Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN

TUMOR WILMS
Untuk memenuhi tugas keprawatan anak II
Dosen pengampu ; Fiki Wijayanti, S.Kep., Ns.,M.Kep.

Di susun oleh
Nurul fatmawati (010117A
Rina novitasari (010117A084)
Rizkhy Erwin H (010117A092)
Gerson Ndiwa (010115A046)

PROGRAM STUDI S1 KEPRAWATAN


UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
UNGARAN 2019/2020
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kanker merupakan suatu istilah untuk penyakit dimana sel-sel membelah secara
abnormal tanpa kontrol dan dapat menyerang jaringan di sekitarnya (National Cancer
Institute, 2009). Kanker merupakan salah satu penyakit mematikan yang utama di seluruh
dunia. WHO memperkirakan pada tahun 2005-2015 terdapat 84 juta orang meninggal dunia
akibat kanker (Kemenkes RI, 2015). Jumlah penderita kanker di seluruh dunia terus
meningkat sekitar 6,25 juta orang setiap tahunnya. Sedangkan di Indonesia sendiri, prevalensi
penderita kanker pada semua usia di tahun 2013 adalah 347.792 orang atau sekitar 1,4% dari
jumlah penduduk Indonesia.

Penyakit kanker dapat menyerang segala usia tidak terkecuali anak-anak. Saat ini,
kanker menjadi penyakit serius yang mengancam kesehatan anak di dunia. Ancaman kanker
di seluruh dunia sangat besar, karena setiap tahun terjadi peningkatan jumlah penderita baru
penyakit kanker. Menurut data WHO (2015), prevalensi kanker pada anak adalah sekitar 4%
dan 90.000 kematian anak di dunia disebabkan oleh kanker. Setiap tahun, jumlah kanker pada
anak meningkat sekitar 110 sampai 130 kasus per satu juta anak, dan 80% anak yang
terdiagnosis kanker berada di negara berkembang. Menurut data Union for International
Cancer Control (UICC), terdapat sekitar 176.000 anak yang didiagnosis kanker setiap
tahunnya dan mayoritas berasal dari negara berpenghasilan rendah dan menengah (Kemenkes
RI, 2015). Menurut data dari Perhimpuanan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI, 2012),
insidensi penyakit kanker anak di Indonesia adalah sekitar 2-4%. Setiap tahunnya terdapat
11.000 kasus kanker pada anak, dan 10% di antaranya menyebabkan kematian.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian tumor wilms?

2. Bagaimana etiologi tumor wilms?

3. Bagaimana patofisiologi tumor wilms?

4. Bagaimana manifestasiklinis tumor wilms?

5. Bagaimana pemeriksaandiagnostik tumor wilms?

6. Bagaimana pencegahan tumor wilms?

7. Bagaimana asuhan keperawatan tumor wilms?


C. TUJAN

Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan dapat


memberikan informasi dan pemahaman mengenai asuhan keprawatan pada klien anak yang
menderita tumor wilms

BAB 11

TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI

Tumor Wilms (Nefroblastoma) adalah kanker ginjal yang ditemukan pada anak-anak.
Tumor Wilms biasanya ditemukan pada anak-anak yang berumur kurang dari 5 tahun, tetapi
kadang ditemukan pada anak yang lebih besar atau orang dewasa. Tumor wilms merupakan
tumor ganas intraabdomen yang tersering pada anak anak dan tumbuh dengan cepat
(progresif).

Tumor wilms adalah tumor ginjal campuran ganas yang tumbuh dengan
cepat,terbentuk dari unsure embrional,biasanya mengenai anak anak sebelum usia 5 tahun .
(Kamus Kedokteran Dorland).

Tumor wilms adalah tumor intra abdomen yang paling sering di jumpai pada anak.
Tumor ini merupakan neoplasma embrional dari ginjal,biasanya muncul sebagai massa
asistomatik di abdomen atas atau pinggang. Tumor sering di temukan saat orang tua
memandikan atau mengenakan baju anaknya atau saat dokter melakukan pemeriksaan fisik
terhadap anak yang tanpak sehat. (Basuki,2011)

Makrokoskopis ginjal akan tampak membesar dan keras sedangkan gambaran histo
patologinya menunjukan gabungan dari pembentukan abortif glomerulus dan gambaran otot
polos,otot serat lingkang, tulang rawan dan tulang. Tumor dapat bermetastase terutama ke
paru, ginjal dan jarang sekali ke tulang.

