Anda di halaman 1dari 12

RANGKUMAN METABOLISME LEMAK

Oleh :

Syenia Ramandha

(021811133077)

DEPARTEMEN BIOLOGI ORAL

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2019
METABOLISME LEMAK

LIPID

Lipid adalah sekelompok senyawa heterogen, meliputi lemak, minyak,


steroid, malam (wax), dan senyawa terkait, yang berkaitan lebih karena sifat
fisiknya daripada sifat kimianya. Lipid memiliki sifat umum berupa

1. Relatif tidak larut dalam air dan

2. Larut dalam pelarut nonpolar misalnya eter dan kloroform.

Senyawa ini merupakan konstituen makanan yang penting tidak saja


karena nilai energinya yang tinggi, tetapi juga karena vitamin larut-lemak dan
asam lemak esensial yang terkandung di dalam lemak makanan alami.

Lipid diklasifikasikan menjadi lipid sederhana dan kompleks

1. Lipid sederhana: Ester asam lemak dengan berbagai alcohol.

a. Lemak (fat): Ester asam lemak dengan gliserol. Minyak (oil) adalah
lemak dalam keadaan cair.

b. Wax (malam): Ester asam lemak dengan alkohol monohidrat berberat


molekul tinggi.

2. Lipid kompleks: Ester asam lemak yang mengandung gugus-gugus selain


alkohol dan asam lemak. Lipid dapat dibagi menjadi tiga kelompok:

a. Fosfolipid: Lipid yang mengandung suatu residu asam fosfor, selain


asam lemak dan alkohol. Lipid ini sering memiliki basa yang
mengandung nitrogen dan substituen lain, misalnya alkohol pada
gliserofosfolipid adalah gliserol dan alkohol pada sfingofosfolipid
adalah sfingosin, yang mengandung gugus amino.

b. Glikolipid (glikosfingolipid): Lipid yang mengandung asam lemak,


sfingosin, dan karbohidrat.
c. Lipid kompleks lain: Lipid seperti sulfolipid dan aminolipid. Lipoprotein
juga dapat dimasukkan ke dalam kelompok ini.

3. Prekursor dan lipid turunan: Kelompok ini men-cakup asam lemak,


gliserol, steroid, alkohol lain, aldehida lemak, dan badan keton (lihat Bab
22), hidrokarbon, vitamin larut-lemak, dan hormon.

ASAM LEMAK

Asam lemak adalah asam karboksilat limfatik, Asam lemak di dalam tubuh
terutama terdapat sebagai ester dalam minyak dan lemak alami, tetapi di dalam
plasma terdapat dalam bentuk tak-teresterifikasi sebagai asam lemak bebas,
yakni suatu bentuk transpor. Asam lemak yang terdapat dalam lemak alami
biasanya mengandung atom karbon berjumlah genap. Rantai tersebut dapat
jenuh (tidak mengandung ikatan rangkap) atau tidak jenuh (mengandung satu
atau lebih ikatan rangkap).

a. Asam lemak jenuh

Rantai karbon asam lemak jenuh membentuk suatu pola zigzag jika
direntangkan pada suhu rendah. Pada suhu yang lebih tinggi, sebagian
ikatan berputar, menyebabkan rantai memendek, yang menjelaskan
mengapa biomembran menjadi lebih tipis seiring dengan meningkatnya
suhu.

Contohnya: C3H7COOH, C11H23COOH, C15H31COOH

b. Asam lemak tidak jenuh

Asam lemak jenuh dapat digambarkan berbasis asam asetat —CH2—

ditambahkan secara bertahap di antara gugus CH3 — dan —COOH


terminal. Asam Lemak Tak-jenuh Mengandung Satu atau Lebih Ikatan
Rangkap. Asam lemak tak-jenuh dapat dibagi lagi menjadi:

1. Asam tidak-jenuh tunggal (monoetenoid, monoenoat), mengandung


satu ikatan rangkap.

2. Asam tidak-jenuh ganda (polietenoid, polienoat), mengandung dua


atau lebih ikatan rangkap.

3. Eikosanoid: Senyawa yang berasal dari asam lemak polienoat (20


karbon) eikosa ini (lihat Bab 23), terdiri dari prostanoid, leukotrien
(LT), dan lipoksin (LX). Prostanoid mencakup prostaglandin (PG),
prostasiklin (PGI), dan tromboksan (TX).

TRIASILGLISEROL (TRIGLISERIDA)

Bentuk simpanan utama asam lemak. Pada manusia dan hewan sumber energi
ini adalah penyimpanan paling penting yang disimpan terutama dalam jaringan
adiposa. Jika terjadi kelaparan berkepanjangan akan dipecah menjadi asam
lemak (dan gliserol) dan terjadi pelepasan untuk memenuhi kebutuhan energi
sebagian besar jaringan tubuh

Triasilgliserol adalah ester trihidrat alkohol gliserol dan asam lemak.


Mono- dan diasilgliserol, dengan satu atau dua asam lemak teresterifikasi
dengan gliserol, juga ditemukan di jaringan. Senyawa-senyawa ini penting dalam
sintesis dan hidrolisis triasilgliserol. Di dalam tubuh Triasilgliserol (TG) disintesis
untuk disimpan (pada jaringan lemak), atau untuk ditransport dalam lipoprotein
(dalam epitel mukosa usus dan dalam parenchym hati), atau untuk dikeluarkan
dalam air susu (pada glanula mamma bila keadaan laktasi). Selain itu, dalam
jumlah kecil, TG juga disintesis pada otot dan ginjal).

PHOSPOLIPID
Keluarga fosfat yang mengandung, gliserol-backbone lipid. fosfolipid
dapat dianggap sebagai turunan asam fos-fatidat, dengan fosfat yang
teresterifikasi satu kelompok OH dari gliserol dan dua kelompok lainnya OH
diesterifikasi untuk dua asam lemak rantai panjang (gliserofosfolipid). Asam
fosfatidat adalah zat antara yang penting dalam pembentukan triasilgliserol serta
fosfogliserol tetapi tidak ditemukan dalam jumlah banyak di jaringan.

Fungsi biologisnya antara lain sebagai komponen struktural dari membran


biologis, komponen struktural dari lipoprotein, dan surfaktan paru-paru

AMPHIPATIC LIPID

- Bagian alkohol fosfat dari molekul fosfolipid bersifat polar, sehingga


bersifat hidrofilik.

- Sisa molekul (ekor) bersifat hidrofobik

- Dalam larutan → lipid bilayer

Molekul ini mengalami orientasi pada pertemuan air minyak dengan gugus
polar di fase air dart gugus nonpolar di fase minyak. Lapis- ganda (bilayer) lipid
amfifatik ini adalah struktur dasar pada membran biologis. Jika lipid ini berada
dalam suatu konsentrasi kritis dalam medium air, lipid ini membentuk misel
(micelles). Liposom dapat terbentuk melalui sonikasi lipid amfifatik dalam medium
cair. Liposom terdiri butir-butir lapis-ganda lipid yang menyelubungi bagian
medium air. lipid ini membentuk misel (micelles). Liposom dapat terbentuk
melalui sonikasi lipid amfifatik dalam medium cair. Liposom terdiri butir-butir lapis-
ganda lipid yang menyelubungi bagian medium air. Agregasi garam empedu
menjadi misel dan liposom serta pembentukan campuran misel dengan produk
pencernaan lemak penting untuk mempermudah penyerapan lipid dari usus.
Liposom berpotensi untuk digunakan secara klinis—terutama jika dikombinasikan
dengan antibodi spesifik-jaringan—sebagai pembawa obat dalam sirkulasi yang
diarahkan ke organ spesifik. Emulsi merupakan partikel yang jauh lebih besar,
biasanya dibentuk oleh lipid nonpolar dalam medium air. Emulsi ini distabilkan
oleh emulgator, seperti lipid amfifatik (misalnya, fosfatidilkolin), yang membentuk
suatu lapisan permukaan yang memisahkan sebagian besar materi nonpolar dari
fase air.

ABSORBSI LIPID PADA TRIASIL GLISEROL (TG)

Untuk percernaan dan absorpsi lipida mutlak diperlukan asam-asam


(garam-uaram) empedu yang mengemulsifikasikan lipida dalam traktus
digestivus dan melarutkannya dalam misel yang dibentuk oleh asam-asam
(garam-garam empedu tersebut). Proses emulsifikasi bertujuan supaya lipid bisa
bercampur dengan air dan enzim pencernaan terutama lipase dapat bekerja.
Mula-mula enzim lipase pankreas menghidrolisis ikatan ester asam-asam leinak
(-TG) menghasilkan 2-monoasil gliserol yang sebagian diabsorpsi ke dalam sel
epitel mukosa intestinum. Sisa dan 2-monoasil gliserol yang tidak diabsorpsi
diisomersasikan menjadi 1-monoasil-gliserol. Sebagian kecil 1-monoasil gliserol
diabsorpsi dan sisanya dihidrolisis lebih lanjut oleh lipase pangkreas
menghasilkan gliserol.
Asam-asam ternak yang dibebaskan sebagai hasil hidrolisis lipase
pangkreas ini diabsorpsi ke dalam epitel mukosa intestinum yang dikatalisis oleh
asil-KoA dan diesterifikasikan kembali trigliserol. Pada diit tinggi lemak sebagian
besar asam lemaknya dalam tubuh berasal dari makanan. Sedangkan pada diit
tinggi karbohidrat, sebagian dari kelebihan glukosa yang tidak diubah menjadi
energi, disintesis menjadi asam lemak, di samping sebagian lagi yang diubah
menjadi glikogen. Kelebihan glukosa ini mengakibatkan berjalan serangkaian
mekanisme pengendalian yang disebabkan hasil dari asetil-KoA yang tidak
dioksidasi dalam siklus TCA (lihat kembali kuliah siklus asam karboksilat),
melainkan dipergunakan untuk sintesis asam lemak.

TRANSPOR LIPID

Lipid di dalam plasma darah ialah kolesterol, trigliserida (TG), fosfolipid dan
asam lemak yang tidak larut dalam cairan plasma. Lipid – lipid ini memerlukan
modifikasi dengan bantuan protein untuk dapat diangkut dalam sirkulasi darah
karena sifatnya yang tidak larut dalam air. Lipoprotein merupakan molekul yang
mengandung kolesterol dalam bentuk bebas maupun ester, trigliserida, fosfolipid,
yang berikatan dengan protein yang disebut apoprotein.11,16 Dalam molekul
lipoprotein inilah lipid dapat larut dalam sirkulasi darah, sehingga bisa diangkut
dari tempat sintesis menuju tempat penggunaannya serta dapat didistribusikan
ke jaringan tubuh. Terdapat 5 plasma utama lipoprotein:
1. Kilomikron: lipoprotein yang diproduksi oleh usus halus dan bertugas
mengangkut trigliserida dari makanan ke dalam jaringan.
2. Very Low Density Lipoprotein (VLDL): merupakan lipoprotein yang terdiri
atas 60% trigliserida, 10-15% kolesterol dan bertugas membawa
kolesterol dari hati ke jaringan perifer.
3. Low Density Lipoprotein (LDL): lipoprotein pada manusia yang berguna
sebagai pengangkut kolesterol ke jaringan perifer dan berguna untuk
sintesis membran dan hormon steroid. LDL mengandung 10% trigliserida
serta 50% kolesterol, dipengaruhi oleh banyak faktor misalnya kadar
kolesterol dalam makanan, kandungan lemak jenuh, dan tingkat
kecepatan sintesis dan pembuangan LDL dan VLDL dalam tubuh.
4. High Density Lipoprotein (HDL): disebut juga α-lipoprotein adalah
lipoprotein terkecil yang berdiameter 8-11 nm, namun mempunyai berat
jenis terbesar dengan inti lipid terkecil.20 Unsur lipid yang paling dominan
dalam HDL ialah kolesterol dan fosfolipid. Komponen HDL adalah 20%
kolesterol,

BETA OXIDATION

Untuk memperoleh energi, asam lemak dapat dioksidasi dalam proses


yang dinamakan oksidasi beta. Sebelum dikatabolisir dalam oksidasi beta, asam
lemak harus diaktifkan terlebih dahulu menjadi asil-KoA. Dengan adanya ATP
dan Koenzim A, asam lemak diaktifkan dengan dikatalisir oleh enzim asil-KoA
sintetase (Tiokinase).

Asam lemak bebas pada umumnya berupa asam-asam lemak rantai panjang.
Asam lemak rantai panjang ini akan dapat masuk ke dalam mitokondria dengan
bantuan senyawa karnitin, dengan rumus (CH3)3N+-CH2-CH(OH)-CH2-COO-.
Langkah-langkah masuknya asil KoA ke dalam mitokondria dijelaskan sebagai
berikut:

 Asam lemak bebas (FFA) diaktifkan menjadi asil-KoA dengan dikatalisir oleh
enzim tiokinase.
 Setelah menjadi bentuk aktif, asil-KoA dikonversikan oleh enzim karnitin
palmitoil transferase I yang terdapat pada membran eksterna mitokondria
menjadi asil karnitin. Setelah menjadi asil karnitin, barulah senyawa tersebut
bisa menembus membran interna mitokondria.
 Pada membran interna mitokondria terdapat enzim karnitin asil karnitin
translokase yang bertindak sebagai pengangkut asil karnitin ke dalam dan
karnitin keluar.
 Asil karnitin yang masuk ke dalam mitokondria selanjutnya bereaksi dengan
KoA dengan dikatalisir oleh enzim karnitin palmitoiltransferase II yang ada di
membran interna mitokondria menjadi Asil Koa dan karnitin dibebaskan.
 Asil KoA yang sudah berada dalam mitokondria ini selanjutnya masuk dalam
proses oksidasi beta.

Dalam oksidasi beta, asam lemak masuk ke dalam rangkaian siklus dengan 5
tahapan proses dan pada setiap proses, diangkat 2 atom C dengan hasil akhir
berupa asetil KoA. Selanjutnya asetil KoA masuk ke dalam siklus asam sitrat.
Dalam proses oksidasi ini, karbon β asam lemak dioksidasi menjadi keton.

SISTESIS ASAM LEMAK

Pada manusia, kelebihan asetil KoA dikonversi menjadi ester asam


lemak. Sintesis asam lemak sesuai dengan degradasinya (oksidasi beta).

Sintesis asam lemak terjadi di dalam sitoplasma. ACP (acyl carrier


protein) digunakan selama sintesis sebagai titik pengikatan. Semua sintesis
terjadi di dalam kompleks multi enzim-fatty acid synthase. NADPH digunakan
untuk sintesis.

DE NOVO SYNTHESIS

Sintesis de novo adalah pembentukan asam lemak (palmitat) dari asetil KoA
Asetil-KoA ini berasal dari glikolisis (Embden- Meyerhof) dan dari katabolisme
asam-asam amino. Sintesis de novo terjadi terutama di dalam hati untuk
kemudian sebagian besar diangkut dan disimpan dalam jaringan leniak dalam
bentuk trigliserida.

Proses ini terjadi di sitosol, sedangkan asetil-KoA yang merupakan bahan


dasarnya, terbentuk dari piruvat di dalam mitokondria Asetil-KoA keluar dari
mitokondria dengan jalan membentuk sitrat setelah bereaksi dengan
oksaloasetat. Reaksi ini adalah sebagian dari siklus TCA.
Pada sitosol, dengan adanya ATP dan koenzim A, sitrat dipecah oleh
enzim ATP-sitrat liase, membebaskan kembali asetil- KoA dan oksaloasetat.
Dengan demikian, asetil-KoA yang semula terbentuk dari piruvat dalam
mitokondria dipindahkan kesitosol untuk disintesis menjadi palmitat Oksaloasetat
yang dibebaskan pada sitosol, dengan adanya NADH, membentuk malat. Malat
kemudian oleh enzim malat menjadi piruvat dengan melepaskan hidrogen, yang
ditangkap oleh NADP. NADPH yang terbentuk digunakan sebagai donor hidrogen
pada sintesis do novo.
DAFTAR PUSTAKA

Murray, RK; Granner DK; Rodwell VW. 2015. Biokim Harper 30th ed. Jakarta:
EGC

Wahjuni, S. 2013. Metabolisme Biokimia. Udayana University Press


Kampus Universitas Udayana Denpasar

Mustofa S. 2013. METABOLISME LIPID. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Adipratama IK. 2015. METABOLISME LIPID. Fakultas Kedokteran Universitas


Diponegoro

Anda mungkin juga menyukai