1. Karsinoma Nasofaring Datang seorang pasien usia 35 tahun dengan terpasang trakeostomi seperti pada gambar
a. Apakah indikasi pemasangan trakeotomi?
o gagal napas pada saluran napas atas o emerlukan ventilasi mekanik jangka panjang o obstruksi jalan napas atas o kelainan neurologis yang mengganggu saluran napas o memerlukan akses untuk membersihkan paru-paru o mencegah aspirasi pada traktus trakeobronkial o trauma b. Jelaskan pemeriksaan untuk diagnosis kasus diatas? Anamnesis Keluhan di panca indera 1) telinga : telinga terasa berdenging (tinitus), telinga terasa penuh, penurunan pendengaran (CHL) 2) hidung : hidung terasa tersumbat (obstruksi nasi), epistaksis, rhinorea/PND 3) mata : diplopia (pandangan ganda), exoftalmus 4) saraf : neuralgia trigeminus, parese N. VII 5) leher : pembesaran kelenjar di regio colli Pemeriksaan fisik 1) penurunan pendengaran : cek dengan garpu tala 2) keluhan hidung : cek dengan rhinoskopi anterior, rhinoskopi posterior 3) keluhan mata : dengan inspeksi dan pemeriksaan diplopia 4) saraf : parese N. VII melalui inspeksi 5) leher : pemeriksaan palpasi kelenjar regio colli Pemeriksaan penunjang 1) CT Scan/MRI potongan sagital, coronal dan axial 2) Biopsi Nasofaring 3) Foto thorax, USG Abdomen, Bone Survey untuk melihat metastasis Diagnosis banding : Chondroma Angiofibroma nasofaring Limfoma 2. Adenoid hipertrofi Datang ke praktek dokter, seorang anak usia 5 tahunn dengan keluhan tidur ngorok. Hasil pemeriksaan foto rotgen lateral kepala ratio adenoid sebagai berikut :
a. Interpretasi pemeriksaan diatas adalah?
Dihadapkan hasil foto lateral kepala ratio adenoid atas nama An. X usia 5 tahun dengan hasil ratio adenoid 0.6. interpretasinya terdapat pembesaran tonsila adenoid pada foto kepala lateral fokus adenoid b. pemeriksaan sederhana lain yang dapat dilakukan adalah? Anamnesis (dari anamnesis biasanya didapatkan pasien : mengorok saat tidur, suka tiba-tiba terbangun karena sesak saat tidur, fascies adenoid) - hidung : hidung bagian belakang tersumbat, rhinorea - telinga : otitis media berulang Pemeriksaan yang dapat dilakukan - rhinoskopi anterior dengan pemeriksaan palatal phenomenon (dengan mengarahkan cahaya ke arah nasofaring, kemudian pasien disuruh berkata iii, kemudian dilihat apakah ada bayangan, kalau ada bayangan hasilnya (+) sehingga tidak ada pembesaran tonsila adenoid, tetapi ikalau tidak terbentuk bayangan hasilnya (-) sehingga ada pembesaran tonsila adenoid - rhinoskopi posterior dengan pemeriksaan menggunakan kaca laring diarahkan pada area nasofaring (pada pemeriksaan rhinoskopi posterior digunakan tongue spatel untuk menekan lidah, supaya memudahkan masuknya kaca laring dan dapat memberikan area penglihatan pemeriksa) - pemeriksaan digitalis (palpasi regio digitalis) - pemeriksaan radiologi : foto polos kepala lateral fokus adenoid - pemeriksaan darah : ASTO (Anti Streptolisin Type O) c. tatalaksana yang dapat dilakukan? - adenoidektomi dilakukan jika pasien sudah mengalami penurunan produktivitas hidup, dan menyebabkan obstruksi saluran napas - indikasi adenoidektomi : sumbatan (sumbatan hidung, sleep apneu, gangguan menelan, gangguan bicara, fascies adenoid), infeksi (adenoiditis berulang, OMA), curiga keganasan 3. Karsinoma laring Pasien datang ke Poli THT dengan keluhan suara serak sejak 1 tahun yang lalu. Berat badan mulai menurun. Hasil pemeriksaan endoskopi laring : a. Bagaimana interpretasi pemeriksaan diatas? Dari hasil endoskopi terlihat adanya massa berbenjol-benjol, rapuh, mudah berdarah pada laring. Massa menempati plica vocalis. Dan terjadi penurunan motilitas dari plica vocalis. b. Apakah diagnosis dan diagnosis banding yang sesuai dengan kasus diatas? Anamnesis Suara serak, penurunan berat badan, riwayat merokok (+), Pemeriksaan fisik Dapat menggunakan laringoskopi indirect (dengan menggunakan kaca laring dan lidahnya ditarik dengan menggunakan kassa, kemudian pasien disuruh berkata aaaa untuk melihat motilitas dari pita suara) Pemeriksaan penunjang Dengan CT scan/MRI potongan sagital, coronal dan axial Pemeriksaan foto thorax untuk melihat apakah ada metastasis tumor Biopsi dengan menggunakan direct laringoskopi Diagnosis Karsinoma laring Diagnosis banding Nodul pita suara (riwayat pekerjaan yang bersuara keras, suara parau, kadang diikuti batuk pilek), polip laring (suara parau, terlihat nodul bertangkai di 1/3 anterior atau 1/3 medial) 4. Rhinosinusitis maxillaris Datang seroang anak yang sering batuk pilek sejak 2 bulan, pasien mengeluhkan nyeri pada wajah sebelah kanan. demikian hasil pemeriksaan foto waters
a. Bagaimanakah interpretasi foto waters?
Dalam foto waters atas nama An. X usia 9 tahun terlihat gambaran sinus maxillaris sinistra ada pembesaran sinus, air fluid level, perselubungan dan penebalan mukosa sinus. b. Etiologi apakah yang mendasari penyakit tersebut? Rhinitis berulang, rhinitis saat hamil, kelainan anatomis (septum deviasi, hipertrofi konka), polip nasi, hipertrofi adenoid, ISPA akibat virus dan bakteri, infeksi gigi, kebiasaan merokok Anamnesis Gejala umum rhinosinusitis akut: Hidung tersumbat, rasa nyeri pada sinus yang terinfeksi, rhinorea atau PND, demam, lesu Gejala spesifik sinus maxilla akut : nyeri rahang atas, nyeri tekan regio maxillaris hiperemi pada pipi, keluar sekret dari hidung (dari meatus medius) c. Pemeriksaan apakah yang dapat dilaksanakan dan tatalaksana yang diperlukan Rhinoskopi anterior : mukosa konka hiperemis, edema. Ada pus dimeatus medius Rhinoskopi posterior : tampak pus pada nasofaring (PND) Transiluminasi : akan berwarna suram atau gelap Foto waters, PA dan lateral Tatalaksana - Non Operatif Non medikamentosa Menghindari alergen dan menjaga imunitas tubuh dengan mencukupkan makan Medika mentosa Akut : berikan Antibiotik (amoxicillin clavulanat atau cephalosphorin selama 10-14 hari), berikan dekongestan oral/topikal (mengurangi sumbatan jalan napas), analgetik (mengurangi rasa nyeri akibat infeksi), steroid oral, cuci hidung dengan NaCl Kronis : berikan Antibiotik sesuai gram negatif dan anaerob, Operatif Pembedahan radikal : Sinus maxilla (Caldwell-Luc) Sinus etmoid (etmoidektomi) Pembedahan non radikal : BSEF (Bedah Sinus Endoskopik Fungsional)
5. Otitis Media Supuratif Kronis stadium perforasi
a. Interpretasi pemeriksaan diatas?
Inspeksi : liang telinga hiperemis, membran timpani perforasi central, discharge (+) serous, reflek cahaya (-) b. Apakah diagnosis dan diagnosis banding? OMSK stadium aktif : keluar cairan terus menerus >2 bulan, perforasi membran timpani central, DD : OMA Maligna, c. Apakah tatalaksana yang diperlukan? Jika masih keluar cairan, cuci dengan H2O2 3-5% selama 3-5 hari Jika sudah tidak keluar cairan, berikan tetes antibiotik non ototoksik dan steroid Terapi oral untuk golongan ampicilin atau eritromisin jika blm ketahuan hasil resistensi bakterinya. Kalau bakteri resisten ampicilin diberikan ampicilin asam clavulanat bIla sekret – tapi perforasi menetap sampai 2 bulan lakukan miringoplasti atau timpanoplasti. Jangan lupa sembuhkan sumber infeksi sebelumnya.