B.ETIOLOGI

Penyebab tidak diketahui, tetapi diduga melibatkan faktor genetik. Tumor Wilms

berhubungan dengan kelainan bawaan tertentu, seperti:

1. WAGR syndrome :

a. Retardasi mental

b. Aniridia – bayi lahir tanpa iris


c. Gebitourinary malformation

2. Deny-Drash Syndrome

Sindrom ini menyebabkan kerusakan ginjal sebelum umur 3 tahun dan sangat

langka. Didapati perkembangan genital yang abnormal. Anak dengan sindrom

ini berada dalam resiko tinggi terkena tipe kanker lain, selain Tumor Wilms.

3. Beckwith-Widemann Syndrome

Bayi lahir dengan berat badan yang lebih tinggi dari bayi normal, lidah yang

besar, pembesaran organ-organ.

Tumor Wilms berasal dari proliferasi patologik blastema metanefron akibat

tidak adanya stimulasi yang normal dari duktus metanefron untuk menghasilkan

tubuli dan glomeruli yang berdiferensiasi baik. Perkembangan blastema renalis untuk

membentuk struktur ginjal terjadi pada umur kehamilan 8-34 minggu. Beberapa kasus

disebabkan karena defek genetik yang diwariskan dari orang tua. Ada dua gen yang

ditemukan mengalami defek yaitu Wilms Tumor 1 atau Wilms Tumor 2. Dan juga

ditemukan mutasi di kromosom lain.

Sekitar 1,5% penderita mempunyai saudara atau anggota keluarga lain yang

juga menderita Tumor Wilms. Hampir semua kasus unilateral tidak bersifat keturunan

yang berbeda dengan kasus Tumor bilateral. Sekitar 7-10% kasus Tumor Wilms

diturunkan secara autosomal dominan.

C.ANATOMI FISIOLOGI

Dalam keadaan normal, manusia memiliki 2 ginjal. setiap ginjal memiliki

sebuah ureter, yang mengalirkan air kemih dari pelvis renalis (bagian ginjal yang

merupakan pusat pengumpulan air kemih) ke dalam kandung kemih. Dari kandung
kemih, air kemih mengalir melalui uretra, meninggalkan tubuh melalui penis (pria)

dan vulva (wanita). Anatomi ginjal :

1. Makroskopis

Ginjal terletak dibagian belakang abdomen atas, dibelakang peritonium,

didepan dua kosta terakhir dan tiga otot-otot besar (transversus abdominis, kuadratus

lumborum dan psoas mayor). Ginjal pada orang dewasa penjangnya sampai 13 cm,

lebarnya 6 cm dan berat kedua ginjal kurang dari 1% berat seluruh tubuh atau ginjal

beratnya antara 120-150 gram.

Bentuknya seperti biji kacang, jumlahnya ada 2 buah yaitu kiri dan kanan,

ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan dan pada umumnya ginjal laki-laki lebih

panjang dari pada ginjal wanita. Ginjal dipertahankan dalam posisi tersebut oleh

bantalan lemak yang tebal. Potongan longitudinal ginjal memperlihatkan dua daerah

yang berbeda yaitu korteks dan medulla.

Medulla terbagi menjadi baji segitiga yang disebut piramid. Piramid-piramid

tersebut dikelilingi oleh bagian korteks dan tersusun dari segmen-segmen tubulus dan

duktus pengumpul nefron. Papila atau apeks dari tiap piramid membentuk duktus

papilaris bellini yang terbentuk dari kesatuan bagian terminal dari banyak duktus

pengumpul (Price,1995 : 773).

2. Mikroskopis

Tiap tubulus ginjal dan glumerulusnya membentuk satu kesatuan (nefron).

Nefron adalah unit fungsional ginjal. Dalam setiap ginjal terdapat sekitar satu juta

nefron. Setiap nefron terdiri dari kapsula bowman, tumbai kapiler glomerulus, tubulus

kontortus proksimal, lengkung henle dan tubulus kontortus distal, yang

mengosongkan diri keduktus pengumpul. (Price, 1995)

3. Vaskularisasi ginjal
Arteri renalis dicabangkan dari aorta abdominalis kira-kira setinggi vertebra

lumbalis II. Vena renalis menyalurkan darah kedalam vena kavainferior yang terletak

disebelah kanan garis tengah. Saat arteri renalis masuk kedalam hilus, arteri tersebut

bercabang menjadi arteri interlobaris yang berjalan diantara piramid selanjutnya

membentuk arteri arkuata kemudian membentuk arteriola interlobularis yang tersusun

paralel dalam korteks. Arteri interlobularis ini kemudian membentuk arteriola aferen

pada glomerulus (Price, 1995).

