Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA

LEMBAGA KEUANGAN INTERNASIONAL


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya
Dosen : Intan Sari Budhiarjo S.E., M.M.

Disusun Oleh :
KELOMPOK 5
1. Fatriman Bunawolo
2. Felicia Tjusila
3. Fika Afriliah - 201010500377
4. Fitriana Devi Nurlitasari - 201010503588
5. Ika Nurlaila – 201010500636
6. Infekafit Zagoto
7. Intan Febiyanti – 201010500354
8. Lulu Ratnadilla

PROGRAM STUDI MANAJEMEN S1


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2022
Kata Pengantar

Alhamdulillahi rabbil ’alamin segala puji saya panjatkan kepada Allah SWT dan rasa
syukur saya atas terselesaikannya penyusunan makalah “Lemabaga Keuangan Internasional”
dengan harapan tugas ini dapat memenuhi apa yang telah dikriteriakan.

kami sampaikan kepada Ibu Intan Sari Budhiarjo S.E., M.M.. selaku Dosen mata
kuliah Lembaga Keuangan Internasional. Tugas ini dapat tersusun atas berbagai sumber
referensi yang kami dapatkan, karena keterbatasan serta kurangnya pengalaman, sewajarnya
apabila tugas kami ini masih banyak kekurangan. Untuk itu, kami sangat mengharapkan
kritikan dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas lagi dan menjadi
sumbangsih pemikiran bagi sebagian pembaca. Akhirnya, semoga Allah SWT memberikan
kelancaran pada tugas makalah ini dalam menambah ilmu serta wawasan. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.

Tangerang, 25 Mei 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………..…………………….

Daftar isi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian, Fungsi dan Tujuan Lembaga Keuangan Internasional


2.1.1 Pengertian Lembaga Keuangan Internasional
2.1.2 Fungsi Lembaga Keuangan Internasional
2.1.3 Tujuan Lembaga Keuangan Internasional
2.1.4 Karakteristik Lembaga Keuangan Internasional
2.1.5 Kelebihan Lembaga Keuangan Internasional
2.1.6 Kekurangan Lembaga Keuangan Internasional
2.2 Bentuk – Bentuk Lembaga Keuangan Internasional
2.2.1 Bank Dunia
2.2.2 International Monetary Fund (IMF)
2.2.3 Islamic Development Bank/Bank Pembangunan Islam (IBD)
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lembaga keuangan internasional didirikan untuk menangani masalah-masalah
keuangan yang bersifat internasional, baik berupa bantuan pinjaman atau bantuan lainnya.
Pemberian bantuan yang diberikan oleh lembaga keuangan internasional dapat bersifat lunak
artinya, dengan suku bunga yang renda dan jangka waktu pengembaliannya relatif panjang.
Kemudian bantuan internasional juga dilakukan dengan tujuan komersil, yang biasanya
dilakukan oleh lembaga keuangan swasta.

Ada beberapa lembaga keuangan internasional yang penting kaitannya dengan lembaga
perbankan di Indonesia, walaupun secara umum peranan dari lembaga keuangan
internasional tersebut lebih banyak dirasakan dalam sektor pemerintahan, namun dapat
dilihat bagaimana sektor swasta (perbankan) dapat pula merasakan pentingnya peranan yang
dimainkan melalui lembaga-lembaga tersebut.

Mungkin banyak sekali kita mengenal lembaga keuangan internasional yang sangat
berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Akan tetapi, dalam pembahasan kali ini yang
lebih ditekankan atau dibahas adalah lembaga keuangan internasional “Bank Dunia”.

Bagi lembaga keuangan dan perbankan di Indonesia, peranan Bank Dunia tidak secara
langsung mempengaruhi operasional perbankan, namun efek sampingan yang timbul dari
operasional lembaga tersebut perlu diketahui dan diperhatikan mengingat dampaknya yang
begitu besar pada perekonomian, yang pada gilirannya mempengaruhi juga operasional
lembaga keuangan dan perbankan tersebut.

