Anda di halaman 1dari 18

PERBANDINGAN ASP DENGAN AKUNTANSI BISNIS

&
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN DALAM AKUNTANSI
PEMERINTAHAN

Oleh :

Nama Kelompok :
1. I Gusti Agung Yuda Yasendra 1802021982
2. I Kadek Tista Arsana 1802022007
3. I Kadek Aris Diana Putra 1802022028
4. Ni Wayan Rista Devitriana 1802022035
5. Ni Kadek Oktaviani 1802022074
6. I Gusti Ngurah Agus Tresna Wijaya 1802022072
7. Ni Putu Ayu Fitri Swandewi 1802022041

UNIVERSITAS HINDU INDONESIA


TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Denpasar, September 2019

Penulis

DAFTAR ISI
i
HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................2

1.3 Tujuan ..........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Perbandingan ASP dengan Akuntansi Bisnis

2.1.1 Perbedaan ASP dengan Akuntansi Sektor Swasta..............................................3

2.1.2 Pelaporan Keuangan Sektor Publik versus Sektor Swasta.................................5

2.1.3 Akuntansi Sektor Publik yang tertinggal dari Akuntansi Biaya.........................7

2.2 Pengakuan dan Pengkuran dalam Akuntansi Pemerintah

2.2.1 Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan.............................................................7

2.2.2 Pengakuan dan Pengukuran Pesediaan...............................................................8

2.2.3 Pengakuan dan Pengukuran Investasi.................................................................9

2.2.4 Pengakuan dan Pengukuran Aset Tetap..............................................................11

2.2.5 Pengakuan dan Pengukuran Kewajiban..............................................................13

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan...................................................................................................................15

3.2 Saran.............................................................................................................................15

DAFTAR ISI.......................................................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan kegiatan pemerintahan atau dikenal akuntansi sektor publik dan organisasi
non-laba terus meningkat sejalan dengan perkembangan kegiatan pembangunan, globalisasi dan
era informasi. Dalam melaksanakan kegiatan yang semakin rumit, informasi memegang peranan
semakin penting. Salah satu informasi yang dibutuhkan adalah informasi akuntansi sektor publik,
baik untuk tujuan pertanggungjawaban maupun manajerial.
Akuntansi sektor publik memiliki kaitan yang erat dengan penerapan dan perlakuan
akuntansi pada domain publik. Peranan akuntansi sektor publik ditujukan untuk memberikan
pelayanan publik dalam rangka memenuhi kebutuhan publik. Beberapa tugas dan fungsi sektor
publik sebenarnya dapat juga dilakukan swasta. Akan tetapi, untuk peranan dan tugas tertentu
keberadaan sektor publik tidak dapat diganti oleh sektor swasta. Dalam beberapa hal, akuntansi
sektor publik berbeda dengan akuntansi pada sektor swasta. Perbedaan sifat dan karakteristik
akuntansi sektor publik dan sektor swasta disebabkan karena adanya perbedaan lingkungan yang
mempengaruhi. Perbedaan sifat dan karakteristik sektor publik dengan sektor swasta dapat
dilihat dari beberapa hal, yaitu: tujuan organisasi, sumber pembiayaan, pola
pertanggungjawaban, struktur kelembagaan, karakterisik anggaran, stakeholder yang
dipengaruhi, sistem manajemen/akuntansi.
Tujuan akuntansi diarahkan untuk mencapai hasil tertentu, dan hasil tersebut harus
memiliki manfaat. Akuntansi yang digunakan pada sektor swasta maupun sektor publik
mempunyai tujuan yang berbeda. Dari persepektif ilmu ekonomi, sektor publik dapat dipahami
sebagai suátu entitas yaitu aktivitasnya berhubungan dengan usaha untuk menghasilkan barang
dan pelayanan publik dalam rangka memenuhi kebutuhan dan hak publik. Sejalan dengan
perspektif ilmu ekonomi tersebut, tujuan akuntansi sektor publik adalah untuk memberikan
pelayanan publik dalam rangka memenuhi kebutuhan publik.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa perbedaan ASP dengan Akunatnsi Sektor Swasta?
2. Bagaimana pelaporan keuangan Sektor Publik versus Sektor Swasta?
3. Mengapa Akuntansi Sektor Publik tertinggal dari Akuntasi Bisnis?
4. Bagaimana pengakuan dan pengukuran Pendapatan?
5. Bagaimana pengakuan dan pengukuran Persediaan?
6. Bagaimana pengakuan dan pengukuran Investasi?
7. Bagaimana pengakuan dan pengukuran Asset Tetap?
8. Bagaimana pengakuan dan pengukuran Kewajiban?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui perbedaan ASP dengan Akunatnsi Sektor Swasta
2. Untuk mengetahui pelaporan keuangan Sektor Publik versus Sektor Swasta
3. Untuk mengetahui Akuntansi Sektor Publik tertinggal dari Akuntasi Bisnis
4. Untuk mengetahui pengakuan dan pengukuran Pendapatan
5. Untuk mengetahui pengakuan dan pengukuran Persediaan
6. Untuk mengetahui pengakuan dan pengukuran Investasi
7. Untuk mengetahui pengakuan dan pengukuran Asset Tetap
8. Untuk mengetahui pengakuan dan pengukuran Kewajiban

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perbandingan ASP dengan Akuntansi Bisnis


2.1.1 Perbedaan ASP dengan Akuntansi Sektor Swasta
2
Perkembangan Akuntansi sektor publik sedang diproses untuk menjadi sebuah
disiplin ilmu karena dahulu istilah sektor publik dinilai terlalu luas. Dari segi ilmu
ekonomi, ciri ciri akuntansi sektor publik didefinisikan sebagai sebuah lembaga atau
badan yang melakukan aktivitas untuk menghasilkan jasa berupa layanan publik untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat (publik). Sedangkan sektor swasta adalah badan usaha
komersil yang bertujuan untuk mencari laba maksimal. Penggunaan akuntansi dalam
kedua sektor tersebut tentu saja berbeda karena bentuk dan tujuan lembaga atau
organisasi juga berbeda. Berikut ini perbedaan akuntansi sektor publik dengan akuntansi
sektor swasta yang harus diketahui.

1. Tujuan Perusahaan atau Organisasi


Tujuan organisasi sektor publik berbeda dengan sektor swasta, yaitu mendapatkan
laba. Sektor swasta memiliki tujuan untuk memaksimumkan laba (profit motive),
sedangkan sektor publik tidak mementingkan laba asalkan pelayanan publik dapat
diberikan secara maksimal. Sektor publik juga memiliki tujuan finansial tetapi berbeda
secara filosofis, konseptual, dan operasional dengan sektor swasta. Berdasarkan tujuan
yang berbeda tersebut, maka pembukuan dan pencatatan transaksi keuangan juga
berbeda. Pada sektor publik umumnya tidak ada laporan laba rugi, sedangkan pada
sektor swasta harus ada laporan laba rugi sehingga bisa diketahui maju atau
mundurnya perusahaan dan kondisi riil perusahaan tersebut.
2. Sumber Pendanaan

Sumber pendanaan organisasi atau perusahaan sesuai istilah manajemen keuangan


disebut struktur modal atau sumber pembiayaan. Sumber pembiayaan sektor publik
tentu saja berbeda dengan sektor swasta dari segi bentuk, jenis dan tingkat risiko.
Sektor publik memiliki sumber pendanaan yang berasal dari pajak dan
retribusi, charging for service, laba badan usaha milik negara, pinjaman pemerintah
berupa utang luar negeri dan obligasi serta pendapatan lain-lain yang sah dan tidak
bertentangan dengan peraturan undang-undang yang ditetapkan. Sektor swasta
memiliki 2 sumber pembiayaan, yaitu internal dan eksternal. Sumber pembiayaan
internal meliputi bagian laba yang diinvestasikan kembali ke perusahaan (retained

3
earnings) dan modal pemilik perusahaan. Sumber pembiayaan eksternal antara lain
utang bank, penerbitan obligasi, dan saham untuk mendapatkan dana dari publik.

3. Bentuk Pertanggungjawaban

Pihak manajemen sektor swasta memiliki tanggungjawab kepada pemilik


perusahaan (pemegang saham) dan kreditor sesuai dana (modal) yang diberikan.
Pada sektor publik, pihak manajemen bertanggung jawab kepada masyarakat karena
sumber dana yang dipakai oleh organisasi sektor publik berasal dari
masyarakat (public funds). Pola pertanggungjawaban lembaga sektor publik bersifat
ganda berupa vertikal dan horizontal. Pertanggungjawaban vertikal (vertical
accountability) berupa tugas pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi,
yakni pemerintah pusat. Pertanggungjawaban horizontal (horizontal
accountability) berupa pelayanan kepada masyarakat.

