Polusi udara
Polusi udara di luar ruangan
Polusi udara di dalam ruangan
Infeksi pernapasan
Hipotesis higiene
Infeksi parasit
Status sosioekonomi
Besar keluarga
Diet dan obat
Obesiti
Faktor Lingkungan
Mencetuskan eksaserbasi dan atau`menyebabkan gejala-gejala asma menetap
Alergen di dalam dan di luar ruangan
Polusi udara di dalam dan di luar ruangan
Infeksi pernapasan
Exercise dan hiperventilasi
Perubahan cuaca
Sulfur dioksida
Makanan, aditif (pengawet, penyedap, pewarna makanan), obat-obatan
Ekspresi emosi yang berlebihan
Asap rokok
Iritan (a.l. parfum, bau-bauan merangsang, household spray)
Faktor lingkungan
Alergen dan sensitisasi bahan lingkungan kerja dipertimbangkan adalah penyebab utama asma, dengan
pengertian faktor lingkungan tersebut pada awalnya mensensitisasi jalan napas dan mempertahankan kondisi
asma tetap aktif dengan mencetuskan serangan asma atau menyebabkan menetapnya gejala.
Semua tahapan : ditambahkan agonis beta-2 kerja singkat untuk pelega bila dibutuhkan, tidak melebihi 3-4 kali
sehari
Berat Asma Medikasi pengontrol Alternatif / Pilihan lain Alternatif lain
harian
Asma Intermitten Tidak perlu - -
Asma Persisten Glukokortikosteroid Teofilin lepas lambat -
Ringan inhalasi (200-400 ug Kromolin
BD/hari atau Leukotriene modifiers
ekuivalennya)
Asma Persisten Kombinasi inhalasi Glukokortikosteroid inhalasi Ditambah
Sedang glukokortikosteroid (400-800 ug BD atau agonis beta-2
(400-800 ug BD/hari ekivalennya) ditambah kerja lama
atau ekuivalennya) dan Teofilin lepas lambat atau oral, atau
agonis beta-2 kerja Glukokortikosteroid inhalasi Ditambah
lama (400-800 ug BD atau teofilin lepas
ekivalennya) ditambah agonis lambat
beta-2 kerja lama oral, atau
Glukokortikosteroid inhalasi
dosis tinggi (>800 ug BD atau
ekivalennya) atau
Glukokortikosteroid inhalasi
(400-800 ug BD atau
ekivalennya) ditambah
leukotriene modifiers
Asma Persisten Kombinasi inhalasi Prednisolon/metilprednisolon
Berat glukokortikosteroid oral selang sehari 10 mg
(>800 ug BD atau ditambah agonis beta-2 kerja
ekivalennya) dan agonis lama oral, ditambah teofilin
beta-2 kerja lama, lepas lambat
ditambah ≥ 1 di bawah
ini:
-teofilin lepas lambat
-leukotriene modifiers
-glukokortikosteroid
oral
Semua tahapan : Bila tercapai asma terkontrol, pertahankan terapa paling tidak 3 bulan, kemudian turunkan
bertahap sampai mencapai terapi seminimal mungkin dengan kondisi asma tetap terkontrol
PENATALAKSANAAN
Tujuan utama penatalaksanaan asma adalah meningkatkan dan mempertahankan kualiti hidup agar penderita
asma dapat hidup normal tanpa hambatan dalam melakukan aktiviti sehari-hari.
Tujuan penatalaksanaan asma:
1. Menghilangkan dan mengendalikan gejala asma
2. Mencegah eksaserbasi akut
3. Meningkatkan dan mempertahankan faal paru seoptimal mungkin
4. Mengupayakan aktiviti normal termasuk exercise
5. Menghindari efek samping obat
6. Mencegah terjadi keterbatasan aliran udara (airflow limitation) ireversibel
7. Mencegah kematian karena asma
Penatalaksanaan asma berguna untuk mengontrol penyakit. Asma dikatakan terkontrol bila :
1. Gejala minimal (sebaiknya tidak ada), termasuk gejala malam
2. Tidak ada keterbatasan aktiviti termasuk exercise
3. Kebutuhan bronkodilator (agonis 2 kerja singkat) minimal (idealnya tidak diperlukan)
4. Variasi harian APE kurang dari 20%
5. Nilai APE normal atau mendekati normal
6. Efek samping obat minimal (tidak ada)
7. Tidak ada kunjungan ke unit darurat gawat
Ketujuh hal tersebut di atas, juga disampaikan kepada penderita dengan bahasa yang mudah dan dikenal (dalam
edukasi) dengan “7 langkah mengatasi asma”, yaitu :
1. Mengenal seluk beluk asma
2. Menentukan klasifikasi
3. Mengenali dan menghindari pencetus
4. Merencanakan pengobatan jangka panjang
5. Mengatasi serangan asma dengan tepat
6. Memeriksakan diri dengan teratur
7. Menjaga kebugaran dan olahraga
Kelebihan dry powder inhalation/DPI adalah tidak menggunakan campuran yaitu propelan freon, dan relatif
lebih mudah digunakan dibandingkan IDT. Saat inhalasi hanya dibutuhkan kecepatan aliran udara inspirasi
minimal, oleh sebab itu DPI sulit digunakan saat eksaserbasi, sehingga dosis harus disesuaikan. Sebagian DPI
terdiri atas obat murni, dan sebagian lagi mengandung campuran laktosa, tetapi DPI tidak mengandung
klorofluorokarbon sehingga lebih baik untuk ekologi tetapi lebih sulit pada udara dengan kelembaban tinggi.
Klorofluorokarbon (CFC) pada IDT, sekarang telah diganti hidrofluoroalkan (HFA). Pada obat bronkodilator
dosis dari CFC ke HFA adalah ekivalen; tetapi pada kortikosteroid, HFA menghantarkan lebih banyak partikel
yang lebih kecil ke paru sehingga lebih tinggi efikasi obat dan juga efek samping sistemiknya. Dengan DPI obat
lebih banyak terdeposit dalam saluran napas dibanding IDT, tetapi studi menunjukkan inhalasi kortikosteroid
dengan IDT dan spacer memberikan efek yang sama melalui DPI (bukti B). Karena perbedaan kemurnian obat
dan teknik penghantaran obat antara DPI dan IDT, maka perlu penyesuaian dosis obat saat mengganti obat
melalui DPI ke IDT atau sebaliknya.