Anda di halaman 1dari 7

Review Materi Pengertian, Syarat, dan Ruang Lingkup Profesi

Anisa Rahmadani

1705114633

Akuntansi 4

Pengertian, Syarat, dan Ruang Lingkup Profesi

Di kutip di dalam buku Profesi Keguruan karangan Prof. Soetjipti dan Drs. Raflis Kosasi, M.Sc.
“Kebanyakan kita mengatakan bahwa mengajar adalah suatu profesi. Apakah yang dimaksud
dengan profesi, dan syarat-syarat serta kriteria yang harus dipenuhi agar suau jabatan dapat
disebut suatu profesi. Ornstein dan Levine (1984) menyatakan bahwa profesi itu adalh jabatan
yang sesuai dengan pengertian dibawah ini :

1. Pengertian Profesi
a) Melayani masyarakat, merupakan karier yang akan dilaksanakan sepanjang hayat
(tidak berganti-ganti pekerjaan).
b) Memerlukan bidang ilmu dan keterampilan tertentu di luar jangkauan khalayak ramai
(tidak setiap orang dapat melakukannya).
c) Menggunakan hasil penelitian dan aplikasi dari teori ke praktek (teori baru
dikembangkan dari hasil penelitian)
d) Memerlukan pelatihan khusus dengan waktu yang panjang
e) Terkendali berdasarkan lisensi buku dan atau mempunyai persyaratan masuk (untuk
menduduki jabatan tersebut memerlukan izin tertentu atau ada persyaratan khusus
yang ditentukan untuk dapat mendudukinya)
f) Otonomi dalam membuat keputusan tentang ruang lingkup kerja tertentu (tidak diatur
oleh orang luar)
g) Menerima tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil dan untuk kerja yang
ditampilkan yang berhubungan dengan layanan yang diberikan (langsung
bertanggung jawab terhadap apa yang diputuskannya, tidak dipindahkan ke atasan
atau instansi yang lebih tinggi)
h) Mempunyai komitmen terhadap jabatan dan klien, dengan penekanan terhadap
layanan yang akan diberikan
i) Menggunakan adminstrator untuk memudahkan profesinya, relatif bebas dari
supervisi dalam jabatan (misalnya dokter memakai tenaga administrasi untuk
mendata klien, sementara tidak ada supervisi dari luar terhadap pekerjaan dokter
sendiri)
j) Mempunyai organisasi yang diatur oleh anggota profesi sendiri
k) Mempunyai asosiasi profesi dan atau kelompok ‘elit’ untuk mengetahui dan
mengakui keberhasilan anggotanya (keberhasilan tugas dokter dievaluasi dan dihargai
oleh organisasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI), bukan oleh Departemen Kesehatan)
l) Mempunyai kode etik untuk menjelaskan hal-hal yang meragukan atau menyangsikan
yang berhubungan dengan layanan yang diberikan
m) Mempunyai kadar kepercayaan yang tinggi dari publik dan kepercayan diri setiap
anggotanya (anggota masyarakat selalu meyakini dokter lebih tahu tentang penyakit
pasien yang dilayaniya)
n) Mempunyai status sosial dan ekonomi yang tinggi (bila dibanding dengan jabatan
lainnya)

Ciri-ciri utama profesi menurut Sanusi et al. (1991)

a. Suatu jabatan yang memiliki fungsi dan signifikansi sosial yang menentukan (crusial)
b. Jabatan yang menuntut keterampilan/keahlian tertentu
c. Keterampilan/keahlian yang dituntut jabatan itu didapat melalui pemecahan masalah
dengan menggunakan teori dan metode ilmiah
d. Jabatan itu berdasarkan pada batang tubuh disiplin ilmu yang jelas, sistematik,
eksplisit, yang bukan hanya sekadar pendapat khalayak umum
e. Jabatan itu memerlukan pendidikan tingkat perguruan tinggi dengan waktu yang
cukup lama
f. Proses pendidikan untuk jabatan itu juga merupakan aplikasi dan sosialisasi nilai-nilai
profesional itu sendiri
g. Dalam memberikan layanan kepada masyarakat, anggota profesi itu berpegang teguh
pada kode etik yang dikontrol oleh organisasi profesi
h. Tiap anggota profesi mempunyai kebebasan dalam memberikan judgement terhadap
permasalahan profesi yang dihadapinya
i. Dalam prakteknya melayani masyarakat, anggota profesi atonom dan bebas dari
campur tangan orang luar
j. Jabatan ini mempunyai prestise yang tinggi dalam masyarakat, dan oleh karenanya
memperoleh imbalan yang tinggi pula

Bila dibandingkan kriteria yang dipakai Sanusi et al. dengan Ornstein dan Levine dapat
disimpulkan keduanya hampiri mirip, dan saling melengkapi, dan dapat dijadikan pedoman
dalam pembicaraan selanjutnya. Jadi kalau kita melihat acuan maka jabatan pedagang, penyanyi,
penari, serta tukang koran yang disebut pada bagian pertama bukanlah profesi.