4. Struktur Lembaga/Organisasi

Organisasi sektor publik juga berbeda dengan sektor swasta dari segi
kelembagaan. Struktur organisasi sektor publik bersifat birokratis, kaku, dan hirarkis.
Struktur organisasi sektor swasta lebih fleksibel karena bisa mengalami perubahan
sesuai kondisi. Faktor utama yang membedakan sektor publik dengan sektor swasta
adalah pengaruh politik yang tinggi pada lembaga sektor publik sehingga organisasi
akan berpengaruh terhadap struktur organisasi. Struktur lembaga memengaruhi
fungsi laporan keuangan, manfaat laporan keuangan, dan pembukuan transaksi
terutama dari segi modal dan biaya yang dikeluarkan oleh badan usaha atau lembaga
pemerintah.

5. Karakteristik Anggaran dan Sistem Akuntansi

Sector publik harus melakukan publikasi tentang rencana anggaran kepada


masyarakat sehingga bisa dikritisi dan didiskusikan karena bersifat terbuka
(transparan). Anggaran bukan rahasia negara tetapi harus diketahui oleh masyarakat
(pulik). Pada sektor swasta, anggaran bersifat tertutup dan rahasia perusahaan.
4
Sistem akuntansi yang dipakai biasa digunakan pada sektor swasta adalah akuntansi
berbasis akrual (accrual accounting). Sektor publik lebih banyak memakai sistem
akuntansi berbasis kas (cash accounting).

2.1.2 Pelaporan Keuangan Sektor Publik versus Sektor Swasta


a. Laporan Keuangan Sektor Publik
Bentuk laporan keuangan sektor publik pada dasarnya sama dengan laporan
keuangan sektor swasta tetapi ada penyesuaian sifat dan karakteristik sektor
publik yang mengakomodasi kebutuhan pemakai laporan keuangan sektor
publik. Selain itu, laporan keuangan sektor publik juga memiliki batasan-
batasan berupa pertimbangan non moneter seperti pertimbangan sosial dan
politik yang perlu diperhatikan.
Laporan keuangan yang harus dibuat oleh organisasi sektor publik meliputi
laporan keuangan formal, seperti Laporan Surplus/Defisit, Laporan Realisasi
Anggaran, Laporan Laba/Rugi, Laporan Arus Kas, Neraca serta Laporan
Kinerja yang dinyatakan dalam ukuran finansial dan non finansial.

b. Tujuan & Fungsi Laporan Keuangan Sektor Publik


Secara umum, terdapat 6 tujuan dan fungsi laporan keuangan sektor publik,
yaitu:
1. Kepatuhan dan pengelolaan (compliance and stewardship)
2. Akuntabilitas dan pelaporan retrospektif (accountability and retrospective
reporting)
3. Perencanaan dan informasi otorisasi (planning and authorization information)
4. Kelangsungan organisasi (viability)
5. Hubungan masyarakat (public relation)
6. Sumber fakta dan gambaran (source of facts and figures)

c. Perbedaan Laporan Keuangan Sektor Publik dengan Sektor Swasta

5
Laporan keuangan pemerintah berbeda dengan laporan keuangan sektor swasta dalam
beberapa hal. Perbedaan tersebut meliputi perbedaan jenis-jenis laporan keuangan,
elemen laporan keuangan, tujuan laporan keuangan, dan teknik akuntansi yang
digunakan. Sektor akuntansi pada kedua sektor tersebut tidak memiliki perbedaan yang
signifikan. Untuk memudahkan, berikut tabel perbandingan laporan keuangan
pemerintah dengan sektor swasta.

Laporan Keuangan Sektor Publik Laporan Keuangan Sektor Swasta

 Fokus finansial dan politik  Fokus finansial


 Kinerja diukur secara finansial dan non-finansial  Sebagian besar kinerja diukur secara
 Pertanggungjawaban kepada parlemen dan
finansial
masyarakat luas  Pertanggungjawaban kepada pemegang
 Berfokus pada bagian organisasi
saham dan kreditur
 Melihat ke masa depan secara detail
 Berfokus pada organisasi secara
 Aturan pelaporan ditentukan oleh departemen
keseluruhan
keuangan
 Tidak dapat melihat masa depan secara
detail
 Aturan pelaporan ditentukan oleh

