Anda di halaman 1dari 18

Makalah

Manajemen Industri
“Persediaan”

Kelompok 3 :
1. Arief Syaifulloh
2. Dewi Ariani
3. Muhammad Munir Rendi Prastia
4. Shenly Dhea P
5. Vinsensius Fernandus Karu

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERKEBUNAN


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
SAMARINDA
2019
i

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang. Kami haturkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Manajemen Industri
tentang “Persediaan”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat
bantuan dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, kami sadar sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan dalam informasi yang ada. Oleh karenanya kami
dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
nantinya kami dapat lebih baik lagi.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Persediaan” ini
dapat memberikan manfaat maupun inspirasi kepada para pembaca.

Samarinda, September 2019

Kelompok 3
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 2
A. Pengertian Persediaan ....................................................................... 2
B. Fungsi dan Kegunaan Persediaan ..................................................... 3
C. Jenis-Jenis Persediaan ...................................................................... 5
D. Faktor yang Mempengaruhi Persediaan ............................................ 7
E. Alasan Perlunya Penyelenggaraan Persediaan/ Inventori ................. 7
F. Biaya Produksi ................................................................................. 10
BAB III PENUTUP.................................................................................... 14
A. Kesimpulan ...................................................................................... 14
B. Saran................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perusahaan jasa seperti kantor konsultan pajak, kantor akuntan publik
pada umumnya tidak memiliki persediaan. Sebaliknya bagi perusahaan
dagang dan manufaktur, persediaan menjadi salah satu aset terpenting. Hal
ini dikarenakan seluruh pendapatannya diperoleh dari penjualan barang
yang berasal dari persediaan. Sebab itu, tidak heran jika pihak manajemen
perusahaan dagang dan manufaktur sangat mementingkan perencanaan
dan pengendalian persediaan. Selain itu, beberapa pengguna laporan
keuangan juga membutuhkan informasi tentang persediaan untuk membuat
keputusan seperti keputusan investasi, atau keputusan ekonomi lain. Oleh
karena itu, makalah ini akan membahas mengenai persediaan dan cara
menentukan biaya persediaan.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari persediaan?
2. Apa saja fungsi dan kegunaan dari persediaan itu?
3. Apa saja jenis-jenis persediaan?
4. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi persediaan?
5. Mengapa persediaan itu perlu dilakukan?
6. Bagaimana cara untuk menentukan biaya produksi?

C. Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami tentang persediaan di dalam
manajemen industri.
2

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Persediaan
Persediaan atau inventory adalah bahan atau barang yang disimpan
yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu. Setiap perusahaan
yang melakukan kegiatan usaha umumnya memiliki persediaan.
Keberadaannya tidak saja dianggap sebagai beban (liability) karena
merupakan pemborosan (waste), tetapi sekaligus juga dapat dianggap
sebagai kekayaan (asset) yang dapat segera dicairkan dalam bentuk uang
tunai (cash). Sistem pengelolaan persediaan merupakan serangkaian
kebijakan pengendalian untuk menentukan tingkat persediaan yang harus
dijaga. Apabila jumlah persediaan terlalu besar (overstock) mengakibatkan
timbulnya dana menganggur yang besar, juga menimbulkan resiko
kerusakan barang yang lebih besar dan biaya penyimpanan yang tinggi.
Namun jika persediaan terlalu sedikit mengakibatkan resiko terjadinya
kekurangan persediaan (stockout) karena seringkali barang tidak dapat
didatangkan secara mendadak dan sebesar yang dibutuhkan, yang
menyebabkan terhentinya proses produksi, tertundanya penjualan, bahkan
hilangnya pelanggan.
Berikut ini beberapa pengertian persediaan (inventory) dari beberapa
sumber buku:
 Menurut Herjanto (2007), persediaan adalah bahan atau barang yang
disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu,
misalnya untuk digunakan dalam proses produksi atau perakitan, untuk
dijual kembali, atau untuk suku cadang dari suatu peralatan atau mesin.
 Menurut Warren (2005), persediaan adalah barang dagang yang dapat
disimpan untuk kemudian dijual dalam operasi bisnis perusahaan dan
dapat digunakan dalam proses produksi atau dapat digunakan untuk
tujuan tertentu.
3

