Anda di halaman 1dari 8

FISIOTERAPI

Senin, 27 Desember 2010

ULTRASOUND
Ultrasound
Ultrasound therapy adalah suatu terapi dengan menggunakan getaran mekanik
gelombang suara dengan frekuensi lebih dari 20.000 Hz. Yang digunakan dalam Fisioterapi
adalah 0,5-5 MHz dengan tujuan untuk menimbulkan efek terapeutik melalui proses tertentu.
1. Fisika Dasar Ultrasound
a. Efektif Radiating Area (ERA)
Permukaan tranduser tidak semuanya memancarkan gelombang ultrasound
melainkan hanya permukaan tertentu yang disebut efektif radiating area. Oleh sebab itu
ERA merupakan tolak ukur yang tentu dalam penentuan dosis. Sifat bekas gelombang
Ultrasound
Sifat berkas gelombang ultrasound dibedakan atas dua bagian yaitu :
Area Convergensi, ciri-cirinya adalah :
1) Terjadi gejala interferensi pada daerah yang tidak homogen pada berkas tersebut
sehingga timbul variasi intensitas yang besar yang disebut dengan intensity peaks
sedangkan gejala interferensi yang tidak homogen disebut Beams Non Uniformity
Ratio (BNR). BNR tidak bisa dihilangkan sama sekali. Nilai normalnya adalah 4
sampai 6 kali intensity peaks
2) Bentuk berkasnya convergensi dimana panjang area convergensi ditentukan oleh
diameter tranduser
3) Penyebaran berkasnya lebih terpusat, hal ini juga tergantung pada frekuensi dan
diameter tranduser, dimana bila frekuensi tinggi maka panjang area convergensi akan
panjang demikian pula jika tranduser besar maka area konvergensi semakin panjang
Area Divergensi, ciri-cirinya adalah :
1) Tidak terjadi gejala interferensi yang menyebabkan berkas gelombang sama
2) Berkas gelombang yang menyebar
b. Fenomena fisik yang terjadi pada ultrasound
1) Bentuk Gelombang
Bentuk gelombang ultrasound adalah longitudinal yang memerlukan medium
yang elastis sebagai media perlambatan. Setiap medium elastis kecuali yang hampa
udara. Gelombang elastis longitudinal menyebabkan kompresi dan ekspansi medium
pada jarak separuh gelombang yang menyebabkan variasi tekanan pada medium
2) Refleksi atau pemantulan
Refleksi atau pemantulan terjadi bila gelombang ultrasound melalui dua media
yang berbeda. Banyaknya energi yang dipantulkan tergantung independence acuistik
spesifik dari berbagai media.
Karena faktor pemantulan gelombang pada permukaan media, maka energi
paling besar pada jaringan interface.
3) Penyebaran Gelombang ultrasound
Penyebaran gelombang ultrasound atau divergensi dalam tubuh timbul karena
adanya divergen dan adanya refleksi. Di dalam jaringan bundel ultrasound dapat
menyebar oleh karena adanya refleksi sehingga timbul efek-efek di luar daerah
pancaran bundel ultrasound
4) Penyerapan dan Penetrasi Ultrasound
Jika gelombang ultrasound masuk ke dalam jaringan maka efek yang
diharapkan adalah efek biologis. Oleh karena adanya penyerapan tersebut maka
semakin dalam gelombang ultrasound masuk dan intensitasnya semakin berkurang
Gelombang ultrasound diserap oleh jaringan dalam berbagai ukuran tergantung
pada frekuensi, frekuensi rendah penyerapannya lebih sedikit dibandingkan dengan
frekuensi tinggi. Jadi ada ketergantungan antara frekuensi, penyerapan dan
kedalaman efek dari gelombang ultrasound. Disamping itu refleksi, koefisien
penyebaran menentukan penyebarluasan ultrasound di dalam jaringan tubuh.
Tabel 1. Koefisien Penyerapan pada Frekuensi 1 MHz dan 3 MHz
Medium Frek. 1 MHz Frek. 3 MHz
Darah 0,028 0,084
Pembuluh darah 0,4 1,2
Tulang 3,22 -
Kulit 0,62 1,86
Tulang rawan 1,16 3,48
Udara 2,27 8,28
Tendon 1,12 3,38
Otot 0,76 2,28
Lemak 0,28 0,84
Air (20°C) 0,14 0,42
Serabut saraf 0,0006 0,0018
0,2 0,6
Dari tabel di atas, nampak ada dua nilai absorbsi di dalam jaringan otot. Adanya
perbedaan yang penting disini adalah karena arah dari bundel ultrasound terhadap
jaringan otot. Pertama, jika bundel ultrasound jatuh secara tegak lurus terhadap
jaringan otot. Kedua, jika bundel ultrasound berjalan sejajar dengan jaringan otot.
Pada keadaan yang kedua nilai absorbsinya hampir tiga kali lebih kecil. Sebuah
satuan yang lebih praktis dalam hal penyebaran adalah Half Value Depth atau jarak
nilai setengah (HVD). Yang dimaksud jarak nilai setengah adalah jarak dimana
intensitas dari ultrasound dalam suatu media tertentu tinggal separuh. Jarak nilai
setengah ini ditentukan koefisien penyerapan
Tabel 2. Jarak Nilai Setengah Pada Beberapa Medium
Medium Frek. 1 MHz Frek. 3 MHz
Tulang 2,1 mm -
Kulit 11,1 mm 4 mm
Tulang rawan 6m 2 mm
Udara 2,5 mm 0,8 mm
Tendon 2,5 mm 0,8 mm
Otot 9 mm 3 mm
Lemak 24,6 mm 16,5 mm
Air (200C) 50 mm 16,5 mm
11500 mm 3833,3 mm
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa banyaknya energi ultrasound diserap
dalam jaringan tendon dan jaringan tulang rawan. Penetrasi terdalam, dimana efek
terapeutik masih bisa kita harapkan dinyatakan dalam istilah “Penetration Depth”
adalah merupakan suatu titik dimana intensitas ultrasound yang diberikan masih
tersisa 10%
5) Pembiasan
Pembiasan gelombang ultrasound ditentukan oleh nilai indeks tiap-tiap media
pada jaringan, dimana indeks bias ditentukan oleh kecepatan gelombang ultrasound
pada tiap-tiap medium. Nilai indeks bias (n) = 1 berarti tiap pembiasan sedangkan
nilai indeks bias lebih dari 1 berarti pembiasan mendekati garis normal dan jika
indeks bias kurang dari 1 berarti pembiasan menjauhi garis normal. Besarnya
pembiasan ditentukan oleh sudut datang dan kecepatan gelombang suara pada
media yang dilaluinya.
6) Coupling Media
Untuk dapat meneruskan gelombang ultrasound ke dalam jaringan tubuh maka
dibutuhkan suatu medium yang berada antar tranduser dan permukaan tubuh yang
akan diultrasound Adapun ciri-ciri coupling media yang baik pada penggunaan
