalah dengan
menelaah perangkat asesmen yang digunakan guru di lapangan (kelas), observasi ketika
proses asesmen dilaksanakan, evaluasi belajar kelas, dan melakukan kajian literatur.
2. Tahapan kedua, pengembang merancang perangkat asesmen yang sesuai teori sekaligus
berupaya mengatasi masalah asesmen pada tahap identifikasi masalah.
3. Tahap ketiga, validasi ahli. Draft instrumen asesmen yang dikembangakan pada tahap
pertama diberikan kepada ahli evaluasi dan penilaian pembelajaran untuk direview dan
ditelaah. Validator ahli yang baik tentu akan berusaha mereview secara optimal dan
memberi masukan perbaikan.
4. Tahapan keempat, revisi perangakat asesmen. Pengembang merevisi draft perangkat
asesmen yang telah disusun dan divalidasi ahli, termasuk mengakomodasi masukan atau
saran perbaikannya.
5. Tahapan kelima, uji coba lapangan dalam evaluasi pembelajaran di kelas, perangkat yang
telah direvisi digunakan untuk mengakses, mengevaluasi, dan menilai pembelajaran
sehingga diketahui nilai proses dan hasil pembelajaran di kelas tempat uji coba.
6. Tahap keenam, revisi berdasarkan hasil uji coba lapangan. Pengembang merevisi
perangkat asesmen sehingga menghasilkan perangkat final yang sangat bagus, siap
digunakan untuk perangkat asesmen, evaluasi, dan penilaian pembelajaran.

Dalam pengembangan instrumen tes agar dihasilkan instrumen yang valid dan berkualitas,
terdapat langkah-langkah pengembangan sebagai berikut:
1. Menentukan Tujuan
Tujuan yang ditentukan dalam hal ini mempunyai dua dimensi, yaitu:
a. Tujuan pembelajaran yang diukur dan dinilai Dimensi pertama ini merujuk pada
berbagai macam ranah dan sub ranah, yang menjadi tujuan pembelajaran selama
jangka waktu tertentu. Jika tujuan-tujuan itu telah dirumuskan sebelumnya,
seperti dalam Satuan Pelajaran, langkah penentuan tujuan ini berarti memilih
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) yang telah diupayakan untuk dicapai
dalam proses pembelajaran, untuk djadikan objek pengukuran dan kriteria
keberhasilan dalam penilaian.
b. Tujuan dilaksanakannya evaluasi Evaluator harus mengetahui tujuan
evaluasinya secara jelas. Misalnya, apakah untuk formatif, diagnostik, seleksi
ataukah sumatif. Dengan tujuan evaluasi yang berbeda, meskipun dengan ruang
lingkup ranah dan materi yang sama, instrumen yang dikembangkan juga
berbeda.
2. Mengembangkan Spesifikasi Instrumen
Setelah tujuan ditentukan dengan jelas, langkah berikutnya adalah mengembangkan
spesifikasi instrumen. Tujuan utama mengembangkan spesifikasi ini, sebagaimana
dijelaskan oleh Gronlund & Linn (1990:112) adalah “Top provide assurance that a
classroom test will measure a representative sample of instructionally relevant tasks”,
salah satu alat yang dapat dipakai untuk kepentingan iini adalah pembuatan kisis-kisi
tes/instrumen atau juga disebut tabel spesifikasi atau tes blueprint. Kisi-kisi ini dibuat
untuk “merumuskan setepat mungkin ruang lingkup dan tekanan tes dan bagian-
bagiannya, sehingga perumusan tersebut dapat menjadi petunjuk yang efektif bagi si
penyusun tes (Suryabrata,1987:7).
Langkah-langkah pembuatan kisi-kisi tes adalah sebagai berikut :
a. Tentukanlah jumlah butir yang akan dibuat dalam satu tes, beberapa objektif,
dan beberapa subjektif. Penentuan jumlah butir ini dengan mempertimbangkan
banyaknya materi dan waktu yang tersedia untuk mengerjakan tes tersebut.
b. Buatlah tabel atau matriks dua arah, kolom untuk kemampuan berfikir dan baris
untuk pokok bahasan
c. Distribusikanlah butir-butir tes tersebut ke dalam baris/kolom secara
proporsional, dengan mempertimbangkan karakteristik bidang studi, dan fokus
serta urgensi pokok bahasan atau kemampuan berfikir tertentu.
3. Memilih Jenis dan Tipe Instrumen
Jenis dan tipe instrumen yang dapat dipakai dalam pengukuran dan penilaian
pendidikan memang sangat beragam. Pemilihan jenis dan tipe instrumen harus
dilakukan dengan hati-hati sehingga tujuan evaluasi dapat dicapai dengan baik. Karena
itu, pertimbangan-pertimbangan berikut ini perlu dierhatikan:
a. Tujuan pembelajaran apa sajakah yang akan dicakup atau dijadikan objek
pengukuran
b. Pendekatan apakah yang digunakan dalam skoring, dan sejauh manakah
objektifitas diperlukan dalam skoring itu
c. Bagaimana penyelenggaraan dan pelaksaan pengukuran (administrasi) akan
dilakukan
d. Bagaimanakah dan format apakah yang akan dipilih dalam proses pengadaan
instrumen.
4. Mempersiapkan Kisi-kisi Instrumen
Mempersiapkan dan membuat instrumen pengukuran bukanlah pekerjaan ringan,
bahkan membutuhkan berbagai kombinasi kemampuan khusus. Dalam hal ini menurut
Sumadi Suryabrata (1987:28), untuk dapat melakukan tugas ini dengan baik, ada 5
kemampuan khusus yang harus dimiliki, yaitu:
a. Penguasaan materi yang diteskan/diukur
b. Kesadaran mengenai tata-tata nilai yang mendasari pendidikan
c. Pemahaman tentang karakteristik peserta didik yang diukur
d. Kemampuan membahasakan gagasan
e. Penguasaan teknik penulisan instrumen
5. Uji Coba Instrumen
Instrument yang sudah disusun perlu diujicobakan untuk diperbaiki, direvisi agar
supaya kualitasnya semakin baik. Semakin banyak frekuensi ujicoba dan revisinya,
semakin bagus kualitas instrument yang dikembangkan itu. Secara umum, saran-saran
Mehrens & Lehmam (1984:85-87) berikut ini sangat bermanfa’at untuk diikuti ketika
mengembangkan instrument:
a. Tentukan tujuan-tujuan pembelajaran dengan hati-hati
b. Persiapkan table spesifikasi, dan pakailah selalu sebagai acuan saat menulis
item-item instrumen
c. Formulasikan item yang jelas, tidak kabur, dan tidak bertele-tele
d. Jika berupa tes hasil belajar, pastikan item-itemnya berasal dari materi yang
sudah diajarkan
e. Usahakan terbebas dari bias, karena tradisi, jenis kelamin, dan sebagainya
f. Persiapkan kunci scoring saat penulisan item itu juga, bila untuk hasil belajar
g. Persiapkan item lebih banyak dari yang dibutuhkan
h. Persiapkan item-item ini sedini mungkin, sehingga ada waktu untuk merevisi

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan tes menurut Arifin (2012. Hlm.
121), yaitu : aspek yang hendak diukur, pihak penyusun, tujuan penggunaan tes, sampel,
kesahihan dan keandalan, pengadministrasian, cara menskor, kunci jawaban, tabel skor
mentah, dan penafsiran.

Anda mungkin juga menyukai