Anda di halaman 1dari 9

NAMA : ESTER AURELIA SIHOMBING

NIM : 23106731

MATA KULIAH : PENDIDIKAN PANCASILA

DOSEN : Dr. Drs. MARTO SILALAHI, M.si

1. Apakah subjek dan objek dari materi landasan filosofis pendidikan pancasila? Berikan
analisa saudara dan dijelaskan dengan memberikan contohnya.

JAWABAN : Dalam pemahaman mengenai "Landasan Filosofis Pendidikan Pancasila," kita


dapat merinci subjek dan objek dengan lebih mendalam :

1. Subjek: Subyek dalam konteks ini adalah konsep atau gagasan "Landasan Filosofis
Pendidikan Pancasila" itu sendiri. Subyek ini mencakup pemahaman dan penerapan filosofi
Pancasila dalam pendidikan sebagai suatu entitas konseptual yang mendasari sistem
pendidikan di Indonesia.

2. Objek: Objek dalam konteks ini adalah elemen-elemen yang terdapat dalam "Landasan
Filosofis Pendidikan Pancasila." Ini mencakup nilai-nilai, prinsip-prinsip, dan konsep-konsep
filosofis yang menjadi landasan atau fondasi utama dari pendidikan yang berbasis Pancasila.
Objek ini adalah elemen-elemen yang dipegang teguh dan diintegrasikan ke dalam proses
pendidikan untuk membentuk karakter siswa dan warga negara yang sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila.

Sebagai contoh, nilai-nilai seperti keadilan sosial, demokrasi, persatuan, kemanusiaan, dan
ketuhanan yang maha esa adalah bagian dari objek "Landasan Filosofis Pendidikan
Pancasila". Ini bukan hanya teori tetapi juga nilai-nilai yang diharapkan disampaikan kepada
siswa melalui kurikulum pendidikan. Misalnya, pendidikan Pancasila akan mengajarkan
kepada siswa mengenai pentingnya keadilan sosial dalam masyarakat, dan melalui diskusi,
studi kasus, dan aktivitas lainnya, siswa akan memahami konsep ini dan bagaimana
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Jadi, subyek dan objek dalam "Landasan Filosofis Pendidikan Pancasila" merupakan
komponen utama dalam upaya pendidikan untuk membentuk generasi muda yang
memahami, menginternalisasi, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
mereka serta dalam kontribusi mereka terhadap masyarakat dan negara.

Dalam materi "Landasan Filosofis Pendidikan Pancasila," subjek dan objeknya dapat
dijelaskan sebagai berikut :

1. Subjek: Pendidik atau guru yang memiliki peran utama dalam memberikan pendidikan
berdasarkan filosofi Pancasila. Mereka adalah agen yang bertanggung jawab untuk
mengembangkan nilai-nilai Pancasila kepada generasi muda.

2. Objek: Peserta didik atau siswa, yang merupakan penerima pendidikan yang akan
dipengaruhi oleh nilai-nilai dan prinsip-prinsip Pancasila yang diajarkan oleh pendidik.

Contoh: Seorang guru (subjek) dalam sebuah sekolah berusaha mengajarkan nilai-nilai
Pancasila seperti gotong royong, keadilan, dan demokrasi kepada siswanya (objek). Guru ini
menggunakan metode pembelajaran yang mendalam dan berfokus pada diskusi kelompok,
simulasi, dan studi kasus untuk memastikan siswanya memahami konsep-konsep ini dan
mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari

Dengan demikian, subjek dan objek dalam "Landasan Filosofis Pendidikan Pancasila" adalah
guru (pendidik) dan siswa (peserta didik) yang berperan penting dalam mengembangkan dan
memahami nilai-nilai Pancasila dalam konteks pendidikan.

Subjek dari materi landasan filosofis pendidikan Pancasila adalah pendidikan itu sendiri,
sedangkan objeknya adalah nilai-nilai Pancasila. Analisa saya adalah bahwa subjek
pendidikan Pancasila menjadi pusat fokus dalam melaksanakan pendidikan yang
berlandaskan nilai-nilai Pancasila, sedangkan objeknya adalah nilai-nilai Pancasila yang
harus diterapkan dan diajarkan kepada peserta didik.

Contoh konkretnya adalah ketika seorang guru mengajar di sekolah dan menggunakan
pendekatan pendidikan Pancasila sebagai landasan filosofisnya. Subjeknya adalah guru yang
bertanggung jawab dalam memberikan pendidikan kepada siswa, sedangkan objeknya adalah
nilai-nilai Pancasila yang perlu disampaikan kepada siswa. Guru akan mengintegrasikan
nilai-nilai Pancasila seperti gotong royong, keadilan, persatuan, demokrasi, dan lainnya
dalam pembelajaran sehari-hari. Tentu saja! Subjek dari landasan filosofis pendidikan
Pancasila adalah manusia Indonesia, dan objeknya adalah terwujudnya manusia Indonesia
yang memiliki karakter yang kuat, berakhlak mulia, dan berkepribadian yang baik. Dalam
pelaksanaannya, pemerintah Indonesia telah menetapkan berbagai kebijakan dan program
pendidikan yang mengacu pada nilai-nilai Pancasila, seperti program pembelajaran karakter
dan pendidikan vokasi. Dengan demikian, diharapkan tercipta generasi muda yang memiliki
karakter yang kuat, berakhlak mulia, dan berkepribadian yang baik, serta mampu
berkontribusi bagi masyarakat.
2. Bagaimana pelaksanaan landasan filosofis pendidikan pancasila? Berikan analisa saudara
dan dijelaskan dengan memberikan contohnya.

JAWABAN : Kata filosofis terbentuk dari dua kata yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu
philo yang artinya "cinta" dan sophia yang artinya "kebijaksanaan". Bangsa Indonesia memiliki
filsafat umum atau filsafat negara ialah Pancasila sebagai falsafah negara. Pasal 2 UU-RI No.2
tahun 1989 menetapkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945. Sedangkan ketetapan MPR-RI No.II/MPR?1978 tentang pedoman penghayatan
pengalaman Pancasila menegaskan pula bahwa Pancasila itu adalah jiwa seluruh rakyat
Indonesia, kepribadian bangsa Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia, dan dasar negara
Republik Indonesia. Pancasila sebagai sumber dari segala gagasan mengenai wujud bangsa dan
sumber dari segala sumber nilai yang menjadi pangkal dari setiap keputusan dan tindakan dalam
pendidikan. Dengan kata lain, Pancasila sebagai sumber sistem nilai dalam pendidikan.

Landasan filosofis pendidikan tidak berisi konsep-konsep tentang pendidikan yang apa adanya,
melainkan berisi tentang konsep-konsep pendidikan yang seharusnya atau yang dicita-citakan.
Dalam landasan filosofis pendidikan juga terdapat aliran pemikiran. Hal ini muncul sebagai
implikasi dari aliran-aliran yang terdapat dalam filsafat. Sehingga dalam landasan filosofis
pendidikan dikenal dengan adanya landasan filosofis pendidikan idealisme, realisme, dan
pragmatisme.

 Landasan Idealisme
Plato adalah tokoh pertama yang mencetuskan ide idealisme. Idealisme memandang
realitas sebagai hal yang ada dalam kehidupan alam bukanlah suatu kebenaran yang
hakiki, melainkan hanya sebatas gambaran dari ide-ide yang ada dalam jiwa. Idealisme
merupakan aliran filsafat yang berpendapat bahwa objek pengetahuan yang sebenarnya
adalah ide. Idealisme mengatakan bahwa realitas terdiri dari ide-ide, pikiran-pikiran, akal
atau jiwa.
 Konsep Umum Filsafat Idealisme
a. Metafisika-Idealisme : para filosof idealisme mengklaim bahwa realitas pada
hakikatnya bersifat spiritual.
b. Manusia : adalah mahluk spiritual, mahluk berfikir, memiliki tujuan
hidup dan hidup di dunia dengan suatu aturan dan moral yang jelas.
c. Epestimolog-Idealismei : pengetahuan diperoleh dengan cara
mengingat kembali atau berfikir melalui intuisi.

 Implikasi Terhadap Pendidikan


a. Tujuan pendidikan : untuk membantu pengembangan karakter, pengembangan
bakat manusia, dan kebijakan sosial.
b. Metode pendidikan : metode yang d iutamakan adalah metode dialektik,
namun tiap metode yang mendorong belajar dapat diterima, dan cenderung
mengabaikan dasa-dasar fisiologis untuk belajar

 Landasan Realisme
Aliran filsafat realisme merupakan pemikiran murid Plato yang bernama Aristoteles.
Realisme adalah aliran filsafat yang memandang bahwa dunia materi diluar kesadaran
ada sebagai suatu yang nyata dan penting untuk dikenal dengan mempergunakan
kemampuan intelektual yang dimiliki manusia. Menurut realisme hakikat kebenaran itu
berada pada kenyataan alam ini, bukan pada ide atau jiwa.
 Konsep Umum Filsafat Realisme
a. Metafisika-Realisme: kenyataan yang sebenarnya hanyalah kenyataan fisik
(materialisme).
b. Manusia: hakekat manusia terletak pada apa yang dikerjakan. Jiwa merupakan
organisme kompleks yang mempunyai kemampuan berfikir.

 Implikasi Terhadap Pendidikan


a. Tujuan pendidikan: pendidikan bertujuan untuk penyesuaian diri dalam hidup
dan mampu melaksanakan tanggung jawab sosial. Dengan jalan memberikan
pengetahuan esensial kepada para siswa, maka mereka akan dapat bertahan
hidup didalam lingkungan alam dan sosialnya.
b. Metode pendidikan: metode penyajian hendaknya bersifat logis dan
psikologis.

 Landasan Pragmatisme
Aliran pragmatisme berpandangan bahwa kreteria kebenaran sesuatu ialah apakah
sesuatu itu memiliki kegunaan bagi kehidupan nyata. Aliran ini bersedia menerima segala
sesuatu, pengalaman-pengalaman pribadi, kebenaran mistis bisa diterima sebagai
kebenaran dan dasar tindakan asalkan membawa akibat yang prakits yang bermanfaat.
 Konsep Umum Filsafat Pragmatisme
a. Metafisika-Pragmatisme : hakikat realitas suatu teori umum tentang
kenyataan tidaklah mungkin dan tidak diperlukan. Menurut aliran ini hakikat
realitas adalah segala sesuatu yang dialami manusia, bersifat prural, dan terus
menerus berubah.
b. Manusia : manusia adalah hasil evolusi biologis, psikologis, dan sosial.
Sejalan dengan perubahan yang terus menerus terjadi tentunya akan muncul
berbgai permasalahan dalam kehidupan pribadi dan masyarakat. Sebab itu,
manusia yang ideal adalah manusia yang mampu memecahkan masalah baru
baik dalam kehidupan pribadi maupun masyarakat. .

 Implikasi Terhadap Pendidikan


a. Tujuan pendidikan : memperoleh pengelaman yang berguna untuk
memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan individual maupun sosial.
Pendidikan harus mengajarkan seseorang bagaimana berfikir dan
menyasuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi didalam masyarakat.
Menurut pragmatisme, pendidkan hendaknya menyadiakan pengalaman untuk
memecahkan atau menemukan hal- hal baru dalam kehidupan pribadi dan
sosialnya..
b. Metode pendidikan : mengutamakan metode pemecahan masalah.
penyelidikan, dan penemuan. Dalam prakteknya, metode ini membutuhkan
seorang pendidik yang memiliki sifat: permissive (pemberi kesempatan),
friendly (bersahabat), a guide (seorang pembimbing), open minded
(berpandangan terbuka), enthusiastic (bersifat antusias), creative (kreatif),
sosialy aware (sadar bermasyarakat). aler (siap siaga), patien (sabar),
cooperative and sincere (bekerjasama dan ikhlas atau bersungguh-sungguh).
3. Apakah manfaat mempelajari landasan filosofis pendidikan pancasila? Berikan analisa
saudara dan dijelaskan dengan memberikan contohnya.

JAWABAN : Pancasila merupakan dasar pandangan hidup rakyat Indonesia yang di dalamnya
memuat lima dasar yang isinya merupakan jati diri bangsa Indonesia. Sila-sila dalam Pancasila
menggambarkan tentang pedoman hidup berbangsa dan bernegara bagi manusia Indonesia
seluruhnya dan seutuhnya. Pancasila juga merupakan sebuah filsafat karena pancasila merupakan
acuan intelektual kognitif bagi cara berpikir bangsa yang dalam usaha-usaha keilmuan dapat
terbangun ke dalam sistem filsafat yang kredibel. Pendidikan suatu bangsa akan secara otomatis
mengikuti ideologi suatu bangsa yang dianutnya. Pancasila adalah dasar dan ideologi bangsa
Indonesia yang mempunyai fungsi dalam hidup dan kehidupan bangsa dan negara Indonesia.
Pancasila adalah dasar dan ideologi bangsa Indonesia yang mempunyai manfaat dalam
kehidupan bangsa dan negara Indonesia. Filsafat adalah berpikir secara mendalam dan sungguh-
sungguh untuk mencari kebenaran. Filsafat pendidikan adalah pemikiran yang mendalam tentang
pendidikan berdasarkan filsafat. Apabila kita hubungkan fungsi Pancasila dengan sistem
pendidikan ditinjau dari filsafat pendidikan, maka Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa
yang menjiwai dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu, sistem pendidikan nasional Indonesia
wajar apabila dijiwai, didasari dan mencerminkan identitas Pancasila. Pancasila adalah falsafah
yang merupakan pedoman berperilaku bagi bangsa Indonesia yang sesuai dengan kultur bangsa
Indonesia. Pendidikan karakter memang seharusnya diambil dari nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila. Agar tercipta manusia Indonesia yang cerdas, berperilaku baik, mampu hidup
secara individu dan sosial, memenuhi hak dan kewajiban sebagai warga negara yang baik serta
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Semuanya telah mencakup filsafat
pendidikan Pancasila yang mempunyai ciri, yaitu integral, etis, dan reigius.

Setiap butir Pancasila memiliki tujuan yang sesuai sebagai dasar pelaksanaan pendidikan
yang berkarakter dan berkualitas secara kognitif maupun moralnya, uraiannya sebagi
berikut:

1. .Ketuhanan yang Maha Esa, dalam sila yang pertama pendidikan memilih pancasila
sebagai dasar pendidikan karena pendidikan harus mampu menngutamakan hal-hal
yang dapat memperkuat nilai-nilai keimanan bagi peserta didik agar selalu takwa dan
beriman sesuai dengan kepercayaannya masing-masing, selain itu agar peserta didik
mampu memaknai suatu pendidikan dengan didasarkan pada kewajiban mereka
sebagai makhluk Tuhan untuk selalu menuntut ilmu dan dengan adanya pendidikan
yang didasarkan pada sila ini maka output yang akan dihasilkan yaitu terciptanya
insan atau peserta didik yang berakhlak mulia.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab, dalam sila kedua pendidikan menjadikan
pancasila sebagai dasar pendidikan karena pendidikan harus mampu membentuk
setiap peserta didik yang mampu untuk memberikan perlakuan sebagaimana layaknya
manusia dan nantinya seseorang yang telah mendapatkan pendidikan itu dapat
menghargai hak manusia yang sesuai dengan makna dari sila ini, ketika seseorang
dapat memahami hak dan kewajiban diri sendiri dan orang lain maka orang tersebut
mampu memberikan perlakuan yang sesuai sehingga menjadikan setiap manusia
menjadi beradab dan dapat memperlakukan setiap manusia sama tanpa pandang bulu.
3. Persatuan Indonesia, dalam sila ketiga pendidikan menjadikan pancasila sebagai dasar
pendidikan karena pendidikan harus mampu untuk menjadikan peserta didiknya dapat
bersatu dengan peserta didik lainnya, hal Ini menunjukkan bahwa ketika terjadinya
proses pendidikan maka ada saat mereka harus belajar dari lingkungan sosialnya, dari
lingkungan sosial yang ada maka ia akan belajar sendiri menengenai pengetahuan
maupun nilai-nilai yang ada dalam suatu masyarakat dan hal ini memungkinkan
setiap orang untuk bersatu dan meminimalisir adanya diskrimantif antar perbedaan
yang menjadi corak dari bangsa Indonesia, sehingga terbuktilah dengan adanya
semboyan Bhineka Tunggal Ika yang dapat dimaknai bahwa bangsa Indonesia
memiliki keberagaman sehingga di dalam proses pendidikan harus ada proses saling
bertukar pengetahuan dan sebagainya yang menungkinkan setiap orang dapat
menjalin kebersatuan untuk memenuhi suatu kebutuhan pendidikan.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /
perwakilan, dalam sila keempat pendidikan menjadikan pancasila sebagai dasar
pendidikan karena mengharuskan suatu pendidikan dapat menjadikan setiap orang
menjadi lebih demokratis, aktif, dan kritis di dalam memberikan solusi pada setiap
masalah yang sedang terjadi di Indonesia, tetapi dalam pandangan yang lain dapat
dikatakan bahwa di dalam proses pendidikan mengharapkan memunculkan output
cendekiawan yang mampu mengkritisi segala permasalahan yang dapat mengancam
keutuhan NKRI hal ini dapat dilakukan dengan usaha dari dalam maupun dari luar,
maka biasannya pendidikan di 3 pusat lingkungan tersebut telah memberikan
berbagai usaha agar seseorang dapat lebih kritis lagi seperti dimasyarakat bahwa
terdapat organisasi yang memungkinkan partisipasi oleh setiap orang untuk mengatasi
hal-hal yang bersangkutan dengan program atau kinerja dari setiap organisasi
tersebut, adanya penyuluhan mengenai pemilu dan sebagainya.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dalam sila ke lima pendidikan
menjadikan pancasila sebagai dasar pendidikan karena mengungkapkan secara
abstrak bahwa suatu pendidikan harus mampu menciptakan bibit yang mampu
memberikan keadilan sosial bagi lingkungan yang ditempatinya dalam arti bahwa
ketika seseorang sedang berbaur dengan temannya maka orang itu tidak boleh
membedakan yang satu dengan yang lainnya.sehingga biasanya hal yang dapat
dilakukan yaitu dengan menanamkan sejak kecil bahwa seseorang tidak bisa hidup
sendiri tanpa adanya bantuan dari orang lain, sehingga jika memilih teman harus adil
dan tidak boleh memandang pangkat maupun derajatnya.

Anda mungkin juga menyukai