Keywords: ABSTRACT
Cross Infection,
Personal Protective Background: A cross infection is the displacement of the infection agents between
Equipment (PPE) patients and health officers. Knowledge and behaviors of using personal protective
equipment (PPE) are needed to prevent and control the infections. The aim of this
study is to find out the behaviors of the dentists in using PPE at RSIGM Sultan
Agung Semarang.
Method: This research is descriptive study using cross sectional approach. There
were 19 dentists as the respondents. It was using sampling technique. The data
collection was done by providing questionnaire concerning the knowledge and
observing the behaviors in using PPE. Statistical analysis used Spearman rho.
Result: The Spearman rho test obtained the sig value 0,043 (P<0,05) with a
correlation coefficient of 0,469. It can be concluded there is significant relationship
between the dentist knowledge on the use of PPE at RSIGM Sultan Agung
Semarang, with the strength of moderate relationships. Observation results of
dentist behavior showed: 42.2% had a moderate category.
Conclusion: Thus, it can be concluded that the knowledge is related to dentist
behaviors in using PPE is in moderate category. Moreover, the dentist behaviors
in using PPE can be influenced by several factors such as the lack of isolation
awareness, the surveillance of Prevention and Control of Infection (PPI), the PPI
education and training.
*Departemen Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Islam Sultan Agung Semarang,
**Program Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Korespondensi: drgarbianti@gmail.com
Sectional untuk melakukan analisis pengeta- pengetahuan dan perilaku dokter gigi terhadap
huan dokter gigi terhadap penggunaan APD penggunaan APD menggunakan uji korelasi
(Alat Perlindungan Diri). Spearman, dengan pertimbangan skala data
Variabel bebas dalam penelitian ini ada- ordinal dengan ordinal. Kesimpulan hasil data
lahpengetahuan dokter gigi. Variabel terikat jika nilai p < 0,05 maka dapat disimpulkan ter-
dalam penelitian ini adalah perilaku dokter dapat hubungan atau korelasi antara variabel
gigi terhadap penggunaan APD. Instrumen bebas dan terikat.
yang digunakan adalah lembar kuesioner ten-
tang pengetahuan dokter gigi yang diisi oleh HASIL PENELITIAN
responden dan lembar observasi (checklist)
yang terdiri dari perilaku dokter gigi terhadap Penelitian ini mengukur pengetahuan dok-
penggunaan APD. ter gigi terhadap penggunaan APD, menggu-
Tahap persiapan seperti uji validitas dan re- nakan sampel yang berjumlah 19 dokter gigi
liabilitas observer, lembar kuesioner dan peri- sebagai supervisor. Penyajian data dimulai
jinan Ethical Clearence dan Informed Consent dari pengetahuan dokter gigi terhadap peng-
dilakukan sebelum dilakukan penelitian. Tahap gunaan APD dan analisis uji korelasi Spear-
penelitian seperti pengumpulan data melalui man. Pengetahuan dokter gigi yang dilakukan
lembar kuesioner yang telah diisi oleh dokter pada penelitian ini yaitu dengan cara respon-
gigi yang telah menyetujui dilakukan penelitian den menjawab pertanyaan pada lembar kue-
dan melakukan pengamatan langsung pada sioner dan didapatkan hasil seperti berikut :
setiap tindakan dokter gigi sebagai supervisor. 1. Pengetahuan dokter gigi terhadap penggu-
Pengamatan dilakukan selama 4 hari di hari naan APD
yang berbeda tiap 1 dokter gigi yang bertugas Hasil analisa deskriptif pengetahuan dok-
sebagai supervisor di RSIGM Sultan Agung ter gigi terhadap penggunaan Alat Perlind-
Semarang. ungan Diri (APD) dengan menggunakan
Data yang diperoleh dalam penelitian ini tabel frekuensi data kategorik
Tabel 1. Distribusi kategori pengetahuan
Dari tabel 1 dan gambar 1, menunjukkan dan 36,9% dokter gigi berperilaku baik da-
bahwa tingkat pengetahuan dokter gigi ter- lam penggunaan APD.
hadap penggunaan APD dalam kategori 4. Hubungan Pengetahuan Dokter Gigi ten-
rendah (5,3%), kategori sedang (52,7%), tang Penggunaan Alat Perlindungan Diri
dan kategori tinggi (42,1%). (APD)
Berdasarkan tabel 4, dapat dilihat bahwa
2. Gambaran perilaku dokter gigi terhadap dokter gigi yang memiliki pengetahuan
penggunaan APD tentang APD dalam kategori sedang den-
Hasil gambaran perilaku terhadap peng- gan perilaku penggunaan APD dalam kat-
gunaaan APD yang dilakukan oleh Dokter egori rendah 33,3%, cukup 33,4% dan baik
Gigi 33,3%. Sementara itu, dokter gigi yang
3. Analisis deskriptif penggunaan APD memiliki pengetahuan tentang APD dalam
Hasil analisa deskriptif penggunaan APD kategori tinggi dengan perilaku penggu-
dengan menggunakan tabel frekuensi data naan APD dalam kategori cukup dan baik
kategorik. berjumlah masing – masing 50%.
