JUDUL PERCOBAAN :
PERCOBAAN II
ANALISIS ANION
I. TUJUAN PERCOBAAN
Dapat mengidentifikasi anion-anion dalam larutan dan padatan ‘unknown’
dengan menggunakan metode ‘kemikalia cair’ yang didasarkan pada kelakuan
ion-ion yang berbeda ketika direaksikan dengan reagen-reagen tertentu.
2.8.8 Klorida
Sifat fisik: Kepekaan 1,5 mg Cl¯ (batas konsentrasi 1 dalam 30.000) dan 0,3
mg Cl¯ (batas konsentrasi 1 dalam 150.000).
Sifat kimia: Kebanyakan klorida larut dalam air, merkurium klorida, perak
klorida, yang ini sangat sedikit larut dalam air dingin, tetapi mudah larut
dalam air panas atau mendidih, CuCl, BiOCl, SbOCL, HgOCl tak larut dalam
air.
(Svehla, 1985)
2.8.9 Bromida
Sifat fisik: Kepekaan 2 mg Br2 (batas konsentrasi 1 dalam 25.000).
Sifat kimia: Kelarutan Ag, Hg, Cu, tak larut dalam air, timbal bromide sangat
sedikit larut dalam air dingin, lebih larut dalam air mendidih. Semua bromide
lainnya larut.
(Svehla, 1985)
2.8.10 Iodida
Sifat fisik: Kepekaan 2 mg I2 (batas konsentrasi 1 dalam 20.000).
Sifat kimia: Perak, merkurium (II), tembaga (I) dan timbel iodide adalah
garam-garam yang sedikit larut.
(Svehla, 1985)
2.8.11 Nitrat
Sifat fisik: Kepekaan 0,05 mg Nitrat dengan batas konsentrasi 1 dalam 1 juta.
Sifat kimia: Semua nitrat larut dalam air, nutrat dari merkurium dan bismuth
menghasilkan garam basa setelah diolah dengan air. Garam-garam ini larut
dalam asam nitrat encer.
(Svehla, 1985)
2.8.12 Sulfat
Sulfat dari barium, stronsium dan timbale praktis tidak larut dalam air. Sulfat
dari merkurium (II) dan kalsium larut sedikit dan kebanyakan sulfat dari
logam-logam sisanya larut.
(Svehla, 1985)
2.8.13 Kromat
Sifat fisik: Kromat logam biasanya adalah zat-zat padat warna yang
menghasilkan larutan kuning bila larut dalam air.
Sifat kimia: Asam mineral encer, yaitu ion-ion hydrogen, kromat, berubah
menjadi dikromat.
(Svehla, 1985)
2.8.14 Sulfit
Belerang dioksida, dengan bau belerang yang terbakar. Gas ini dapat dideteksi
dengan bau dari larutannya. Sebagian besar asam sulfit merupakan larutan
belerang dioksida dalam air. Natrium sulfit dapat dipreparasi dengan
mengalirkan gas SO2 ke dalam larutan NaOH. Ion sulfit merupakan agen
reduktor, mengalami oksidasi menjadi ion sulfat.
(Svehla, 1985)
2.8.15 Fosfat
Phospat atau fosfat adalah sebuah ion poliatomik atau radikal terdiri dari satu
atom fosforus dan empat oksigen. Dalam bentuk ionik, fosfat membawa sebuah
-3 muatan formal, dan dinotasikan PO43-.