Dalam pembahasan ini akan diuraikan peran bank Dunia, IMF, dan Bank pembangunan
Islam sebagai lembaga keuangan Internasional.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian lembaga keuangan Internasional?
2. Apa saja bentuk – bentuk lembaga keuangan Internasional?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian lembaga keuangan Internasional
2. Mengetahui bentuk-bentuk lembaga keuangan Internasional

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian, Fungsi dan Tujuan Lembaga Keuangan Internasional

2.1.1 Pengertian Lembaga Keuangan Internasional


Lembaga Keuangan Internasional (LKI) adalah organisasi yang memfasilitasi
kerjasama keuangan dan ekonomi antarnegara di tingkat internasional. IMF dan
Bank Dunia adalah contoh LKI yang terkenal. IMF fokus pada stabilitas keuangan
global dan memberikan pinjaman serta saran kebijakan ekonomi. Bank Dunia
bertujuan mengurangi kemiskinan dan mempromosikan pembangunan ekonomi di
negara berkembang. Ada juga LKI lainnya seperti ADB, BIS, dan EU dengan peran
dan tanggung jawab yang spesifik dalam mendukung kerjasama keuangan
internasional dan pertumbuhan ekonomi global.
Lembaga keuangan internasional adalah Lembaga keuangan yang telah
ditetapkan oleh lebih dari satu negara, dan merupakan subyek hukum internasional.
Pemilik atau pemegang saham umumnya pemerintah nasional, meski lain Lembaga-
lembaga internasional dan organisasi lain.
Lembaga keuangan dalam dunia keuangan bertindak selaku Lembaga yang
menyediakan jasa keuangan bagi nasabahnya. Umumnya Lembaga ini diatur oleh
regulasi keuangan dari pemerintah. Bentuk umum dari Lembaga keuangan ini adalah
termasuk perbankan, building society (sejenis koperasi di Inggris), Credit union,
pialang saham, asset manajemen, modal ventura, koperasi, asuransi, dama pension
dan bisnis serupa. Di Indonesia Lembaga keuangan dibagi ke dalam 2 kelompok,
yaitu Lembaga keuangan bank dan Lembaga keuangan nonbank (asuransi,
pegadaian, perusahaan, sekuritas, Lembaga pembiayaan dan lain-lain).

2.1.2 Fungsi Lembaga Keuangan Internasional


Lembaga keuangan ini menyediakan jasa sebagai perantara antara pemilik modal
dan pasar utang yang bertanggung jawab dalam penyaluran dana dari investor kepada
perusahaan yang membutuhkan dana tersebut. Kehadiran Lembaga keuangan inilah
yang memfasilitasi arus peredaran uang dalam perekonomian, dimana uang dari
individu investor dikumpulkan dalam bentuk tabungan sehingga resiko dari para
investor beralih pada Lembaga keuangan yang kemudian menyalurkan dana tersebut
dalam bentuk pinjaman utang kepada yang membutuhkan. Selain itu, Lembaga
keuangan internasional berfungsi sebagai:
1. Pemberian Pinjaman: Menyediakan pinjaman keuangan kepada negara-
negara yang membutuhkan.

5
2. Bantuan Teknis dan Sumber Daya: Memberikan bantuan teknis dan sumber
daya kepada negara-negara anggota untuk memperkuat kapasitas ekonomi
mereka.
3. Pengawasan dan Evaluasi: Melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap
kebijakan ekonomi negara-negara anggota.
4. Penyediaan Informasi dan Analisis: Menyediakan informasi dan analisis
tentang ekonomi global kepada negara-negara anggota.
5. Pembangunan Institusi Keuangan: Mendorong pembangunan institusi
keuangan di negara-negara anggota.
6. Koordinasi Kebijakan: Berperan dalam koordinasi kebijakan ekonomi antara
negara-negara anggota.
7. Krisis dan Stabilisasi: Terlibat dalam menangani krisis keuangan dan
membantu negara-negara mengelola dampaknya.

