Manajemen Industri
“Persediaan”
Kelompok 3 :
1. Arief Syaifulloh
2. Dewi Ariani
3. Muhammad Munir Rendi Prastia
4. Shenly Dhea P
5. Vinsensius Fernandus Karu
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang. Kami haturkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Manajemen Industri
tentang “Persediaan”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat
bantuan dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, kami sadar sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan dalam informasi yang ada. Oleh karenanya kami
dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
nantinya kami dapat lebih baik lagi.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Persediaan” ini
dapat memberikan manfaat maupun inspirasi kepada para pembaca.
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perusahaan jasa seperti kantor konsultan pajak, kantor akuntan publik
pada umumnya tidak memiliki persediaan. Sebaliknya bagi perusahaan
dagang dan manufaktur, persediaan menjadi salah satu aset terpenting. Hal
ini dikarenakan seluruh pendapatannya diperoleh dari penjualan barang
yang berasal dari persediaan. Sebab itu, tidak heran jika pihak manajemen
perusahaan dagang dan manufaktur sangat mementingkan perencanaan
dan pengendalian persediaan. Selain itu, beberapa pengguna laporan
keuangan juga membutuhkan informasi tentang persediaan untuk membuat
keputusan seperti keputusan investasi, atau keputusan ekonomi lain. Oleh
karena itu, makalah ini akan membahas mengenai persediaan dan cara
menentukan biaya persediaan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari persediaan?
2. Apa saja fungsi dan kegunaan dari persediaan itu?
3. Apa saja jenis-jenis persediaan?
4. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi persediaan?
5. Mengapa persediaan itu perlu dilakukan?
6. Bagaimana cara untuk menentukan biaya produksi?
C. Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami tentang persediaan di dalam
manajemen industri.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Persediaan
Persediaan atau inventory adalah bahan atau barang yang disimpan
yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu. Setiap perusahaan
yang melakukan kegiatan usaha umumnya memiliki persediaan.
Keberadaannya tidak saja dianggap sebagai beban (liability) karena
merupakan pemborosan (waste), tetapi sekaligus juga dapat dianggap
sebagai kekayaan (asset) yang dapat segera dicairkan dalam bentuk uang
tunai (cash). Sistem pengelolaan persediaan merupakan serangkaian
kebijakan pengendalian untuk menentukan tingkat persediaan yang harus
dijaga. Apabila jumlah persediaan terlalu besar (overstock) mengakibatkan
timbulnya dana menganggur yang besar, juga menimbulkan resiko
kerusakan barang yang lebih besar dan biaya penyimpanan yang tinggi.
Namun jika persediaan terlalu sedikit mengakibatkan resiko terjadinya
kekurangan persediaan (stockout) karena seringkali barang tidak dapat
didatangkan secara mendadak dan sebesar yang dibutuhkan, yang
menyebabkan terhentinya proses produksi, tertundanya penjualan, bahkan
hilangnya pelanggan.
Berikut ini beberapa pengertian persediaan (inventory) dari beberapa
sumber buku:
Menurut Herjanto (2007), persediaan adalah bahan atau barang yang
disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu,
misalnya untuk digunakan dalam proses produksi atau perakitan, untuk
dijual kembali, atau untuk suku cadang dari suatu peralatan atau mesin.
Menurut Warren (2005), persediaan adalah barang dagang yang dapat
disimpan untuk kemudian dijual dalam operasi bisnis perusahaan dan
dapat digunakan dalam proses produksi atau dapat digunakan untuk
tujuan tertentu.
3
Dan dibawah ini adalah penjelasan dari ketiga fungsi persediaan yang
telah dijelaskan seperti yang tertera diatas sebagai berikut :
a. Fungsi Decuopling
Merupakan fungsi perusahaan untuk mengadakan persediaan decouple,
dengan mengadakan pengelompokan operasional secara terpisah-pisah.
c. Fungsi Antisipasi
Merupakan penyimpanan persediaan bahan yang fungsinya untuk
penyelamatan jika sampai terjadi keterlambatan datangnya pesanan
bahan dari pemasok. Tujuan utama adalah untuk menjaga proses
konversi agar tetap berjalan lancar.
3. Untuk menekan harga pokok per unit barang dengan menekan biaya-
biaya produksi per unit.
C. Jenis-Jenis Persediaan
Setiap jenis persediaan mempunyai karakteristik tersendiri dan cara
pengelolaan yang berbeda. Adapun menurut Handoko
(1999:334) berdasarkan bentuk fisiknya, persediaan dapat dibedakan
menjadi beberapa jenis, yakni sebagai berikut:
a. Persediaan bahan mentah (raw material)
Artinya adalah persediaan barang berwujud, seperti besi, kayu, serta
komponen-komponen lain yang digunakan dalam proses produksi.
b. Persediaan komponen-komponen rakitan (purchased parts/ componen)
Artinya adalah persediaan barang-barang yang terdiri dari komponen-
komponen yang diperoleh dari perusahaan lain secara langsung dapat
dirakit menjadi suatu produk.
c. Persediaan bahan pembantu atau penolong (supplies)
Artinya adalah persediaan barang-barang yang diperlukan dalam proses
produksi, tetapi bukan merupakan bagian atau komponen barang jadi.
d. Persediaan dalam proses (work in process)
Artinya adalah persediaan barang-barang yang merupakan keluaran dari
tiap-tiap bagian dalam proses produksi atau telah diolah menjadi suatu
bentuk, tetapi masih perlu diproses lebih lanjut menjadi barang jadi.
e. Persediaan barang jadi (finished goods)
Artinya adalah persediaan barang-barang yang telah selesai diproses
atau diolah dalam pabrik dan siap dijual atau dikirim kepada pelanggan.
6
F. Biaya Produksi
Dalam ilmu ekonomi dikenal istilah biaya persediaan yang menurut
buku dari Handoko (1999: 336), menyatakan bahwa pembuatan setiap
keputusan yang akan mempengaruhi besarnya (jumlah) persediaan,
terdapat biaya-biaya variabel yang perlu diperhatikan. Biaya-biaya variabel
tersebut meliputi:
Selain biaya variabel, terdapat juga biaya tetap yang merupakan harga
dari persediaan itu sendiri. Harga dianggap sebagai biaya tetap karena
pendekatan yang dipakai untuk mengukur harga dalam persediaan adalah
harga sediaan yang diketahui tetap dan tidak berubah-ubah karena faktor
apapun. Biaya variabel persediaan lazim disebut incremental cost. Dengan
demikian biaya variabel total ( Total Incremental Cost, TIC ) dapat ditulis
dalam persamaan berikut.
13
Contoh kasus:
Sebuah perusahaan ABC memerlukan sediaan sebanyak 15.000 unit
pertahun. Biaya pemesanan Rp. 500 per order dan biaya penyimpanan
60% dari harga sediaan per unit per tahun. Harga sediaan per unit Rp. 100.
Hitunglah berapa biaya variable dan total biaya sediaan perusahaan
tersebut?
Biaya variabel: (15.000/500) x Rp 500 + (500/2) x Rp 60 = Rp 30.000
Total biaya sediaan: 30.000 + 15.000 (100) = Rp 1.530.000
Maka biaya rata-rata sediaan adalah Rp.1.530.000/15.000 unit =
Rp.102/unit.
Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk menghitung biaya
persediaan,perusahaan perlu mengetahui berapa besarnya biaya variabel
serta biaya tetap dari sediaan tersebut. Setalah diketahui dan dirinci
masing-masing, barulah didapat total biaya persediaan yang bisa diestimasi
oleh perusahaan.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Persediaan atau inventory adalah bahan atau barang yang disimpan
yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu. Persediaan memiliki
fungsi decoupling, economic size, dan antisipasi. Jenis persediaan dibagi
berdasarkan bentuk fisiknya, manufakturnya, dan tujuan persediaannya.
Persediaan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor pendukungnya. untuk
menghitung biaya persediaan,perusahaan perlu mengetahui berapa
besarnya biaya variabel serta biaya tetap dari sediaan tersebut. Setalah
diketahui dan dirinci masing-masing, barulah didapat total biaya persediaan
yang bisa diestimasi oleh perusahaan.
B. Saran
Sebelum mendirikan sebuah usaha ada baiknya kita mengetahui
tentang pentingnya persediaan dalam menunjang suatu usaha. Sehingga
usaha yang kita dirikan dapat berjalan dengan baik dan minim akan
kegagalan.
DAFTAR PUSTAKA
Alexandri, Moh. Benny. 2009. Manajemen Keuangan Bisnis: Teori dan Soal.
Bandung: Penerbit Alfabeta.