 Menurut Alexandri (2009), persediaan merupakan suatu aktiva yang


meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual
dalam suatu periode usaha tertentu atau persediaan barang-barang
yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi ataupun persediaan
bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam proses produksi.
 Menurut Ristono (2009), persediaan adalah barang-barang yang
disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa atau periode yang
akan datang.
 Menurut Nasution dan Prasetyawan (2008), persediaan merupakan idle
resources atau sumber daya menganggur yang menunggu proses lebih
lanjut.
 Menurut Kieso dkk (2008), persediaan adalah pos-pos aktiva yang
dimiliki oleh perusahaan untuk dijual dalam operasi bisnis normal, atau
barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam membuat barang
yang akan dijual.

B. Fungsi dan Kegunaan Persediaan


Dan hal-hal lain yang perlu diketahui juga di dalam persediaan yakni
fungsi dari persediaan itu sendiri. Menurut Tampubolon (2004:190) yang
mengatakan bahwa mengefektifkan system persediaan bahan, efisiensi
operasional perusahaan dapat ditingkatkan melalui fungsi persediaan
dengan mengefektifkan :
a.Fungsi Decoupling
b. Fungsi Economic Size dan
c. Fungsi Antisipasi
4

Dan dibawah ini adalah penjelasan dari ketiga fungsi persediaan yang
telah dijelaskan seperti yang tertera diatas sebagai berikut :

a. Fungsi Decuopling
Merupakan fungsi perusahaan untuk mengadakan persediaan decouple,
dengan mengadakan pengelompokan operasional secara terpisah-pisah.

b. Fungsi Economic Size


Penyimpanan persediaan dalam jumlah besar dengan pertimbangan
adanya diskon atas pembelian bahan, diskon atas kualitas untuk
dipergunakan dalam proses konversi, serta didukung kapasitas gudang
yang memadai.

c. Fungsi Antisipasi
Merupakan penyimpanan persediaan bahan yang fungsinya untuk
penyelamatan jika sampai terjadi keterlambatan datangnya pesanan
bahan dari pemasok. Tujuan utama adalah untuk menjaga proses
konversi agar tetap berjalan lancar.

Menurut pendapat dari Muslich (2009:391) yang mengatakan bahwa


persediaan barang mempunyai fungsi yang sangat penting bagi
perusahaan. Dari berbagai macam barang yang ada seperti bahan,
barang dalam proses dan barang jadi, perusahaan menyimpannya karena
berbagai alasan, dan alasan tersebut adalah :
1. Penyimpanan barang diperlukan agar perusahaan dapat memenuhi
pesanan pembeli dalam waktu yang cepat. Jika perusahaan tidak memiliki
persediaan barang dan tidak dapat memenuhi pesanan pembeli pada saat
yang tepat, maka kemungkinannya pembeli akan berpindah ke
perusahaan lain.
2. Untuk berjaga-jaga pada saat barang di pasar sukar diperoleh, kecuali
pada saat musim panen tiba.
5

3. Untuk menekan harga pokok per unit barang dengan menekan biaya-
biaya produksi per unit.

C. Jenis-Jenis Persediaan
Setiap jenis persediaan mempunyai karakteristik tersendiri dan cara
pengelolaan yang berbeda. Adapun menurut Handoko
(1999:334) berdasarkan bentuk fisiknya, persediaan dapat dibedakan
menjadi beberapa jenis, yakni sebagai berikut:
a. Persediaan bahan mentah (raw material)
Artinya adalah persediaan barang berwujud, seperti besi, kayu, serta
komponen-komponen lain yang digunakan dalam proses produksi.
b. Persediaan komponen-komponen rakitan (purchased parts/ componen)
Artinya adalah persediaan barang-barang yang terdiri dari komponen-
komponen yang diperoleh dari perusahaan lain secara langsung dapat
dirakit menjadi suatu produk.
c. Persediaan bahan pembantu atau penolong (supplies)
Artinya adalah persediaan barang-barang yang diperlukan dalam proses
produksi, tetapi bukan merupakan bagian atau komponen barang jadi.
d. Persediaan dalam proses (work in process)
Artinya adalah persediaan barang-barang yang merupakan keluaran dari
tiap-tiap bagian dalam proses produksi atau telah diolah menjadi suatu
bentuk, tetapi masih perlu diproses lebih lanjut menjadi barang jadi.
e. Persediaan barang jadi (finished goods)
Artinya adalah persediaan barang-barang yang telah selesai diproses
atau diolah dalam pabrik dan siap dijual atau dikirim kepada pelanggan.
6

Menurut Render dan Heizer (2005), berdasarkan proses manufakturnya


persediaan dibagi menjadi empat jenis, yaitu:
1. Persediaan bahan baku (raw material inventory). Adalah persediaan
yang dibeli tetapi tidak diproses. Persediaan ini dapat digunakan untuk
mendecouple (memisahkan) para pemasok dari proses produksi.
2. Persediaan barang setengah jadi (working in process inventory).
Adalah bahan baku atau komponen yang sudah mengalami beberapa
perubahan tetapi belum selesai. Adanya work in process disebabkan
oleh waktu yang dibutuhkan untuk membuat sebuah produk (disebut
siklus waktu). Mengurangi siklus waktu berarti mengurangi persediaan.
3. Persediaan pemeliharaan, perbaikan dan operasi (maintenance,
repair, operating, MRO). Pemeliharaan, perbaikan, operasi digunakan
untuk menjaga agar permesinan dan proses produksi tetap produktif.
MRO tetap ada karena kebutuhan dan waktu pemeliharaan dan
perbaikan beberapa peralatan tidak diketahui.
4. Persediaan barang jadi (finished goods inventory). Adalah produk yang
sudah selesai dan menunggu pengiriman. Barang jadi bisa saja
disimpan karena permintaan pelanggan dimasa depan tidak diketahui.
Sedangkan menurut Ristono (2009), berdasarkan tujuannya persediaan
dibagi menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut:
1. Persediaan pengaman (safety stock). Persediaan pengaman adalah
persediaan yag dilakukan untuk mengantisipasi unsur ketidakpastian
permintaan dan penyediaan. Apabila persediaan pengaman tidak
mampu mengantisipasi ketidakpastian tersebut, maka akan terjadi
kekurangan persediaan (stockout).
2. Persediaan antisipasi. Persediaan antisipasi disebut sebagai
stabilization stock merupakan persediaan yang dilakukan untuk
menghadapi fluktuasi permintaan yang sudah dapat diperkirakan
sebelumnya.
3. Persediaan dalam pengiriman (transit stock). Persediaan dalam
pengiriman disebut work-in process stock adalah persediaan yang
7

masih dalam pengiriman. Persediaan ini dibagi menjadi dua kategori,


yaitu: 1) Eksternal transit stock adalah persediaan yang masih berada
dalam transportasi. 2) Internal transit stock adalah persediaan yang
masih menunggu untuk diproses atau menunggu sebelum
dipindahkan.