(Svehla, 1985)
III. METODE PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Gelas beker
2. Tabung reaksi
3. Pipet tetes
3.2.2 Bahan
1. AgNO3 6. FeSO4
2. Aquades 7. Ba(C2H3O2)2
3. HCl
4. HNO3
5. H2SO4 pekat
3.2 Skema Kerja
3.2.1 Identifikasi Anion Known
Test 1 Test 2
5 tetes larutan Br-, Cl-, I-, 5 tetes larutan Br-, Cl-, I-,
SO32-, SO42-, PO43-, NO3-, SO32-, SO42-, PO43-, NO3-,
CrO42- CrO42-
Tabung reaksi Tabung reaksi
Hasil Hasil
Test 3 Test 4
5 tetes larutan Br-, Cl-, I-, 5 tetes larutan Br-, Cl-, I-,
SO32-, SO42-, PO43-, NO3-, SO32-, SO42-, PO43-, NO3-,
CrO42- CrO42-
Tabung reaksi Tabung reaksi
Hasil Hasil
Test 3 Test 4
5 tetes larutan unknown 5 tetes larutan unknown
Test 5
5 tetes larutan unknown
Tabung reaksi
-Penambahan H2SO4 5 tetes
-Penambahan FeSO4 5 tetes
-Pengamatan
Hasil
IV. DATA PENGAMATAN
larutanKuni
Kunin Endap Larutan
CrO4 Larutan ng/jingga, Kuning Larutan
2- g an jingga/k
kuning panas keruh kuning
keruh kuning uning
Larutan
Unkn
Larutan Bening, Sedikit Sedikit Sedikit kuning,
own bening
I bening panas keruh keruh keruh endapan
FeSO4
Larutan
Unkn
Larutan Bening, kuning,
own bening bening bening bening
II bening panas endapan
FeSO4
V. HIPOTESIS
Percobaan yang berjudul “Analisis Anion” dengan tujuan untuk
mengidentifikasi anion-anion dalam larutan dan padatan ‘unknown’ dengan
menggunakan metode pemisahan ‘kemikalia cair’ yang didasarkan pada
kelakuan ion-ion yang berbeda ketika direaksikan dengan reagen-reagen
tertentu. Prinsip yang digunakan adalah reaksi spesifik dan selektif ion. Metode
dalam percobaan ini adalah pemisahan ‘kemikalia cair’, pengendapan dan
pembentukan kompleks. Kemungkinan hasil yang diperoleh yakni:
1. larutan Cl- direaksikan dengan AgNO3 dan HNO3 akan dibentuk endapan
putih
2. Larutan Br- direaksikan dengan AgNO3 dan HNO3 akan terbentuk
endapan putih
3. Larutan I- direaksikan dengan AgNO3 dan HNO3 akan terbentuk endapan
kuning
4. Larutan SO3-, SO42-, dan PO43- direaksikan dengan Ba (C2H2O2)2 akan
menghasilkan endapan putih
5. Larutan NO3- direaksikan dengan H2SO4 pekat ditambah FeSO4 akan
terbentuk cincin coklat
6. Larutan CrO42- direaksikan dengan Ba (C2H2O2)2 menghasilkan endapan
kuning
VI. PEMBAHASAN
Telah dilakukan percobaan yang berjudul “Analisis Anion”. Tujuan
percobaan ini untuk mengidentifikasi anion-anion dalam larutan dan padatan
‘unknown’ maupun ‘known’ dengan metode pemisahan kemikalia cair yang
didasarkan pada kelakuan-kelakuan ion-ion yang berbeda ketika direaksikan
dengan reagen-reagen tertentu.
Metode yang digunakan yaitu kemikalia cair, pengendapan dan
pembentukan kompleks. Prinsip yang digunakan yaitu didasarkan pada reaksi
spesifik dan reaksi selektif ion. Reaksi spesifik yaitu penambahan suatu bahan
atau reagen yang hanya dapat bereaksi dengan satu ion tertentu. Sedangkan,
reaksi selektif ion adalah penambahan suatu bahan atau reagen yang bereaksi
atas sekelompok ion yang berbeda-beda.
6.1 Analisis Sampel Known
6.1.1 Ion Klorida (Cl-)
Tujuan percobaan ini yaitu untuk mengetahui adanya ion Cl- pada
larutan sampel. Proses identifikasi melalui 5 test untuk mengetahui adanya
ion. Test 1 yaitu uji kenampakan didapatkan larutan bening pertama kali
saat 5 tetes larutan Cl- dimasukkan pada tabung reaksi. Kemudian
dilanjutkan dengan test kedua yaitu saat penambahan larutan H2SO4 pekat
pada tabung reaksi berisi larutan sampel. Penambahan tersebut
menunjukkan hasil yang tetap yaitu larutan bening dan hanya
bertambahnya suhu menjadi panas. Terjadi reaksi eksoterm dengan
perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan ditandai dengan naik nya
suhu lingkungan. Reaksi : Cl-(aq) + H2SO4(aq) HSO4-(aq) +2HCl ↑(aq)
(Svehla, 1985)
Setelah diuji dengan H2SO4 pekat, langsung dilanjutkan pada test 5
karena untuk uji nitrat menggunakan reagen H2SO4 juga. Pada tabung
reaksi ditambah 5 tetes FeSO4 dan menunjukkan larutan berwarna kuning
keorange-an dan endapan coklat yang dihasilkan dari FeSO4. Penambahan
H2SO4 dan FeSO4 bertujuan untuk mengetahui adanya ion nitrat pada
sampel larutan. Hal ini menunjukka larutan sampel tidak mengandung
anion nitrat karena tidak terdapat cincin coklat pada saat uji nitrat.