Jadi profesi adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya memerlukan/menuntut
keahlian (expertise), menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi yang tinggi. Keahlian
diperoleh dari lembaga pendidikan yang khusus diperuntukkan untuk itu dengan kurikulum yang
dapat dipertanggungjawabkan.
2. Syarat-syarat profesi
1. Standar unjuk kerja;
2. Lembaga pendidikan khusus untuk menghasilkan pelaku profesi tersebut dengan
standar kualitas akademik yang bertanggung jawab;
3. Organisasi profesi;
4. Etika dan kode etik profesi;
5. Sistem imbalan;
6. Pengakuan masyarakat.
Pada dasarnya profesi guru adalah profesi yang sedang tumbuh. Walaupun ada yang
berpendapat bahwa guru adalah jabatan semiprofesional, namun sebenarnya lebih dari itu. Hal
ini dimungkinkan karena jabatan guru hanya dapat diperoleh pada lembaga pendidikan yang
lulusannya menyiapkan tenaga guru, adanya organisasi profesi, kode etik dan ada aturan tentang
jabatan fungsional guru (SK Menpan No. 26/1989).
Usaha profesionalisasi merupakan hal yang tidak perlu ditawar-tawar lagi karena uniknya
profesi guru. Profesi guru harus memiliki berbagai kompetensi seperti kompetensi paedagogik,
kepribadian, sosial dan profesional.
Kriteria guru menurut National Education Association (NEA) (1948)

a. Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual


Sangat jelas bahwa jabatan guru memenuhi kriteria ini, karena mengajar melibatkan
upaya-upaya yang sifatnya sangat didominasi kegiatan intelektual
b. Jabatan yang menggeluti batang tubuh ilmu yang khusus
Semua jabatan mempunyai monopoli pengetahuan yang memisahkan anggota mereka
dari orang awam, dan kemungkinan mereka mengadakan pengawasan tentang
jabatannya. Anggota-anggota suatu profesi menguasai bidang ilmu yang membangun
keahlian mereka dan melindungi masyarakat dari penyalahgunaan, amatiran yang tidak
terdidik, dan kelompok tertentu yang ingin mencari keuntungan (misalnya orang-orang
yang tidak bertanggung jawab yang membuka praktek dokter). Namun, belum ada
kesepakatan tentang bidang ilmu khusus yang melatari pendidikan (education atau
keguruan (teaching) (Ornstein and Levine, 1984).
c. Jabatan yang memerlukan persiapan latihan yang lama
Terdapat perselisihan yang membedakan jabatan profesional dengan nonprofesional
antara lain adalah dalam penyelesaian pendidikan melalui kurikulum, yaitu ada yang
diatur universtitas/institut atau melalui pengalama praktek dan pemagangan atau
campuran pemagangan dan kuliah.
Anggota kelompok guru dan yang berwenang di departemen pendidikan dan kebudayaan
berpendapat bahwa persiapan profesional yang cukup lama amat perlu untuk mendidik
guru yang berwenang.
d. Jabatan yang memerlukan latihan dalam jabatan yang sinambung
Jabatan guru cenderung menunjukkan bukti yang kuat sebagai jabatan profesional, baik
yang mendapatkan penghargaan kredit maupun tanpa kredit.malahan pada saat sekarang
bermacam-macam dalam menyetarakan dirinya dengan kualifikasi yang telah ditetapkan.
e. Jabatan yang menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang permanenn
Di luar negeri barangkali syarat jabatan guru sebagai karier permanen merupakan titik
yang paling lemah dalam menuntut bahwa mengajar adalah jabatan profesioanal. Banyak
guru yang hanya bertahan sebentar dan pindah ke pekerjaan lain yang menjanjikan tetapi
di Indonesia tidak karena lapangan kerja dan sistem jabatan yang agak sulit maka guru di
Indonesia banyak peminatnya
f. Jabatan yang menentukan bakunya sendiri
karena jabatan guru menyangkut hajat orang banyak, maka baku untuk jabatan guru ini
sering tidak diciptakan oleh anggota profesi sendiri, terutama di Indonesia. Baku jabatan
guru masih sangat banyak diatur oleh pihak pemerintah, atau pihak lain yang
menggunakan tenaga kerja tersebut seperti yayasan pendidikan swasta.
g. Jabatan yang mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi
Jabatan mengajar adalah jabatan yang mempunyai nilai sosial yang tinggi, tidak perlu
diragukan lagi. Guru yang baik akan sangat berperan dalam mempengaruhi kehidupan
yang lebih baik dari warga negara masa depan.
h. Jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin rapat
Semua profesi yang dikenal mempunyai organisasi profesional yang kuat untuk dapat
mewadahi tujuan bersama dan melindungi anggotanya. Di Indonesia telah ada Persatuan
Guru Republik Indonesia (PGRI) yang merupakan wadah seluruh guru mulai dari guru
taman kanak-kanak sampai guru sekolah lanjutan atas, dan ada pula Ikatan Sarjana
Pendidikan Indonesia (ISPI) yang mewadahi seluruh sarjana pendidikan.

3. Ruang Lingkup Profesi Guru

Lingkup
Profesi Guru

Guru Mata
Pelajaran/kelas Guru dalam
/BK Guru dengan jabatan
tugas tambahan pengawas
Kepsek dll
Gambar Lingkup Profesi Guru

Guru dengan Tugas Tambahan


1. Kepala Sekolah
Guru dapat diberikan tugas tambahan sebagai kepala sekolah untuk memimpin dan
mengelola pendidikan di sekolah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Regulasi
penugasan guru sebagai kepala sekolah diatur dalam Keputusan Menteri Pendidikan
Indonesia nomor : 162/U/2003 tanggal 24 Oktober 2003 tentang Pedoman Penugasan Guru
sebagai Kepala Sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang
paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Sebagaimana dikemukakan dalam
Pasal 12 ayat 1 PP 28 tahun 1990 bahwa: “Kepala sekolah bertanggungjawab atas
penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan
lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana”.
Kompetensi yang harus dimiliki guru dengan tugas tambahan sebagai kepala sekolah
adalah:
a) Kepribadian dan Sosial
b) Kepemimpinan
c) Pengembangan Sekolah/Madrasah
d) Pengelolaan Sumber Daya
e) Kewirausahaan
f) Supervisi
2. Wakil Kepala Sekolah
Sama seperti kepala sekolah, guru memiliki tugas lain yaitu sebagai wakil kepala sekolah
yang memiliki tugas pokok dan fungsi (tupoksi) membantu dan bertanggung jawab kepada
kepala sekolah, dalam hal ini wakil kepala sekolah dibagi menjadi beberapa bidang sesuai
dengan kebutuhan sekolah, semisal wakil kepala sekolah dan penanggung jawan manajemen
mutu, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, wakil
kepala sekolah bidang sarana dan prasarana, wakil kepala sekolah bidang hubungan
masyarakat.
Kompetensi yang harus dimiliki guru dengan tugas wakil kepala sekolah adalah:
a) Kepribadian dan Sosial
b) Kepemimpinan
c) Pengembangan Sekolah/Madrasah
d) Kewirausahaan
e) Bidang Tugas
3. Kepala Laboratorium/Bengkel
Kompetensi yang harus dimiliki guru sebagai kepala laboratorium/bengkel adalah:
a) Kepribadian
b) Pengelolaan Lingkungan dan P3
c) Sosial
d) Pengorganisasian Guru/Laboran/Teknisi
e) Pengelolaan dan Administrasi
f) Pengelolaan Pemantauan dan Evaluasi
g) Pengembangan dan Inovasi
4. Kepala perpustakaan
Sebagai kepala perpustakaan guru harus dapat:
a) Merencanakan program perpustakaan
b) Melaksanakan program perpustakaan
c) Mengevaluasi program perpustakaan
d) Kembangkan koleksi perpustakaan
e) Mengorganisasi layanan jasa informasi perpustakaan
f) Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi
g) Mempromosikan perpustakaan & literasi informasi
h) Mengembangkan kegiatan perpustakaan sebagai sumber belajar kependidikan
i) Memiliki integritas dan etos kerja
j) Mengembangkan profesionalitas kepustakawanan
5. Kepala Kompetensi Keahlian
Guru dengan tugas tambahan sebagai kepala kompetensi keahlian harus memiliki kompetensi:
a) Kepribadian
b) Sosial
c) Perencanaan
d) Pengelolaan Pembelajaran
e) Pengelolaan Sumber Daya Manusia
f) Pengelolaan Sarama Prasarana
g) Pengelolaan Keuangan
h) Evaluasi dan Pelaporan
Ruang lingkup layanan guru dalam melaksanakan profesinya, yaitu terdiri atas:
(1) layanan administrasi pendidikan
(2) layanan instruksional
(3) layanan bantuan,
Ketiganya berupaya untuk meningkatkan perkembangan siswa secara optimal. Penguasaan
Materi menjadi landasan pokok seorang guru untuk memiliki kemampuan mengajar. Penguasaan
materi seorang guru dilakukan dengan cara membaca buku-bulu pelajaran.
Kemampuan penguasaan materi mempunyai kaitan yang erat dengan kemampuan
mengajar guru, semakin dalam penguasaan seorang guru dalam materi/bahan ajar maka dalam
mengajar akan lebih berhasil jika ditopang oleh kemampuannya dalam menggunakan metode
mengajar. Penguasaan bahan ajar dapat diawali dengan mengetahui isi materi dan cara
melakukan pendekatan terhadap materi ajar. Guru yang menguasai bahan ajar akan lebih yakin di
dalam mengajarkan materi, senantiasa kreatif dan inovatif dalam metode penyampaiannya.

Anda mungkin juga menyukai