D. Faktor yang Mempengaruhi Persediaan


Terdapat beberapa macam faktor yang mempengaruhi persediaan
bahan baku. Adapun beberapa faktor tersebut adalah sebagai berikut:
 Perkiraan pemakaian bahan baku.
 Harga bahan baku
 Biaya persediaan
 Kebijakan pembelanjaan
 Pemakaian bahan
 Waktu tunggu
 Model pembelian bahan
 Persediaan pengaman

E. Alasan Perlunya Penyelenggaraan Persediaan / Inventori


Setidaknya ada lima alasan mengapa perusahaan memerlukan
persediaan, yakni:
 Kesulitan memprediksi tingkat penjualan dan waktu produksi secara
akurat (fluctuation inventory).
 Beberapa item barang memiliki permintaan yang bersifat seasonal
(anticipation inventory)
 Mendapatkan manfaat dari economic of scale dalam produksi dan
pembelian (lot size inventory)
8

 Jarak dan waktu yang diperlukan untuk pengadaan barang sehubungan


dengan proses transit dalam sistem logistik. untuk sejumlah besar
persediaan (pipe-line inventory).
 Keterlambatan kedatangan bahan baku yang dipesan dapat
mengakibatkan terhentinya pelaksanaan produksi.
Perusahaan dapat saja menyelenggarakan persediaan dalam jumlah
yang besar, namun demikian persediaan yang besar tidak selalu
menguntungkan perusahaan. Beberapa kerugian sehubungan dengan
penyelenggaraan persediaan dalam jumlah besar antara lain:
 Biaya penyimpanan yang menjadi tanggungan perusahaan akan besar
 Perusahaan harus mempersiapkan dana yang cukup besar untuk
mengadakan pembelian bahan.
 Tingginya biaya simpan dan investasi dalam persediaan akan
mengakibatkan berkurangnya dana untuk pembiayaan dan investasi di
bidang lain.
 Perusahaan menanggung kemungkinan yang cukup besar risiko
kerusakan persediaan akibat perubahan kimiawi atau sebab lain.
 Bila terjadi penurunan harga bahan baku, maka perusahaan akan
menderita kerugian yang cukup besar pula. Di sisi lain, bila perusahaan
menyelenggarakan persediaan dalam jumlah yang relatif terlalu kecil,
maka beberapa kelemahan dari kebijakan tersebut antara lain:
 Adanya kemungkinan kehabisan bahan karena persediaan habis
sebelum waktunya.
 Akibat sering kehabisan bahan, maka proses produksi menjadi tidak
lancar.
 Persediaan yang terlalu kecil akan meningkatkan frekuensi pembelian,
sehingga biaya pesannya pun akan meningkat selaras dengan
peningkatan frekuensi pembelian.
9

Untuk menghindari penyelenggaraan persediaan yang terlalu besar


maupun yang terlalu kecil, berikut ini beberapa pertimbangan yang perlu
diperhatikan oleh perusahaan dalam menyelenggarakan persediaan:

 Berapa besarnya jumlah unit persediaan bahan yang diselenggarakan


perusahaan.
 Kapan dan berapa jumlah unit bahan akan dibeli oleh perusahaan.
 Kapan perusahaan yang bersangkutan akan mengadakan pembelian
kembali.

Perusahaan dapat saja menyelenggarakan persediaan dalam jumlah


yang besar, namun demikian persediaan yang besar tidak selalu
menguntungkan perusahaan. Beberapa kerugian sehubungan dengan
penyelenggaraan persediaan dalam jumlah besar antara lain:
 Biaya penyimpanan yang menjadi tanggungan perusahaan akan besar
 Perusahaan harus mempersiapkan dana yang cukup besar untuk
mengadakan pembelian bahan.
 Tingginya biaya simpan dan investasi dalam persediaan akan
mengakibatkan berkurangnya dana untuk pembiayaan dan investasi di
bidang lain.
 Perusahaan menanggung kemungkinan yang cukup besar risiko
kerusakan persediaan akibat perubahan kimiawi atau sebab lain.
 Bila terjadi penurunan harga bahan baku, maka perusahaan akan
menderita kerugian yang cukup besar pula. Di sisi lain, bila perusahaan
menyelenggarakan persediaan dalam jumlah yang relatif terlalu kecil,
maka beberapa kelemahan dari kebijakan tersebut antara lain:

Adanya kemungkinan kehabisan bahan karena persediaan habis


sebelum waktunya.
10

 Akibat sering kehabisan bahan, maka proses produksi menjadi tidak


lancar.
 Persediaan yang terlalu kecil akan meningkatkan frekuensi pembelian,
sehingga biaya pesannya pun akan meningkat selaras dengan
peningkatan frekuensi pembelian. Untuk menghindari penyelenggaraan
persediaan yang terlalu besar maupun yang terlalu kecil, berikut ini
beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan oleh perusahaan dalam
menyelenggarakan persediaan:
 Berapa besarnya jumlah unit persediaan bahan yang diselenggarakan
perusahaan.
 Kapan dan berapa jumlah unit bahan akan dibeli oleh perusahaan.
 Kapan perusahaan yang bersangkutan akan mengadakan pembelian
kembali.

F. Biaya Produksi
Dalam ilmu ekonomi dikenal istilah biaya persediaan yang menurut
buku dari Handoko (1999: 336), menyatakan bahwa pembuatan setiap
keputusan yang akan mempengaruhi besarnya (jumlah) persediaan,
terdapat biaya-biaya variabel yang perlu diperhatikan. Biaya-biaya variabel
tersebut meliputi:

1. Biaya penyimpanan (holding costs / carrying costs)


Biaya penyimpanan merupakan biaya yang di dalamnya terdiri dari
biaya-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan.
Terdapat beberapa biaya yang termasuk dalam biaya penyimpanan, yaitu:
Adapun yang termasuk biaya penyimpanan adalah antara lain sebagai
berikut :
 Biaya fasilitas yang meliputi biaya pendingin ruangan, biaya penerangan
ruangan, dan lain sebagainya.
 Biaya pajak persediaan
 Biaya asuransi persediaan
 Biaya keamanan
11

 Sewa gudang, dll.


Besarnya biaya penyimpanan ini dihitung dalam bentuk persen tertentu
terhadap harga sediaan, conohnya misalnya 10% dan 20% dari harga
sediaan.

2. Biaya pemesanan atau pembelian (ordering costs / procurement costs)


Biaya pemesanan merupakan biaya yang timbul pada saat pemesanan
barang sediaan. Biaya pemesanan terdiri dari beberapa hal yaitu:
 Biaya yang timbul saat proses pemesanan dan pengiriman barang
 Biaya telepon dan komunikasi
 Baya surat menyurat
 Biaya packing dan penimbangan
 Biaya ekspedisi ke gudang, dll
Untuk meminimalisir biaya pemesanan, sebaiknya
perusahaan melakukan pemesanan dalam jumlah besar. Jumlah unit yang
dipesan berbanding terbalik dengan frekuensi atau banyaknya pemesanan.
Jika jumlah unit yang dipesan diperbesar atau diperbanyak maka frekuensi
pemesanan akan berkurang. Namunjika unit yang dipesan diperkecil maka
frekuensi pemesanan akan meningkat dan justru akan membuat biaya
pemesanan dalam satu periode akan membengkak.

3. Biaya penyiapan pabrik (setup costs manufacturing)


Biaya ini timbul ketika perusahaan tidak mem,beli barang sediaan,
melainkan memproduksi sendiri dari pabrik. Biaya penyiapan pabrik
meliputi:
 Biaya mesin
 Biaya tenaga kerja
 Biaya penjadwalan
 Biaya ekspedisi
12

4. Biaya kehabisan / kekurangan bahan (shortage costs)


Biaya kehabisan/ biaya kekurangan bahan merupakan biaya yang
timbul ketika persediaan tidak mencukupi atau tidak seimbang dengan
permintaan bahan. Biaya kehabisan meliputi biaya-biaya sebagai berikut:
 Biaya kehilangan pelanggan
 Biaya kehilangan barang atau penjualan
 Biaya pemesanan khusus
 Biaya ekspedisi
 Biaya operasi
 Biaya selisih harga
 Biaya tambahan pengeluaran
Khusus untuk biaya kehabisan, masing-masing nominalnya sulit diukur
atau diprediksi karena semuanya hanya perkiraan dan tidak bisa dlihat
secara obyektif.

Selain biaya variabel, terdapat juga biaya tetap yang merupakan harga
dari persediaan itu sendiri. Harga dianggap sebagai biaya tetap karena
pendekatan yang dipakai untuk mengukur harga dalam persediaan adalah
harga sediaan yang diketahui tetap dan tidak berubah-ubah karena faktor
apapun. Biaya variabel persediaan lazim disebut incremental cost. Dengan
demikian biaya variabel total ( Total Incremental Cost, TIC ) dapat ditulis
dalam persamaan berikut.
13

Rumus mencari Q (unit yang dipesan per order) :

Rumus total biaya sediaan :

Contoh kasus:
Sebuah perusahaan ABC memerlukan sediaan sebanyak 15.000 unit
pertahun. Biaya pemesanan Rp. 500 per order dan biaya penyimpanan
60% dari harga sediaan per unit per tahun. Harga sediaan per unit Rp. 100.
Hitunglah berapa biaya variable dan total biaya sediaan perusahaan
tersebut?
Biaya variabel: (15.000/500) x Rp 500 + (500/2) x Rp 60 = Rp 30.000
Total biaya sediaan: 30.000 + 15.000 (100) = Rp 1.530.000
Maka biaya rata-rata sediaan adalah Rp.1.530.000/15.000 unit =
Rp.102/unit.
Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk menghitung biaya
persediaan,perusahaan perlu mengetahui berapa besarnya biaya variabel
serta biaya tetap dari sediaan tersebut. Setalah diketahui dan dirinci
masing-masing, barulah didapat total biaya persediaan yang bisa diestimasi
oleh perusahaan.
14

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Persediaan atau inventory adalah bahan atau barang yang disimpan
yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu. Persediaan memiliki
fungsi decoupling, economic size, dan antisipasi. Jenis persediaan dibagi
berdasarkan bentuk fisiknya, manufakturnya, dan tujuan persediaannya.
Persediaan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor pendukungnya. untuk
menghitung biaya persediaan,perusahaan perlu mengetahui berapa
besarnya biaya variabel serta biaya tetap dari sediaan tersebut. Setalah
diketahui dan dirinci masing-masing, barulah didapat total biaya persediaan
yang bisa diestimasi oleh perusahaan.

B. Saran
Sebelum mendirikan sebuah usaha ada baiknya kita mengetahui
tentang pentingnya persediaan dalam menunjang suatu usaha. Sehingga
usaha yang kita dirikan dapat berjalan dengan baik dan minim akan
kegagalan.
DAFTAR PUSTAKA

Herjanto, Eddy. 2007. Manajemen Operasi. Jakarta: Grasindo.

Fess, Warren Reeve . 2005. Accounting/Pengantar Akuntansi. Jakarta:


Salemba Empat.

Alexandri, Moh. Benny. 2009. Manajemen Keuangan Bisnis: Teori dan Soal.
Bandung: Penerbit Alfabeta.

Ristono, Agus. 2009. Manajemen persediaan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Nasution, Arman H dan Prasetyawan, Yudha. 2008. Perencanaan dan


Pengendalian Produksi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Kieso, Donal E, dkk. 2008. Akuntansi Intermediate. Jakarta: Erlangga.

Heizer, Jay dan Render, Barry. 2005. Operations Management. Jakarta:


Salemba Empat.

Tampubolon, 2004. Manajemen Operasional. Penerbit Ghalia Indonesia:


Jakarta.
Handoko, T. Hani. 1999. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan
Operasi, Edisi 7. BPFE: Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai