PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gagal Ginjal Akut adalah hilangnya fungsi secara mendadak dan
hampir lengkap akibat kegagalan sirkulasi renal atau fungsi tubular dan
glomerular. (Smeltzer, 2002). Di Amerika Serikat, kejadian tahunan gagal
ginjal akut terjadi 100 kasus / 1 juta orang. Gagal ginjal akut di rumah
sakit terjadi pada 4% dari semua pasien yang dirawat. (nurseslabs.com).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan RI tahun
2013 menunjukkan bahwa penduduk Indoensia kurang aktifitas fisik
(26,1%); penduduk usia > 15 tahun merupakan perokok aktif (36,3%);
penduduk > 10 tahun kurang mengonsumsi buah dan sayur (93%); serta
penduduk >10 tahun memiliki kebiasaan minum minuman beralkohol
(4,6%). Dari data ini orang dewasa dan anak-anak mempunyai risiko
terkena penyakit ginjal. (depkes.go.id).
Gagal ginjal akut merupakan istilah untuk kondisi di mana ginjal
seseorang mengalami kerusakan secara mendadak, sehingga tidak bisa
berfungsi. Gagal ginjal akut terjadi ketika ginjal tiba-tiba tidak bisa
menyaring limbah kimiawi dari darah yang bisa memicu penumpukan atau
penimbunan limbah tersebut di dalam tubuh. Penumpukan limbah kimia
dan garam dalam tubuh bisa menghentikan organ lain untuk berfungsi
dengan benar. (alodokter.com).
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi/pengertian penyakit gagal ginjal akut ?
2. Apa etiologi penyakit gagal ginjal akut?
3. Bagaimana patofisiologi penyakit gagal ginjal akut?
4. Bagaimana pathways penyakit gagal ginjal akut?
5. Bagaimana manifestasi klinis penyakit gagal ginjal akut?
6. Bagaimana penatalaksanaan penyakit gagal ginjal akut?
7. Bagaimana komplikasi penyakit gagal ginjal akut?
1
8. Bagaimana asuhan keperawatan yang tepat pada anak dengan gagal
ginjal akut?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi/pengertian gagal ginjal akut
2. Untuk mengetahui etiologi gagal ginjal akut
3. Untuk mengetahui patofisiologi gagal ginjal akut
4. Untuk mengetahui pathways keperawatan gagal ginjal akut
5. Untuk mengetahui manifestasi klinis gagal ginjal akut
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan gagal ginjal akut
7. Untuk mengetahui komplikasi gagal ginjal akut
8. Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang tepat pada anak dengan
gagal ginjal akut
2
BAB II
KONSEP DASAR
A. Pengertian
Gagal Ginjal Akut adalah hilangnya fungsi secara mendadak dan hamper
lengkap akibat kegagalan sirkulasi renal atau fungsi tubular dan glomerular.
(brunner and suddarth.2002.KMB.jakarta: EGC
Gagal ginjal akut adalah sindrom klinis dimana ginjal tidak lagi
mensekresi produk-produk limbah metabolisme. Biasanya karena hiperfusi
ginjal sindrom ini biasa berakibat azotemia (uremia), yaitu akumulasi produk
limbah nitrogen dalam darah dan oliguria dimana haluaran urine kurang dari
400 ml/24 jam.
B. Etiologi/predisposisi
1. Parental (hipoperfusi ginjal) akibat masalah aliran darah hipoperfusi ginjal
dan turunnya laju filtrasi glomerulus. Kondisi klinis yang umumnya adalah
penipisan volume (hemoragi atau kehilangan cairan melalui saluran
gastrointestinal), vasodilatasi (sepsis atau anafilaksis) gagal jantung
kongestif atau syok kardiogenik)
2. Intrarenal (kerusakan actual jaringan ginjal) akibat dari kerusakan struktur
glomerulus atau tubulus ginjal. Kondisi ini seperti : rasa terbakar, cedera
akibat benturan dan infeksi serta agens nefrotoksik dapat menyebabkan
nekrosis tubulus akut( ATN) dan berhentinya fungsi renal.
3. Pasca renal (obstruksi aliran urin) yang menyebabkan gagal ginjal akut
biasanya akibat dari obstruksi dibagian distal ginjal. Tekanan di tubulus
ginjal menigkat akhirnya laju filtrasi glomerulus meningkat.
(brunner and suddarth.2002.KMB.jakarta: EGC
C. Patofisologi
Menurut Price, (1995) ada beberapa kondisi yang menjadi factor predisposisi
yang dapat menyebabkan pengurangan aliran darah renal dan gangguan
fungsi ginjal, yaitu sebagai berikut :
1. Obstruksi tubulus
2. Kebocoran cairan tubulus
3
3. Penurunan permeabilitas glomerulus
4. Disfungsi vasomotor
5. Glomerulus feedback
4
tubulus distal dan merangsang peningkatan produksi renin dari sel
jukstaglomerulus. Terjadi aktivasi angiotensin II yang menyebabkan
vasokontriksi ateriol aferen sehingga mengakibatkan penurunan aliran darah
ginjal dan laju aliran glomerulus.
Menurut Smeltzer (2002) terdapat empat tahapan klinik dari gagal ginjal akut,
yaitu periode awal, periode oliguria, periode diuresis dan periode perbaikan.
1. Periode awal dengan awitan awal dan diakhiri dengan terjadinya oliguria.
2. Periode oliguria (volume urin kurang dari 400 ml/24 jam) disertai dengan
peningkatan konsentrasi serum dari substansi yang biasanya diekskresikan
oleh ginjal (urea, kreatinin, asam urat, serta kation intraseluler-kalium dan
magnesium). Jumlah urine minimal yang diperlukan untuk membersihkan
produk sampah normal tubuh adalah 400 ml. Pada tahap ini gejala uremic
untuk pertama kalinya muncul dan kondisi yang mengancam jiwa seperti
hiperkalemia terjadi.
3. Periode diuresis, pasien menunjukkan peningkatan jumlah urine secara
bertahap, disertai tanda perbaikan filtrasi glomerulus. Meskipun urine
output mencapai kadar normal atau meningkat, fungsi renal masih
dianggap normal. Pasien harus dipantau dengan ketat akan adanya
dehidrasi selama tahap ini, jika terjadi dehidrasi, tanda uremik biasanya
meningkat.
4. Periode penyembuhan merupakan tanda perbaikan fungsi ginjal dan
berlangsung selama 3-12 bulan. Nilai laboratorium akan kembali normal.
5
D. Pathways
Renal
Pra Renal Pascarenal
Perubahan Ketidakseim
Kerusakan konduksi bangan
hantaran elektrical nutrisi
impuls saraf jantung kurangd ari
kebutuhan
tubuh
6
D. Manifestasi Klinis
1. Dapat terjadi oliguria, terutama apabila kegagalan disebabkan oleh
iskemia atau obstruksi. Oliguria terjadi karena penurunan GPR.
E. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada klien gagal ginjal akut dilakukan secara komprehensif
baik dari disiplin medis, nurse practitionist, nutritionist, dan lain sebagainya.
Berikut ini adalah manajemen penatalaksanaan pada klien gagal ginjal akut
(Judith, 2002)
1. Tata laksana umum
Secara umum yang harus dilakukan pada klien gagal ginjal akut adalah
memberlakukan dan mengawasi secara ketat diet tinggi kalori dan rendah
protein, natrium, kalium dengan pemberian suplemen tambahan. Jumlah
kebutuhan kalori disesuaikan dengan umur dan berat badan. Dan yang
paling penting adalah membatasi asupan cairan. Untuk mengontrol kadar
7
elektrolit yang tidak seimbang dalam tubuh, maka perlu tindakan dialisis
(hemodilysis/ peritoneal dialysis).
2. Tata laksana medis
Penggunaan terapi medis pada gagal ginjal akut utamanya diperuntukkan
untuk menjaga volume cairan dalam tubuh sesuai dengan kompensasi
ginjal dan menjaga kondisi asam basa darah.
Terapi medis yang digunakan adalah :
a. Furosemid
Pemberian 20 sampai 100 mg per IV setiap 6 (enam) jam akan
menjaga stabilitas volume cairan dalam tubuh.
b. Kalsium glukonat
Pemberian 10 ml/ 10% dalam cairan solut infus (IV) akan
membantu menjaga kadar kalium.
c. Natrium polystyrene
15 gr dalam dosis 4 kali sehari dicampur dalam 100 ml dari 20%
sorbitol, 30 sampai 50 gr dalam 50 ml 70% sorbitol dan 150 ml
dalam air akan menjaga kadar kalium.
d. Natrium bikarbonat
Pemberian ini akan mengatasi kondisi asidosis metabolik.
3. Observasi ketat
Hasil pemeriksaan laboratorium (BUN, kreatinin dan kadar kalium)
harus dimonitoring secara ketat. Hal ini sangat bermakna dalam
mempertahankan hidup klien.
4. Terapi edukatif
Sebagai perawat, hal yang paling penting adalah memberikan
pendidikan kesehatan pada klien untuk mengikuti petunjuk diet yang
telah ditentukan.
(Prabowo, Eko. 2014)
8
F. Komplikasi
1. Retensi cairan akibat kegagalan fungsi ginjal dapat menyebabkan edema
atau gagal jantung kongestif
9
dan apakah penurunan jumlah urine output tersebut ada
hubungannya dengan predisposisi penyebab, seperti pasca
perdarahan setelah melahirkan, diare, muntah berat, luka bakar luas,
cedera luka bakar, setelah mengalami episode serangan infark,
adanya riwayat minum obat NSAID atau pemakaian antibiotik,
adanya riwayat pemasangan tranfusi darah, serta adanya riwayat
trauma langsung pada ginjal.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Kaji adanya riwayat penyakit batu saluran kemih, infeksi sistem
perkemihan yang berulang, penyakit diabetes melitus dan penyakit
hipertensi pada masa sebelumnya yang menjadi predisposisi
penyebab pasca renal. Penting untuk dikaji tentang riwayat
pemakaian obat-obatan masa lalu dan adanya riwayat alergi
terhadap jenis obat dan dokumentasikan.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Tanyakan adanya riwayat penyakit ginjal dalam keluarga.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum dan TTV
Keadaan umum klien lemah, terlihat sakit berat, dan letargi. Pada
TTV sering didapatkan adanya perubahan, yaitu pada fase oliguri
sering didapatkan suhu tubuh meningkat, frekuensi denyut nadi
mengalami peningkatan dimana frekuensi meningkat sesuai dengan
peningkatan suhu tubuh dan denyut nadi. tekanan darah terjadi
perubahan dari hipetensi rinagan sampai berat.
b. Pemeriksaan Pola Fungsi
1) B1 (Breathing)
Pada periode oliguri sering didapatkan adanya gangguan pola
napas dan jalan napas yang merupakan respons terhadap
azotemia dan sindrom akut uremia. Klien bernapas dengan bau
10
urine (fetor uremik) sering didapatkan pada fase ini. Pada
beberapa keadaan respons uremia akan menjadikan asidosis
metabolik sehingga didapatkan pernapasan kussmaul.
2) B2 (Blood)
11
tanda perbaikan filtrasi glomerulus. Pada pemeriksaan
didapatkan perubahan warna urine menjadi lebih pekat/gelap.
5) B5 (Bowel)
Didapatkan adanya mual dan muntah, serta anoreksia sehingga
12
Hiperkalemia menyebabkan disritmia dan henti jantung.
d. Pemeriksan pH
Pasien oliguri akut tidak dapat emngeliminasi muatan metabolik
seperti substansi jenis asam yang dibentuk oleh proses metabolik
normal. Selain itu, mekanisme bufer ginjal normal turun. Hal ini
ditunjukkan dengan adanya penurunan kandungan karbon dioksida
darah dan pH darah sehingga asidosis metabolik progresif
menyertai gagal ginjal.
5. Penatalaksanaan Medis
Tujuan penatalaksanaan adalah menjaga keseimbangan dan mencegah
komplikasi, yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Dialisis
2) Diagnosa Keperawatan
1. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
13
2. Pola nafas nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan pH
pada ciaran serebrospinal, perembesan cairan, kongesti paru efek
sekunder perubahan membran kapiler alveoli dan retensi cairan
interstisial dari edema paru pada respons asidosis metabolik.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
ketidakmampuan mencerna makanan
3) Asuhan Keperawatan
No Dx NOC NIC
14
NOC : Volume cairan 2.2 pasang urine
no indikator IR ER kateter jika diperlukan
2.3 monitor status
1 Tekanan darah
nutrisi
2 Keseimbangan
2.4 monitor vital sign
intake dan
2.5 monitor masukan
output dalam
makanan/cairan dan
24 jam
hitung intake kalori
3 Kelembaban
membrane
mukosa
15
kalori
16
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gagal Ginjal Akut adalah hilangnya fungsi mendadak dan hampir lengkap
akibat kegagalan sirkulasi renal atau fungsi tubular dan glomerular.
Factor yang menyebabkan pengurangan aliran darah renal dan gangguan
fungsi ginjal, yaitu:
1. Obstruksi tubulus
2. Kebocoran cairan tubulus
3. Penurunan permeabilitas glomerulus
4. Disfungsi vasomotor
5. Glomerulus feedback
Tanda dan Gejala
1. Nekrosis tubulus toksik dapat berupa non-oliguria (haluaran urine
banyak) dan terkait dengan dihasilkannya volume urine encer yang
adekuat
2. Peningkatan BUN dan nilai kreatinin serum menetap
3. Hiperkalemia berat
4. Asidosis progresif, peningkatan konsentrasi fosfat serum, dan kadar
kalsium serum rendah
5. Anemia, karena kehilangan darah akibat lesi uremik gastrointestinal.
B. Saran
Kami menyarankan kepada pembaca baik individu serta teman-
teman, agar kiranya dapat memperhatikan kesehatan baik itu dari pola
hidup, pola makan, kebersihan, olahraga, dsb. Karena sesungguhnya
kesehatan itu tergantung pada individu masing-masing .
17
DAFTAR PUSTAKA
18