ultrasound secara umum adalah :
a) Bersih dan steril
b) Tidak terlalu cair kecuali metode under water
c) Tidak terlalu cepat diserap oleh kulit
d) Transparansi
e) Mudah dibersihkan
2. Efek Ultrasound
a. Efek Mekanik
Bila gelombang ultrasound masuk ke dalam tubuh maka akan menimbulkan
pemampatan dan peregangan dalam jaringan sama dengan frekuensi dari mesin
ultrasound sehingga terjadi variasi tekanan dalam jaringan. Dengan adanya variasi
tersebut menyebabkan efek mekanik yang sering disebut dengan istilah “micromassage”
yang merupakan efek terapeutik yang sangat penting karena hampir semua efek ini
sangat diharapkan sehingga pada daerah micro tissue damage baru yang memacu
proses inflamasi fisiologis.
b. Efek Panas
Micromassage pada jaringan akan menimbulkan efek “friction” yang hangat. Panas
yang ditimbulkan oleh jaringan tidak sama tergantung dari nilai “acustic independance”,
pemilihan bentuk gelombang, intensitas yang digunakan dan durasi pengobatan. Area
yang paling banyak mendapatkan panas adalah jaringan “interface” yaitu antara kulit dan
otot serta periosteum. Hal ini disebabkan oleh adanya gelombang yang diserap dan
dipantulkan. Agar efek panas tidak terlalu dominan digunakan intermitten ultrasound
yang efek mekanik lebih dominan dibandingkan efek panas.
Pada tendon dan otot akan meningkatkan temperatur sebesar 0,07 derajat Celcius
perdetik. Pengukuran ini dilakukan pada sebuah model jaringan otot. Jadi tanpa adanya
efek regulasi dari sirkulasi darah.
c. Efek Biologis
Efek lain dari micromassage adalah efek biologis yang merupakan refleks fisiologis
dari pengaruh mekanik dan pengaruh panas. Efek biologis yang ditimbulkan oleh
ultrasound antara lain :
1) Meningkatkan sirkulasi darah
Salah satu efek yang ditimbulkan oleh ultrasound adalah panas sehingga tubuh
memberikan reaksi terhadap panas tersebut yaitu terjadinya vasodilatasi, hal tersebut
disebabkan oleh :
a) Adanya pembebasan zat-zat pengiritasi jaringan yang merupakan konsekuensi dari
sel-sel tubuh yang rusak sebagai akibat dari mekanisme vibrasi
b) Adanya iritasi langsung pada serabut saraf efferent atau bermielin tebal. Iritasi ini
mengakibatkan terjadinya post excitatory depression dalam aktivitas
orthosympatik
2) Rileksasi Otot
Dengan adanya efek panas maka akan mengakibatkan vasodilatsi pembuluh
darah sehingga terjadi perbaikan sirkulasi darah yang mengakibatkan rileksasi otot.
Hal ini disebabkan oleh karena zat-zat pengiritasi diangkut oleh darah disamping itu
efek vibrasi ultrasound mempengaruhi serabut afferent secara langsung dan
mengakibatkan rileksasi otot.
3) Meningkatkan Permeabilitas Membran
Melalui mekanisme getaran gelombang ultrasound maka cairan tubuh akan
didorong ke membran sel yang menyebabkan perubahan konsentrasi ion sehingga
mempengaruhi nilai ambang dari sel-sel.
4) Mempercepat proses penyembuhan jaringan
Dengan pemberian ultrasound akan menyebabkan terjadinya vasodilatasi
pembuluh darah sehingga meningkatkan suplai bahan makanan pada jaringan lunak
dan juga terjadi peningkatan antibody yang mempermudah terjadinya perbaikan
jaringan yang rusak. Disamping itu akibat dari efek panas dan efek mekanik yang
ditimbulkan oleh ultrasound menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan secara
fisiologis yang mengakibatkan terjadinya reaksi radang yang diikuti oleh terlepasnya
“P” substance, prostaglandin, bradikin dan histamine yang mengakibatkan
terangsangnya serabut saraf bermyelin tipis sehingga timbul rasa nyeri. Namun
dengan terangsangnya “P” substance tersebut mengakibatkan proses induksi
proliferasi akan lebih terpacu sehingga mempercepat terjadinya penyembuhan
jaringan yang mengalami cedera.
Reaksi “P” substance bersama neurotransmitter lainnya seperti histamine,
bradikinin dan prostaglandin merupakan kelompok senyawa amin yang ikut berperan
dalam reaksi radang yang terjadi oleh karena adanya kerusakan jaringan akibat
trauma atau stimulus mekanik, stimulus elektris maupun stimulus kimia. Reaksi “P”
substance tersebut dapat bersifat vascular dan reaksi seluler yang pada prinsipnya
memacu induksi proliferasi fibroblast pada fase pembentukan jaringan kollagen muda
sebagai proses regenerasi awal yang dimulai sejak 24-30 jam pertama. “P” substance
juga merupakan salah satu neurotransmitter yang sangat bermanfaat bagi dimulainya
proses regenerasi jaringan. Pada fase akut nocisensorik akan teriritasi oleh reaksi
kimia akibat “P” substance di sekitar lesi. Dengan demikian maka pada fase akut
suatu peradangan akan ditandai dengan nyeri yang hebat.
5) Mengurangi Nyeri
Nyeri dapat dikurangi dengan menggunakan ultrasound, selain dipengaruhi oleh
efek panas juga berpengaruh langsung pada saraf. Hal ini disebabkan oleh karena
gelombang pula dengan intensitas rendah sehingga dapat menimbulkan pengaruh
sedative dan analgesi pada ujung saraf afferent II dan IIIa sehingga diperoleh efek
terapeutik berupa pengurangan nyeri sebagai akibat blockade aktivitas pada HPC
melalui serabut saraf tersebut.
d. Indikasi Ultrasound
1) Kelainan-kelainan / penyakit pada jaringan tulang sendi dan otot
2) Keadaan-keadaan post traumatik
3) Fraktur
4) Rheumathoid Arthritis pada stadium tidak aktif
5) Kelainan / penyakit pada sirkulasi darah
6) Penyakit-penyakit pada organ dalam
7) Kelainan / penyakit pada kulit
8) Luka bakar
9) Jaringan parut oleh karena operasi
10) Kontraktur
e. Kontra Indikasi Ultrasound
1) Mata
2) Jantung
3) Uterus pada wanita hamil
4) Epiphysela plates
5) Testis
6) Post laminectomi
7) Hilangnya sensibilitas
8) Tumor
9) Diabetes Mellitus (DM)
10) Trombhoplebitys dan Varises
wahyu palguna di 06.50

Berbagi

6 komentar:

Welcome to my Ajunk BLOG 25 April 2013 20.08


Refrensi dr sumber mana yu???
Balas

PHYSIOINLOVE 16 Maret 2014 01.24


Pengen beli alat fisioterapi ultrasound ?

Mau beli alat fisioterapi ultrasound ?


Balas

TOKO ALAT FISIOTERAPI 17 September 2014 01.37


Thanks !! Ulasan tentang ultrasound terapi dan alat fisioterapi ultrasound yang mencerahkan.....
Balas

Rahmat Al Hafizh 13 Juli 2017 06.39


Bagaimna penulisan dftra pustaka dari blog?
Balas

RISTOARI Marketing Alat Fisioterapi 27 Desember 2017 15.25


mantap om, Barangkali pengunjung web ini ada yang butuh alat fisioterapi, kami www.alat-
fisioterapi.com menyediakan berbagai macam alat fisioterapi ultrasound, ada ultrasound murah 6
jutaan, ada ultrasound hanil korea dengan desain modern, ada ultrasound og gyken jepang, dll
Balas

Unknown 3 Mei 2018 02.27


dapusnya dong kk
Balas
Masukkan komentar Anda...

Beri komentar sebagai: numberrez Logout

Publikasikan Pratinjau Beri tahu saya

Beranda ›
Lihat versi web

Mengenai Saya
wahyu palguna

xxx
Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai