Anda di halaman 1dari 64

PSIKOLOGI KOGNITIF

Pengertian: Sebagai suatu studi ilmiah


mengenai proses mental atau aktivitas pikiran.
Proses mental atau pikiran ini meliputi:
1. Bagaimana seseorang memperoleh informasi;
bagaimana informasi itu kemudian dipresentasikan
dan diinformasikan sebagai pengetahuan;
2. Bagaimana pengetahuan itu disimpan didalam
ingatan kemudian dimunculkan kembali;
3. Bagaimana pengetahuan itu digunakan
seseorang untuk mengarahkan sikap-sikap dan
perilaku-perilakunya.
Dengan kata lain:
Psikologi kognitif menfokuskan studi-studinya
pada bagaimana pikiran manusia memproses
informasi sehingga menjadi pengetahuan yang
disimpan dalam ingatan, kemudian
menggunakan pengetahuan itu dalam melakukan
tugas-tugas atau aktivitas-aktivitasnya. Oleh
karena pengetahuan itu diperoleh melalui
informasi yang diproses lebih lanjut, maka
psikologi kognitif juga sering disebut psikologi
pemrosesan informasi
Mengapa Psikologi Kognitif Penting?
1. Kognisi sebagai proses mental atau pikiran
merupakan sesuatu yang sangat penting dan
mendasar bagi studi-studi psikologi manusia.
Apa yang telah dilakukan seseorang tidak akan
terlepas dari aspek-aspek, misalnya: persepsi,
ingatan, pengetahuan dan bahasa.
2. Pandangan psikologi kognitif banyak
mempengaruhi bidang-bidang psikologi yang
lain. Misalnya: pendekatan kognitif banyak
dipergunakan didalam psikologi sosial,
psikologi konseling, psikologi pendidikan,
psikologi konsumen dan psikologi politik.
3. Melaui prinsip-prinsip kognisi, seseorang
dapat memproses informasi secara efisien
dan terorganisasikan dengan baik. Hal ini
sangat penting, karena mengingat dewasa ini
sistem informasi telah dilakukan orang
dengan teknologi yang canggih dan
perkembangannya juga cenderung meluber
Faktor-Faktor Pendorong
1. Popularitas psikologi behaviorisme yang cukup
lama mendominasi di AS sekarang makin
menurun. Penurunan popularitas ini
disebabkan psikologi behaviorisme tidak dapat
menerangkan tingkah laku manusia yang lebih
kompleks misalnya: berpikir, dan pemecahan
masalah. Aliran psikologi behaviorisme
menggunakan teori belajar misalnya: stimulus,
respon dan penguatan.
2. Perkembangan konsep tentang kemampuan
berbahasa yang dimiliki manusia oleh Noan
Chomsky. Ia menolak pendekatan ahli psikologi
behaviorisme mengenai bagaimana manusia
memperoleh kecakapan berbahasa.
Ia menekankan pada proses-proses mental
yang diperlukan untuk menggunakan bahasa.
Para ahli bahasa memiliki argumen bahwa
struktur berbahasa bersifat kompleks, dan
manusia sebenarnya memiliki kemampuan atau
potensi menguasai bahasa sejak lahir.
Sementara itu, ahli-ahli psikologi behaviorisme
menekankan pada proses belajar untuk
memperoleh kecakapan berbahasa.
3. Munculnya teori perkembangan kognitif dari
Jean Piaget, seseorang ahli psikologi dari Swiss.
Piaget membagi beberapa tahap
perkembangan kognitif manusia dari usia anak-
anak sampai dewasa. Misalnya, bagaimana
anak-anak dapat memahami konsep-konsep.
4. Barangkali faktor ini adalah yang paling
penting, yaitu perkembangan pendekatan
pemrosesan informasi. Pendekatan ini berasal
dari ilmu komunikasi dan komputer.