Dari tabel 3 dan gambar 2, menunjukkan Berdasarkan tabel 5 dari uji korelasi Spear-
bahwa 21,1% dokter gigi berperilaku san- man,diperoleh nilai signifikansi sebesar
gat tidak baik dalam penggunaan APD, 0,043 atau (P<0,05).
42,2% dokter gigi berperilaku cukup baik
Tabel 2. Hasil Observasi penggunaan Alat Perlindungan Diri yang dilakukan oleh Dokter Gigi
Tabel 4. Tabulasi Silang Pengetahuan Dokter Gigi tentang Penggunaan Alat Perlindungan Diri (APD)
Tabel 5. Hubungan korelasi Pengetahuan Dokter Gigi tentang Penggunaan Alat Perlindungan Diri
(APD)
yaitu tata cara pengggunaan sarung tan- pa dokter gigi tidak menggunakan pakaian
gan yang baik setelah masker11. pelindung pada saat bertugas sebagai su-
Pengunaan sarung tangan oleh dok- pervisor. Penggunaan pakaian pelindung
ter gigi sesuai dengan ukuran tangan da- diharuskan apabila saat melakukan tinda-
lam kategori cukup. Penggunaan sarung kan5. Pakaian pelindung tersebut yang di-
tangan yang benar harus sesuai dengan maksudkan yaitu gown agar tidak terkena
ukuran tangan agar tidak kesulitan saat percikan darah maupun saliva saat take
melakukan tindakan pemeriksaan pada over pasien14.
pasien. Kebijakan dalam penggunan sa- 3. Analisis deskriptif penggunaan APD
rung tangan yang baik yaitu sesuai den- Analisis deskriptif perilaku dokter gigi
gan ukuran tangan untuk menjaga kese- terhadap penggunaan APD dalam peneli-
lamatan dari tenaga medis saatmelakukan tian in didapatkan jika perilaku dokter gigi
tindakan pada pasien12. rata – rata berperilaku cukup baik sekitar
Dokter gigi dalam menggunakan sa- 42,2% terhadap penggunaan APD.
rung tangan setiap memeriksa pasien Kepatuhan penggunaan APD masih ter-
dalam kategori baik. Hal ini merupakan golong rendah dapat disebabkan oleh bu-
kebiasaan yang diharuskan dalam peng- daya keselamatan yang belum tercipta da-
gunaan sarung tangan setiap memeriksa lam lingkungan kerja. Budaya keselamatan
pasien agar tidak terjadi kontaminasi sil- dipengaruhi oleh faktor perilaku, dan faktor
ang antara tenaga medis dengan pasien3. orang. Keberhasilan upaya pencegahan in-
Menurut pendapat lainnya, penggunaan feksi yang dilakukan oleh dokter gigi salah
sarung tangan setiap memeriksa dianjur- satunya penggunaan APD seperti masker,
kan oleh tenaga medis saat melakukan handscoon, dan pakaian pelindung15.
tindakan karena akan melindungi pemakai Analisa observasi tentang perilaku
dari mikroorganisme2. penggunaan Alat Perlindungan Diri dipen-
Kebiasaan dokter gigi membuang sa- garuhi beberapa faktor seperti tidak mele-
rung tangan pada tempat infeksius dalam pas sarung tangan terlebih dahulu setelah
kategori cukup. Penelitian ini dikatakan melepas masker, menyentuh bagian de-
dalam kategori cukup karena pada saat pan masker saat melepas masker, tidak
melakukan penelitian beberapa dokter gigi menggunakan sarung tangan terlebih da-
tidak mengganti sarung tangan dari pa- hulu setelah masker, tidak memakai sa-
sien satu ke pasien lainnya. Pemeriksaan rung tangan sesuai ukuran tangan, dan
pasien satu ke pasien lainnya diharuskan tidak membuang sarung tangan pada tem-
untuk mengganti sarung tangan dan mem- pat infeksius dikarenakan dokter gigi tidak
buang sarung tangan tersebut pada tem- mengganti sarung tangan dari pasien satu
pat infeksius setelah melakukan tindakan kepasien lainnya. Hal ini dapat menyebab-
ke pasien13. kan terjadinya kontaminasi silang16.
Penggunaan pakaian pelindung saat 4. Hubungan Pengetahuan Dokter Gigi ten-
melakukan supervisi pasien dokter gigi tang Penggunaan Alat Perlindungan Diri
muda dalam kategori sangat tidak baik. (APD)
Data tersebut didapatkan karena bebera- Hasil penelitian menunjukkan bah-
wa nilai koefisien korelasi Spearman rho han terhadap infeksi silang : Penelitian di Kota
Makassar’, pp. 1–7.
didapatkan nilai sig.0,043 dengan nilai koe- 3. Kementerian Kesehatan RI. 2017. PPI. Fasilitas
fisien korelasi sebesar 0,469. Berdasarkan Pelayanan Kesehatan. No 857. Jakarta
4. Muchlis, S. D. M. Y., 2016. Kesadaran Perawat
nilai p < 0,05, maka dapat disimpulkan Dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri. Fakultas
bahwa ada hubungan bermakna antara Keperawatan Universitas Syiah Kuala.
5. Notoadmodjo, S. Promosi Kesehatan dan Per-
pengetahuan dokter gigi terhadap penggu- ilaku Kesehatan. Jakarta : Mandar Maju ; 2012
naan APD di RSIGM Sultan Agung Sema- 6. Budiman & Riyanto, A. Kapita Selekta Kuesioner
Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Kese-
rang, dengan kategori kekuatan hubungan hatan. Jakarta : Salemba Medika; 2013
yang sedang. 7. Kuswenda, Dedi. 2012. Standar pencegahan
dan pengendalian infeksi pelayanan kesehatan
Pada penelitian ini kekuatan hubun-
gigi dan mulut di fasilitas kesehatan. Jakarta Se-
gan antara pengetahuan dengan perilaku latan.
8. Trihono.2013.Standar pencegahan dan pen-
penggunaan APD dalam kategori sedang.
gendalian infeksi pelayanan kesehatan gigi dan
Dapat ditarik kesimpulan bahwa pengeta- mulut di fasilitas kesehatan. Penelitian di Kota
huan berpengaruh terhadap faktor predis- Jakarta.
9. Departement Kesehatan RI. 2008. Pedoman
posisi yang membentuk perilaku manusia, pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah
semakin tinggi tingkat pengetahuan seseo- sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
Jakarta
rang tentang penggunaan APD diharapkan 10. Sunarti, D., 2015. Penerapan Universal Precau-
semakin patuh ketika menggunakan APD. tion Pada Puskesmas Perawatan Di Kabupaten
Bantul. 6(1), Pp. 40-49.
Pengetahuan dapat diperoleh dari pendi- 11. Sudarmo, Z. N. H. M. D. L., 2016. Kepatuhan
dikan formal maupun pendidikan informal Penggunaan Alat Pelindung Diri ( APD ) Untuk
Pencegahan Penyakit Akibat Kerja. Volume Vol.
seperti pelatihan, penyuluhan, pengala- 1, No 2, Pp. 88-96.
man atau informasi lainnya. Tingkat peng- 12. Aprilliawan, Y. B. d. E. W., 2016. Kepatuhan Peng-
gunaan Sarung Tangan Dengan Kecelakaan
etahuan yang rendah dipengaruhi oleh be- Kerja Di Perusahaan Dengan Kecelakaan Kerja
berapa faktor seperti kurangnya pelatihan, Di Perusahaan Parquet Temanggung. Semarang
: Universitas Semarang.
kurangnya pengalaman atau informasi7. 13. Masloman, A. P., Kandou, G. & Tilaar, C. R.,
2015. Analisis Pelaksanaan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Kamar Operasi RSUD
KESIMPULAN Dr Sam Ratulangi Tondano. 5(2).
14. Kementerian Kesehatan RI. 2010. Laboratorium
Klinik. No 411. Jakarta.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bah- 15. Prasetyowati, Silvia, Supriyana, Siregar, Irma
wa terdapat hubungan antara pengetahuan HY, O. S. 2014. Pengaruh Model Protection Mo-
tivation Terhadap Kepatuhan Penggunaan Alat
dengan perilaku penggunaan APD. Pengeta- Pelindung Diri Pada Tenaga Kesehatan Gigi Di
huan berpengaruh sedang terhadap penggu- Rs Surabaya. Semarang : Universitas Dipone-
goro.
naan APD di RSIGM Sultan Agung Semarang.. 16. Prasetya, d., 2015. Gambaran deskriptif perilaku
penggunaan alat pelindung diri dan angka kejad-
ian tertusuk jarum suntik pada tenaga kesehatan
DAFTAR PUSTAKA gigi di puskesmas kabupaten wonogiri.