 Laporan diperiksa oleh treasury undang-undang, standar akuntansi, pasar


modal, dan praktik akuntansi
 Cash accounting  Laporan keuangan diperiksa oleh
auditor independen
 Accrual accounting

2.1.3 Akuntansi Sektor Publik yang tertinggal dari Akuntansi Bisnis


Akuntansi sektor publik di Indonesia sangat jauh tertinggal jika dibandigkan dengan
akuntansi sektor swasta, pernyataan ini bukan hanya untuk merendahkan atau santun, tetapi
ketertinggalan itu adalah riil. Pembuktiannya adalah :

a. Pemerintah indonesia belum memiliki semua infrastruktur akuntansi keuangan yang


dibutuhkan. Sejak tahun 1980-an, pemerintah telah memperoleh dana bantuan Bank Dunia

6
yang jumlahnya sangat besar. Namun, sampai akhir Orde Baru, Standar Akuntansi
Keuangan Pemerintah tidak pernah ada. Jadi, pada tahun 1990-an bberapa pakar keuangan
sudah “obsollete” sebelum dapat diterapkan. Pada tahun 2005, Standar Akuntansi
Pemerintah baru bisa dihasilkan dengan sejumlah kritik mengikutinya.

b. Standar Audit Pemerintahan pada tahun 1990-an baru ada dua buah, yaitu satu yang
dikeluarkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan RI dan di pihak lain, BPKP sebagai Aparat
Pengawas Internal Pemerintah juga mengeluarkan Standar Audit. Pada tahun 2008, melalui
SK Ketua BPK No. 1 Tahun 2008, dikeluarkan Standar Pemeriksa Keuangan Negara.

c. Pada organisasi publik selain pemerintah ada SAK No. 45 tentang standar akuntansi
untuk entitas nirlaba.

2.2 Pengakuan dan Pengukuran Dalam Akuntansi Pemerintahan


2.2.1 Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan
Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi
(PSAK) No.23a.Pengakuan PendapatanKetentuan PSAK No.23 (2007, h.23.6) mengenai
pengakuan pendapatan atas transaksi penjualan jasa adalah sebagai berikut : bila suatu
transaksi yang meliputi penjualan jasa dapat diestimasi dengan andal, pendapatan
sehubungan dengan transaksi tersebut harus diakui dengan acuan pada tingkat
penyelesaian dari transaksi pada tanggal neraca”. Yang dimaksudkan andal menurut
PSAK No.23 (2007, h.23.6) adalah bila seluruh kondisi dibawah ini dipenuhi :
1) Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal
2) Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan
diperoleh perusahaan
3) Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat diukur dengan
andal
4) Biaya yang terjadi untuk transaksi tersebut dan biaya untuk menyelesaikan transaksi
tersebut dapat diukur dengan andal.b.Pengukuran PendapatanStandar Akuntansi
Keuangan (2007, h.23.3) menyatakan bahwa “pendapatan harus diukur dengan nilai
wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima”.Adapun penjelasannya lebih
lanjut dari pernyataan tersebut yang dikemukakan Standar Akuntansi Keuangan (2007,
7
h.23.3) adalah : Jumlah pendapatan yang relatif timbul dari suatu transaksi oleh
persetujuan antara perusahaan dan pembeli atau pemakai aktiva tersebut. Jumlah
tersebut diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima
perusahaan dikurangi diskon dagangan dan rabat volume yang diperbolehkan oleh
perusahaan. Pada umumnya, imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas dan
jumlah pendapatan adalah jumlah kas atau setara kas yang diterima atau dapat
diterima. Namun bila arus masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan, nilai wajar
dari imbalan tersebut mungkin krang dari jumlah nominal dari kas yang diterima atau
yang dapat diterima.

2.2.2 Pengakuan dan Pengukuran Persediaan


A. Pengakuan Persediaan
Persediaan diakui pada saat :
1. Potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh pemerintah dan mempunyai nilai
atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
2. Diterima atau hak kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah.

Persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik pada akhir periode


akuntansi. Untuk persediaan bahan baku dan perlengkapan yang dimiliki proyek
swakelola dan dibebankan ke akun konstruksi dalam pengerjaan, tidak diakui sebagai
persediaan.