Dua komponen penting didalam pemrosesan
informasi:
a) Proses mental atau berpikir yang
diinterpretasikan sebagai alur penerimaan
informasi seperti yang berlaku pada sebuah
komputer, yang harus melalui beberapa
tahapan,
b) Bahwa proses mental akan dapat dimengerti
dengan baik jika dilakukan dengan cara
membandingkan antara pemrosesan informasi
yang dilakukan oleh manusia dengan
bagaimana sebuah komputer bekerja.
SIFAT-SIFAT UMUM AKTIVITAS
MANUSIA
1. Perhatian
2. Pengamatan
3. Tanggapan
4. Fantasi
5. Ingatan
6. Berpikir
7. Perasaan
8. Motif-Motif
 PERHATIAN
1. Pengertian
Kata perhatian, tidaklah selalu digunakan dalam
arti yang sama. Beberapa contoh dapat
menjelaskan hal ini:
a. Dia sedang memperhatikan contoh yang
diberikan oleh dosennya’
b. Dengan penuh perhatian dia mengikuti kuliah
yang diberikan oleh dosen yang baru itu.
Kedua contoh diatas itu mempergunakan kata
perhatian. Arti kata tersebut, baik dalam
masyarakat dalam hidup sehari-hari maupun dalam
bidang psikologi kira-kira sama.
Karena itulah, maka definisi mengenai
perhatian itu yang diberikan oleh para ahli
psikologi yaitu :
a) Perhatian adalah pemusatan tenaga
psikhis tertuju kepada suatu objek.
b)Perhatian adalah banyak sedikitnya
kesadaran yang menyertai sesuatu
aktivitas yang dilakukan.
2. Macam-macam perhatian
a) Atas dasar intensitasnya, yaitu banyak
sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu
aktivitas atau pengalaman batin, maka
dibedakan menjadi:
1. Perhatian intensif, dan
2. Perhatian tidak intensif
b)Atas dasar cara timbulnya, perhatian
dibedakan menjadi:
1. Perhatian spontan (perhatian tak-
sekehendak, perhatian tak disengaja).
2. Perhatian sekehendak (perhatian
disengaja, perhatian refleksif).
c) Atas dasar luasanya objek yang dikenai
perhatian, perhatian dibedakan menjadi:
1. Perhatian terpencar (distributif), dan
2. Perhatian terpusat (konsentratif).

3. Hal-hal yang menarik perhatian


a) Dipandang dari segi objek:
1. Dalam sebuah barisan, salah seorang
diantara yang berbaris itu memakai baju
merah, sedang yang lain-lainnya berbaju
putih, maka si baju merah itu tentu
menarik perhatian;
2. Dalam suatu pertemuan hampir semua tamu
telah duduk, kecuali seseorang yang masih
mondar-mandir, maka yang mondar-mandir
itu menarik perhatian;
3. Lampu dalam etalase toko yang sebentar
menyala sebentar padam menarik perhatian,
karena lampu yang lain-lain menyala terus;
4. Iklan di surat kabar yang dipasang terbalik
menarik perhatian karena berbeda dari yang
lain;
5. Keadaan, sikap, sifat cara berpakaian yang lain
dari biasanya (misalnya orang yang biasanya
peramah jadi pendiam, orang yang biasanya
tertib jadi kurang tertib, orang yang biasanya
penyabar jadi suka marah-marah, orang yang
biasanya mengenakan kemeja dan celana lalu
mengenakan kain dan daster, dan sebagainya)
pastilah juga menarik perhatian;
6. Hal yang mendadak datang atau hal yang lenyap
dengan tiba-tiba (misalnya suara letusan dalam
suatu malam yang tenang, dosen yang
sekonyong-konyong berhenti berbicara) juga
menarik perhatian.
b) Dipandang dari subjek:
1. Hal-hal yang bersangkut-paut dengan
kebutuhan itu menarik perhatian; iklan
tentang obat-obatan menarik perhatian,
iklan tentang rumah yang akan disewakan
menarik perhatian orang yang butuh
menyewa rumah, pengumuman untuk
mahasiswa program S2 tidak menarik
perhatian mahasiswa S1, dan sebagainya.
2. Hal yang bersangkut-paut dengan kegemaran
itu menarik perhatian; misalnya berita
tentang pertandingan bulutangkis bagi
penggemar bulutangkis, siaran panggung
wayang orang bagi penggemar wayang
orang, petunjuk main catur bagi penggemar
catur, dan sebagainya;
3. Hal yang bersangkut-paut dengan pekerjaan
atau keahlian itu menarik perhatian; ceramah
tentang cara merawat bayi bagi para bidan,
penemuan benda kuno bagi ahli sejarah,
hasil penyelidikan psikologis bagi ahli
psikologi, dan sebagainya.
4. Hal yang bersangkut-paut dengan sejarah
hidup sendiri itu menarik perhatian;
misalnya pembicaraan mengenai
Universitas Gadjah Mada bagi alumni
Universitas tersebut, cerita tentang hutan-
hutan di papua bagi para pelaksana trikora,
percakapan tentang keadaan alam kota
Ambon bagi orang-orang Ambon.
4. Beberapa kesimpulan praktis
a. Aktivitas yang disertai dengan perhatian
intensif akan lebih sukses, prestasinya lebih
tinggi. Alangkah baiknya kalau tiap-tiap
pelajaran dapat diterima oleh mahasiswa
dengan perhatian yang cukup intensif.
b. Perhatian spontan atau perhatian tak
disengaja cenderung untuk berlangsung
lebih lama dan lebih intensif dari pada
perhatian yang disengaja. Alangkah baiknya
kalau pelajaran-pelajaran dapat diterima
oleh mahasiswa dengan perhatian yang
spontan.
c. Dalam kenyataannya sebagian besar
pelajaran justru diterima oleh mahasiswa
dengan perhatian yang disengaja; karena itu
dosen seharusnya selalu berusaha untuk
menarik perhatian mahasiswanya.
 PENGAMATAN
1. Pengertian:
Manusia mengenal dunia wadhah atau dunia rill,
baik dirinya sendiri maupun dunia sekitarnya di
mana dia ada, dengan melihatnya, mendengarnya,
membaunya, atau mencecapnya. Cara mengenal
obyek yang demikian itu disebut mengamati;
sedangkan melihat, mendengar dan seterusnya
disebut modalitas pengamatan. Hal yang diamati
itu dialami dengan sifat-sifat: di sini, kini, sendiri,
dsb.
Dunia pengamatan biasanya dilukiskan
menurut aspek pengaturannya, supaya
memungkinkan subyek melakukan orientasi,
sebagai berikut:
a. Pengaturan menurut sudut pandang
ruang. Menurut sudut pandang ruang ini
dunia pengamatan dilukiskan dalam
pengertian-pengertian: atas-bawah, kiri-
kanan, jauh-dekat, tinggi-rendah, dan
sebagainya.
b. Pengaturan menurut sudut pandang
waktu. Menurut sudut pandang waktu ini
dunia pengamatan dilukiskan dengan
pengertian-pengertian: masa lampau, kini
dan masa yang akan datang dalam
berbagai variasinya.
c. Pengaturan menurut sudut pandang
Gestalt. suatu Gestalt adalah sesuatu yang
merupakan kebetulan dan dapat berdiri
sendiri lepas dari yang lain, misalnya:
rumah, orang, meja, kursi, gambar, dan
sebagainya.
d. Pengaturan menurut sudut pandang arti.
Obyek-obyek yang kita amati kita beri arti atau kita
amati menurut artinya bagi kita. sebuah pabrik,
sebuah rumah sekolah, sebuah rumah kediaman,
sebuah gereja, sebuah garasi mobil, mungkin
dipandang dari segi bangunan menunjukkan
banyak persamaan satu sama lain, tetapi
dipandang dari segi artinya menunjukkan hal yang
sangat berbeda satu sama lain. dan kita melukiskan
dunia pengamatan kita justru menurut artinya itu.
demikian pula bunyi lonceng pabrik, dan bunyi
lonceng gereja menurut bunyinya banyak
persamaannya, tetapi menurut artinya sangat
berbeda satu sama lain.
2. Penglihatan
Menurut objeknya masalah penglihatan
digolongkan menjadi 3 golongan yaitu:
a. Melihat Bentuk
1) Hubungan objek pokok dan latar
belakang,
a) objek pokok lebih berbentuk, latar
belakang kurang berbentuk;
b) objek pokok di depan, latar belakang di
belakang;
c) latar belakang cenderung untuk meluas di
belakang objek pokok
d) batas-batas termasuk pada daerah objek pokok,
bukan pada latar belakang.
e) objek pokok lebih berkesan, lebih mudah diingat,
lebih cenderung untuk punya arti.
2) Peranan sikap batin subjek
Pada pembicaraan mengenai hukum-hukum Gestalt
penglihatan itu ternyata, bahwa bagaimana kesan
yang diterima oleh si subjek yang melihat itu
terutama kalau tidak boleh dikatakan semata-mata
ditentukan oleh objek yang diamati.
3) Konstansi bentuk
Kita dapat melihat sesuatu objek dari berbagai
sudut sehingga bentuk perspektifnya bernilai pula.
Akan tetapi dengan serta merta kita merasa (tahu,
mengerti) bahwa bentuk bendanya itu tetap dan
satu saja.
b. Melihat dalam
1) Objek-objek yang kita hadapi tidak kita lihat
sebagai fenomen-fenomen yang berdiri sendiri,
melainkan selalu dalam hubungan satu sama
lain dalam konteks tertentu.
2) Prinsip proporsionalitas, yaitu bahwa proporsi
atau perbandingan benda-benda itu satu
terhadap yang lain serta terhadap tempatnya
adalah sama. Jika sekiranya konteks benda-
benda itu kita hilangkan maka konstansi besar
itu juga akan hilang.
c. Melihat warna
1) Nilai efektif warna
2) Nilai lambang warna,
 warna hitam melambangkan kegelapan,
kesedihan;
 putih melambangkan kesucian, cahaya;
 merah melambangkan sifat-sifat ekspansif,
dominan, vital, berani;
 kuning melambangkan hal-hal atau benda-
benda yang bersifat bercahaya, ringan, riang;
 biru melambangkan sifat-sifat dalam tak
terhingga, tenang, kesosialan;
 hijau melambangkan keseimbangan,
keselarasan, ketenangan, harapan
3. Pendengaran
Mendengar adalah menangkap bunyi-bunyi
(suara) dengan indra pendengar. Karena hal
demikian, maka bunyi itu dapat berfungsi dua
macam, yaitu:
 sebagai tanda (signal), dan
 sebagai lambang.
4. Rabaan
Istilah raba ini mempunyai 2 arti, yaitu:
a. Meraba, sebagai perbuatan aktif, yang meliputi juga
indra keseimbangan atau kinestesi, dan
b. Pengalaman raba secara pasif, yang
melingkupi pula beberapa indera, atau
kemampuan lain, yaitu:
1) indera untuk sentuh dan tekanan
2) indera untuk mengamati dingin
3) indera untuk merasa sakit, dan
4) indera untuk vibrasi.
5. Pembauan (Penciuman)
Kualitas bau itu boleh dikatakan tak
terhingga variansinya. Henning (1924)
membedakan adanya enam macam bau utama
(bau pokok), yaitu:
a. Bau bunga
b. Bau akar
c. Bau buah
d. Bau getah
e. Bau busuk
f. Bau sangit
6. Pencecapan
Dalam kehidupan sehari-hari, variasi rasa
cecapan itu dibedakan menjadi banyak sekali,
akan tetapi indra pencecap hanya peka
terhadap empat macam rasa, yaitu:
a. Manis,
b. Asam,
c. Asin, dan
d. Pahit.
 TANGGAPAN
1. Pengertian
Tanggapan biasanya didefenisikan sebagai
bayangan yang tinggal dalam ingatan setelah kita
melakukan pengamatan.
Ada tiga macam tanggapan:
a. Tanggapan masa lampau atau tanggapan
ingatan.
b. Tanggapan masa datang atau tanggapan
mengantisipasikan.
c. Tanggapan masa kini atau tanggapan
representatif.
2. Bayangan Pengiring
Biasanya orang mengemukakan deretan gejala
dari yang paling berperaga, dengan berpangkal
pada pengamatan, sampai ke paling yang kurang
berperaga, yaitu berpikir.

Beberapa Catatan Praktis


Tanggapan memainkan peran penting dalam
belajarnya atau berkembangnya para mahasiswa.
Karena itu seyogianyalah tanggapan tersebut
diperkembangkan dan dikontrol sebaik-baiknya.
 FANTASI
1. Pengertian
Fantasi dilukiskan sebagai fungsi yang
memungkinkan manusia untuk berorientasi
dalam alam imajinir, melampaui dunia riil.
2. Klasifikasi
a. Fantasi tak disadari; fantasi yang terjadi
dengan tak sengaja.
b. Fantasi disadari; fantasi yang terjadi
dengan sengaja.
3. Nilai Praktis fantasi
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, fantasi itu
ternyata sangat besar gunanya, yaitu:
a. Fantasi memungkinkan orang menempatkan diri
dalam hidup kepribadian orang lain, dengan
demikian maka dia dapat memahami sesama
manusia. Hal yang demikian itu adalah bekal
yang harus ada untuk lancarnya hubungan antar
manusia untuk pergaulan.
b. Fantasi memungkinkan orang untuk menyelami
sifat-sifat kemanusiaan pada umumnya, dengan
demikian maka dia dapat memahami
kebudayaan asing, memahami nilai-nilai
kemanusiaan pada umumnya.
c. Fantasi memungkinkan orang untuk melepaskan
diri dari ruang dan waktu, dengan demikian maka
dia dapat:
 Memahami apa yang terjadi di tempat lain; hal
inilah antara lain yang memungkinkan orang
belajar geografi.
 Memahami apa yang terjadi di waktu yang lain;
hal inilah antara lain yang memungkinkan orang
belajar sejarah.
d. Fantasi memungkinkan orang untuk melepaskan
diri dari kesukaran yang dihadapi, melupakan
kegagalan-kegagalannya di masa lampau.
e. Fantasi memungkinkan orang untuk
menyelesaikan konflik riil secara imajinair,
sehingga dapat mengurangi tegangan psikis,
dan menjaga keseimbangan bathin.
f. Fantasi memungkinkan manusia untuk
menciptakan sesuatu yang dikejar,
membentuk masa depan yang ideal dan
berusaha merealisasikannya.
Beberapa Catatan Praktis
Dari apa yang dinyatakan itu nyatalah bahwa merupakan
keharusan bagi manusia untuk menaruh perhatian besar
terhadap masalah fantasi tersebut.
1. Mengingat besarnya faedah fantasi itu bagi kehidupan
manusia sehari-hari, maka haruslah fantasi itu
dikembangkan.
2. Dalam pada itu harus dijaga, supaya perkembangan fantasi
itu tetap sehat, tetap dalam rangka yang berguna bagi
kehidupan para individu maupun anggota masyarakat.
3. Generasi muda kita harus dididik untuk menghadapi hidup
dengan optimisme. Mereka harus dapat melepaskan diri
dari kesukaran dan kegagalan dengan fantasi mereka,
tetapi harus tetap realistik, janganlah hendaknya fantasi
menjadi tempat pelarian dari kesukaran-kesukaran.
 INGATAN
1. Pengertian
 Ingatan didefenisikan sebagai kecakapan untuk menerima,
menyimpan dan memproduksikan kesan-kesan.
 Penafsiran yang diberikan kepada ingatan juga lalu diberikan
kepada masing-masing aspek itu. Ingatan yang baik
mempunyai sifat-sifat: cepat atau mudah mencamkan, setia,
teguh, luas dalam menyimpan, dan siap atau sedia dalam
memproduksikan kesan-kesan.
 Ingatan cepat artinya mudah dalam mencamkan sesuatu hal
tanpa mempunyai kesukaran. Ingatan setia artinya apa yang
telah diterima (dicamkan) itu akan disimpan sebaik-baiknya,
tak akan berubah-ubah, jadi tetap cocok dengan keadaan
waktu menerimanya. Ingatan teguh artinya dapat menyimpan
kesan dalam waktu yang lama, tidak mudah lupa. Ingatan luas
artinya dapat menyimpan banyak kesan-kesan. Ingatan siap
artinya mudah dapat memproduksikan kesan yang telah
disimpannya.
Ada tiga aspek dalam berfungsinya ingatan:
a. Mencamkan, yaitu menerima kesan-kesan.
b. Menyimpan kesan-kesan.
c. Memproduksi kesan-kesan.
2. Mencamkan
Menurut terjadinya, mencamkan itu dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a. Mencamkan yang sekehendak.
b. Mencamkan yang tidak sekehendak.
Mencamkan yang sekehendak atau dengan sengaja
artinya dengan sadar sungguh-sungguh mencamkan
sesuatu. Aktivitas mencamkan dengan sengaja ini
biasanya kita sebut menghafal.
Mencamkan yang tidak sekehendak atau tidak
disengaja artinya dengan tidak dikehendaki, tidak
disengaja memperoleh pengetahuan.
3. Mengingat dan Lupa
Soal mengingat dan lupa biasanya juga ditunjukan
dengan satu pengertian saja, yaitu retensi, karena
memang sebenarnya kedua hal tersebut hanyalah
memandang hal yang satu dan sama dari segi yang
berlainan. Hal yang diingat adalah hal yang tidak
dilupakan, dan hal yang dilupakan adalah hal yang tidak
diingat (tak dapat diingat kembali).
4. Reproduksi
Reproduksi adalah pengaktifan kembali hal-hal
yang telah dicamkan. Dalam reproduksi ada dua
bentuk, yaitu :
a. mengingat kembali, dan
b. mengenal kembali.
Adapun beda antara mengingat kembali dan
mengenal kembali adalah :
a. Pada mengingat kembali tak ada obyek yang
dapat dipakai sebagai tumpuan atau pegangan
dalam melakukan reproduksi itu;
b. Pada mengenal kembali ada sesuatu yang
dapat dipakai sebagai tumpuan dalam
melakukan reproduksi itu sebagai obyek untuk
mencocokan;
5. Asosiasi
Asosiasi adalah hubungan antara tanggapan
yang satu dengan tanggapan yang lainnya
dalam jiwa kita.
Sudah semenjak Arsitoteles telah dicoba
dirumuskan hukum-hukum asosiasi, yang
kemudian dilanjutkan dan disempurnakan oleh
sederetan ahli-ahli yang lebih kemudian.
a. Hukum sama saat atau serentak: beberapa
tanggapan yang dialami dalam waktu
bersamaan cenderung untuk berasosiasi
antara satu dengan lainnya.
b. Hukum berurutan: beberapa tanggapan yang
kita alami berturut-turut, cenderung untuk
berasosiasi antara satu dengan lainnya.
c. Hukum kesamaan atau kesesuaian: beberapa
tanggapan yang bersesuaian cenderung untuk
berasosiasi antara satu dengan lainnya.
d. Hukum berlawanan: tanggapan-tanggapan
yang saling berlawanan akan bersosialisasi atau
satu sama lainnya.
e. Hukum sebab-akibat: tanggapan yang
mempunyai hubungan sebab-akibat cenderung
untuk bersosialisasi satu sama lain.
6. Beberapa catatan praktis
a. Pada waktu menghafal hendaklah kondisi-kondisi
diatur sedemikian rupa, sehingga dapat dicapai hasil
maksimal, seperti misalnya menyuarakan, pembagian
waktu belajar yang tepat, pemilihan teknik-teknik
yang tepat, dan sebagainya.
b. Memproduksikan dapat diperlancar dengan
memperkaya atau menyempurnakan bahasa.
c. Mengingat akan peranan interferensi dapatlah diatur
waktu-waktu untuk belajar sebaik mungkin, sehingga
hal-hal yang dipelajari dapat tertanam benar-benar.
d. Individu-individu berbeda-beda dalam
kemampuannya mengingat, tetapi tiap orang dapat
meningkatkan kemampuan mengingatnya dengan
pengaturan kondisi yang lebih baik dan penggunaan
metode yang lebih tepat
BERPIKIR
1. Pengertian
Menurut ahli-ahli psikologi asosiasi
menganggap bahwa berpikir adalah
kelangsungan tanggapan-tanggapan dimana
subyek yang berpikir pasif. Plato
beranggapan bahwa berpikir itu adalah
berbicara dalam hati. Sehubungan dengan
pendapat plato ini adalah pendapat yang
mengatakan bahwa berpikir adalah aktivitas
idesional. Pada pendapat yang terakhir itu
dikemukakan dua kenyataan, yaitu:
a. bahwa berpikir itu adalah aktivitas, jadi
subyek yang berpikir aktif, dan
b. bahwa aktivitas itu sifatnya idesional,
jadi bukan sensoris dan bukan motoris,
walaupun dapat disertai oleh kedua hal
itu; berpikir itu mempergunakan
abstraksi-abstaksi atau “ideas”.
Berpikir adalah proses yang dinamis
yang dapat dilukiskan menurut proses atau
jalannya
2. Proses Berpikir
Proses atau jalannya berpikir itu pada pokoknya
ada tiga langkah, yaitu: (a)pembentukan
pengertian, (2)pembentukan pendapat, dan
(3)penarikan kesimpulan.
a. Pembentukan pengertian
 Menganalisis ciri-ciri dari sejumlah obyek yang
sejenis. Misalnya, kita ambil manusia dari
berbagai bangsa lalu kita analisis ciri-cirinya.
Manusia Indonesia, ciri-cirinya:
makhluk hidup,
berbudi,
berkulit sawo matang,
berambut hitam.
Manusia Eropa, ciri-cirinya:
makhluk hidup,
berbudi,
berkulit putih,
bermata biru terbuka,
berambut pirang atau putih
Manusia Negro, ciri-cirinya:
makhluk hidup,
berbudi,
berkulit hitam,
bermata hitam melotot,
berambut hitam keriting
Manusia Cina, ciri-cirinya:
makhluk hidup,
berbudi,
berkulit kuning,
bermata hitam sipit,
berambut hitam lurus
dan manusia lain-lainnya lagi.
 Membanding-bandingkan ciri-ciri tersebut
untuk diketemukan ciri-ciri mana yang sama
 Mengabstraksikan, yaitu menyisihkan,
membuang.
b. Pembentukan Pendapat
Membentuk pendapat adalah meletakan
hubungan antara dua buah pengertian atau lebih.
Selanjutnya, pendapat dapat dibedakan
menjadi 3 cara, yaitu:
 Pendapat afirmatif, yaitu pendapat yang
mengyakan, yang secara tegas menyatakan
keadaan sesuatu
 Pendapat negatif, yaitu pendapat yang menidakan,
yang secara tegas menerangkan tentang tidak
adanya seuatu sifat pada sesuatu hal
 Pendapat modalitas atau kebarangkalian, yaitu
pendapat yang menerangkan kebarangkalian,
kemungkinan-kemungkinan sesuatu sifat pada
sesuatu hal.
c. Penarikan kesimpulan atau Pembentukan
Keputusan
1) Keputusan Induktif
2) Keputusan Deduktif
3) Keputusan Analogis
3. Psikologi Pikir
a. Intisari pendapat Mazhab:
1) Ada isi kesadaran yang tak berperaga
2) Dalam proses berpikir aktivitas “AKU”
memegang peranan penting
3) Proses berpikir dikuasai oleh tendens
determinasi yang ditimbulkan oleh hal yang
dipikirkan.
b. Intisari Pendapat Mazhab:
1) Hasil penelitian tersebut mengenai
berpikirnya anak bisu-tuli
memberikan kesimpulan, bahwa
anak bisu-tuli, anak terbelakang, dan
anak kecil tak dapat melepaskan diri
dari hal yang berperaga
2) Lapisan-lapisan kesadaran; berupa Isi
teori, Peranan lapisan-lapisan
kesadaran, dan Nilai teori tersebut
bagi praktek pendidikan.
c. Intisari pendapat Mazhab:
Atas dasar hasil-hasil penelitian ini
merumuskan pendapat tentang proses
berpikir yang pokoknya demikian:
1) Berpikir itu berarah tujuan
2) Proses berpikir itu adalah proses
melengkapkan kompleks.
3) Bagan antisipasi
4) Berpikir adalah menggunakan metode
penyelesaian soal yang umumnya
berlangsung tanpa mengetahui metode
penyelesaian itu.
4. Beberapa Catatan Praktis
a. Jauh dari pada sikap ingin mengagung-agungkan
akal/pikir (intelektualisme) kiranya dapat diterima
bahwa pikiran mempunyai kedudukan yang boleh
dikata menentukan.
b. Bahasa dan pikir adalah demikian erat
hubungannya.
c. Dimilikinya pengertian-pengertian kunci oleh para
anak didik kita akan meningkatkan kecakapan
berpikir mereka.
d. Pengetahuan siap merupakan bekal yang sangat
berguna.
e. Tanggapan bukanlah satu-satunya hal yang ada dan
perlu dalam orang berpikir.
f. Penggunaan diagram, peta bagan, ikhtisar, sering
sangat membantu dalam berpikir.

PERASAAN
1. Pengertian
Perasaan biasanya didefenisikan sebagai gejala
psikis yang bersifat subyektif yang umumnya
berhubungan dengan gejala-gejala mengenal, dan
dialami dalam kualitas senang atau tidak senang dalam
berbagai taraf.
2. Macam-Macam Perasaan
a. Perasaan-perasaan jasmaniah (rendah):
 perasaan-perasaan indriah
 perasaan vital
b. Perasaan-perasaan rohaniah:
 perasaan intelektual
 perasaan kesusilaan
 perasaan keindahan
 perasaan sosial
 perasaan harga diri
 perasaan keagamaan
3. Beberapa Catatan Praktis
a. Perasaan melatar-belakangi dan banyak kali
mendasari aktivitas-aktivitas manusia.
b. Perasaan-perasaan rohaniah harus
diperkembangkan sebaik-baiknya.
c. Perasaan-perasaan tertentu sangat jelas
perkembangannya pada masa remaja,
seperti misalnya perasaan kebangsaan,
perasaan sosial, perasaan keagamaan.
d. Secara ideal, perasaan itu harus
diperkembangkan secara seimbang dan
selaras.
MOTIF-MOTIF
1. Pengertian
Motif adalah keadaan dalam pribadi orang
yang mendorong individu untuk melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai
sesuatu tujuan.
2. Macam-macam Motif
a. Menurut Marquis, motif itu dapat
dibedakan menjadi 3 bagian:
 kebutuhan-kebutuhan organik
 motif-motif darurat
 motif-motif obyektif.
b. Penggolongan lain didasarkan atas terbentuknya
motif-motif itu. Hal tersebut dapat dibedakan
adanya dua macam motif:
 Motif-motif bawaan
 Motif-motif yang dipelajari.
c. Berdasarkan atas jalarannya, maka orang
membedakan adanya dua macam motif:
 Motif-motif ekstrinsik
 Motif-motif intrinsik
d. Ada juga ahli yang menggolongkan motif-motif
itu menjadi dua macam atas dasar isi atau
persangkutpautan, yaitu:
 Motif jasmaniah
 Motif rohaniah
3. Beberapa Catatan Praktis
a. Aktivitas yang didorong oleh motif
intrinsik ternyata lebih sukses dari pada
yang didorong oleh motif ekstrinsik.
b. Sedapat mungkin harus kita hindarkan
sugesti-sugesti yang negatif dan kita
gunakan sugesti-sugesti positif.
c. Persaingan yang sehat, baik antar individu
maupun kelompok, dapat meningkatkan
motif untuk belajar.
d. Diskusi yang terbimbing mengenai aspirasi
yang dikehendaki juga sangat baik untuk
memperkembangkan motif itu.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai