EDDY AFRIANTO
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Padjadjaran
Pengendali Lingkungan
Proses fermentasi harus dilakukan dalam kondisi terkendali, agar hasil yang diperoleh
sesuai harapan. Proses pengendalian dilakukan terhadap kondisi lingkungan dan lama
proses fermentasi. Proses pengendalian lingkungan dilakukan untuk meningkatkan populasi
mikroba fermentasi dan menghambat mikroba patogen atau pembusuk.
Pengendalian kondisi lingkungan dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang cocok
bagi mikroba fermentasi tetapi tidak mendukung kehidupan mikroba pembesuk atau
patogen. Pengendalian kondisi lingkungan fermentasi dapat dilakukan menggunakan
garam, asam dan mikroba fermentasi.
Garam dapat mengendalikan proses fermentasi dengan menghambat atau membunuh
mikroba pembusuk dan patogen, namun menciptakan kondisi lingkungan yang sesuai bagi
mikroba fermentasi.
Asam dapat mengendalikan proses fermentasi dengan menghambat aktivitas atau
membunuh mikroba pembusuk maupun patogen, namun menciptakan kondisi lingkungan
yang sesuai bagi mikroba fermentasi. Asam akan menurunkan pH lingkungan sehingga
berpengaruh terhadap mikroba patogen dan pembusuk.
Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan 2018
Proses Fermentasi
Keberhasilan fermentasi tergantung dari tahapan yang dilaluinya. Ada empat tahapan
proses fermentasi, yaitu persiapan, pengendalian lingkungan, proses perombakan dan
penghentian atau pengendalian proses fermentasi
Persiapan merupakan tahap awal proses fermentasi yang akan mempengaruhi
seluruh rangkaian proses fermentasi selanjutnya. Pada tahap ini dilakukan penyiangan ikan
untuk menghilangkan bagian yang tidak bisa difermentasi atau mengganggu proses
fermentasi. Pengecilan ukuran bahan yang akan difermentasi dapat mempercepat
berlangsungnya proses fermentasi.
Proses fermentasi berlangsung dalam kondisi lingkungan terkendali. Apabila gagal
mengendalikan kondisi lingkungan, maka proses perombakan senyawa kompleks tidak
sesuai dengan harapan. Dalam kondisi demikian, akan berlangsung proses pembusukan.
Hasil perombakan adalah senyawa sederhana yang tidak diharapkan, seperti amonia, urea
atau hidrogen disulfida. Pengendalian kondisi lingkungan fermentasi dapat dilakukan
dengan meningkatkan kandungan garam, menurunkan pH atau menambahkan mikroba
fermentasi dalam jumlah besar. Apabila kondisi lingkungan sudah terkendali, pertumbuhan
mikroba fermentasi menjadi meningkat. Peningkatan populasi mikroba fermentasi dengan
sendirinya akan menghambat aktivitas dan pertumbuhan mikroba merugikan.
Pada tahap proses perombakan, akan berlangsung penguraian senyawa kompleks
menjadi senyawa lebih sederhana. Protein akan diubah menjadi peptida dan asam amino.
Lemak akan dirombak menjadi asam lemak dan gliserol. Adapan karbohidrat yang ada pada
tubuh ikan akan dirombak menjadi glukosa.
Penghentian atau pengendalian lama proses fermentasi memiliki peran penting.
Apabila proses fermentasi dihentikan lebih awal, maka sebagian proses perombakan
senyawa kompleks menjadi senyawa lebih sederhana belum berlangsung. Sebaliknya,
apabila proses fermentasi terlambat dihentikan maka proses perombakan lebih lanjut akan
terjadi dan akan terbentuk senyawa yang tidak diharapkan.
demikian, makin banyak jenis enzim, maka perombakan yang akan terjadi lebih banyak
sehingga jumlah perombakan yang terjadi juga makin banyak. Demikian pula dengan jumlah
enzim. Makin banyak jumlah enzim maka kontak antara ikan dengan enzim makin luasJenis
enzim akan berpengaruh terhadap proses