Anda di halaman 1dari 17

TUGAS KELOMPOK DOSEN PENGAMPU

EKONOMI MONETER Drs.Gani Haryana.,M.Pd.,M.Si

LEMBAGA KEUANGAN INTERNASIONAL

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 12

1. Vivi Amelia Sagita 1705111290


2. Verend Sonya Fricilya Sinaga 1705114708
3. Zita Barlian 1705114948

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah
yang berjudul “Lembaga Keuangan Internasional” kami sajikan dengan bahasa
yang mudah dipahami. Munculnya makalah ini, sebagai tugas kelompok yang
diberikan oleh dosen pengampu bapak Drs. Gani Haryana, M.Pd.,M.Si Makalah ini
penulis buat berdasarkan sumber-sumber yang dibutuhkan guna mendukung isi agar
berkualitas.

Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak
yang telah membantu memberikan saran, bimbingan, dan arahan dalam penulisan
ini baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasa dalam penulisan ini. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari teman semua
agar kami dapat memperbaiki dalam penulisan makalah selanjutnya.

Demikian yang dapatpenulissampaikan, semoga makalah ini dapat


bermanfaat bagi pembaca, sehingga mampu menambah pengetahuan dan wawasan
pembaca. Penulisan makalah ini disusun dengan penuh ketetekunan.Terimakasih

Tim Penyaji

Kelompok 11
.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Lembaga Keuangan Internasional
B. Bank Pembangunan Asia/ Asian Development Bank (ADB)
C. Bank Dunia
D. Bank Eropa
BAB 3 PENUTUPAN
A. Simpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lembaga keuangan internasional didirikan untuk menangani masalah-


masalah keuangan yang bersifat internasional, baik berupa bantuan pinjaman atau
bantuan lainnya. Pemberian bantuan yang diberikan oleh lembaga keuangan
internasional dapat bersifat lunak artinya, dengan suku bunga yang rendah dan
jangka waktu pengembaliannya relatif panjang. Kemudian bantuan internasional
juga dilakukan dengan tujuan komersil, yang biasanya dilakukan oleh lembaga
keuangan swasta.

Banyak lembaga keuangan internasional yang menangani masalah keuangan


atau perekonomian suatu negara, salah satu negara yang memanfaatkan fungsi dari
lembaga keuangan internasional salah satu nya adalah Indonesia , bagi Indonesia
peranan IMF (International Monetary Fund), ADB (Asian Development Bank), IDB
(International Development Bank) dan CGI (Consultative Groups on Indonesia)
secara langsung akan mempengaruhi operasional perbankan dalam negeri, namun
dampaknya sangat besar terhadap kondisi perekonomian suatu negara.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan lembaga keuangan internasional?


2. Jelaskan yang dimaksud dengan Bank Pembangunan Asia/ Asian
Development Bank (ABD)
3. Apa yang dimaksud dengan Bank Dunia?
4. Jelalskan yang Dimaksud dengan Bank Eropa?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui maksud dari lembaga keuangan internasional?


2. Untuk mengetahui penjelasan tentang Bank Pembnagunan Asia/Asian
Development Bank(ADB)
3. Untuk mengetahui tentang yang dimaksud dengan Bank Dunia
4. Untuk mengetahui penjelasan mengenai Bank Eropa

D. Manfaat

Manfaat yang didapat dari dari makalah ini yaitu agar memahami penjelasan
mengenai lembaga keuangan internasional yang diantaraya yaitu Bank Pembanguan
Asia/ Asian Development Bank (ADB), Bank Dunia dan Juga Bank Eropa.
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Lembaga Keuangan Internasional

1. Pengertian, fungsi dan tujuan Lembaga Keuangan Internasional

Lembaga keuangan internasional adalah lembaga yang didirikan untuk menangani


masalah – masalah yang bersifat internasional, baik berupa bantuan pinjaman maupun
bantuan lainnya. Pemberian bantuan yang dilakukan oleh lembaga keuangan internasional
dapat bersifat lunak artinya dengan suku bunga yang rendah dan jangka waktu
pengembaliannya relatif panjang. Kemudian bantuan internasional juga dilakukan dengan
tujuan komersial, yang biasanya dilakukan oleh lembaga keuangan internasional swasta.

Lembaga keuangan internasional adalah lembaga keuangan yang telah ditetapkan oleh
lebih dari satu negara, dan merupakan subyek hukum internasinal. Pemiliknya atau
pemegang saham umumnya pemerintah nasional, meski lain lembaga – lembaga
internasional dan organisasi lain kadang – kadang sosok sebagai pemegang saham.

Sedangkan Menurut Kasmir lembaga keuangan internasional didirikan untuk


menangani masalah-masalah keuangan yang bersifat internasional, baik berupa bantuan
pinjaman atau bantuan lainnya.

Lembaga keuangan dalam dunia keuangan bertindak selaku lembaga


yang menyediakan jasa keuangan bagi nasabahnya. Umumnya lembaga ini diatur oleh
regulasi keuangan dari pemerintah. Bentuk umum dari lembaga keuangan ini adalah
termasuk perbankan, building society ( sejenis koperasi di Inggris) , Credit union, pialang
saham, aset manajemen, modal ventura, koperasi, asuransi, dana pensiun dan bisnis
serupa. Di Indonesia lembaga keuangan ini dibagi ke dalam 2 kelompok, yaitu lembaga
keuangan bank dan lembaga keuangan nonbank (asuransi, pegadaian, perusahaan sekuritas,
lembaga pembiayaan,dan lain-lain).
Fungsi Lembaga Keuangan Internasional

Lembaga keuangan ini menyediakan jasa sebagai perantara antara pemilik modal dan
pasar utang yang bertanggung jawab dalam penyaluran dana dari investor kepada
perusahaan yang membutuhkan dana tersebut. Kehadiran lembaga keuangan inilah yang
memfasilitasi arus peredaran uang dalam perekonomian, dimana uang dari individu
investor dikumpulkan dalam bentuk tabungan sehingga resiko dari para investor beralih
pada lembaga keuangan yang kemudian menyalurkan dana tersebut dalam bentuk pinjaman
utang kepada yang membutuhkan.

Tujuan Lembaga Keuangan Internasional

a. Membantu negara – negara asia khususnya dalam mengkoordinasikan kebijakan


dan rencana pembangunannya dengan tujuan antara lain : menyehatkan
perekonomian dan meningkatkan ekspansi perdagangan luar negri.
b. Memanfaatkan sumber daya yang sedia dengan prioritas untuk membangun negara-
negara asia khususnya yang masih terbelakang.
c. Memberikan bantuan teknis untuk menyiapkan, membiayai dan melaksanakan
berbagai program / proyek pembangunan termasuk memformulasikannya usulan
proyek.

B. Bank Pembangunan Asia

The Asian Development bank (ADB) berdiri tahun 1966, dan bertugas meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, serta bekerja sama dengan semua pihak yang berkepentingan di
Asia. ADB merupakan lembaga pengembangan keuangan internasional yang melaksanakan
penyaluran dana, menyokong investasi, dan memberikan kerja sama teknis (technical
assistance) kepada negara-negara berkembang yang menjadi anggotanya. ADB merupakan
lembaga negara, yang anggotanya adalah pemerintah-pemerintah dari berbagai negara.
ADB juga merupakan organisasi regional, karena aktifitas-aktifitas dititik beratkan di
wilayah Asia. Kebanyakan negara anggotanya berada di Asia, sebagian besar struktur
permodalannya bersumber dari negara-negara Asia, begitu pula pemilihan pimpinan
(president) serta delapan dari dua belas dewan direksinya. Selain itu, ADB juga
beranggotakan negara-negara non Asia, yang sangat banyak membantu permodalan ADB,
serta dalam struktur organisasi diwakili melalui beberapa anggota dewan direksi dan para
stafnya. Kenyataan inilah yang menyebabkan ADB tidak hanya merupakan sebuah
organisasi Asia, melainkan sebuah institusi dengan wawasan seluruh dunia.

a. Latar belakang berdirinya Asian Development Bank

Pada pertengahan 1960-an, negara-negara di Asia sangat membutuhkan bantuan


ekonomi untuk membiayai pertumbuhan dan pembangunannya. Dari berbagai penjuru
dunia datang bantuan untuk negara-negara Asia, baik berupa dukungan politis maupun
bantuan ekonomi. Semula bantuan ini diharapkan dan datang dari negara-negara Barat,
namun dengan adanya perkembangan rasa nasionalisme terutama setelah selesainya Perang
Dunia II mendorong rasa kerja sama di antara negara-negara Asia, dengan berusaha
memperoleh bantuan politis maupun ekonomi dari kalangan negara-negara Asia sendiri.
Kesemuanya ini tercermin dalam pembentukan berbagai organisasi Asia, seperti Economics
Commission for Asia and the Far East (ECAFE) yang berdiri dari negara-negara Asia yang
telah menjadi anggota PBB pada saat itu, SEATO dan lain-lain. Dalam suasanan seperti
inilah, ADB lahir dan berkembang.

b. Fungsi dan tujuan asian development bank


1) Menyokong investasi modal pemerintah maupun swasta di wilayah asia untuk tujuan-
tujuan pembangunan.
2) Memanfaatkan sumber-sumber daya yang tersedia untuk membiayai pembangunan,
dengan memprioritaskan wilayah dan sub-wilayah Asia, berupa berbagai proyek dan
program regional yang berperan secara efektif terhadap pertumbuhan ekonomi yang
selaras di wilayah tersebut secara keseluruhan. Dan yang sangat diutamakan adalah
kebutuhan dari negara-negara kecil atau negara-negara yang sulit berkembang di
wilayah Asia.
3) Memenuhi permintaan neara-negara anggota untuk membantu mereka dalam
mengkoordinasikan kebijaksanaan-kebijaksanaan dan rencana pembangunan mereka
dengan tujuan untuk lebih memanfaatkan sumber-sumber daya yang dimilki,
menyehatkan perekonomian, dan meningkatkan ekspansi perdagangan luar negeri,
terutama diantara negara-negara Asia sendiri.
4) Memberikan bantuan teknis (technical assistance) untuk menyiapkan, membiayai dan
melaksanakan berbagai program dan proyek-proyek pembangunan, termasuk
memformulasikan usulan bagi proyek-proyek tertentu.
5) Bekerja sama dengan PBB, dan badan-badan organiasi dibawah PBB terutama ECAFE
dan juga dengan berbagai lembaga negara dan lembaga internasional lainnya, seperti
berbagai organisasi nasional baik pemerintah maupun swasta, yang berkepentingan
dengan investasi dari pengembangan dana disuatu wilayah, serta memberikan berbagai
kesempatan untuk melakukan investasi bagi lembaga-lembaga terebut.
6) Melaksanakan berbagai kegiatan dan memberikan berbagai jasa-jasa lainnya sesuai
dengan tujuan Asian Development Bank.

C. Bank Dunia
a. Sejarah dan Perkembangan Bank Dunia

Bank Dunia didirikan bersama-sama dengan didirikannya IMF pada tahun 1944 di
Britton Woods, New Hampshire, Amerika Serikat. Bank Dunia dibentuk oleh dua
negara promotor dan pendukung utama, yaitu Amerika Serikat dan Inggris. Tujuan awal
didirikannya adalah untuk mencegah berulangnya peristiwa Great
Depression sebagaimana pernah terjadi pada sekitar tahun 1930 (Hutagalung, 2009).
Hal ini disebabkan perang dunia kedua yang melanda hampir seluruh belahan bumi
sangat berpotensi meninggalkan puing-puing perekonomian yang luluh lantak di Eropa
dan juga di sebagian besar negara-negara korban perang lainnya.

Entah karena pihak sekutu (yang saat itu sudah didukung oleh Amerika Serikat
pasca pengeboman Pearl Harbour oleh Jepang) merasa perang tidak akan berlangsung
lama lagi ataupun karena alasan lain, tetapi yang jelas setahun setelah didirikannya
Bank Dunia perang dunia kedua benar-benar berakhir. Sesuai prediksi, negara-negara
korban perang, terutama di Eropa, segera membutuhkan aliran dana segar untuk
merekonstruksi perekonomian mereka pascaperang. Prancis tercatat sebagai negara
pertama yang mendapatkan pinjaman dari Bank Dunia senilai 250 juta dolar AS.

Dalam perkembangannya, semakin sedikit negara yang mengalami peperangan,


sehingga kebutuhan untuk rekonstruksi pascaperang pun semakin kecil. Pada saat itu,
Bank Dunia di bawah kepemimpinan Mc-Namara menggeser fokusnya ke arah
pembangunan infrastruktur, pengentasan kemiskinan, pendidikan, kesehatan, dan
pelayanan publik, terutama di negara-negara dunia ketiga yang notabene tertinggal dari
negara maju.

b. Pengertian Bank Dunia

Bank Dunia (World Bank) merupakan sebuah lembaga keuangan internasional


yang  menyediakan pinjaman kepada negara berkembang untuk program pemberian
modal.

c. Tujuan Bank Dunia

Tujuan resmi dari Bank Dunia adalah pengurangan kemiskinan. Namun selain itu
terdapat pula tujuan Bank Dunia yang lainnya, yaitu:

1) Untuk membantu rekonstruksi dan pembangunan di daerah anggota dengan cara


memfasilitasi investasi modal untuk tujuan produktif, termasuk pemulihan kembali
ekonomi yang hancur atau rusak karena perang, perubahan kembali fasilitas-fasilitas
produktif yang dibutuhkan untuk usaha damai dan dorongan pembanunan untuk
fasiltas produktif dan sumber-sumber di negara-negara miskin.
2) Untuk mendorong investasi swasta luar negeri lewat jaminan atau partisipasi dalam
pemberian pinjaman dan investasi lainnya oleh investor swasta; dan ketika modal
swasta tidak tersedia dalam syarat-syarat yang wajar, sebagai tambahan investasi
swasta dengan menyediakan, berdasarkan persyaratan yang cocok, membiayai
untuk tujuan-tujuan produktif di luar dari modal mereka sendiri, pengumpulan dan
oleh sumber-sumber sendiri maupun sumber lainnya.
3) Untuk mendorong keseimbangan perkembangan jangka panjang perdagangan
internasional dan untuk mempertahankan keseimbangan saldo pembayaran dengan
mendorong investasi internasional untuk kemajuan sumber-sumber produktif para
anggota, dengan cara membantu menaikkan produktivitas, standar kehidupan dan
keadaan buruh di daerah mereka.
4) Untuk meyusun pinjaman-pinjaman yang dibuat atau dijamin olehnya dalam
hubungannya dengan pinjaman internasional melalui sumber lainnya sehingga dapat
lebih berguna dan  proyek-proyek yang mendesak, besar ataupun kecil, dapat diatasi
segera.
5) Untuk menjalankan kegiatannya dengan dasar untuk mempengaruhi investasi
internasional dalam persyaratan bisinis di dalam daerah anggota dan, dalam tahun
tahun setelah perang, untuk membantu membuat masa transisi dari suasana perang
ke keadaan ekonomi yang damai.

d. Peran Bank Dunia bagi Dunia Internasional

Sejak didirikan, Bank Dunia telah mengambil banyak peran bagi perkembangan
dunia Internasional. Sebagaimana tujuan didirikannya, Bank Dunia telah membantu
negara-negara korban perang, terutama di wilayah Eropa, untuk segera merekonstruksi
infrastruktur dan perekonomiannya yang hancur pascaperang dunia kedua. Setelah
proses rekonstruksi pascaperang selesai, Bank Dunia memulai peran baru sebagai
lembaga pemberi pinjaman uang berbunga rendah untuk negara-negara berkembang
yang membutuhkan.

Bank Dunia mendanai proyek-proyek di berbagai negara untuk mengembangkan


beberapa hal, seperti pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, pelayanan
publik, pengentasan kemiskinan, hingga lingkungan hidup. Bank Dunia seringkali
memberikan bantuan dalam bentuk dua hal sekaligus, dana pinjaman dan juga
rekomendasi kebijakan, terutama terkait kebijakan keuangan atau yang berhubungan
dengan proyek yang didanai.

Bagaikan pisau bermata dua, bantuan dari Bank Dunia dirasakan oleh negara-
negara peminjam memberikan dua dampak sekaligus, di mana satu dan yang lainnya
saling bertolak belakang. Di satu sisi, bantuan Bank Dunia seringkali merupakan
penyelamat keuangan dan perekonomian negara peminjam. Namun di sisi lain, bantuan
tersebut juga tidak jarang menimbulkan masalah baru yang kadang jauh lebih besar dari
masalah yang telah diatasi.

Negara-negara peminjam biasanya merupakan negara berkembang yang notabene-


nya tergolong “miskin”, apalagi jika dibandingkan dengan negara maju. Mereka
membutuhkan suntikan modal untuk proyek-proyek di berbagai bidang, meskipun
biasanya berujung pada satu harapan, yaitu menggerakkan dan menggeliatkan roda
perekonomian. Dengan hal tersebut, mereka bisa mendongkrak keuangan dan
pendapatan dalam negeri. Modal inilah yang seringkali tidak bisa mereka dapatkan
kecuali melalui lembaga-lembaga keuangan internasional. Dalam konteks ini, Bank
Dunia memberikan keuntungan bagi negara-negara peminjam karena biasanya
pinjaman yang diberikan tergolong berbunga rendah.

Bergeraknya roda perekonomian merupakan sesuatu yang sangat penting bagi


suatu negara. Dengan roda perekonomian yang terus bergerak positif, negara-negara
dunia ketiga memiliki sedikit harapan untuk menyusul atau setidaknya menyamai
perekonomian di negara-negara maju. Hal ini tentunya menjadi keinginan seluruh
negara berkembang, sehingga tidak mengherankan jika kemudian Bank Dunia dan juga
lembaga-lembaga keuangan internasional lainnya menjadi penyedia “jalan pintas”
menuju terwujudnya harapan tersebut.

Jika dilihat secara global, bantuan-bantuan dana kepada masing-masing negara


peminjam telah menjadi penyangga, sehingga perekonomian dunia menjadi lebih stabil
dan terkendali. Hal ini tentunya juga sesuai dengan tujuan keberadaan dari Bank Dunia.
Karena keruntuhan, atau setidaknya kemunduran ekonomi suatu negara (yang mungkin
terjadi tanpa bantuan Bank Dunia) dapat berdampak bagi negara-negara lainnya, baik di
tingkat regional ataupun multinasional.

e. Peran Bank Dunia Bagi Indonesia

Kebijakan politik pemerintahan Presiden Soekarno yang mendekat ke blok Uni


Soviet menyulitkan Bank Dunia yang memiliki paham berseberangan untuk mengambil
peran lebih banyak bagi Indonesia. Oleh karena itu, Bank Dunia baru mulai berperan
sebagai lembaga pemberi pinjaman bagi Indonesia pada saat awal masa pemerintahan
Presiden Soeharto, yaitu sekitar tahun 1968. Namun sebelum memberikan pinjaman,
Bank Dunia “menjajaki” Indonesia dengan memberikan bantuan teknis untuk
identifikasi kebijakan makro ekonomi, kebijakan sektoral yang diperlukan, dan
kebutuhan pendanaan yang kritis (Hutagalung, 2009).

Di masa-masa awal pemberian pinjaman, Indonesia masih dianggap sebagai negara


yang memiliki nilai credit worthiness yang rendah. Oleh karena itu, pinjaman yang
diberikan oleh Bank Dunia pada saat itu menggunakan skema IDA atau pinjaman tanpa
bunga, kecualiadministrative fee ¾ persen per tahun dan jangka waktu pembayaran 35
tahun dengan masa tenggang 10 tahun. Dana pinjaman pertama yang diberikan kepada
Indonesia adalah sebesar 5 juta dolar AS pada September 1968 (Hutagalung, 2009).

Pada masa-masa awal tersebut, dana pinjaman dari Bank Dunia digunakan untuk
pembangunan di bidang pertanian, perhubungan, perindustrian, tenaga listrik, dan
pembangunan sosial. Pada tahun-tahun berikutnya, Indonesia berhasil menunjukkan
performa ekonomi yang memuaskan, dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi sebesar 7
persen per tahun, jauh lebih besar dari rata-rata pertumbuhan ekonomi negara peminjam
yang lain. Oleh karena itu, sejak akhir dekade 70-an Indonesia sudah mulai dianggap
sebagai negara yang lebih creditworthy untuk memperoleh pinjaman Bank Dunia yang
konvensional atau dengan menggunakan skema IBRD. Berbeda dari periode
sebelumnya, pada dekade 80-an, pinjaman uang Bank Dunia terlihat lebih terarah pada
masalah deregulasi sektor keuangan, selain masih tetap digunakan bagi pengembangan
sektor-sektor sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya.
D. Bank Eropa

Tugas utama bank sentral Eropa adalah menjaga inflasi agar tetap terkendali dalam
kisaran target tertentu. Saat ini, target inflasi tahunan berada pada level 2 persen.

Apabila inflasi lebih rendah dari 2 persen, maka bank sentral Eropa harus mengambil
kebijakan untuk melonggarkan kebijakan moneter (Loose Monetary Policy). Contoh
kebijakan tersebut antara lain:

1) Menurunkan suku bunga.


2) Targeted Longer-Term Refinancing Operations (TLTRO).
3) Menjalankan stimulus moneter dalam bentuk pembelian sekuritas (obligasi).
4) Menghimbau bank-bank agar menggiatkan penyaluran kredit.

Sedangkan apabila inflasi lebih tinggi dari 2 persen, maka bank sentral Eropa dapat
memutuskan untuk mengetatkan kebijakan moneter (Tight Monetary Policy) dengan cara:

1) Menaikkan suku bunga.


2) Memangkas stimulus moneter dengan menghentikan pembelian sekuritas (obligasi).
3) Menarik stimulus moneter dengan melakukan penjualan sekuritas (obligasi).

Investor dan trader di pasar uang biasanya lebih suka jika bank sentral Eropa
menaikkan suku bunga ketimbang menurunkan suku bunga, karena kebijakan ini
berhubungan dengan imbal hasil investasi. Oleh karenanya, kebijakan moneter longgar
dapat menyebabkan pelemahan Euro, sedangkan kebijakan moneter ketat dapat mendorong
penguatan Euro.

Tugas Lain Bank Sentral Eropa

Sebagaimana diungkapkan di atas, bank sentral Eropa juga bertugas menjadi bank-nya
negara-negara Zona Euro. Mengapa demikian? Karena obligasi yang dibeli dan dijual oleh
bank sentral Eropa dalam pelaksanaan kebijakannya mencakup pula obligasi terbitan
pemerintah-pemerintah Jerman, Prancis, Italia, dkk. Jadi, kebijakan moneter yang
dilaksanakan oleh bank sentral Eropa akan berkaitan erat dengan kebijakan ekonomi dan
kondisi finansial Zona Euro.
BAB 3

PENUTUPAN

A. Simpulan
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa lembaga keuangan
internasional yang ada berfungsi untuk membantu masalah – masalah yang
dihadapi negara-negara berkembang dan anggotanya. Lembaga keuangan
internasional terdiri dari beberapa jenis yang masing-masing memiliki fungsi,
tujuan, peran masing-masing.
Lembaga keuangan internasional terdiri dari : Bank Dunia (Wordl Bank) ,
International Monetary Fund (IMF), Islamic Development Bank (IDB), dan Asian
Development Bank (ADB). Keempat lembaga keuangan ini memiliki tugas dan
tujuan membantu masalah finansial tiap-tiap Negara didunia. Akan tetapi, masing-
masing keempat lembaga ini berbeda cara dalam menangani financial tiap-tiap
Negara.

B. Saran
Kami Menyadari masih jauh dari kata sempurna, kedepannya kami akan lebih fokus dan
details dalam menjelaskan isi makalah dengan sumber-sumberyang lebih banyak yang
tentunya dapat dipertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA

Cek Kembali, (12 Maret 2018) Lembaga Keuangan Internasional


https://www.cekkembali.com/lembaga-keuangan-internasional/

blog seputar ekonomi, (Desember 12, 2017), Lembaga Keuangan Internasional


http://indoekonom.blogspot.com/2017/12/lembaga-keuangan-internasional.html

Anda mungkin juga menyukai