Anda di halaman 1dari 4

BAB II

PEMBAHASAN
A. Defenisi Filsafat dan Pendidikan Jasmani dan Olahraga
filsafat adalah satu-satunya sumber arah dari mana praktik muncul, unit ini bertujuan untuk
membantu para pembacanya memikirkan filosofi mereka masing-masing dan
menginternalisasikannya dengan harapan praktik pendidikan yang lebih cerdas dan efektif.
Seorang yang berfilsafat dapat diumpamakan seorang pemain sepak bola yang berpijak
ditengah stadion lalu menatap kelangit dan lingkungan sekitar stadion. Dia ingin mengetahui
hakikat dirinya dalam alam semesta ini.

Sebagai contoh seorang guru pendidikan jasmani yang berfilsafat tidak akan puas mengenal
ilmu Bahan dengan hak cipta pendidikan jasmani hanya dari sudut pandang pendidikan saja.
Ia akan selalu berusaha untuk mencari kaitan ilmu tersebut dengan bidang ilmu yang lain. Ia
ingin tahu kaitannya pendidikan jasmani dengan moral dan agama. Ia ingin mengetahui
apakah ilmu pendidikan jasmani dapat membawa kebahagiaan bagi dirinya. Dalam dunia
pendidikan kita sering menjumpai seorang guru yang angkuh, Sebagai contoh, guru
matematika menganggap dirinya lebih baik.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa semua pengetahuan

yang ada saat ini dimulai dari spekulasi. Dari rangkaian spekulag ini manusia dapat memilih
buah pikiran yang dapat diandalkan yang merupakan titik awal dari penjelajahan
pengetahuan. Tanpa penetapkan kriteria tentang apa yang disebut benar maka tidak
mungkin pengetahuan lain berkembang di atas dasar kebenaran. Tanpa menetapkan yang
disebut baik atan buruk maka manusia tidak dapat berbicara tentang moral. Demikian juga
tanpa

pengetahuan tentang apa yang disebut indah atau jelek tidak mungkin manusia berbicara
tentang kesenian.

B. Aliran Filsafat dan Pendidikan Jasmani dan Olahraga

C. Penerapan Aliran Filsafat dan Pendidikan Jasmani dan Olahraga

a. Idealsme

Sebagai aliran filsafat, idealisme menekankan bahwa pikiran adalah pusat untuk memahami.
Dengan kata lain pikiran adalah pusat kehidupan manusia. Semua kenyataan yang ada berasal
dari pikiran. Manusia lebih penting dari alam semesta karena alam semesta diinterpretasikan
dari pikiran. Nilai-nilai dan ide ada secara bebas, umum dan absolut dari setiap orang. mereka
tidak pemah berubah. Setiap orang dapat berlatih olahraga secara bebas dalam menentukan
benar atau salah. Penalaran dan intuisi akan membantu seseorang datang pada kebenaran.

Ketika prinsip umum dari aliran idealisme diterapkan dalam pendidikan akan mengakibatkan
konsep pendidikan yang mengembangkan kepribadian dan karakter. moral dan nilai-nilai
spiritual. Penerimaan pengetahuan dan pengembangan pikiran merupakan hal yang sangat
penting. Pendidikan adalah proses yang berasal dari dalam diri sendiri, peserta didik
bertanggungjawab sendiri atas motivasi dan proses pembelajarannya. Kurikulum dipusatkan
pada peserta didik karena peserta didik adalah makhluk kreatif yang dibimbing oleh guru.

Ketika prinsip umum dari aliran idealisme diterapkan dalam pendidikan jasmani dan olahraga
akan mengakibatkan Konsep pendidikan jasmani dan olahraga yang lebih dari sekedar fisik.

Meskipun tubuh dan pikiran dapat dikembangkan dalam satu kesatuan namun dalam
kenyataannya aliran idealisme menekankan pengembangan pikiran. Aktivitas dan kebugaran
jasmani dinilai dari kontribusi mereka untuk mengembangkan kepribadian. Kurikulum
pendidikan ditekankan pada pikiran dan proses pembelajarannya guru menjadi model atau
contoh dalam mengembangkan karakter dan nilai-nilai bagi peserta didik.

b. Realisme

Berbeda dengan aliran idealisme yang memandang pikiran adalah pusat segalanya, aliran
realisme beranggapan bahwa fisik adalah pusat segalanya. Realisme mempunyai konsep
bahwa dunia fisik dari alam semsta adalah dunia yang nyata, Semua kejadian fisik yang
terjadi dalam alam semesta dapat terjadi karena akihat dari hukum alam. Kebenaran yang
terbaik dapat ditentukan melalui metode ilmiah. Pengalaman dan akal manusia dapat
membantu mereka anak memahami alam semesta, Tubuh dan pikiran adalah satu, selaras dan
saling berhubungan.

Ketika prinsip umum dari aliran realisme diterapkan pada pendidikan pendidikan maka akan
mengakibatkan konsep bahwa pengembangan pendidikan adalah mengembangkan daya nalar
seseorang dan kemampuan untuk menggunakan metode ilmiah dalam menginterprestasikan
sesuatu yang nyata dalam kehidupan: ini adalah esensi dari menerapkan pendidikan
sepanjang hayat. Proses pendidikan harus berdasarkan metode ilmiah. Proses pembelajaran
dan kurikulum berdasarkan pada prinsip ilmiah dan memberikan pembelajaran yang
sistematis. Evaluasi harus dilakukan dengan objektif dan berdasarkan standar yang telah
ditentukan.

Ketika prinsip umum dari aliran realisme diterapkan pada pendidikan jasmani dan olahraga
maka akan mengakibatkan konsep pendidikan untuk kehidupan. Pendidikan jasmani dan
olahraga harus fokus untuk mengembangkan manusia secara keseluruhan. Pendidikan
jasmani dan olahraga sangat bernilai karena memberikan kontribusi untuk kesehatan. Orang
yang sehat dapat menjalani hidup yang penuh semangat dan produktif. Program yang dibuat
harus berdasarkan pada pengetahuan ilmiah dan perkembangan yang sistematis. Latihan
digunakan secara luas dan pembelajaran dievaluasi secara objektif.
c. Prapmatisme

Aliran pragmatisme menyatakan bahwa pengalaman adalah sarana untuk mencapai


kebenaran. Pragmatisme mempunyai konsep bahwa kebenaran didasarkan pada pengalaman.
Karena pengalaman seseorang berbeda berdasarkan keadaan dan situasi, kenyataan dapat
berubah dalam pragmatisme. Sukses hanya satu kriteria nilai dan kebenaran dari teori.
Kebenaran adalah situasional: apapun yang berfungsi tertentu adalah benar pada saat itu.
Nilai-nilai adalah selatif dan berasal dari pengalaman. Tanggungjawab sosial adalah sangat
penting: individu adalah bagian dari masyarakat yang besar.

Ketika aliran pragmatisme diterapkan dalam dunia pendidikan maka akan mengakibatkan
konsep bahwa individu belajar berdasarkan pengalaman. Pemecahan masalah adalah metode
pendidikan yang utama dan keterampilan merupakan hal yang sangat penting untuk
beradaptasi dengan dunia yang terus berubah. Perbedaan individu sangat dipertimbangkan
dan pendidikan berpusat pada peserta didik, Pendidikan untuk efisiensi sosial dengan
menekankan menjadi anggota masyarakat yang produktif.

Ketika aliran pragmatisme diterapkan dalam dunia pendidikan jasmani dan olahraga maka
akan mengakibatkan konsep pendidikan bahwa kurikulum harus berdasarkan pada kebutuhan
dan kepentingan peserta didik. Kurikulum harus bervariasi untuk memberikan keragaman
pengalaman belajar. Pembelajaran dapat dicapai melalui metode pemecahan masalah dan
guru berfungsi sebagai fasilitator.

d. Naturalisme

Aliran naturalisme percaya bahwa hidup diatur oleh hukum alam semesta. Naturalisme
mencakup konsep-konsep umum seperti: setiap realitas yang ada hanya ditemukan di dalam
alam semesta. Alam semesta sendiri adalah sumber dari nilai. Individu lebih penting daripada
masyarakat tetapi masyarakat dibutuhkan untuk mencegah kekacauan.

Ketika aliran naturalisme diterapkan dalam pendidikan maka akan mengakibatkan konsep
pendidikan harus memenuhi kebutuhan bawaan individu. Pendidikan harus mengembangkan
aspek fisik, kognitif dan afektif setiap individu. Guru barus mengetahui hukum alam dan
berfungsi sebagai pemandu dalam proses pendidikan. Peserta didik harus mandiri dan belajar
melalui penalaran, Perkembangan tubuh dan pikiran merupakan hal yang sangat penting.

Ketika aliran naturalisme diterapkan dalam pendidikan jasmani dan olahraga maka akan
mengakibatkan konsep pendidikan seperti aktivitas jasmani sangat penting untuk
mengembangkan nilai keseluruhan seseorang dan sebagai sarana untuk mengembangkan
fisik, mental, sosial, emosional, dan keterampilan moral. Cara guru memberikan instruksi
harus berdasarkan kebutuhan individu. Peserta didik harus mandiri dan pembelajaran setiap
individu harus mengarah pada pencapaian tujuan setiap individu. Tidak disarankan
menggunakan aktivitas yang bersifat kompetitif. Bermain merupakan bagian dari proses
pembelajaran. Aktivitas yang bersifat tidak kompetitif dan aktivias luar ruangan memberikan
keuntungan untuk pertumbuhan setiap individu.

D. Filsafat Pendidikan Tradisional dan Modern


flisafat pendidikan tradisional sangat menekankan pentingnya penguasaan bahan pelajaran.
Filsafat pendidikan tradisional secara umum pusat pembelajaran berada pada guru,
menempatkan peserta didik sebagai objek dalam proses pembelajaran. Peran guru dalam
pendidikan sebagai orang yang serba bisa. sebagai sumber belajar dan sebagai pengelola
pembelajaran. Guru cenderung menyampaikan materi pembelajaran saja tanpa harus
memperhatikan pemahaman dan pengetahuan peserta didik. Peran peserta didik hanya
melakukan aktivitas sesuai dengan instruksi dari guru. Namun, seiring berjalannya wakru,
perkembangan filsafat dalam dunia pendidikan juga mengalami perubahan. Salah satu hasil
dari pesatnya perkembangan teknologi dan informasi mengubah pandangan dan cara berpikir
manusia. semakin meningkatnya perkembangan teknologi dan informasi mengakibatkan
pandangan filsafat pendidikan tradisional kurang relevan umuk diterapkan dalam keadaan
sant ini.

Jika filsafat pendidikan tradisional menekankan pada gura sebagai pusat pembelajaran.
Kurikulum pada saat ini juga menekankan pada peserta didik. Program pembelajaran dibuat
berdasarkan kebutuhan setiap individu karena guru menyadari bahwa sata jenis program
pendidikan jasmani dan olahraga tidak cocok untuk semua individu. Perasaan, kebutuhan,
ambisi, tujuan, kemampuan dan kelemahan setiap individu juga harus diperhatikan dalam
mendesain program atau pembelajaran. Selain itu, guru juga harus menekankan pentingnya
mempelajari keterampilan dan meningkatkan kebugaran serta menjelaskan mengapa
pentingnya kegiatan tersebut dilakukan.

Program pendidikan jasmani dan olahraga juga mempunyai tanggung jawab yang penting
kepada peserta didik yang mempunyai kebutuhan khusus. Setiap peserta didik dengan
kebutuhan khusus mempunyai rencana pembelajaran yang khusus juga. Beberapa peserta
didik dimasukkan dalam kelas reguler sementara yang Tain membutuhkan guru, Fasilitas,
dan program khusus. Secara garis besar, filsafat yang mempengaruhi pendidikan jasmani.

Sekolah yang mengimplentasikan filsafat pendidikan jasamani dan olaraga tradisional


mempunyai pandangan sebagai berikut: 1) guru sebagai pusat pembelajaran, 2) suasana
pemebelajaran dikelas kaku, 3)berdasarkan pada fakta pengetahuan, materi pembelajaran
terlepas dari perubahan atau kebutuhan masyarakat, 4) guru sebagai pemberi tugas,5) fokus
pada pengembangan pengetahuan, 6) latihan, hafalan, pertanyaan jawaban, ujian, 7)
sekolahan jauh dari rumah dan komunitas, 8) disiplin oleh otorits eksternal, 9) kurikulum
cakupanny terbatas, 10) lingkungan sekolah yang keras, 11) diarahkan secara bersama-sama,
12) tidak ada laboratorium untuk uji coba ide baru.

Anda mungkin juga menyukai