Oleh :
Kelompok VII
Kelas 2A PJKR
RAHMITA (6017005)
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena hanya
dengan rahmat-Nyalah makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Dalam rangka untuk menyelesaikan tugas makalah ini kami berusaha menyusunnya
dengan sebaik-baiknya dan bertujuan untuk memberikan penjelasan kepada mahasiswa yang
lain agar mengetahui tentang ISLAM MENGHADAPI MODERNISASI.
Tanpa bantuan dari pihak-pihak yang bersangkutan kami tidak akan dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Oleh karena itu ucapan terima kasih kami tujukan
kepada ibu WATI NINGSIH,M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah PAI olahraga yang
telah memberikan kesempatan waktu dan motivasi kepada kami untuk menyelesaikan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini sangat kami butuhkan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PENDAHULUAN
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 15
B. Saran ................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
akhir abad ke-20 agama besar ini menjadi agama yang dipeluk oleh lebih dari 1
milyar manusia yang tersebar di seluruh dunia, terutama di Asia dan Afrika.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Islam tentang Iptek, Ekonomi, Politik, Sosial-Budaya
dan Pendidikan?
2. Mengapa Diperlukan Perspektif Islam Dalam Implementasi Iptek,
Ekonomi, Politik, Sosial-budaya, dan Pendidikan ?
3. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, dan Filosofi Tentang Konsep Islam
Mengenai Iptek, Politik, Sosial-budaya, dan Pendidikan?
4. Bagaimana Cara Membangun Argumen Tentang Kompatibel Islam dan
Tantangan Modernisasi?
5. Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Kontekstualisasi Pemahaman Islam
Dalam Menghadapi Tantangan Modernisasi
6. Bagaimana Penjelasan Ayat Dalam Alquran Tentang Islam Menghadapi
Modernisasi?
2
C. Tujuan Penulisan Makalah
3
BAB II
PEMBAHASAN
5
hubungan biateral dan multilateral, hukum perang dan damai, genjatan
senjata, hukum kejahatan perang dll.
3. Siyāsah māliyyah (hukum politik yang mengatur keuangan negara).
Kontens yang dibahas adalah sumber-sumber keuangan negara, distribusi
keuangan negara, perencanaan anggaran negara dan penggunaannya,
pengawasan dan pertanggungjawaban penggunaan keuangan negara dan
pilantropi islam. Pendidikan dalam islam bertujuan memanusiakan
manusia. Ini berarti, tujuan pendidikan adalah menjadikan manusia sadar
akan eksistensi dirinya sebagai manusia hamba Allah yang bertugas
sebagai „abdullah dan berfungsi sebagai khalifatullah. Sebagai „abdullah ia
wajib beribadah hanya kepada Allah, dan sebagai khalifatullah ia harus
membangun peradaban yang maju di bumi Allah. Modal dasar agar
manusia dapat memfungsikan dirinya sebagai khalifatullah adalah iman,
ilmu dan amal. Tidak mungkin peradaban peradaban dibangun di atas
dasar kebodohan. Itulah sebabnya menguasai ilmu menjadi wajib
hukumnya bagi setiap muslim.
8
C. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, dan Filosofi Tentang Konsep Islam
Mengenai Iptek, Politik, Sosial-budaya, dan Pendidikan
10
terjadinya adagium di masyarakat yang kaya semakin kaya dan yang miskin
semakin miskin.
Sebaliknya, harus anda akui bahwa industrialisasi membuka lapangan
kerja yang sangat signifikan bagi masyarakat yang memiliki kualifikasi
pendidikan yang memadai, tetapi industrialisasi juga menyingkirkan sebagian
masyarakat yang minus pendidikan atau memiliki pendidikan yang tidak
memadai. Terlepas dari dampak masyarakat menengah keatas secara
ekonomi.pertumbuhan kelas menengah ini berdampak pula terhadap perbaikan
ekonomi secara globaldan tumbuh suburnya sektor riil di tengah masyarakat.
Kemajuan di dalam bidang teknologi-komunikasi misal, telah mengubah pola
hidup masyarakat dalam segala aspeknya termasuk pola keberagamannya.
Perilaku keagamaan masyarakat , yangsemula menganggap bahwa silaturahmi
penting dan harus bertatap muka, berhadapan secara fisik, berubah menjadi
silaturahmi cukup hanya melalui telepon, sms, atau facebook.
Gelombang informasi telah menandai lahirnya generasi baru dalam
masyarakat. Kemajuan seseorang diukur dari seberapa cepat ia menerima
informasi yang belum diketahui orang lain. Semakin cepat ia menerima informasi
itu semakin besar peluang yang akan ia dapatkan untuk kemajuan dirinya begitu
pula sebaliknya. Secara riil islam harus menjadi solusi dalam menghadapi dampak
kemajuan industrialisasi dan derasnya gelombang informasi dan komunikasi.
Islam memang agama yang secara kafah memiliki doktrin yang jelas dalam
teologis dan dalam waktu yang bersamaan islam memiliki fleksibilitas hukum
dalam mengembangkan dan memahami persoalan-persoalan masa kini. Peristiwa
hukum misalnya, harus dilihat secara kontekstual dan tidak secara tekstual. Islam
dipahami secara rasional dan tidak sekedar dogma. Islam sebagai agama rasional
adalah agama masa depan yaitu agam yang
membawa perubahan untuk kemajuan seiring dengan kemajuan
kehidupan modern. Menurut Kuntowijoyo, ada lima progaram reinterpretasi untuk
memerankan kembali misi rasional dan empiris islam yang bisa dilaksanakan saat
ini dalam rangkamenghadapi modernisasi :
11
1. Program pertama adalah perlunya dikembangkan penafsiran sosial
struktural lebih daripada penafsiran individual ketika memahami
ketentuan-ketentuan tertentu di dalam Al-Quran.
2. Program kedua adalah mengubah cara berpikir subjektif ke cara
berpikirobjektif
3. Program pertama adalah perlunya dikembangkan penafsiran sosial
struktural lebih daripada penafsiran individual ketika memahami
ketentuan-ketentuan tertentu di dalam Al-Quran.
4. Program kedua adalah mengubah cara berpikir subjektif ke cara
berpikirobjektif.
5. Program ketiga adalah mengubah islam yang normatif menjadi teoritis.
6. Program keempat adalah mengubah pemahaman yang ahistoris menjadi
historis.
7. Program kelima adalah merumuskan formulasi-formulasi wahyu yang
bersifat umum menjadi formulasi-formulasi yang spesifik dan empiris.
12
pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup.
Maka mengapakah mereka tiada juga beriman? (Al-Anbiya Ayat 30)
(Apakah tidak) dapat dibaca Awalam atau Alam (melihat) mengetahui (orang-
orang yang kafir itu, bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu merupakan
suatu yang padu) bersatu (kemudian Kami pisahkan) Kami jadikan langit tujuh
lapis dan bumi tujuh lapis pula. Kemudian langit itu dibuka sehingga dapat
menurunkan hujan yang sebelumnya tidak dapat menurunkan hujan. Kami buka
pula bumi itu sehingga dapat menumbuhkan tetumbuhan, yang sebelumnya tidak
dapat menumbuhkannya. (Dan dari pada air Kami jadikan) air yang turun dari
langit dan yang keluar dari mata air di bumi (segala sesuatu yang hidup) tumbuh-
tumbuhan dan lain-lainnya, maksudnya airlah penyebab bagi kehidupannya.
(Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?) kepada keesaan-Ku.
َْف َكان َ ظ ُزوا َكي ِ سى ٌَه فَ ِسي ُْزوا فِي اْأل َ ْر
ُ ض فَا ْو ْ َقَدْ َخل
ُ ت ِم ْه قَ ْب ِل ُك ْم
ُْال ُم َك ِذّ ِبيْهَ َعاقِبَة
Artinya: “Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah;
Karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat
orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)”. (QS. Ali Imran: 137)
13
Maka janganlah kamu bersedih hati atas kemenangan mereka, karena Aku
hanyalah menangguhkan kebinasaan mereka itu hingga pada saatnya nanti.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulam
Modernitas yang melanda dunia Islam, dengan segala efek positif-
negatifnya, menjadi tantangan yang harus dihadapi umat Islam di tengah
kondisi keterpurukannya. Umat Islam dituntut bekerja ekstra keras
mengembangkan seagala potensinya untuk menyelesaikan permasalahannya.
Tajdid sebagai upaya menjaga dan melsetarikan ajaran. Islam menjadi pilihan
yang harus dimanfaatkan secara maksimal oleh umat Islam. Upaya tajdid harus
terus dilakukan, tidak boleh berhenti meski memerlukan cost yang besar.
Sejalan dengan perkembangan budaya dan pola berpikir masyarakat yang
materialistis dan sekularis, maka nilai yang bersumberkan agama belum
diupayakan secara optimal. Agama dipandang sebagai salah satu aspek
kehidupan yang hanya berkaitan dengan aspek pribadi dan dalam bentuk ritual,
karena itu nilai agama hanya menjadi salah satu bagian dari sistem nilai
budaya; tidak mendasari nilai budaya secara keseluruhan. Fungsi sosial agama
adalah memberi kontribusi untuk mewujudkan dan mengekalkan suatu orde
sosial (tatanan kemasyarakatan).
Secara sosiologis memang tampak ada korelasi positif antara agama
dan integrasi masyarakat; agama merupakan elemen perekat dalam realitas
masyarakat yang pluralistik. Sebenarnya modernisasi bukanlah sesuatu hal
yang substansial untuk ditentang kalau masih mengacu pada ajaran Islam.
Sebab Islam adalah agama universal yang tidak akan membelenggu manusia
untuk bersikap maju, akan tetapi harus berpedoman kepada Islam. Dalam Islam
yang tidak dibenarkan adalah Westernisasi, yaitu total way of life di mana
faktor yang paling menonjol adalah sekularisme, sebab sekulraisme selalu
berkaitan dengan ateisme dan sekularisme itulah sumber segala imoralitas.
Secara historis Islam sebenarnya tidak memiliki masalah dengan modernitas.
Dalam soal ilmu pengetahuan, banyak sekali Hadist Nabi yang secara langsung
menganjurkan umat Islam untuk menuntut ilmu.
15
Al-Qur‟an juga selalu menyerukan manusia untuk berpikir, menalar dan
sebagainya. Dalam hal filsafat, misalnya, meski tafsiran para filsuf atas
beberapa noktah ajaran agama tidak bisa diterima kalangan ulama ortodoks,
namun para filsuf Muslim itu berfilsafat tentu karena dorongan keagamaan,
untuk membela dan melindungi keimanan agama. Dengan demikian, kaum
Muslim klasik telah dengan bebas menggunakan bahan-bahan yang datang dari
dunia Hellenis tanpa mengalami Hellenisasi, kaum Muslim saat sekarang juga
sebenarnya dapat menggunakan bahan-bahan modern yang datang dari Barat
tanpa mengalami pembaratan (Westernisasi).
Inti dari modernisasi yang kemudian menjadi esensial dan sejalan dengan
ajaran agama Islam adalah rasionalisasi yakni usaha untuk menundukkan
segala tingkah laku kepada kalkulasi dan pertimbangan akal. Rasionalisasi
pada selanjutnya akan mendorong ummat Islam untuk bisa bersikap kritis dan
meninggalkan taqlid yang dikecam dalam Islam. Dengan demikian, pada
dasarnya modernisasi bukanlah sebuah esensi yang bertentangan dengan ajaran
dasar agama Islam.
A. Saran
Rasionalisasi pada selanjutnya akan mendorong ummat Islam untuk bisa
bersikap kritis dan meninggalkan taqlid yang dikecam dalam Islam. Dengan
demikian, pada dasarnya modernisasi bukanlah sebuah esensi yang
bertentangan dengan ajaran dasar agama Islam.
16
DAFTAR PUSTAKA
Al-Huda 2005
Press. Nasution, Harun. 2002. Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya.Jakarta :
Penerbit UniversitasIndonesia (UI-Press).
Surabaya: Unesa University Press-2014.
Syafaq, Hammis, dkk. 2011. Pengantar Studi Islam, Surabaya: IAIN Sunan
Ampel
Syahidin. 2014. PENDIDIKAN AGAMA ISLAM untuk Perguruan Tinggi
Umum.
17