&
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN DALAM AKUNTANSI
PEMERINTAHAN
Oleh :
Nama Kelompok :
1. I Gusti Agung Yuda Yasendra 1802021982
2. I Kadek Tista Arsana 1802022007
3. I Kadek Aris Diana Putra 1802022028
4. Ni Wayan Rista Devitriana 1802022035
5. Ni Kadek Oktaviani 1802022074
6. I Gusti Ngurah Agus Tresna Wijaya 1802022072
7. Ni Putu Ayu Fitri Swandewi 1802022041
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Penulis
DAFTAR ISI
i
HALAMAN JUDUL
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................15
3.2 Saran.............................................................................................................................15
DAFTAR ISI.......................................................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan kegiatan pemerintahan atau dikenal akuntansi sektor publik dan organisasi
non-laba terus meningkat sejalan dengan perkembangan kegiatan pembangunan, globalisasi dan
era informasi. Dalam melaksanakan kegiatan yang semakin rumit, informasi memegang peranan
semakin penting. Salah satu informasi yang dibutuhkan adalah informasi akuntansi sektor publik,
baik untuk tujuan pertanggungjawaban maupun manajerial.
Akuntansi sektor publik memiliki kaitan yang erat dengan penerapan dan perlakuan
akuntansi pada domain publik. Peranan akuntansi sektor publik ditujukan untuk memberikan
pelayanan publik dalam rangka memenuhi kebutuhan publik. Beberapa tugas dan fungsi sektor
publik sebenarnya dapat juga dilakukan swasta. Akan tetapi, untuk peranan dan tugas tertentu
keberadaan sektor publik tidak dapat diganti oleh sektor swasta. Dalam beberapa hal, akuntansi
sektor publik berbeda dengan akuntansi pada sektor swasta. Perbedaan sifat dan karakteristik
akuntansi sektor publik dan sektor swasta disebabkan karena adanya perbedaan lingkungan yang
mempengaruhi. Perbedaan sifat dan karakteristik sektor publik dengan sektor swasta dapat
dilihat dari beberapa hal, yaitu: tujuan organisasi, sumber pembiayaan, pola
pertanggungjawaban, struktur kelembagaan, karakterisik anggaran, stakeholder yang
dipengaruhi, sistem manajemen/akuntansi.
Tujuan akuntansi diarahkan untuk mencapai hasil tertentu, dan hasil tersebut harus
memiliki manfaat. Akuntansi yang digunakan pada sektor swasta maupun sektor publik
mempunyai tujuan yang berbeda. Dari persepektif ilmu ekonomi, sektor publik dapat dipahami
sebagai suátu entitas yaitu aktivitasnya berhubungan dengan usaha untuk menghasilkan barang
dan pelayanan publik dalam rangka memenuhi kebutuhan dan hak publik. Sejalan dengan
perspektif ilmu ekonomi tersebut, tujuan akuntansi sektor publik adalah untuk memberikan
pelayanan publik dalam rangka memenuhi kebutuhan publik.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa perbedaan ASP dengan Akunatnsi Sektor Swasta?
2. Bagaimana pelaporan keuangan Sektor Publik versus Sektor Swasta?
3. Mengapa Akuntansi Sektor Publik tertinggal dari Akuntasi Bisnis?
4. Bagaimana pengakuan dan pengukuran Pendapatan?
5. Bagaimana pengakuan dan pengukuran Persediaan?
6. Bagaimana pengakuan dan pengukuran Investasi?
7. Bagaimana pengakuan dan pengukuran Asset Tetap?
8. Bagaimana pengakuan dan pengukuran Kewajiban?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui perbedaan ASP dengan Akunatnsi Sektor Swasta
2. Untuk mengetahui pelaporan keuangan Sektor Publik versus Sektor Swasta
3. Untuk mengetahui Akuntansi Sektor Publik tertinggal dari Akuntasi Bisnis
4. Untuk mengetahui pengakuan dan pengukuran Pendapatan
5. Untuk mengetahui pengakuan dan pengukuran Persediaan
6. Untuk mengetahui pengakuan dan pengukuran Investasi
7. Untuk mengetahui pengakuan dan pengukuran Asset Tetap
8. Untuk mengetahui pengakuan dan pengukuran Kewajiban
BAB II
PEMBAHASAN
3
earnings) dan modal pemilik perusahaan. Sumber pembiayaan eksternal antara lain
utang bank, penerbitan obligasi, dan saham untuk mendapatkan dana dari publik.
3. Bentuk Pertanggungjawaban
4. Struktur Lembaga/Organisasi
Organisasi sektor publik juga berbeda dengan sektor swasta dari segi
kelembagaan. Struktur organisasi sektor publik bersifat birokratis, kaku, dan hirarkis.
Struktur organisasi sektor swasta lebih fleksibel karena bisa mengalami perubahan
sesuai kondisi. Faktor utama yang membedakan sektor publik dengan sektor swasta
adalah pengaruh politik yang tinggi pada lembaga sektor publik sehingga organisasi
akan berpengaruh terhadap struktur organisasi. Struktur lembaga memengaruhi
fungsi laporan keuangan, manfaat laporan keuangan, dan pembukuan transaksi
terutama dari segi modal dan biaya yang dikeluarkan oleh badan usaha atau lembaga
pemerintah.
5
Laporan keuangan pemerintah berbeda dengan laporan keuangan sektor swasta dalam
beberapa hal. Perbedaan tersebut meliputi perbedaan jenis-jenis laporan keuangan,
elemen laporan keuangan, tujuan laporan keuangan, dan teknik akuntansi yang
digunakan. Sektor akuntansi pada kedua sektor tersebut tidak memiliki perbedaan yang
signifikan. Untuk memudahkan, berikut tabel perbandingan laporan keuangan
pemerintah dengan sektor swasta.
6
yang jumlahnya sangat besar. Namun, sampai akhir Orde Baru, Standar Akuntansi
Keuangan Pemerintah tidak pernah ada. Jadi, pada tahun 1990-an bberapa pakar keuangan
sudah “obsollete” sebelum dapat diterapkan. Pada tahun 2005, Standar Akuntansi
Pemerintah baru bisa dihasilkan dengan sejumlah kritik mengikutinya.
b. Standar Audit Pemerintahan pada tahun 1990-an baru ada dua buah, yaitu satu yang
dikeluarkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan RI dan di pihak lain, BPKP sebagai Aparat
Pengawas Internal Pemerintah juga mengeluarkan Standar Audit. Pada tahun 2008, melalui
SK Ketua BPK No. 1 Tahun 2008, dikeluarkan Standar Pemeriksa Keuangan Negara.
c. Pada organisasi publik selain pemerintah ada SAK No. 45 tentang standar akuntansi
untuk entitas nirlaba.
8
B. Pengukuran Persediaan
Nilai persediaan meliputi seluruh belanja yang dikeluarkan sampai suatu barang
persediaan tersebut dapat dipergunakan. Dalam PSAP 5 dalam paragraf 18 dikatakan bahwa
persediaan disajikan sebesar:
(c) Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan;
A. Pengakuan Investasi
Investasi diakui saat terdapat pengeluaran kas atau aset lainnya yang dapat
memenuhi kriteria sebagai berikut:
a) memungkinkan pemerintah daerah memperoleh manfaat ekonomik dan manfaat sosial atau
jasa potensial di masa depan; atau
b) nilai perolehanatau nilai wajar investasi dapat diukur secara memadai/andal(reliable).
Ketika pengakuan investasiitu terjadi,maka fungsi akuntansi PPKD membuat
jurnal pengakuan investasi. Untuk pengakuan investasi jangka pendek, jurnal tersebut
mencatat investas ijangka pendek di debit dan kas di kas daerah di kredit (jika tunai)
berdasarkan dokumen sumber yang relevan. Sementara itu, untuk pengakuan investasi
jangka panjang, jurnal tersebut mencatat investasi jangka panjang di debit dan kas di kas
daerah di kredit (jika tunai). Selain itu, untuk investasi jangka panjang, pemerintah daerah
juga mengakui terjadinya pengeluaran pembiayaan dengan menjurnal pengeluaran
pembiayaan-penyertaan modal/investasi pemerintah daerahdi debit dan perubahan SAL di
kredit.
B. Pengukuran Investasi
Pengukuran investasi berbeda-beda berdasarkan jenis investasinya. Berikut ini akan
dijabarkan pengukuran investasi untuk masing-masing jeni Pengukuran investasi jangka
pendek:
a) Investasi dalam bentuk surat berharga :
9
Apabila terdapat nilai biaya perolehannya, makadicatat sebesar biaya perolehan yang
di dalamnya mencakup harga investasi, komisi, jasa bank, dan biaya lainnya.
Apabila tidak terdapat biaya perolehannya, maka dicatat sebesar nilai wajar atau harga
pasarnya.b.Investasi dalam bentuk non saham dicatat sebesar nilai nominalnya,
misalnya deposito berjangka waktu 6 bulan.
b) Pengukuran investasi jangka panjang:
Investasi permanen dicatat sebesar biaya perolehannya meliputi harga transaksi
investasi berkenaan ditambah biaya lain yang timbul dalam rangka perolehan investasi
berkenaan.
Investasi nonpermanen: 1). Investasi yang dimaksudkan tidak untuk dimiliki
berkelanjutan, dinilai sebesar nilai perolehannya. 2). Investasi dalam bentuk dana
talangan untuk penyehatan perbankan yang akan segera dicairkan dinilai sebesar nilai
bersih yang dapat direalisasikan. 3). Penanaman modal di proyek-proyek
pembangunan pemerintahdaerah(seperti proyek PIR) dinilai sebesar biaya
pembangunan termasuk biaya yang dikeluarkan untuk perencanaan dan biaya lain
yang dikeluarkan dalam rangka penyelesaian proyek sampai proyek tersebut
diserahkan ke pihak ketiga.
c) Pengukuran investasi yang diperoleh dari nilai aset yang disertakan sebagai investasi
pemerintahdaerah, dinilai sebesarbiaya perolehan, atau nilai wajar investasi tersebut jika
harga perolehannya tidak ada.
d) Pengukuran investasi yang harga perolehannyadalam valuta asing harus dinyatakan dalam
rupiah dengan menggunakan nilai tukar (kurs tengah bank sentral) yang berlaku
padatanggal transaksi.
10
Dalam menentukan apakah suatu aset tetap mempunyai manfaat lebih dari 12 (dua
belas) bulan, suatu entitas harus menilai manfaat ekonomi masa depan yang dapat
diberikan oleh aset tetap tersebut, baik langsung maupun tidak langsung, bagi kegiatan
operasional pemerintah. Manfaat tersebut dapat berupa aliran pendapatan atau
penghematan belanja bagi pemerintah. Manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke
suatu entitas dapat dipastikan bila entitas tersebut akan menerima manfaat dan menerima
risiko terkait. Kepastian ini biasanya hanya tersedia jika manfaat dan risiko telah diterima
entitas tersebut. Sebelum hal ini terjadi, perolehan aset tidak dapat diakui.
Tujuan utama dari perolehan aset tetap adalah untuk digunakan oleh pemerintah dalam
mendukung kegiatan operasionalnya dan bukan dimaksudkan untuk dijual.
Pengakuan aset tetap akan andal bila aset tetap telah diterima atau diserahkan hak
kepemilikannya dan atau pada saat penguasaannya berpindah.
Saat pengakuan aset akan dapat diandalkan apabila terdapat bukti bahwa telah terjadi
perpindahan hak kepemilikan dan/atau penguasaan secara hukum, misalnya sertifikat tanah
dan bukti kepemilikan kendaraan bermotor. Apabila perolehan aset tetap belum didukung
dengan bukti secara hukum dikarenakan masih adanya suatu proses administrasi yang
diharuskan, seperti pembelian tanah yang masih harus diselesaikan proses jual beli (akta)
dan sertifikat kepemilikannya di instansi berwenang, maka aset tetap tersebut harus diakui
pada saat terdapat bukti bahwa penguasaan atas aset tetap tersebut telah berpindah,
misalnya telah terjadi pembayaran dan penguasaan atas sertifikat tanah atas nama pemilik
sebelumnya
11
dapat diperoleh dari transaksi pihak eksternal dengan entitas tersebut untuk perolehan
bahan baku, tenaga kerja dan biaya lain yang digunakan dalam proses konstruksi.
Biaya perolehan aset tetap yang dibangun dengan cara swakelola meliputi biaya
langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya tidak langsung termasuk biaya
perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua
biaya lainnya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan aset tetap tersebut.
12
4. kejadian yang diakui pemerintah (government-acknowledged events).
B. Pengukuran Kewajiban
1. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Nilai nominal atas kewajiban pemerintah pada
saat pertama kali transaksi berlangsung seperti nilai yang tertera pada lembar surat utang
pemerintah.
Penggunaan nilai nominal dalam menilai kewajiban mengkuti karakteristik dari masing-
masing pos, contohnya utang bunga harus dicatat sebesar biaya bunga yang telah terjadi
dan belum dibayar.
2. Kewajiban dalam mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah,
dengan menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal neraca.
Selisih penjabaran pos utang pemerintah dalam mata uang asing antara tranggal transaksi
dan tanggal neraca dicatat sebagai kenaikan atau penurunan ekuitas periode berjalan.
Jika suatu transaksi dalam mata uang asing timbul dan diselesaikan dalam periode yang
sama, maka seluruh selisih kurs diakui pada periode tersebut. Namun jika timbul dan
diselesaikannya dalam beberapa periode yang berbeda, maka selisih kurs harus diakui
untuk setiap periode akuntansi dengan memperhitungkan perubahan kurs untuk masing-
masing periode
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Akuntansi sektor publik adalah sebagai sebuah lembaga atau badan yang melakukan
aktivitas untuk menghasilkan jasa berupa layanan publik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
(publik). Sedangkan sektor swasta adalah badan usaha komersil yang bertujuan untuk mencari
laba maksimal. Penggunaan akuntansi dalam kedua sektor tersebut tentu saja berbeda ditinjau
dari tujuan perusahaan/organisasi, sumber pendanaan, bentuk pertanggungjawaban, struktur
lembaga/organisasi,serta karakteristik dalam system akuntansi. Bentuk laporan keuangan sektor
publik pada dasarnya sama dengan laporan keuangan sektor swasta tetapi ada penyesuaian sifat
dan karakteristik sektor publik yang mengakomodasi kebutuhan pemakai laporan keuangan
sektor publik. Selain itu, laporan keuangan sektor publik juga memiliki batasan-batasan berupa
pertimbangan non moneter seperti pertimbangan sosial dan politik yang perlu diperhatikan.
Berdasarkan pembuktian yang ada, akuntansi sector public sangat jauh ketinggalan dengan
akuntansi sector swasta yang ada di Indonesia.
Pengakuaan dan pengukuran dalam akuntansi pemerintah, baik pengakuan dan
pengukuran pendapatan, pengakuan dan pengukuran persedian, pengakuan dan pengukuran
investasi, pengakuan dan pengukuran asset tetap, serta pengakuan dan pengukuran kewajiban
diatur oleh ketentuan tertentu serta metode masing masing dalam pengukurannya
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna,
untuk kedepannya penulis akan lebih fokus menjelaskan materi di atas dengan sumber-sumber
yang lebih lengkap. Penulis berharap makalah ini berguna bagi para pembaca. Dengan itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar makalah ini menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
14
https://dosenakuntansi.com/perbedaan-akuntansi-sektor-publik-dengan-akuntansi-sektor-
swasta
https://www.jurnal.id/id/blog/2018-mengenal-laporan-keuangan-sektor-publik-dan-
perbedaannya-dengan-laporan-keuangan-sektor-swasta/
https://cacingkurcaci.blogspot.com/2016/12/komparasi-akuntansi-sektor-publik-dan.html
http://eprints.mdp.ac.id/1160/1/Jurnal%20Sela.pdf
https://jagoakuntansi.com/2014/11/13/persediaan-dalam-akuntansi-pemerintahan/
http://keuda.kemendagri.go.id/asset/dataupload/paparan/modul-penerapan-akuntansi-
berbasis-akrual/modul2/08.Kebijakan-Akuntansi-Investasi.pdf
https://www.wikiapbn.org/pernyataan-standar-akuntansi-pemerintahan-nomor-07/
http://www.wikiapbn.org/pernyataan-standar-akuntansi-pemerintahan-nomor-09/
15