PENDAHULUAN
1
penyakit dahulu atau luka yang saat hidup menimbulkan jejas pada struktur
tulang. 2,3
Sebagai contoh, jika rangka ditemukan di hutan, maka rangka akan
dibawa ke laboratorium untuk ditentukan apakah rangka yang tertinggal
merupakan rangka manusia, binatang atau material anorganik. Jika manusia,
maka akan diperkirakan umur saat kematian, ras, jenis kelamin dan tinggi dari
jasad. Jika rangka menunjukkan bukti bahwa telah dimakamkan dalam waktu
lama atau dengan peti mati, maka ini biasanya hanya menunjukkan riwayat
pemakaman daripada waktu kematian.2
Walaupun tugas utama dari antropologi adalah untuk menentukan
identitas dari jasad, namun pada pengembangannya dapat juga untuk
menentukan pendapat mengenai tipe dan ukuran senjata yang digunakan dan
jumlah dari pukulan yang terdapat pada korban kekerasan. Kebanyakan
antropologis memiliki kemampuan antropologi yang tinggi dan telah
memeriksa banyak sisa-sisa dari rangka. Beberapa di antaranya juga memiliki
pengalaman di bidang kepolisian dan medis, seperti halnya di bidang
serologi, toksikologi, senjata api dan identifikasi jejas akibat alat, investigasi
kejadian kejahatan, penanganan bukti kejahatan dan fotografi. Dan hanya
sedikit antropologis yang menangani analisis jejak kaki dan identifikasi
spesies dalam kaitannya dengan perkiraan waktu kematian yang sudah lewat.
Antropologi forensik selalu berhubungan dengan patologi forensik,
odontologi dan investigasi pembunuhan, cara kematian dan atau interval
postmortem. 2Perlu diingat, walaupun sebagian besar rangka manusia dewasa
terdiri dari jumlah tulang yang sama (206), namun tidak ada dua rangka yang
sama. Karena itu observasi dari pola atau rangka yang khas sering
menunjukkan identifikasi pasti. 2
—-
2
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Definisi
Antropologi forensik merupakan bidang ilmu untuk physical
anthropologists yang mengaplikasikan ilmunya dalam bidang biologi, sains
dan budaya dalam proses hukum. Menurut American Board of Forensic
Anthropology, antropologi forensik adalah aplikasi ilmu pengetahuan dari
antropologi fisik untuk proses hukum. Identifikasi dari kerangka atau sediaan
lain dari sisa-sisa jasad (dugaan manusia) yang tidak teridentifikasi penting
untuk alasan hukum maupun alasan kemanusiaan. Forensik antropologi
mengaplikasikan teknik sains sederhana yang berdasarkan antropologi fisik
untuk mengidentifikasi sisa-sisa jasad manusia dan mengungkap tindak
kejahatan.1,2,3,4,5,6
3
menentukan jenis tulang itu secara manual. Dan untuk pertama kalinya
antropologi forensik digunakan untuk menyeret seseorang ke penjara.1,2,3,
2.3 Manfaat Pemeriksaan Antropologi Forensik
Antropologi forensik bermanfaat untuk membantu penyidik dan
penegak hukum untuk mengidentifikasi temuan rangka tak dikenal. Temuan
rangka biasanya terdapat pada daerah terpencil, di atas permukaan tanah,
dikubur pada lubang yang dangkal karena pelaku kejahatan terburu – buru
menguburkannya, di sungai, di rawa atau di hutan. Korban yang tidak dikubur
secara layak ini biasanya menjadi salah satu indikasi adanya tindak pidana
terhadap korban kejahatan. Pada kasus forensik seperti ini, antropologi
forensik berguna dalam menentukan identifikasi temuaan.1,2,3
Upaya identifikasi pada kerangka (antropologi forensik) bertujuan
untuk membuktikan bahwa kerangka tersebut adalah kerangka manusia, ras,
jenis kelamin, perkiraan umur, tinggi badan, ciri-ciri khusus, deformitas dan
bila memungkinkan dapat dilakukan rekonstruksi wajah.Pemeriksaan dapat
juga memperkirakan waktu kematian, penyebab kematian dan riwayat
penyakit dahulu atau luka yang saat hidup menimbulkan jejas pada struktur
tulang.1,2,3,4
4
Gambar 1 : Alat – alat Ukur Pemeriksaan Osteologi.9
Osteologi harus mengerti mengenai kerangka manusia. Langkah
pertama pertama dari osteologi menentukan sisa rangka yang ditemukan
apakah dari manusia atau bukan. Walaupun banyak sekali variasi yang
terdapat pada manusia atau hewan, namun terdapat persamaan-persamaan
umum pada setiap spesies. Jika tengkorak tidak ditemukan, tulang manusia
dapat dibedakan dari hewan berdasarkan bentuk, ukuran dan perbedaan
densitas tulang. Penentuan spesies akan sangat sulit jika tulang yang
ditemukan berupa pecahan – pecahan. Ada dua tipe sifat yang dapat
ditemukan dari sisa – sisa rangka yaitu metrik dan nonmetrik. Tipe metrik
adalah variasi ukuran tulang. Contohnya panjang dari humerus pada
seseorang dapat lebih panjang dari orang lain yang mempunyai tinggi
badan yang sama. Sifat nonmetrik adalah perbedaan antara tulang – tulang
seseorang yang tidak dapat diukur. Contohnya penyatuan pada tulang
seseorang dapat berbeda dengan orang lainnya.9
2.4.2. Dentisi
Dentisi merupakan ilmu yang mempelajari sisa – sisa gigi. Analisa
dari sisa – sisa gigi dapat digunakan untuk menentukan beberapa aspek
pada antropologi forensik. Digunakan bersama dengan osteologi untuk
menentukan usia, jenis kelamin dan diet. Pada orang dewasa terdapat 32
gigi yang pada masing – masing sisinya, pada rahang atas dan bawah
5
terdapat dua insisivus, satu kaninus, dan dua atau tiga molar. Pada anak –
anak terdapat dua puluh gigi dengan dua insisivus dan satu kaninus serta
dua molar pada masing – masing kuadran. 9
2.4.3. Ethnobotani
Etnobotani merupakan ilmu yang mempelajari tentang serbuk sari
dan tanaman dari masa lalu. Ini berguna untuk menentukan waktu sejak
kematian dan menentukan diet dari sisi arkeologi. 9
6
Gambar 3. Anatomi rangka manusia5
7
Hal-hal lain yang berhubungan dengan penentuan jenis kelamin
berdasarkan tulang dapat dilihat pada tabel berikut ini:7
8
perempuan laki
5 Condylus - Lebih menonjol - Kurang menonjol
occipitalis
6 Orbita - Bentuk persegi - Bentuk mebundar
7 Dahi - Curam, kurang - Membundar
membundar
8 Tulang pipi - Berat, arkus lebih ke - Ringan, lebih memusat
lateral
9 Glabella, arcus - Lebih menonjol - Kurang menonjol
zygomaticus,
arcus super ciliaris
dan processus
mastoideus
10 Mandibula - Besar, simfisisnya - Kecil, dengan ukuran
tinggi, ramus corpus dan ramus lebih
asendingnya lebar kecil
11 Palatum - Besar dan lebar, - Kecil, cenderung
cenderung seperti seperti parabola
huruf U
Tabel 1. Perbedaan tulang laki-laki dan perempuan7
9
Gambar 5 : Perbedaan tulang tengkorak pria dan wanita5
10
Gambar 6 : Perbedaan tulang-tulang pada berbagai ras10
11
2.5.4. Penentuan Perkiraan Umur1
a. Penutupan sutura
Pemeriksaan terhadap penutupan sutura pada tulang-tulang atap
tengkorak berguna untuk memperkirakan umur sudah lama diteliti dan
telah berkembang berbagai metode. Namun, pada akhirnya hampir
semua ahli menyatakan bahwa cara ini tidak akurat dan hanya
digunakan dalam lingkup dekade (umur 20-30-40 tahun) atau mid-
dekade (umur 25-35-45 tahun) saja.
12
b. Pertumbuhan dan perkembangan badan
Proses pertumbuhan dimulai sejak terjadi konsepsi dan
berlangsung terus sampai umur dewasa, kemudian stabil dan pada
umur tua relatif berkurang. Sesudah dilahirkan, umur dapat
diperkirakan sesuai golongan pertumbuhan dan perkembangan badan,
antara lain bayi, balita, anak-anak, dewasa muda.
c. Tinggi dan berat badan
Pada janin, bayi baru lahir dan anak-anak sampai masa pubertas,
umur dapat ditentukan berdasarkan tinggi (panjang) dan berat badan.
Beberapa faktor harus dipertimbangkan antara lain keturunan, bangsa,
gizi dan lain-lain. Pada orang dewasa, penentuan umur berdasarkan
tinggi dan berat badan tidak dapat dipergunakan lagi. Berikut ini
adalah tabel yang memperlihatkan hubungan antara umur, tinggi
(panjang), berat badan dan pusat penulangan bayi.
Berat Pusat Tanda
No. Umur Tinggi (panjang)
badan penulangan lain
1 4 6-9 inci (15-20 60-120 g Segmen -
bulan cm) terbawah
dari sacrum
2 5 10 inci (25 cm) 500-750 g Os -
bulan calcaneus
3 6 12 inci (30 cm) 1000 g Manubrium -
bulan sterni
4 7 14 inci (35 cm) 1500 g Os talus Testis
bulan pada
anulus
inguinalis
interna
5 8 16 inci (40 cm) 2500 g Sternum -
bulan bawah
13
6 9 19-20 inci (45-50 2500-3500 Distal Aterm
bulan cm) g femur, (cukup
proksimal bulan)
tibia dan os
cuboid
Tabel 3. Hubungan umur, tinggi, berat badan dan pusat penulangan1
Panjang bayi baru lahir berkisar antara 47.5 sampai 52.5 cm (rata-
rata 50 cm). Pada umur 6-12 bulan, panjang bayi adalah 60 cm, pada
umur 1 tahun adalah 67.5 cm dan pada umur 4 tahun panjang bayi ± 2
kali panjang waktu lahir (lebih kurang 100 cm).
- Umur bayi 1-5 bulan sama dengan akar pangkat dua dari panjang
badan (dalam cm)
- Umur bayi 5-10 bulan sama dengan panjang badan (dalam cm)
dibagi dengan 5.
d. Gigi-geligi9
Ada 2 jenis gigi, yaitu gigi susu dan gigi permanen. Gigi susu (milk
teeth) disebut gigi sementara atau dens decidui, jumlahnya 20 buah,
terdiri atas 4 buah insisivus, 2 caninus dan 4 molar di setiap rahang.
Bayi akan mengalami pertumbuhan gigi susu pada umur 6 bulan dan
selesai pertumbuhannya pada umur 24 bulan. Jika ada gigi susu
insisivus tumbuh, maka umurnya diperkirakan sekitar 6-8 bulan.
14
Gigi permanen (permanent teeth) disebut gigi tetap, jumlahnya 32
buah, terdiri atas 4 buah insisivus, 2 caninus, 4 premolar dan 6 molar di
setiap rahang.
Penentuan umur berdasarkan jumlah dan jenis gigi hanya dapat
ditentukan secara umum sampai umur 17-25 tahun. Di atas umur ini
yang diperhatikan adalah keausan gigi (atrisi), warna dan lain-lain.
Gustafson menemukan formula penentuan umur di atas 18-20
tahun berdasarkan adanya perubahan gigi karena penuaan dan
pembusukan gigi (ageing and decaying changes). Perubahan ini
meliputi atrisi, peridontosis, dentin sekunder, resorpsi akar, aposisi
sementum dan transparensi akar gigi. Formula Gustafson ini hanya
dapat dipakai untuk penentuan umur pada orang yang telah meninggal
karena gigi harus dicabut dari soket gigi, kecuali pada orang hidup
pengamatan atrisi dan peridontosis dapat dilakukan tanpa pencabutan
gigi.
15
Gambar 9 : Erupsi gigi susu dan permanen9
16
Pada orang tua, batas dari prosesus alveolaris mulai hilang dan
corpus akan mulai dangkal kembali serta sudut antara ramus dan
corpus akan kembali menjadi tumpul.
17
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
19
DAFTAR PUSTAKA
20