DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 12
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah
yang berjudul “Lembaga Keuangan Internasional” kami sajikan dengan bahasa
yang mudah dipahami. Munculnya makalah ini, sebagai tugas kelompok yang
diberikan oleh dosen pengampu bapak Drs. Gani Haryana, M.Pd.,M.Si Makalah ini
penulis buat berdasarkan sumber-sumber yang dibutuhkan guna mendukung isi agar
berkualitas.
Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak
yang telah membantu memberikan saran, bimbingan, dan arahan dalam penulisan
ini baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasa dalam penulisan ini. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari teman semua
agar kami dapat memperbaiki dalam penulisan makalah selanjutnya.
Tim Penyaji
Kelompok 11
.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Lembaga Keuangan Internasional
B. Bank Pembangunan Asia/ Asian Development Bank (ADB)
C. Bank Dunia
D. Bank Eropa
BAB 3 PENUTUPAN
A. Simpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
Manfaat yang didapat dari dari makalah ini yaitu agar memahami penjelasan
mengenai lembaga keuangan internasional yang diantaraya yaitu Bank Pembanguan
Asia/ Asian Development Bank (ADB), Bank Dunia dan Juga Bank Eropa.
BAB 2
PEMBAHASAN
Lembaga keuangan internasional adalah lembaga keuangan yang telah ditetapkan oleh
lebih dari satu negara, dan merupakan subyek hukum internasinal. Pemiliknya atau
pemegang saham umumnya pemerintah nasional, meski lain lembaga – lembaga
internasional dan organisasi lain kadang – kadang sosok sebagai pemegang saham.
Lembaga keuangan ini menyediakan jasa sebagai perantara antara pemilik modal dan
pasar utang yang bertanggung jawab dalam penyaluran dana dari investor kepada
perusahaan yang membutuhkan dana tersebut. Kehadiran lembaga keuangan inilah yang
memfasilitasi arus peredaran uang dalam perekonomian, dimana uang dari individu
investor dikumpulkan dalam bentuk tabungan sehingga resiko dari para investor beralih
pada lembaga keuangan yang kemudian menyalurkan dana tersebut dalam bentuk pinjaman
utang kepada yang membutuhkan.
The Asian Development bank (ADB) berdiri tahun 1966, dan bertugas meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, serta bekerja sama dengan semua pihak yang berkepentingan di
Asia. ADB merupakan lembaga pengembangan keuangan internasional yang melaksanakan
penyaluran dana, menyokong investasi, dan memberikan kerja sama teknis (technical
assistance) kepada negara-negara berkembang yang menjadi anggotanya. ADB merupakan
lembaga negara, yang anggotanya adalah pemerintah-pemerintah dari berbagai negara.
ADB juga merupakan organisasi regional, karena aktifitas-aktifitas dititik beratkan di
wilayah Asia. Kebanyakan negara anggotanya berada di Asia, sebagian besar struktur
permodalannya bersumber dari negara-negara Asia, begitu pula pemilihan pimpinan
(president) serta delapan dari dua belas dewan direksinya. Selain itu, ADB juga
beranggotakan negara-negara non Asia, yang sangat banyak membantu permodalan ADB,
serta dalam struktur organisasi diwakili melalui beberapa anggota dewan direksi dan para
stafnya. Kenyataan inilah yang menyebabkan ADB tidak hanya merupakan sebuah
organisasi Asia, melainkan sebuah institusi dengan wawasan seluruh dunia.
C. Bank Dunia
a. Sejarah dan Perkembangan Bank Dunia
Bank Dunia didirikan bersama-sama dengan didirikannya IMF pada tahun 1944 di
Britton Woods, New Hampshire, Amerika Serikat. Bank Dunia dibentuk oleh dua
negara promotor dan pendukung utama, yaitu Amerika Serikat dan Inggris. Tujuan awal
didirikannya adalah untuk mencegah berulangnya peristiwa Great
Depression sebagaimana pernah terjadi pada sekitar tahun 1930 (Hutagalung, 2009).
Hal ini disebabkan perang dunia kedua yang melanda hampir seluruh belahan bumi
sangat berpotensi meninggalkan puing-puing perekonomian yang luluh lantak di Eropa
dan juga di sebagian besar negara-negara korban perang lainnya.
Entah karena pihak sekutu (yang saat itu sudah didukung oleh Amerika Serikat
pasca pengeboman Pearl Harbour oleh Jepang) merasa perang tidak akan berlangsung
lama lagi ataupun karena alasan lain, tetapi yang jelas setahun setelah didirikannya
Bank Dunia perang dunia kedua benar-benar berakhir. Sesuai prediksi, negara-negara
korban perang, terutama di Eropa, segera membutuhkan aliran dana segar untuk
merekonstruksi perekonomian mereka pascaperang. Prancis tercatat sebagai negara
pertama yang mendapatkan pinjaman dari Bank Dunia senilai 250 juta dolar AS.
Tujuan resmi dari Bank Dunia adalah pengurangan kemiskinan. Namun selain itu
terdapat pula tujuan Bank Dunia yang lainnya, yaitu:
Sejak didirikan, Bank Dunia telah mengambil banyak peran bagi perkembangan
dunia Internasional. Sebagaimana tujuan didirikannya, Bank Dunia telah membantu
negara-negara korban perang, terutama di wilayah Eropa, untuk segera merekonstruksi
infrastruktur dan perekonomiannya yang hancur pascaperang dunia kedua. Setelah
proses rekonstruksi pascaperang selesai, Bank Dunia memulai peran baru sebagai
lembaga pemberi pinjaman uang berbunga rendah untuk negara-negara berkembang
yang membutuhkan.
Bagaikan pisau bermata dua, bantuan dari Bank Dunia dirasakan oleh negara-
negara peminjam memberikan dua dampak sekaligus, di mana satu dan yang lainnya
saling bertolak belakang. Di satu sisi, bantuan Bank Dunia seringkali merupakan
penyelamat keuangan dan perekonomian negara peminjam. Namun di sisi lain, bantuan
tersebut juga tidak jarang menimbulkan masalah baru yang kadang jauh lebih besar dari
masalah yang telah diatasi.
Pada masa-masa awal tersebut, dana pinjaman dari Bank Dunia digunakan untuk
pembangunan di bidang pertanian, perhubungan, perindustrian, tenaga listrik, dan
pembangunan sosial. Pada tahun-tahun berikutnya, Indonesia berhasil menunjukkan
performa ekonomi yang memuaskan, dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi sebesar 7
persen per tahun, jauh lebih besar dari rata-rata pertumbuhan ekonomi negara peminjam
yang lain. Oleh karena itu, sejak akhir dekade 70-an Indonesia sudah mulai dianggap
sebagai negara yang lebih creditworthy untuk memperoleh pinjaman Bank Dunia yang
konvensional atau dengan menggunakan skema IBRD. Berbeda dari periode
sebelumnya, pada dekade 80-an, pinjaman uang Bank Dunia terlihat lebih terarah pada
masalah deregulasi sektor keuangan, selain masih tetap digunakan bagi pengembangan
sektor-sektor sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya.
D. Bank Eropa
Tugas utama bank sentral Eropa adalah menjaga inflasi agar tetap terkendali dalam
kisaran target tertentu. Saat ini, target inflasi tahunan berada pada level 2 persen.
Apabila inflasi lebih rendah dari 2 persen, maka bank sentral Eropa harus mengambil
kebijakan untuk melonggarkan kebijakan moneter (Loose Monetary Policy). Contoh
kebijakan tersebut antara lain:
Sedangkan apabila inflasi lebih tinggi dari 2 persen, maka bank sentral Eropa dapat
memutuskan untuk mengetatkan kebijakan moneter (Tight Monetary Policy) dengan cara:
Investor dan trader di pasar uang biasanya lebih suka jika bank sentral Eropa
menaikkan suku bunga ketimbang menurunkan suku bunga, karena kebijakan ini
berhubungan dengan imbal hasil investasi. Oleh karenanya, kebijakan moneter longgar
dapat menyebabkan pelemahan Euro, sedangkan kebijakan moneter ketat dapat mendorong
penguatan Euro.
Sebagaimana diungkapkan di atas, bank sentral Eropa juga bertugas menjadi bank-nya
negara-negara Zona Euro. Mengapa demikian? Karena obligasi yang dibeli dan dijual oleh
bank sentral Eropa dalam pelaksanaan kebijakannya mencakup pula obligasi terbitan
pemerintah-pemerintah Jerman, Prancis, Italia, dkk. Jadi, kebijakan moneter yang
dilaksanakan oleh bank sentral Eropa akan berkaitan erat dengan kebijakan ekonomi dan
kondisi finansial Zona Euro.
BAB 3
PENUTUPAN
A. Simpulan
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa lembaga keuangan
internasional yang ada berfungsi untuk membantu masalah – masalah yang
dihadapi negara-negara berkembang dan anggotanya. Lembaga keuangan
internasional terdiri dari beberapa jenis yang masing-masing memiliki fungsi,
tujuan, peran masing-masing.
Lembaga keuangan internasional terdiri dari : Bank Dunia (Wordl Bank) ,
International Monetary Fund (IMF), Islamic Development Bank (IDB), dan Asian
Development Bank (ADB). Keempat lembaga keuangan ini memiliki tugas dan
tujuan membantu masalah finansial tiap-tiap Negara didunia. Akan tetapi, masing-
masing keempat lembaga ini berbeda cara dalam menangani financial tiap-tiap
Negara.
B. Saran
Kami Menyadari masih jauh dari kata sempurna, kedepannya kami akan lebih fokus dan
details dalam menjelaskan isi makalah dengan sumber-sumberyang lebih banyak yang
tentunya dapat dipertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA