Nomor :
Revisi Ke :
Berlaku Tgl:
A. PENDAHULUAN
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 15 Tahun 2016 Tentang Istithaah Kesehatan Jemaah
Haji menyatakan bahwa seluruh jemaah haji harus dilakukan pemeriksaan dan pembinaan
kesehatan agar tercapai kondisi istithaah kesehatan haji. Istithaah kesehatan haji merupakan
salah satu syarat ibadah haji yang harus dipenuhi oleh jemaah haji agar dapat melaksanakan
rukun dan wajib haji. Untuk mencapai kondisi istithaah kesehatan diperlukan upaya yang
komprehensif dan terukur melalui pemeriksaan dan pembinaan kesehatan jemaah haji.
Amanat Permenkes Nomor 15 Tahun 2016 tentang Istithaah Kesehatan Jemaah Haji tersebut
harus dapat diterapkan pada setiap level, baik pada tingkat pusat, provinsi, maupun pada
tingkat kabupaten/kota. Penerapannya harus sesuai dengan standar dan dilaksanakan secara
terpadu dengan melibatkan berbagai pihak termasuk peran serta masyarakat. Oleh karena
itu, Petunjuk Teknis ini berisi tahapan pemeriksaan dan pembinaan kesehatan jemaah haji
yaitu, pemeriksaan kesehatan tahap pertama yang dilakukan di puskesmas/klinik, pembinaan
masa tunggu, pemeriksaan kesehatan tahap kedua (rumah sakit kabupaten/kota),
pembinaan masa keberangkatan, serta pemeriksaan kesehatan tahap ketiga yang
diselenggarakan oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi bidang Kesehatan.
Petunjuk teknis ini menjadi acuan pelaksanaan kegiatan pemeriksaan dan pembinaan
kesehatan jemaah haji dalam rangka memelihara dan meningkatkan kondisi kesehatan
jemaah haji sehingga mencapai istithaah kesehatan haji.
Penyusunan petunjuk teknis telah melibatkan berbagai pihak terkait, baik lintas program dan
lintas sektor di tingkat pusat dan daerah, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, serta
para ahli kesehatan haji, yang merupakan penyempurnaan dari petunjuk teknis sebelumnya.
Perkenankan saya pada kesempatan ini untuk menyampaikan penghargaan dan ucapan
terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan aktif memberikan masukan positif
dalam penyusunan petunjuk teknis “Pemeriksaan dan Pembinaan Kesehatan Haji Mencapai
Istithaah Kesehatan Jemaah Haji untuk Menuju Keluarga Sehat”.
B. LATAR BELAKANG
Ibadah haji adalah Rukun Islam kelima yang merupakan kewajiban sekali
seumur hidup bagi setiap orang Islam yang mampu menunaikannya. Dalam
Alquran Surat Ali Imran ayat 97 dijelaskan bahwa mengerjakan haji adalah
kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang mampu (istithaah)
mengadakan perjalanan ke Baitullah. Dengan demikian, istithaah menjadi hal
penting dalam pelaksanaan ibadah haji, yang dalam Fiqih Islam, Istithaah
(termasuk Istithaah Kesehatan) dinyatakan sebagai salah satu syarat wajib
untuk melaksanakan ibadah haji.
Undang-Undang Nomor 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji
menyatakan bahwa penyelenggaraan ibadah haji bertujuan untuk memberikan
pembinaan, pelayanan, dan perlindungan yang sebaik-baiknya kepada
jemaah haji agar jemaah haji dapat menunaikan ibadahnya sesuai dengan
ketentuan ajaran agama Islam. Pembinaan, pelayanan dan perlindungan yang
diberikan kepada jemaah haji, bukan hanya untuk yang bersifat umum, tetapi
juga yang bersifat kesehatan. Sehingga penyelenggaraan kesehatan haji
merupakan kesatuan pembinaan, pelayanan dan perlindungan kesehatan
kepada jemaah haji sejak di Tanah Air, dan selama di Arab Saudi.
Dalam rangka memberikan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan dalam
bidang kesehatan kepada jemaah haji, perlu pula memperhatikan dan
mempertimbangkan amanah Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 menyatakan bahwa
pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat Indonesia setinggi-tingginya melalui peningkatan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang termasuk
masyarakat Indonesia yang melaksanakan ibadah haji.
Ibadah haji adalah ibadah fisik, sehingga jemaah haji dituntut mampu secara
fisik dan rohani agar dapat melaksanakan rangkaian ibadah haji dengan baik
dan lancar. Salah satu kegiatan penyelenggaraan kesehatan haji yang sangat
penting dan strategis adalah serangkaian upaya kegiatan melalui program
pemeriksaan dan pembinaan kesehatan haji agar terpenuhinya kondisi
istithaah kesehatan (kemampuan kesehatan jemaah haji untuk melakukan
serangkaian aktivitas rukun dan wajib haji). Penyelenggaraan kesehatan haji
menuju istithaah kemudian diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia (Permenkes RI) Nomor 15 Tahun 2016 tentang Istithaah
Kesehatan Jemaah Haji.
1. Pemeriksaan kesehatan CJH diminta ktp , foto, BPJS dan no telp (Bu Iyos)
tahap pertama Setiap jemaah haji dilakukan kajian awal dan kajian medis
(Teh Ipit, dr Yami)
CJH diperiksa GDP/G2JPP/GDS (Teh Elis)
Tes Demensia, Tes Kesehatan Jiwa( Teh mira, Pa H
Hamdani, dr Yami)
2. Pembinaan masa Dilakukan pemeriksaan 4 kali
tungggu Sebelum pemeriksaan dilakukan pemeriksaan Tensi darah
pemeriksaan Nadi dan srining nyeri dada
Setelah selesai tes kebugaran dilakukan dilakukan
pemeriksaan nadi
Setelah selesai semua tes kebugaran semua jemah haji
diberikan materi
Setiap jemaah haji diberikan resep bila untuk pasen
beresiko
3. Pemeriksaan kesehatan CJH sudah membawa hasil lab dari lab kesda
tahap kedua CJH dilakukan kajian awal dan konsultasi medis
CJH di berikan rujukan bila diperlukan
CJH yang dirujuk diberikan rujukan jemaah haji, hasil lab
dan rujukan BPJS bila punya BPJS
CJH disuruh mengembalikan bila sudah selesai rujukan
4. Pembinaan masa Dilakukan pemeriksaan 2 kali
keberangkatan Sebelum pemeriksaan dilakukan pemeriksaan Tensi darah
pemeriksaan Nadi dan srining nyeri dada
Setelah selesai tes kebugaran dilakukan dilakukan
pemeriksaan nadi
Setelah selesai semua tes kebugaran semua jemah haji
5. Imunisasi meningitis Setiap Calon jemaah haji WUS diperiksa dulu tes kehamilan
sebelum imunisasi meningitis
Setiap calon jemaah haji di lakukan kajian awal sebelum di
imunisasi
Setiap bekas vial imunisasi dipisahkan dan diberi nama
Setiap pasen diberikan konseling dan resep untuk obat obat
yang diperlukan seumur hidup
Setiap calon jemaah haji diingatkan untuk mengembalikan
kartu kuning 6 hari setelah pemulangan Jemaah
6. Pengumpulan kartu Cjh diharapkan kedatangan nya ke Puskesmas stelah 6 hari
kuning kedatangan di Indonesia
Setiap jemaah haji dilakukan kajian awal dan ananmesa
untuk adanya gejala mers Cov dan meningitis
CJH memeberikan kartu kuning ke Puskesmas
Tim Puskesmas memberi identitas pada kartu kuning
7. Pelacakan KKJH CJH yang dalam 7 hari tidak memberikan kartu kuning akan
dillakukan kunjungan rumah
F. SASARAN
Sasaran semua CJH yang ada di wilayah kerja Puskesmas Banjarsari
.
G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
No Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Pemeriksaan kesehatan tahap
pertama
2. Pembinaan masa tungggu
3. Pemeriksaan kesehatan tahap kedua
4. Pembinaan masa keberangkatan
5. Imunisasi meningitis
6. Pengumpulan kartu kuning
7. Pelacakan KKJH