Larutan pada tabung reaksi dibuang untuk dilanjutkan pada uji 3.
Tabung reaksi diisi kembali dengan 5 tetes larutan sampel. Kemudian
ditambahkan AgNO3. Fungsi penambahan AgNO3 untuk mengendapkan
Cl- sebagai AgCl. Warna setelah ditambahkan yaitu putih keruh.
Seharusnya, pada saat setelah penambahan AgNO3 di dalam larutan
terdapat endapan berwarna putih. Namun, pada percobaan tidak
didapatkan endapan, hanya terdapat putih keruh. Hal tersebut mungkin
disebabkan karena konsentrasi AgNO3 yang digunakan terlalu kecil
sehingga tidak menjenuhkan larutan.
Reaksi : NaCl + AgNO3AgCl↓ (S) + NaNO3
Setelah itu, endapan ditambah dengan HNO3 yang berfungsi untuk
uji definitif untuk memastikan anion yang ada pada sampel. Dalam
literatur, seharusnya endapan AgCl tidak larut dalam HNO3. Dalam
percobaan juga endapan AgCl tidak dapat larut dalam HNO3. Hal ini
dikarenakan ada penambahan ion sejenis (NO3-) sehingga larutan tidak
dapat larut. . Ini disebabkan karena senyawa AgCl- sudah cukup stabil dan
memiliki kerapatan yang tinggi maka sulit untuk memutuskan dengan
penambahan HNO3 encer. Selain itu Ksp AgCl lebih kecil daripada Ksp
AgNO3 sehingga AgNO3 membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
mengendap. Sampel tetap berupa putih keruh tidak mengendap.
Reaksi: AgCl(s) + HNO3 AgCl(s) + H2O + NO3-
(Svehla,1985 )
Kemudian, larutan dilakukan test 4 ditambahkan Ba(C2H3O2)2.
Hasilnya warna larutan berubah menjadi keruh. Setelah itu dilakukan
penambahan HCl dan warna yang dihasilkan masih sama seperti setelah
penambahan Ba(C2H3O2)2 yaitu keruh.
Jadi, menurut literatur pada proses uji anion Cl- pada larutan
sampel menunjukkan adanya anion Cl- pada uji dengan AgNO3 dan HNO3
karena Cl- termasuk anion kelompok perak yang terendapkan oleh ion Ag+,
tetapi sedikit karena konsentrasinya rendah.
Judul : Percobaan 2
Analisis Anion
Nama : Nanda Annisa Nurul Qori’ah
NIM : 24030117130099
ION Cl-
Test 1 Ion Cl- Test 2 Ion Cl- Test 3Cl- (AgNO3) Test 3Ion Cl- (HNO3)
Bening Bening , Panas Putih keruh Putih keruh
ION Br-
Test 1 Ion Br- Test 2 Ion Br- Test 3 (AgNO3) Test 3 (HNO3)
Bening Putih keruh, panas Putih keruh Putih keruh
Test 4 (Ba-Asetat) Test 4 (HCl) Test 5 (Uji Nitrat)
Putih keruh Putih keruh Larutan Kuning
ION I -
Test 1 Ion SO32- Test 2 Ion SO32- Test 3(AgNO3) Test 3 (HNO3)
Bening Bening, panas Bening Bening
Test 4 (Ba-Asetat) Test 4(HCl) Test 5 (Uji Nitrat)
Sedikit keruh Sedikit keruh Larutan kuning
ION SO42-
Test 1 Ion SO42- Test 2 Ion SO42- Test 3 SO42- (AgNO3) Test 3 SO42-
Bening Bening, Panas Bening (HNO3) Bening
ION NO3-
Test 4 Test 5
Kuning keruh endapan larutan jingga
UNKNOWN I
UNKNOWN II
Test 1 Anon II Test 2 Anon II Test 4 Anon II (Ba) Test 4 Anon II (HCl)
Bening Bening, panas Bening Bening