Glomeruli bersatu membentuk arteriola aferen yang kemudian bercabang

membentuk sistem portal kapiler yang mengelilingi tubulus dan disebut kapiler

peritubular. Darah yang mengalir melalui sistem portal ini akan dialirkan kedalam

jalinan vena selanjutnya menuju vena interlobularis, vena arkuarta, vena interlobaris,

dan vena renalis untuk akhirnya mencapai vena cava inferior. Ginjal dilalui oleh

sekitar 1200 ml darah permenit suatu volume yang sama dengan 20-25% curah

jantung (5000 ml/menit) lebih dari 90% darah yang masuk keginjal berada pada

korteks sedangkan sisanya dialirkan ke medulla. Sifat khusus aliran darah ginjal

adalah otoregulasi aliran darah melalui ginjal arteiol afferen mempunyai kapasitas

intrinsik yang dapat merubah resistensinya sebagai respon terhadap perubahan

tekanan darah arteri dengan demikian mempertahankan aliran darah ginjal dan filtrasi

glomerulus tetap konstan ( Price, 1995).

4. Persarafan pada ginjal

Menurut Price (1995) “Ginjal mendapat persarafan dari nervus renalis

(vasomotor), saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk kedalam

ginjal, saraf ini berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal”.

fungsi ginjal adalah untuk:

a. menyaring limbah metabolik


b. menyaring kelebihan natrium dan air dari darah

c. membantu membuang limbah metabolik serta natrium dan air yang

berlebihan dari tubuh

d. membantu mengatur tekanan darah

e. membantu mengatur pembentukan sel darah.

Setiap ginjal terdiri dari sekitar 1 juta unit penyaring (nefron). sebuah nefron

merupakan suatu struktur yang menyerupai mangkuk dengan dinding yang berlubang

(kapsula bowman), yang mengandung seberkas pembuluh darah (glomerulus).

kapsula bowman dan glomerulus membentuk korpuskulum renalis.

D. PATOFISIOLOGI

Tumor Wilms (Nefroblastoma) merupakan tumor ginjal yang tumbuh dari sel

embrional primitif diginjal, makroskopis ginjal akan tampak membesar dan keras

sedangkan gambaran histo-patologisnya menunjukan gabungan dari pembentukan

abortif glomerulus dan gambaran otot polos, otot serat lintang, tulang rawan dan

tulang. Biasanya unilateral dan hanya 3-10% ditemukan bilateral. Tumor bermetastase

ke paru, hati, ginjal, dan jarang sekali ke tulang.

Komponen klasik dari tumor Wilms terdiri dari tiga komponen yang tampak

pada diferensiasi ginjal normal: blastema, tubulus,dan stroma. Terdapat gambaran

yang heterogen dari proporsi komponen tersebut dan juga adanya diferensiasi yang

aberan, seperti jaringan lemak, otot lurik, kartilago, dan tulang. Adanya gambaran

komponen yang monofasik juga ditemukan. Tumor ginjal lain yang ditemukan pada

anak berupa mesoblastik nefroma, clear cell sarkoma, dan renal rhabdoid tumor dapat

membingungkan.
Gambaran anaplasia merupakan indikator penting dalam prognosis tumor

Wilms. Gambaran anaplastik ditandai oleh pembesaran inti sel 2-3 kali lipat,

hiperkromatisasi, dan gambaran mitosis yang abnormal.

stadium pada tumor wilms Staging berdasarkan NWTSG V, terdiri dari:

Stadium I

Tumor terbatas pada ginjal dan dapat direseksi secara lengkap dengan kapsul

ginjal yang utuh. Tidak terjadi ruptur atau robekan kapsul. Pembuluh darah sinus

renal tidak terlibat

Stadium II

Tumor sudah melewati kapsul ginjal namun dapat dieksisi secara lengkap.

Terdapat ekstensi regional tumor yang dibuktikan dengan penetrasi kapsul atau

dengan invasi ekstensif sinus renal. Pembuluh darah di luar sinus renal dapat

mengandung tumor. Tumor mengalami cedera akibat biopsi atau tercecer terbatas di

daerah flank. Tidak ada bukti tumor pada atau di luar batas reseksi.

Stadium III

Terdapat sisa tumor nonhematogen yang terbatas pada abdomen, atau yang

meliputi berikut ini:

a. Keterlibatan kelenjar getah bening pada hilus atau pelvis

b. Penetrasi tumor melalui permukaan peritoneum

c. Implan tumor pada permukaan peritoneum

d. Tumor gross atau mikroskopik pada atau di luar batas reseksi bedah

e. Tumor tidak dapat direseksi secara lengkap karena infiltrasi lokal ke

dalam struktur vital

f. Tumor menyebar tidak terbatas pada daerah flank


Stadium IV

Metastasis hematogen ke paru-paru, hepar, tulang atau otak atau metastasis ke

kelenkar getah bening di luar abdomen dan pelvis. Nodul paru tampak pada CT scan

harus dibiopsi untuk diagnosis definitif stadium IV.

Stadium V

Keterlibatan kedua ginjal pada diagnosis. Setiap sisi harus didiagnosis secara

individu menurut kriteria di atas.

E. MANIFESTASI KLINIS

Keluhan utama biasanya hanya benjolan perut, jarang dilaporkan adanya nyeri

perut dan hematuria, nyeri perut dapat timbul bila terjadi invasi tumor yang

menembus ginjal sedangkan hematuria terjadi karena invasi tumor yang menembus

sistim pelveokalises. Demam dapat terjadi sebagai reaksi anafilaksis tubuh terdapat

protein tumor dan gejala lain yang bisa muncul adalah :

- Malaise (merasa tidak enak badan)

- Nafsu makan berkurang

- Mual dan muntah

- Pertumbuhan berlebih pada salah satu sisi tubuh (hemihipertrofi)

- Pada 15-20% kasus, terjadi hematuria (darah terdapat di dalam air

kemih).

Tumor Wilms bisa menyebabkan tekanan darah tinggi (hipertensi). Gambaran

klinis lainnya berupa demam, penurunan berat badan, anemia, varikokel kiri (akibat

obstruksi vena renalis kiri), dan hipertensi. Trombus tumor dapat meluas ke vena cava

inferior dan jantung sehingga menimbulkan malfungsi jantung. Kadang-kadang,

terjadi gejala akut abdomen akibat ruptur tumor setelah suatu trauma minor.
F. KOMPLIKASI

1. Tumor Bilateral

2. Ekstensi Intracaval dan atrium

3. Tumor lokal yang lanjut

4. Obstruksi usus halus

5. Tumor maligna sekunder

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. CT scan atau MRI perut

2. USG perut

3. Rontgen perut

4. Rontgen dada (untuk melihat adanya penyebaran tumor ke dada)

5. Pemeriksaan darah lengkap (mungkin akan menunjukkan anemia)

6. BUN

7. Kreatinin

8. Urinalisis (analisa air kemih, bisa menunjukkan adanya darah atau protein

urine)

9. Pielogram intravena.

H. PENATALAKSANAAN

Tindakan operasi merupakan tindakan untuk terapi sekaligus penentuan

stadium tumor. Berdasarkan rekomendasi NWTSG, nefrektomi primer dikerjakan

pada semua keadaan kecuali pada tumor unilateral yang unresectable, tumor bilateral

dan tumor yang sudah berekstensi ke vena cava inferior di atas vena hepatika. Tumor
yang unresectable dinilai intraoperatif. Diberikan kemoterapi seperti stadium III dan

pengangkatan tumor dilakukan setelah 6 minggu. Pada tumor bilateral, dilakukan

biopsi untuk menentukan jenis tumor dan diberikan kemoterapi biasanya dalam 8-10

minggu. Nefrektomi dilakukan pada kasus tumor bilateral jika diberikan sisa

parenkim ginjal setelah reseksi tumor masih lebih dari 2/3. Hal penting dalam

pembedahan meliputi insisi transperitoneal, eksplorasi ginjal kontralateral, dilakukan

nefrektomi radikal, hindari tumpahan tumor, dan biopsi kelenjar getah bening yang

dicurigai.

Terapi lanjutan dengan kemoterapi atau radioterapi tergantung pada hasil

staging dan histologi (favourable atau non favourable) dari tumor. Berdasarkan

NWTS-5 berikut algoritma pemberian kemoterapi dan radioterapi pada tumor Wilms.

Nefrektomi parsial hanya dianjurkan pada pasien dengan tumor bilateral, solitary

kidney, dan insufisiensi renal. Pada kasus tumor Wilms bilateral yang perlu dilakukan

nefrektomi bilateral, transplantasi dilakukan setelah 1 tahun setelah selesai pemberian

kemoterapi.

Keberhasilan penanganan tumor Wilms ditentukan dari hasil stratifikasi,

registrasi, dan studi NWTSG. Survival bebas penyakit 95% untuk stadium I, dan kira-

kira 80% untuk pasien secara keseluruhan. Prognosis buruk dijumpai pada pasien

dengan metastasis ke kelenjar getah bening, paru-paru dan hepar.

I. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian

1. Identitas : Menanyakan nama, jenis kelamin ,alamat, nomor telepon yang

bisa dihubungi

2. Riwayat kesehatan sekarang


Klien mengeluh kencing berwarna seperti cucian daging, bengkak sekitar

perut. Tidak nafsu makan, mual , muntah dan diare. Badan panas hanya sutu hari

pertama sakit.

3. Riwayat kesehatan dahulu

Apakah klien pernah mengeluh kelainan pada ginjal sebelumnya, atau gejala-

gejala tumor wilms

4. Riwayat kesehatan keluarga

Apakah ada riwayata keluarga klien pernah mengidap kanker atau tumor

sebelumnya

5. Pemeriksaan fisik

Melakukan pemeriksaan TTV klien, dan mengobservasi head to too dan yang

harus di perhatikan adalah palpasi abdomen yang cermat dan pengukuran tekanan

darah pada keem


C.PATOFISIOLOGI

Tumor Wilms ini terjadi pada parenkim ginjal. Tumor tersebut tumbuh dengan

cepat di lokasi yang dapat unilateral atau bilateral. Pertumbuhan tumor tersebut akan

meluas atau menyimpang ke luar renal. Mempunyai gambaran khas berupa

glomerulus dan tubulus yang primitif dan abortif dengan ruangan bowman yang tidak

nyata, dan tubulus abortif dikelilingi stroma sel kumparan.

Pertama-tama jaringan ginjal hanya mengalami distorsi, tetapi kemudian di

invasi oleh sel tumor. Tumor ini pada sistem memperlihatkan warna yang putih atau

keabu – abuan homogen, lunak dan encepaloid. Tumor tersebut akan menyebar

hingga ke abdomen dan dikatakan sebagai suatu massa abdomen. Akan teraba pada

abdominal dengan dilakukan palpasi.

Wilms Tumor seperti pada retinoblastoma disebabkan oleh dua trauma mutasi

pada gen supresor tumor. Mutasi pertama adalah inaktivasi alel pertama dari gen

supressor tumor yang menyangkut aspek prozigot dan postzigot. Mutasi kedua

inaktivasi alel kedua dari gen tumor supresor spesifik.


Munculnya tomor wilms sejak dalam perkembangan embrio dan akan tumbuh

dengan cepat setelah lahir. Pertumbuhan tumor akan mengenai ginjal atau pembuluh

vena renal dan menyembur ke organ lain.

D. KLASIFIKASI

1. Penyebaran tumor wilms menurut TNM sebagai berikut:

T : Tumor Primer

a. T1 : Unilateral permukaan (termasuk ginjal) < 80 cm

b. T2 : Unilateral permukaan > 80 cm

c. T3 : Unilateral ruptur sebelum penanganan

d. T4 : Bilateral

N : Metastasis Limfa

a. No : Tidak ditemukan metastasis

b. N1 : Ada metastasis limfa

M : Metastasis Jauh

a. Mo : Tidak ditemukan

b. M+ : ada metastasis jauh

2. The National Wilms Tumor Study (NWTS) membagi stadium tumor wilms,

yaitu:

a. Stadium I : tumor terbatas didalam jaringan ginjal tanpa menembus kapsul.

Tumor ini dapat direseksi dengan lengkap

b. Stadium II : tumor menembus kapsul dan meluas masuk kedalam jaringan

ginjal dan sekital ginjal yaitu jaringan perirenal, hilus renalis, vena renalis

dan kelenjar limfe para-aortal. Tumor masih dapat direseksi dengan lengkap.

c. Stadium III : tumor menyebar ke rongga abdomen, misalnya ke hepar,

peritoneum, dll.
d. Stadium IV : tumor menyebar secara hematogen ke rongga abdomen, paru-

paru, otak , tulang.

E. MANIFESTASI KLINIS

Keluhan utama biasanya hanya benjolan perut, jarang dilaporkan adanya nyeri perut

dan hematuria, nyeri perut dapat timbul bila terjadi invasi tumor yang menembus

ginjal sedangkan hematuria terjadi karena invasi tumor yang menembus sistem

pelveokalises. Demam dapat terjadi karena reaksi anafilaksis tubuh terdapat protein

tumor dan gejala lain yang bisa muncul adalah:

1. Hipertensi diduga karena penekanan tumor atau hematom pada pembuluh-

pembuluh darah yang mensuplai darah keginjal, sehingga terjadi iskemi

jaringan yang akan merangsang pelepasan renin atau tumor sendiri

mengeluarkan renin.

2. Anemia

3. Penurunan berat badan

4. Infeksi saluran kencing

5. Malaise

6. Anoreksia

7. Tumor wilms tidak jarang dijumpai bersama kelainan kongenital

lainnya,seperti aniridia, anomali saluran kemih atau genitalia dan retardasi

mental.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. IVP dengan pemeriksaan IVP tampak distorasi sistem pielokalises (perubahan

bentuk sistem pielokalises) dan sekaligus pemeriksaan ini berguna umtuk

mengtahui fungsi ginjal.


2. Foto thoraks merupakan pemeriksaan untuk mengevaluasi ada tidaknya

metastasis ke paru-paru. Arteriografi khusus hanya diindikasikan untuk pasien

dengan tumor wilms bilateral.

3. Ultrasonografi merupakan pemeriksaan non invasif yang dapat membedakan

tumor solid dengan tumor yang mengandung cairan. Dengan pemeriksaan

USG, tumor wilms nampak sebagai tumor padat di daerah ginjal. USG juga

dapat digunakan sebagai pandu pada biopsi, pada USG bagian sagital tumor

akan tampak mengalami pembesaran.

4. CT-Scan memberi beberapa keuntungan dalan mengevaluasi tumor wilms. Ini

meliputi konfirmasi mengenai asal tumor intra renal yang biasanya

menyingkirkan neuroblastoma, deteksi masa multipel, penentuan perluasan

tumor, termasuk keterlibatan oembuluh darah besar dan evaluasi dari ginjal

yang lain.

5. Magnetic Resonance Imaging (MRI), dapat memberikan informasi tentang

perluasan tumor didalam vena cava inferior termasuk perluasan ke daerah

intercardial. MRI akan memperlihatkan hipointensitas dan hiperintensitas.

6. Laboratorium, kada LDH meninggi dan VMA dalam batas normal. Urinalisis

juga dapat menunjukkan bukti hematuria, LED meningkat, dan anemia dapat

juga terjadi, terlebih pada pasien dengan perdarahan subkapsuler. Pasien

dengan metastasis di hepar dapat menunjukkan abnormalitas pada analisa

serum.

G. PENCEGAHAN

1. Pencegahan Primer

Pencegahan primer ini merupakan upaya untuk mempertahankan orang yang

sehat agar tetap sehat atau mencegah agar tidak sakit.pencegahan primer
bertujuan untuk menghilangkan faktor resiko terhadap kejadian tumor wilms.

Upaya yang dilakukan adalah:

a. Rutin melakukan imunisasi. Imunisasi merupakan usaha pemberian

kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh

agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu.

b. Menjaga daya tahan tubuh anak dengan cara pemberian ASI pada bayi

neonatal sampai berumur 2 tahun dan makanan yang bergizi pada anak.

c. Hindari dari paparan merokok.

2. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder adalah penceghan yang mana sasaran utamanya adalah

pada mereka yang baru terkena penyakit atau yang terancam akan menderita

penyakit tertentu melalui diagnosis dini. Upaya pencegahan yang dilakukan saat

proses penyakit sudah berlangsung namun belum timbul tanda/gejala penyakit.

Tujuan pencegahan sekunder adalah menghentikan proses penyakit lebih lanjut

dan mencegah komplikasi. Bentuknya berupa deteksi dini dan pemberian

pengobatan (yang tepat). Pengobatan yang cukup untuk mengentikan proses

penyakit.

Pemberian obat sitostatika yang tebukti efektif dalam pengobatan tumor wilms

adalah Aktinomisin D, vinkristin, adriamisin, cisplatin dan siklofosfamid.

3. Pencegan Tersier

Pencegan ini dimaksudkana untuk mengurangi resiko keparahan kecacatan dan

rehabilitasi. Upaya yang dapat dilakukan adalah:

a. Pengobatan secara intensif sampai tuntas

b. Mematuhi setiap advis dari dokter

c. Rutin melakukan medical check-up


Gejala Tumor Wilms

Tumor Wilms mungkin tidak terdeteksi sejak awal karena dapat tumbuh besar tanpa

menimbulkan rasa sakit. Ketika besar, umumnya tumor ini berhasil diketahui sebelum

memiliki kesempatan untuk menyebar (metastasize) ke bagian tubuh lainnya.

Anak-anak yang terserang dapat memiliki gejala:

 Perut bengkak
 Terdapat suatu gumpalan dalam perut yang dapat dirasakan
 Demam
 Darah dalam urin
 Nafsu makan berkurang
 Tekanan darah tinggi
 Sembelit
 Nyeri Perut
 Mual

Konsep keperawatan

1. Pengkajian

a. Identitas Klien

Riwayat penyakit sekarang : Klien mengeluh kencing berwarna seperti cucian


daging,bengkak sekitar mata dan seluruh tubuh. Tidak nafsu makan, mual , muntah dan
diare. Badan panas hanya satu hari pertama sakit.

b. Pengkajian fisik

Pengkajian Perpola

1]. Pola nutrisidan metabolik:

Suhu badan normal hanya panas hari pertama sakit. Dapat terjadi
kelebihan beban sirkulasi karena adanya retensi natrium dan air, edema pada
sekitar mata dan seluruh tubuh. Klien mudah mengalami infeksi karena
adanya depresi sistem imun. Adanya mual , muntah
dananoreksiamenyebabkan intake nutrisi yang tidak adekuat. BB meningkat
karena adanya edema. Perlukaan pada kulit dapat terjadi karena uremia.

2]. Pola eliminasi :

Eliminasi alvi tidak ada gangguan, eliminasi urin: gangguan pada


glumerulus menyebakan sisa-sisa metabolisme tidak dapat diekskresidan
terjadi penyerapan kembali air dan natrium pada tubulus yang tidak
mengalami gangguan yang menyebabkan oliguriasampai anuria,proteinuri,
hematuria.

3]. Pola Aktifitas dan latihan :

Pada Klien dengan kelemahan malaise, kelemahan otot dan kehilangan


tonus karena adanya hiperkalemia. Dalam perawatan klien perlu istirahat
karena adanya kelainan jantung dandan tekanan darah mutlak selama 2minggu
dan mobilisasiduduk dimulaibila tekanan ddarah sudah normal selama 1
minggu.Adanya edema paru maka pada inspeksi terlihat retraksi dada,
pengggunaan otot bantu napas, teraba , auskultasi terdengar rales dan krekels ,
pasien mengeluh sesak, frekuensi napas. Kelebihan beban
sirkulasidapatmenyebabkanpemmbesaran jantung [ Dispnea, ortopnea dan
pasien terlihat lemah] , anemia dan hipertensi yang juga disebabkan oleh
spasme pembuluh darah. Hipertensi yangmenetap dapatmenyebabkan gagal
jantung.Hipertensi ensefalopatimerupakan gejala serebrum karena hipertensi
dengan gejala penglihatan kabur, pusing, muntah,dan kejang-kejang. GNA
munculnya tiba-tibaorang tua tidak mengetahui penyebab danpenanganan
penyakit ini.

4]. Polatidur dan istirahat :

Klien tidak dapat tidur terlentang karena sesak dan gatal karena adanya
uremia. keletihan, kelemahan malaise, kelemahan otot dan kehilangan tonus

Kognitif & perseptual :

Peningkatan ureum darah menyebabkan kulit bersisik kasardan rasa gatal.


Gangguan penglihatan dapat terjadi apabila terjadi ensefalopati hipertensi.
Hipertemi terjadi pada hari pertama sakit dan ditemukan bila ada infeksi
karena inumnitas yangmenurun.

6]. Persepsi diri :

Kliencemasdan takut karena urinenya berwarna merah dan edema


danperawatan yanglama. Anak berharap dapat sembuh kembali seperti semula

7]. Hubungan peran :

Anaktidak dibesuk oleh teman – temannya karena jauhdan lingkungan


perawatann yang baru serta kondisi kritis menyebabkan anak banyak diam.

5.

Diagnosa keperawatan yang bisa muncul

1. Kelebihan volume cairan (tubuh total) berhubungan dengan akumulasi cairan dalam
jaringan dan ruang ketiga
2. Perubahan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan berhubungan dengan peningkatan
kebutuhan metabolime, kehilangan protein dan penurunan intake.
3. Resiko tinggi kekurangan volume cairan (intravaskuler) berhubungan dengan
kehilangan protein dan cairan
4. Nyeri berhubungan dengan efek fisiologis dari neoplasia
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan
6. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita
penyakit yang mengancam kehidupan

Rencana Keperawatan

1. Kelebihan volume cairan (tubuh total) berhubungan dengan akumulasi cairan


dalamjaringan dan ruang ketiga.

Tujuan :Pasien tidak menunjukan bukti-bukti akumulasi cairan


atauakumulasi cairan yang ditujukan pasien minimum

Pasien mendapat volume cairan yang tepat


Intervensi Rasional
a. Catat intake dan output a. Evaluasi harian keberhasilan
secara akurat terapi dan dasar penentuan
b. Kaji perubahan edema tindakan
danPembesaran
b. Indikator akumulasi cairan
abdomensetiap hari
dijaringan dan dirung ketiga
,Timbang BB tiap hari dalam
skala yang sama
c.BJ Urine dan albuminnuria
c. Uji urin untuk berat jenis,
menjadi indikator regimen terapi
albumin
d. Atur masukan cairan dengan d.Sehingga anak tidak
cermat mendapatkan lebih dari jumlah
e. Berikan diuretik sesuai yang ditentukan
orderdari tim medis
e. Pengurangan cairan
ekstravaskuler sangat diperlukan
dalam mengurangi oedema

. Perubahan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan berhubungan dengan peningkatan


kebutuhan metabolime, kehilangan protein dan penurunan intake.

Tujuan : Kebutuhan Nutrisi tubuh terpenuhi


Intervensi Rasional
a. Catat intake dan output a. Monitoring asupan nutrisi bagi tubuh
makanan secara akurat
b. Gangguan nutrisi dapat terjadi secara
b. Kaji adanya tanda-
berlahan. Diare sebagai reaksi oedema
tanda perubahannutrisi
intestine dapat memperburuk status nutrisi
: Anoreksi, Letargi,
hipoproteinemia.
c. Mencegah status nutrisi menjadi lebih
c. Beri diet yang bergizi
buruk
d. Beri makanan dalam
porsi kecil tapi sering , d. Membantu dalam proses metabolisme.
Beri suplemen vitamin
dan besi sesuai
instruksi

Nyeri berhubungan dengan efek fisiologis dari neoplasia

Tujuan : Paien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun sampai tingkat
yang dapat diterima anak.
Intervensi Rasional
a. Kaji tingkat nyeri a. Menentukan tindakan
selanjutnya
b. Lakukan tehnik b. Sebagai analgesik tambahan
pengurangannyeri c. Mengurangi rasa sakit
nonfarmakologis d. Untuk mencegah kambuhnya
c. Berikan analgesik sesuai nyeri
ketentuan e. Karena aspirin meningkatkan
d. Berikan obat dengan kecenderungan pendarahan
jadwal preventif
e. Hindari aspirin atau
senyawanya

Resiko tinggi kekurangan volume cairan (intravaskuler) berhubungan dengan


kehilangan protein dan cairan

Tujuan : kehilangan cairan intravaskuler atau syok hipovolemik yang


ditujukan pasien minimum atau tidak ada
Intervensi Rasional
a. Pantau tanda vital a. Bukti fisik defisit cairan.
setiap 4 jam
b. Sehingga pengobatan segera dilakukan
b. Laporkan adanya
penyimpangan dari
c.Meningkatkan tekanan osmotik koloid
normal
sehingga mempertahangkan cairan dalam
c. Berikanalbumin
bergaram rendah sesui vaskuler
indikasi

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan

Tujuan : Pasien mendapat istrahat yang adekut


Intervensi Rasional
a. Pertahangkan tirah a. Mengurangi pengeluaran energi.
baring bilah terjadi
edema berat
b. seimbangkan istrahat
b.Mengurangi kelelahan pada pasien
dan aktivitas bila
ambulasi
c. intrusikan pada anak
c.Untuk mmenghemat energi
untukistrahat bila ia
merasa lelah

66.Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita


penyakit yang mengancam kehidupan

Tujuan : Pasien (keluarga) menunjukan pengetahuan tentang prosedur


diagnostik/terapi
Intervensi Rasional
a. Jelaskan alasan setiap a. Memberikan pengertian pada keluarga
tes dan prosedur
b. Memberikan pengetahuan pada keluarga
b. Jelaskan prosedur
operatif dengan jujur
c. Memberikan Meringangkan pengetahuan
c. Jelaskan tentang proses
pada keluarga
penyakit
d. Bantu keluarga d. beban pada keluarganya
merencanakan masa
depan khususnya dalam
membatu anak
menjalani kehidupan
yang normal

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Kanker merupakan suatu istilah untuk penyakit dimana sel-sel membelah secara
abnormal tanpa kontrol dan dapat menyerang jaringan di sekitarnya (National Cancer
Institute, 2009)

Tumor Wilms (Nefroblastoma) adalah kanker ginjal yang ditemukan pada anak-anak.
Tumor Wilms biasanya ditemukan pada anak-anak yang berumur kurang dari 5 tahun, tetapi
kadang ditemukan pada anak yang lebih besar atau orang dewasa. Tumor wilms merupakan
tumor ganas intraabdomen yang tersering pada anak anak dan tumbuh dengan cepat
(progresif).

Tumor Wilms mungkin tidak terdeteksi sejak awal karena dapat tumbuh besar tanpa
menimbulkan rasa sakit. Ketika besar, umumnya tumor ini berhasil diketahui sebelum
memiliki kesempatan untuk menyebar (metastasize) ke bagian tubuh lainnya.

B. Saran
1. Sebaiknya seorang perawat dalam melakukan tindakan keperawatan yang akan
dilakukan harus memahami patofisiologi dari penyebab utama dari timbulnya
penyakit
2. Perawat mampu memberikan asuhan keperawatan yang baik dan benar.
3. Perawat mampu mengidentifikasi gejala-gejala pada anak penderita kanker willm

Anda mungkin juga menyukai