Inventarisasi fisik terhadap persediaan dapat berupa penghitungan, pengukuran


atau penimbangan barang pada akhir masa pembukuan untuk menghitung jumlah
(kuantitas) suatu persediaan. Kemudian berdasarkan jumlah(kuantitas) tersebut diperoleh
suatu nilai rupiah persediaan yang bersangkutan untuk dimasukkan ke dalam pembukuan.
Inventarisasi fisik dilakukan pada setiap akhir periode akuntansi.

8
B. Pengukuran Persediaan

Nilai persediaan meliputi seluruh belanja yang dikeluarkan sampai suatu barang
persediaan tersebut dapat dipergunakan. Dalam PSAP 5 dalam paragraf 18 dikatakan bahwa
persediaan disajikan sebesar:

(a) Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian;

(b) Biaya standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;

(c) Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan;

2.2.3 Pengakuan dan Pengukuran Investasi

A. Pengakuan Investasi
Investasi diakui saat terdapat pengeluaran kas atau aset lainnya yang dapat
memenuhi kriteria sebagai berikut:
a) memungkinkan pemerintah daerah memperoleh manfaat ekonomik dan manfaat sosial atau
jasa potensial di masa depan; atau
b) nilai perolehanatau nilai wajar investasi dapat diukur secara memadai/andal(reliable).
Ketika pengakuan investasiitu terjadi,maka fungsi akuntansi PPKD membuat
jurnal pengakuan investasi. Untuk pengakuan investasi jangka pendek, jurnal tersebut
mencatat investas ijangka pendek di debit dan kas di kas daerah di kredit (jika tunai)
berdasarkan dokumen sumber yang relevan. Sementara itu, untuk pengakuan investasi
jangka panjang, jurnal tersebut mencatat investasi jangka panjang di debit dan kas di kas
daerah di kredit (jika tunai). Selain itu, untuk investasi jangka panjang, pemerintah daerah
juga mengakui terjadinya pengeluaran pembiayaan dengan menjurnal pengeluaran
pembiayaan-penyertaan modal/investasi pemerintah daerahdi debit dan perubahan SAL di
kredit.

B. Pengukuran Investasi
Pengukuran investasi berbeda-beda berdasarkan jenis investasinya. Berikut ini akan
dijabarkan pengukuran investasi untuk masing-masing jeni Pengukuran investasi jangka
pendek:
a) Investasi dalam bentuk surat berharga :

9
 Apabila terdapat nilai biaya perolehannya, makadicatat sebesar biaya perolehan yang
di dalamnya mencakup harga investasi, komisi, jasa bank, dan biaya lainnya.
 Apabila tidak terdapat biaya perolehannya, maka dicatat sebesar nilai wajar atau harga
pasarnya.b.Investasi dalam bentuk non saham dicatat sebesar nilai nominalnya,
misalnya deposito berjangka waktu 6 bulan.
b) Pengukuran investasi jangka panjang:
 Investasi permanen dicatat sebesar biaya perolehannya meliputi harga transaksi
investasi berkenaan ditambah biaya lain yang timbul dalam rangka perolehan investasi
berkenaan.
 Investasi nonpermanen: 1). Investasi yang dimaksudkan tidak untuk dimiliki
berkelanjutan, dinilai sebesar nilai perolehannya. 2). Investasi dalam bentuk dana
talangan untuk penyehatan perbankan yang akan segera dicairkan dinilai sebesar nilai
bersih yang dapat direalisasikan. 3). Penanaman modal di proyek-proyek
pembangunan pemerintahdaerah(seperti proyek PIR) dinilai sebesar biaya
pembangunan termasuk biaya yang dikeluarkan untuk perencanaan dan biaya lain
yang dikeluarkan dalam rangka penyelesaian proyek sampai proyek tersebut
diserahkan ke pihak ketiga.
c) Pengukuran investasi yang diperoleh dari nilai aset yang disertakan sebagai investasi
pemerintahdaerah, dinilai sebesarbiaya perolehan, atau nilai wajar investasi tersebut jika
harga perolehannya tidak ada.
d) Pengukuran investasi yang harga perolehannyadalam valuta asing harus dinyatakan dalam
rupiah dengan menggunakan nilai tukar (kurs tengah bank sentral) yang berlaku
padatanggal transaksi.

2.2.4 Pengakuan dan Pengukuran Asset Tetap


A. Pengakuan Aset Tetap
Aset tetap diakui pada saat manfaat ekonomi masa depan dapat diperoleh dan nilainya
dapat diukur dengan handal. Untuk dapat diakui sebagai aset tetap harus dipenuhi kriteria
sebagai berikut :
1) Berwujud
2) Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan;
3) Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;
4) Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas; dan
5) Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan

10
Dalam menentukan apakah suatu aset tetap mempunyai manfaat lebih dari 12 (dua
belas) bulan, suatu entitas harus menilai manfaat ekonomi masa depan yang dapat
diberikan oleh aset tetap tersebut, baik langsung maupun tidak langsung, bagi kegiatan
operasional pemerintah. Manfaat tersebut dapat berupa aliran pendapatan atau
penghematan belanja bagi pemerintah. Manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke
suatu entitas dapat dipastikan bila entitas tersebut akan menerima manfaat dan menerima
risiko terkait. Kepastian ini biasanya hanya tersedia jika manfaat dan risiko telah diterima
entitas tersebut. Sebelum hal ini terjadi, perolehan aset tidak dapat diakui.

Tujuan utama dari perolehan aset tetap adalah untuk digunakan oleh pemerintah dalam
mendukung kegiatan operasionalnya dan bukan dimaksudkan untuk dijual.

Pengakuan aset tetap akan andal bila aset tetap telah diterima atau diserahkan hak
kepemilikannya dan atau pada saat penguasaannya berpindah.

Saat pengakuan aset akan dapat diandalkan apabila terdapat bukti bahwa telah terjadi
perpindahan hak kepemilikan dan/atau penguasaan secara hukum, misalnya sertifikat tanah
dan bukti kepemilikan kendaraan bermotor. Apabila perolehan aset tetap belum didukung
dengan bukti secara hukum dikarenakan masih adanya suatu proses administrasi yang
diharuskan, seperti pembelian tanah yang masih harus diselesaikan proses jual beli (akta)
dan sertifikat kepemilikannya di instansi berwenang, maka aset tetap tersebut harus diakui
pada saat terdapat bukti bahwa penguasaan atas aset tetap tersebut telah berpindah,
misalnya telah terjadi pembayaran dan penguasaan atas sertifikat tanah atas nama pemilik
sebelumnya

B. Pengukuran Aset Tetap


Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan
menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada
nilai wajar pada saat perolehan.
Pengukuran dapat dipertimbangkan andal bila terdapat transaksi pertukaran dengan
bukti pembelian aset tetap yang mengidentifikasikan biayanya. Dalam keadaan suatu aset
yang dikonstruksi/dibangun sendiri, suatu pengukuran yang dapat diandalkan atas biaya

11
dapat diperoleh dari transaksi pihak eksternal dengan entitas tersebut untuk perolehan
bahan baku, tenaga kerja dan biaya lain yang digunakan dalam proses konstruksi.
Biaya perolehan aset tetap yang dibangun dengan cara swakelola meliputi biaya
langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya tidak langsung termasuk biaya
perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua
biaya lainnya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan aset tetap tersebut.

2.2.5 Pengakuan dan Pengukuran Kewajiban


A. Pengakuan Kewajiban
Kewajiban diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya ekonomi
akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban yang ada sampai saat pelaporan, dan
perubahan atas kewajiban tersebut mempunyai nilai penyelesaian yang dapat diukur dengan
andal.
Keberadaan peristiwa masa lalu (dalam hal ini meliputi transaksi) sangat penting dalam
pengakuan kewajiban. Suatu peristiwa adalah terjadinya suatu konsekuensi keuangan terhadap
suatu entitas. Suatu peristiwa mungkin dapat berupa suatu kejadian internal dalam suatu entitas
seperti perubahan bahan baku menjadi suatu produk, ataupun dapat berupa kejadian eksternal
yang melibatkan interaksi antara suatu entitas dengan lingkungannya seperti transaksi dengan
entitas lain, bencana alam, pencurian, perusakan, kerusakan karena ketidaksengajaan.
Suatu transaksi melibatkan transfer sesuatu yang mempunyai nilai. Transaksi mungkin
berupa transaksi dengan pertukaran atau tanpa pertukaran. Pembedaan antara transaksi dengan
pertukaran atau tanpa pertukaran sangat penting untuk menentukan saat pengakuan kewajiban.
Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima oleh pemerintah atau dikeluarkan
oleh kreditur sesuai dengan kesepakatan, dan/atau pada saat kewajiban timbul.

Kewajiban dapat timbul dari:

1. transaksi dengan pertukaran (exchange transactions);


2. transaksi tanpa pertukaran (non-exchange transactions), sesuai hukum yang berlaku dan
kebijakan yang diterapkan, yang belum dibayar lunas sampai dengan saat tanggal
pelaporan;

3. kejadian yang berkaitan dengan pemerintah (government-related events);

12
4. kejadian yang diakui pemerintah (government-acknowledged events).

B. Pengukuran Kewajiban

1. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Nilai nominal atas kewajiban pemerintah pada
saat pertama kali transaksi berlangsung seperti nilai yang tertera pada lembar surat utang
pemerintah.

Penggunaan nilai nominal dalam menilai kewajiban mengkuti karakteristik dari masing-
masing pos, contohnya utang bunga harus dicatat sebesar biaya bunga yang telah terjadi
dan belum dibayar.

2. Kewajiban dalam mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah,
dengan menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal neraca.

Selisih penjabaran pos utang pemerintah dalam mata uang asing antara tranggal transaksi
dan tanggal neraca dicatat sebagai kenaikan atau penurunan ekuitas periode berjalan.

Jika suatu transaksi dalam mata uang asing timbul dan diselesaikan dalam periode yang
sama, maka seluruh selisih kurs diakui pada periode tersebut. Namun jika timbul dan
diselesaikannya dalam beberapa periode yang berbeda, maka selisih kurs harus diakui
untuk setiap periode akuntansi dengan memperhitungkan perubahan kurs untuk masing-
masing periode

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Akuntansi sektor publik adalah sebagai sebuah lembaga atau badan yang melakukan
aktivitas untuk menghasilkan jasa berupa layanan publik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
(publik). Sedangkan sektor swasta adalah badan usaha komersil yang bertujuan untuk mencari
laba maksimal. Penggunaan akuntansi dalam kedua sektor tersebut tentu saja berbeda ditinjau
dari tujuan perusahaan/organisasi, sumber pendanaan, bentuk pertanggungjawaban, struktur
lembaga/organisasi,serta karakteristik dalam system akuntansi. Bentuk laporan keuangan sektor
publik pada dasarnya sama dengan laporan keuangan sektor swasta tetapi ada penyesuaian sifat
dan karakteristik sektor publik yang mengakomodasi kebutuhan pemakai laporan keuangan
sektor publik. Selain itu, laporan keuangan sektor publik juga memiliki batasan-batasan berupa
pertimbangan non moneter seperti pertimbangan sosial dan politik yang perlu diperhatikan.
Berdasarkan pembuktian yang ada, akuntansi sector public sangat jauh ketinggalan dengan
akuntansi sector swasta yang ada di Indonesia.
Pengakuaan dan pengukuran dalam akuntansi pemerintah, baik pengakuan dan
pengukuran pendapatan, pengakuan dan pengukuran persedian, pengakuan dan pengukuran
investasi, pengakuan dan pengukuran asset tetap, serta pengakuan dan pengukuran kewajiban
diatur oleh ketentuan tertentu serta metode masing masing dalam pengukurannya

3.2 Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna,
untuk kedepannya penulis akan lebih fokus menjelaskan materi di atas dengan sumber-sumber
yang lebih lengkap. Penulis berharap makalah ini berguna bagi para pembaca. Dengan itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar makalah ini menjadi lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

14
https://dosenakuntansi.com/perbedaan-akuntansi-sektor-publik-dengan-akuntansi-sektor-
swasta

https://www.jurnal.id/id/blog/2018-mengenal-laporan-keuangan-sektor-publik-dan-
perbedaannya-dengan-laporan-keuangan-sektor-swasta/

https://cacingkurcaci.blogspot.com/2016/12/komparasi-akuntansi-sektor-publik-dan.html

http://eprints.mdp.ac.id/1160/1/Jurnal%20Sela.pdf

https://jagoakuntansi.com/2014/11/13/persediaan-dalam-akuntansi-pemerintahan/

http://keuda.kemendagri.go.id/asset/dataupload/paparan/modul-penerapan-akuntansi-
berbasis-akrual/modul2/08.Kebijakan-Akuntansi-Investasi.pdf

https://www.wikiapbn.org/pernyataan-standar-akuntansi-pemerintahan-nomor-07/

http://www.wikiapbn.org/pernyataan-standar-akuntansi-pemerintahan-nomor-09/

15

Anda mungkin juga menyukai