PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Koperasi sebagai lembaga di mana orang-orang yang memiliki kepentingan
relatif homogen, berhimpun untuk meningkatkan kesejahteraannya. Dalam
pelaksanaan kegiatannya, koperasi dilandasi oleh nilai-nilai dan prinsip-
prinsip yang mencirikannya sebagai lembaga ekonomi yang sarat dengan nilai
etika bisnis. Nilai-nilai yang terkandung dalam koperasi, seperti menolong diri
sendiri (self help), percaya pada diri sendiri (self reliance), dan kebersamaan
(cooperation) akan melahirkan efek sinergis. Efek ini akan menjadi suatu
kekuatan yang sangat ampuh bagi koperasi untuk mampu bersaing dengan
para pelaku ekonomi lainnya. Konsepsi demikian mendudukkan koperasi
sebagai badan usah yang cukup strategis bagi anggotanya dalam mencapai
tujuan-tujuan ekonomis yang pada gilirannya berdampak pada masyarakat
secara luas. Pada era Orde Baru (Orba), pembangunan koperasi sangat
signifikan. Diwarnai oleh kesuksesan gerakan para petani di pedesaan yang
tergabung dalam Koperasi Unit Desa (KUD).
1.2 tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini yaitu agar :
1. Untuk mengetahuin tata cara pendirian koperasi
2. Untuk mengetahui syarat pendirian koperasi
3. Untuk mengetahui dasar dasar hukum pendirian koperasi
II. ISI
A. Pengertian Koperasi
Selain pengertian koperasi diatas terdapat beberapa pengertian lain dari koperasi
yaitu sebagai berikut:
2. Arinal Chaniago
Arifinal chaniago (1984) mendefinisikan koperasi sebagai suatu perkumpulan
yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum, yang memberikan
kebebasan kepada anggota untuk masuk dan keluar, dengan bekerja sama
secara kekeluargaan menjalanjankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan
jasmaniah para anggota.
3. P.J.V. Doreen
P.J.V. Dooren mengatakan bahwa, tidak ada satupun devinisi koperasi yang
diterima secara umum. Kendati demikian dooren masi tetap memberikan
definisi koperasi Yaitu, dimana koperasi tidaklah hanya kumpulan orang-
orang, akan tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari badan-badan hukum
(coorporate).
4. Mohammad Hatta
Di dalam bukunya The Cooperative Movement in Indonesia” Mohammad
Hatta mengemukan bahwa koperasi adalah usaha bersama untuk
memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong menolong.
Selanjutnya dikemukakan pula bahwa gerakan koperasi adalah perlambangan
harapan bagi kaum yang lemah ekonominya, berdasarkan self help dan tolong
menolong diantara para anggota-anggotanya, yang melahirkan diantara
mereka rasa percaya kepada diri sendiri dan persaudaraan.
5. UU No 25 Tahun 1992
Definisi Koperasi Indonesia menurut UU NO.25/1992 tentang perkoperasian
yaitu: Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seseorang
atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat, yang berdasar
atas asas kekeluargaan.
B. Prinsip-prinsip Koperasi
Selain kelima prinsip di atas, terdapat prinsip lainnya yang diterapkan dalam
koperasi untuk mengembangkan diri, yaitu prinsip pendidikan perkoperasian
dan kerja sama antar koperasi. Adanya prinsip ini diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan, memperluas wawasan anggota, dan memperkuat
solidaritas dalam mewujudkan tujuan koperasi. Kerja sama dimaksud dapat
dilakukan antar koperasi di tingkat lokal, regional, nasional, dan
internasional.
Tata cara pendirian koperasi diatur dalam Pasal 12 Permen Koperasi dan UKM
No. 9/2018 tentang Penyelenggaraan dan Pembinaan Perkoperasian.
2. Kedua, setelah rapat pendirian selesai maka Notaris Pembuat Akta Koperasi
(NPAK) dapat membuat akta pendirian koperasi.
3. Ketiga, setelah dibuatnya akta pendirian koperasi maka para pendiri atau
kuasa pendiri dapat mengajukan akta pendirian koperasi kepada Menteri
dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari setelah koperasi mendapat
persetujuan nama koperasi dari SISMINBHKOP. Apabila dalam jangka
waktu tersebut koperasi tidak mengajukan akta pendirian koperasi, maka
persetujuan nama koperasi melalui SISMINBHKOP kadaluarsa. Dalam
mengajukan akta pendirian koperasi tersebut, para pendiri harus menentukan
apakah bentuk koperasi berupa koperasi primer atau koperasi sekunder,
karena cara pendirian koperasi primer berbeda dengan koperasi sekunder.
Sama seperti badan usaha lainnya, untuk mendirikan koperasi juga diperlukan
modal. Modal koperasi berasal dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal
sendiri terbagi menjadi:
1. Simpanan pokok.
Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib
dibayarkan oleh anggota kepada koperasi, pada saat menjadi anggota, dimana
nilai dan mekanismenya diatur dalam anggaran dasar. Simpanan pokok ini
tidak dapat diambil selama yang bersangkutan menjadi anggota.
2. Simpanan wajib. Simpanan wajib merupakan sejumlah uang yang wajib
dibayarkan oleh anggota kepada koperasi, dalam waktu atau kesempatan
tertentu yang nilai dan mekanisme pembayarannya juga diatur dalam
anggaran dasar koperasi.
3. Dana cadangan.
Dana cadangan merupakan sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan
sisa hasil usaha. Tujuan adanya dana cadangan ini untuk memupuk modal
sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi. Nilai dan mekanisme
penetapan dana cadangan diatur dalam anggaran dasar/anggaran rumah
tangga dan/atau keputusan rapat anggota. Hal menarik dari dana cadangan
adalah dana cadangan merupakan harta kekayaan koperasi yang tidak dapat
dibagikan saat ada anggota koperasi yang keluar.
4. Hibah
Hibah adalah sejumlah uang dan/atau barang modal, yang dapat dinilai
dengan uang yang diterima dari pemerintah, pemerintah provinsi,
kabupaten/kota, lembaga internasional, perseorangan dan pihak-pihak lain,
yang bersifat hibah dan tidak mengikat. Karena sifatnya yang tidak mengikat,
maka hibah dapat digunakan untuk menaggung kerugian koperasi. Hibah
tidak dapat dibagikan kepada anggota koperasi selama koperasi belum
dibubarkan.
Sementara modal pinjaman berasal dari anggota, calon anggota, koperasi lain
atau anggotanya, bank dan lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi
dan surat utang lainnya serta sumber lain yang sah.