2.1.3 Tujuan Lembaga Keuangan Internasional

1. Stabilitas Keuangan Global: Mempromosikan stabilitas keuangan global dan


mencegah krisis keuangan.
2. Bantuan Keuangan: Memberikan bantuan keuangan kepada negara-negara
yang menghadapi kesulitan keuangan.
3. Pembangunan Ekonomi: Mendukung pembangunan ekonomi berkelanjutan
di negara-negara anggota.
4. Koordinasi Kebijakan: Mendorong koordinasi kebijakan ekonomi antara
negara-negara anggota.
5. Reformasi Struktural: Mendorong reformasi kebijakan fiskal, moneter, dan
perdagangan.
6. Bantuan Teknis: Menyediakan bantuan teknis untuk memperkuat kapasitas
negara-negara anggota.

2.1.4 Karakteristik Lembaga Keuangan Internasional

1. Skala global: Beroperasi di tingkat global dengan keterlibatan negara-negara


di seluruh dunia.
2. Kerjasama antarnegara: Melibatkan negara-negara anggota dalam
pengambilan keputusan dan kontribusi sumber daya.
3. Fokus pada stabilitas dan pembangunan ekonomi: Mempromosikan stabilitas
keuangan global dan mendukung pertumbuhan ekonomi.
4. Pemberian pinjaman dan bantuan: Menyediakan pinjaman keuangan, bantuan
teknis, dan saran kebijakan.

6
5. Pembangunan sosial dan lingkungan: Memiliki komitmen terhadap
pembangunan sosial, pengurangan kemiskinan, dan perlindungan lingkungan.
6. Kepatuhan terhadap standar dan regulasi: Mengikuti standar dan regulasi
keuangan internasional yang ditetapkan.
7. Peran sebagai forum diskusi: Memfasilitasi dialog antarnegara dan koordinasi
kebijakan ekonomi.
2.1.5 Kelebihan Lembaga Keuangan Intenasional

1. Stabilitas keuangan global: LKI membantu mempromosikan stabilitas


keuangan global dan mencegah penyebaran krisis keuangan antarnegara.
2. Sumber dana dan bantuan: LKI menyediakan sumber dana dan bantuan
keuangan kepada negara-negara untuk membiayai proyek pembangunan dan
mengatasi kesulitan keuangan.
3. Bantuan teknis dan pengetahuan: LKI memberikan bantuan teknis dan
pengetahuan kepada negara-negara anggota dalam merancang kebijakan
ekonomi yang efektif dan meningkatkan kapasitas mereka.
4. Pengaruh global: LKI memiliki pengaruh global dalam menetapkan
kebijakan ekonomi dan keuangan internasional.

2.1.6 Kekurangan Lembaga Keuangan Internasional

1. Dominasi negara-negara besar: Beberapa LKI didominasi oleh negara-negara


besar yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan kepentingan.
2. Ketimpangan kekuasaan: Ketimpangan kekuasaan antara negara-negara
anggota dapat mempengaruhi pengambilan keputusan dan alokasi sumber
daya di LKI.
3. Kritik terhadap kondisi pinjaman: Kritik muncul terkait kondisi-kondisi
pinjaman yang diberikan kepada negara-negara penerima.
4. Keberlanjutan lingkungan: LKI perlu meningkatkan perhatian terhadap
keberlanjutan lingkungan dalam proyek pembangunan yang mereka biayai.

2.2 Bentuk-Bentuk Lembaga Keuangan Internasional


2.2.1 Bank Dunia
1. Pengertian dan Sejarah Terbentuknya
Bank Dunia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkansebuah
lembaga keuangan internasional yang memberikan pinjamanleverage ke
negara-negara berkembang untuk program modal. Bank Duniamemiliki
tujuan untuk mengurangi kemiskinan.

7
Pada awal Perang Dunia II ahli-ahli keuangan dari
gabungan beberapa negara, menganggap bahwa setelah perang dunia II akan
membawa pengaruh akan adanya kebutuhan atas peraturan-peraturan
mengenai kerja sama internasional untuk memecahkan masalah dalam hal
moneter dan permasalahan-permasalahan keuangan lainnya.
Dengan adanya beberapa pertemuan yang diselenggarakan oleh
gabungan beberapa negara, pada bulan juli 1944, 44 negara mendirikan
United Nations Monetary and Financial Conference di Bretton Woods New
Hampshire, USA. Pada konferensi ini dicanangkan Anggaran Dasar
yaitudengan terbentuknya dua lembaga keuangan internasional:
1. IMF (International Monetary Fund)
2. IBRD (International Bank for Reconstruction and Development)
kemudian lebih dikenal dengan World Bank.Pada tahun 1945 Anggaran
Dasar PBB diedarkan kepada 44 negara untuk disahkan. Akhirnya Anggaran
Dasar tersebut diberlakukan tanggal 27 Desember 1945, setelah ditanda
tangani oleh 28 negara di Washington D.C. seluruh negara yang aktif di
konferensi Bretton Wood, menjadi anggota dari kedua lembaga itu, kecuali
Uni Soviet. Bank Dunia mulai beroperasi 25Juni 1946.
Bank Dunia didirikan sebagai lembaga investasi International
jenis baru untuk memberikan atau menjamin kredit-kredit yang ditujukan unt
uk proyek-proyek rekonstruksi dan pertumbuhan yang produktif. Dana untu
kitu berasal dari modal Bank Dunia itu sendiri, yang terdiri dari
kontribusi pemerintah negara-negara asing dan melalui mobilisasi modal swa
sta. Modal saham Bank Dunia disusun sedemikian rupa sehingga setiap resiko
dalam melaksanakan kegiatannya dibebankan ke negara-negara asingnya
dengan berdasarkan kekuatan ekonomi mereka masing-masing.
Semula sumber-sumber yang dimilki oleh Bank Dunia ditujukan untuk
membantu proses rekonstruksi bagi negara-negara yang menderita karena
perang. Dengan kemajuan Marshall Plan dari Amerika Serikat padatahun
1948 Bank Dunia mengalihkan usaha-usahanya terutama ditujukan untuk
kegiatan pembangunan.

2. Fungsi Utama Bank Dunia


Tugas prinsip dari Bank Dunia saat ini adalah memberikan pinjaman
untuk proyek-proyek produktif demi pertumbuhan ekonomi di negara-negara
sedang berkembang yang menjadi anggotanya. Sebanyak kira-kira US $
2,4milyar telah diberikan oleh bank dunia untuk proyek-proyek pembangunan
di Eropa, australia dan New Zeland, selama 23 tahun terakhir ini (dari
datatahun 1970, sebanyak US $1,9 milyar untuk 28 negara di Afrika, US $
4,3 milyar untuk 16 negara di Asia dan US $ 3,8 milyar untuk 22 negara-
negara bagian Amerika Serikat bagian barat).

8
Pinjaman ini digunakan untuk industri pembangkit tenagan
listrik, pembangunan jalan, rel kereta api, pelabuhan-pelabuhan, pembanguna
n saluran pipa gas alam, telekomunikasi, pertanian perindustrian, pengadaan
air, pendidikan, dan dalam hal-hal tertentu ditujukan untuk
program pembangunan yang lebih umum termasuk import.Bank Dunia
memilki dua keanggotaan yaitu:
1. IFC (International Finance Corporation) yang memulai kegiatannya pada
tahun 1956.
2. IDA (International Development Assosiation) yang memulaikegiatannya pada
tahun 1960.
Kedua lembaga ini dan Bank Dunia membentuk kelompok BankDunia
(World Bank Group). Keanggotaan dari Bank Dunia merupakan persyaratan
keanggotaan IFC (yang kegiatannya ditujukan untuk sektorswisata di negara-
negara berkembang) dan keanggotaan IDA (yang kegiatannya ditujukan
untuk sektor yang sama dengan kebijaksanaan dan sesuai dengan Bank
Dunia).
Namun bantuan yang diberikan hanya ditujukan untuk negara-negara
miskin, dengan syarat-syarat yang lebih mudah dari pada pinjaman-
pinjamanyang biasa diberikan oleh Bank Dunia. Juga mensponsori
International forThe Settlement Investment Development (ICSID).

3. Keanggotaan Bank Dunia


Dewan komisaris memilki kekuasaan mengakui anggota-anggota baru
Bank Dunia untuk menentukan syarat-syarat keanggotaan
berdasarkan persyaratan-persyaratan berikut
ini. Setiap negara yang setuju memberikan kontribusinya kepada modal Bank
Dunia, dapat menjadi anggota. Sebelumbsemua itu terlaksana, negara tersebut
harus menjadi anggota IMF(International Monetary Fund), yang meliputi
perjanjian untuk mengamati peraturan praktek
Keuangan International yang berlaku, disertai penjelasan mengenani pokok-
pokok informasi perekonomian demi kelayakan suatu negara dalam
menerima bantuan. Bila semua telah dilakukan, maka negara tersebut dapat
dipertimbangkan menjadi anggota Bank Dunia. Pada tahun1969 Bank Dunia
memiliki 112 negara anggota.4.

4. Hubungan Antara Bank Dunia dan IMF


IMF merupakan badan perwakilan (Sister Agency) dari Bank Dunia,
didirikan bersama-sama dengan Bank Dunia. IMF menitik beratkan pada
masalah moneter dan Bank Dunia menitik beratkan pada
pembangunan perekonomian. Namun tujuan utama dari IMF adalah
9
meningkatkan kerjasama moneter Internasional, mengembangkan ekspansi
dan pertumbuhan yang seimbang dalam perdagangan Internasional,
meningkatkan stabilitas kurs, menurunkan restriksi kurs dan memperbaiki
ketidak seimbangan neraca pembayaran, membantu usaha untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara-negara anggotanya melalui
pemberian pinjaman untuk proyek-proyek pembangunan yang produktif.
Kedua lembaga ini mengadakan rapat tahunan bersama dengan Kantor Pusat
yang berdekatan, untuk memudahkan informasi diantara keduanya. Enam
dari dua puluh Direktur Pelaksana Bank Dunia merupakan Direktur
Pelaksana dari IMF.
5. Peran Bank Dunia bagi Dunia Internasional
Sejak didirikan, Bank Dunia telah mengambil banyak peran
bagi perkembangan dunia Internasional. Sebagaimana tujuan di dirikannya
Bank Dunia telah membantu negara-negara korban perang, terutama di
wilayah Eropa, untuk segera merekonstruksi infrastruktur dan
perekonomiannya yang hancur pasca perang dunia kedua. Seteah proses
rekonstruksi pascaperang selesai, Bank Dunia memulai peran baru sebagaile
mbaga pemberi pinjaman uang berbunga rendah untuk negara-negara berkem
bang yang membutuhkan.
Bank Dunia mendanai proyek-proyek di berbagai negara untuk
mengembangkan beberapa hal, seperti pembangunan
infrastruktur, pendidikan, kesehatan, pelayanan publik, pengentasan
kemiskinan, hingga lingkungan hidup. Bank Dunia seringkali memberikan
bantuan dalam bentuk dua hal sekaligus, dana pinjaman dan juga
rekomendasi kebijakan, terutama terkait kebijakan keuangan atau yang
berhubungan dengan proyek yang didanai.
Bagaikan pisau bermata dua, bantuan dari Bank Dunia dirasakan oleh
negara-negara peminjam memberikan dua dampak sekaligus, di mana satu
dan yang lainnya saling bertolak belakang. Di satu sisi, bantuan Bank Dunia
seringkali merupakan penyelamat keuangan dan perekonomian
negara peminjam. Namun di sisi lain, bantuan tersebut juga tidak jarang
menimbulkan masalah baru yang kadang jauh lebih besar dari masalah yang
telah diatasi.
Negara- negara peminjam biasanya merupakan negara berkembang
yang notabene nya tergolong “miskin”, apalagi jika dibandingkan dengan
negara maju. Mereka membutuhkan suntikan modal untuk proyek-proyek
di berbagai bidang, meskipun
biasanya berujung pada satu harapan, yaitumenggerakkan dan menggeliatkan
roda perekonomian. Dengan hal tersebut,mereka bisa mendongkrak keuangan
dan pendapatan dalam negeri. Modal inilah yang seringkali tidak bisa mereka
dapatkan kecuali melalui lembaga-lembaga keuangan internasional. Dalam
konteks ini, Bank Dunia memberikan keuntungan bagi negara-negara
peminjam karena biasanya pinjaman yang diberikan tergolong berbunga

10
rendah. Bergeraknya roda perekonomian merupakan sesuatu yang
sangat penting bagi suatu negara. Dengan roda perekonomian yang terus
bergerak positif, negara-negara dunia ketiga memiliki sedikit harapan untuk
menyusul atau setidaknya menyamai perekonomian di negara-negara maju.
Hal ini tentunya menjadi keinginan seluruh negara berkembang, sehingga
tidak mengherankan jika kemudian Bank Dunia dan juga lembaga-lembaga
keuangan internasional lainnya menjadi penyedia “jalan pintas” menuju
terwujudnya harapan tersebut.
Jika dilihat secara global, bantuan-bantuan dana kepada masing-masing
negara peminjam telah menjadi penyangga, sehingga perekonomian dunia
menjadi lebih stabil dan terkendali. Hal ini tentunya juga sesuai dengan
tujuan keberadaan dari Bank Dunia. Karena keruntuhan, atau setidaknya
kemunduran ekonomi suatu negara (yang mungkin terjadi
tanpa bantuan Bank Dunia) dapat berdampak bagi negara-negara lainnya, bai
k ditingkat regional ataupun multinasional.

6. Peran Bank Dunia Bagi Indonesia


Kebijakan politik pemerintahan Presiden Soekarno yang mendekat
ke blok Uni Soviet menyulitkan Bank Dunia yang memiliki paham
berseberangan untuk mengambil peran lebih banyak bagi Indonesia. Olehkare
na itu, Bank Dunia baru mulai berperan sebagai lembaga
pemberi pinjaman bagi Indonesia pada saat awal masa pemerintahan
Presiden Soeharto, yaitu sekitar tahun 1968. Namun sebelum memberikan
pinjaman, Bank Dunia “menjajaki” Indonesia dengan memberikan bantuan
teknis untuk identifikasi kebijakan makro ekonomi, kebijakan sektoral yang
diperlukan, dan kebutuhan pendanaan yang kritis (Hutagalung, 2009).
Di masa-masa awal pemberian pinjaman, Indonesia masih dianggap
sebagai negara yang memiliki nilai credit worthiness yang rendah. Oleh
karena itu, pinjaman yang diberikan oleh Bank Dunia pada saat itu
menggunakan skema IDA atau pinjaman tanpa bunga, kecuali
administrative fee ¾ persen per tahun dan jangka waktu pembayaran 35 tahun
dengan masatenggang 10 tahun. Dana pinjaman pertama yang diberikan
kepada Indonesia adalah sebesar 5 juta dolar AS pada September 1968
(Hutagalung, 2009).
Pada masa-masa awal tersebut, dana pinjaman dari Bank Dunia
digunakan untuk pembangunan di bidang pertanian, perhubungan,
perindustrian, tenaga listrik, dan pembangunan sosial. Pada tahun-tahun berik
utnya, Indonesia berhasil menunjukkan performa ekonomi yang
memuaskan, dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen
pertahun, jauh lebih besar dari rata-rata pertumbuhan ekonomi negara
peminjam yang lain. Oleh karena itu, sejak akhir dekade 70-an Indonesia
sudah mulai dianggap sebagai negara yang lebih creditworthy
untuk memperoleh pinjaman Bank Dunia yang

11
konvensional atau dengan menggunakan skema IBRD. Berbeda dari periode
sebelumnya, pada dekade 80-an, pinjaman uang Bank Dunia terlihat lebih
terarah pada masalah deregulasi sektor keuangan, selain masih tetap
digunakan bagi pengembangan sektor-sektor sebagaimana yang telah
disebutkan sebelumnya.
2.2.2 International Monetary Fund (IMF)
1. Latar Belakang Sejarah dan Organisasi
Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF)
adalah organisasi internasional yang bertanggung jawab dalam mengatur
sistem finansial global dan menyediakan pinjaman kepada negara
anggotanya untuk membantu masalah-masalah keseimbangan neraca
keuangan masing-masing negara. Salah satu misinya adalah membantu
negara-negara yang mengalami kesulitan ekonomi yang serius, dan
sebagai imbalannya, negara tersebut diwajibkan melakukan kebijakan-
kebijakan tertentu, misalnya privatisasi badan usaha milik negara.
International Monetary Fund (IMF) muncul sebagai hasil dari
perundingan Bretton Woods, pasca Great Depression yang melanda dunia
pada dekade 1930-an. Pada Pada tanggal 22 Juli 1944 – sebagai akibat dari
Great Depression – 44 negara mengadakan pertemuan di Hotel Mount
Washington Hotel, Kota Bretton Woods, New Hampshire, Amerika
Serikat, untuk membahas kerangka kerja sama ekonomi internasional baru
yang akan dibangun setelah Perang Dunia II. Negara-negara ini percaya
bahwa kerangka kerja sama tersebut sangat dibutuhkan untuk menghindari
pengulangan bencana ekonomi yang terjadi selama Great Depression.
Pertemuan ini melahirkan “Bretton Woods Agreements” yang membangun
IMF dan organisasi kembarannya, The International Bank for
Reconstruction and Development (sekarang lebih dikenal dengan nama
World Bank). Pada awalnya, IMF hanya beranggotakan 29 negara, namun
kemudian pada awal tahun 2004 anggota IMF sudah mencapai 184 negara,
yang berarti hampir semua negara anggota PBB juga menjadi anggota
IMF.
2. Peranan dan Fungsi IMF
IMF memiliki tiga fungsi yang berperan dalam pencapaian dua
tujuannya. Adapun fungsi yang pertama yaitu pemantauan, yang diartikan
sebagai tanggung jawab mengawasi system keuangan internasional dan

12
mengawasi kepatuhan setiap negara anggota dalam memenuhi
kewajibannya untuk mengimplementasi kebijakan-kebijakan yang
kondusif bagi pertumbuhan yang terpadu seperti stabilitas harga,
membantu memajukan pengaturan pertukaran yang stabil dan menghindari
manipulasi nilai tukar, serta memberikan data perekonomiannya kepada
IMF sehingga dapat memantau kondisi ekonomi dan keuangan di seluruh
dunia serta memeriksa apakah kebijakan di negara anggota terbukti benar
menurut sudut pandang internasional maupun nasional.
Selain itu juga IMF memiliki kewengan dalam memperingatkan
negara anggota untuk mewaspadai bahaya yang mengintai, dengan
demikian pemerintah dapat mengambil tindakan pencegahan. Untuk fungsi
kedua yaitu peminjaman, yang diartikan sebagai institusi yang
memberikan pinjaman kepada negara- negara yang mengalami kesulitan
dengan neraca pembayarannya. Tujuan utama peminjaman bagi negara-
negara berpendapatan rendah adalah demi pertumbuhan ekonomi dan
pengurangan kemiskinan. Sedangkan fungsi ketiga yaitu bantuan teknis
dan pelatihan. Fungsi ketiga ini membuat IMF membantu negara-negara
anggotanya dalam memberikan saran untuk mengembangkan institusi
pembuat kebijakan dan instrument kebijakan ekonomi yang kuat.
3. Tujuan IMF
Dalam status pendirian IMF disebut enam tujuan yang ingin dicapai
oleh IMF, yaitu :
1) Menjadi tempat secara permanen bagi pertemuan-pertemuan
dan perundingan untuk mencapai kerja sama internasional dalam
bidang keuangan
2) Membantu memperluas perdagangan internasional yang
seimbang diantara anggotanya dan membantu perekonomian
para anggotanya
3) Berusaha meniadakan competitive depresitions dan
mengusahakan tercapainya stable exchange rates.
4) Menghilangkan exchange retrictions.
5) Membantu para anggota yang mengalami kesukaran dalam
pinjaman luar negeri agar jangan mengambil tindakan-tindakan
yang dapat merugikan negara yang bersangkutan dan negara
lainnya. Tujuannya adalah memberikan kepercayaan kepada
para anggotanya.
6) Mengurangi waktu dan besarnya disekuilibrium dalam neraca
pembayaraan negara anggota IMF.

13
2.2.3 Islamic Development Bank/Bank Pembangunan Islam (IBD)
1. Pengertian dan Sejarah Terbentuknya
The Islamic Development Bank (IDB) adalah institusi keuangan
internasional yang didirikan sesuai dengan The Declaration of Intent yang
diterbitkan oleh Conference of Finance Ministers of Muslim Countries
yang diadakan di Jeddah pada tahun 1973, dengan tujuan untuk
mempromosikan perkembangan ekonomi dan sosial dari komunitas
muslim, baik negara anggota maupun non anggota yang sejalan dengan
syariah Islam. Salah satu tujuannya yang penting adalah untuk membantu
mendorong perdagangan antara negara muslim. IDB merupakan cabang
keuangan dari Organization of The Islamic Conference (OIC).
Ide awal pembentukan bank islam internasional guna memayungi
sistem keuangan negara-negara islam di seluruh dunia adalah proposal
yang di ajuka oleh mesir pada sidang menteri luar negeri negara-negara
islam (OKI) di karachi, pakistan bulan desember tahun 1970. Proposal ini
berisi tentang studi pendirian Bank Islam internasional yang di fokuskan
untuk perdagangan dan pembangunan (international Islamic Bank for trade
and development) dan pendirian pederasi Bank Islam (federation of
Islamic Bank). Proposal ini kemudian di kaji oleh 18 Negara Islam. Isi dari
proposal tersebut mengusulkan sistem keuangan yang selama ini di
dasarkan kepada bunga yang harus di ganti dengan sistem kerjasama
dengan sekema bagi hasil, baik bagi untung maupun bagi rugi.
Hal-hal yang terkandung dalam usulan proposal tersebut sebagai
berikut:
1) Mengatur transaksi komersial antar negara-negara islam
2) Mengatur institusi pembangunan dan investasi
3) Merumuskan masalah trasnfer, kliring serta Settlement antar
Bank islam sebagai langkah awal menuju terbentuknya sistem
ekonomi Islam yang terpadu.
4) Membantu mendirikan institusi sejenis Bank Sentral Syariah di
Negara-negara Islam

14
5) Mendukung upaya-upaya Bank Sentral di Negara Islam dalam hal
pelaksanaan kebijakan-kebijakan yan sejalan dengan kerangka kerja
islam
6) Mengatur administrasi dan mendayagunakan dana zakat
7) Mengatur kelebihan likuiditas Bank-bank Sentral Negara Islam
8) Dan di usulkan pula pembentukan badan-badan khusus yang di
sebut badan investasi dan pembangunan negara- negara islam.
Kelanjutan proposal yang diajukn oleh Mesir ini di agendakan
kembali pada sidang menteri luar negeri Negara-negara Islam (OKI) di
Benghazil Libya bulan maret 1973. Kemudian pada bulan juli 1973
Negara-negara islam penghasil minyak yang di wakili oleh komite ahli
bertemu di Jeddah dalam rangka membicarakan pendirian bank islam
internasional. Pada pertemuan ke dua, bulan mei 1974 dibahas rancangan
anggaran dasar dan rancangan anggaran rumah tangga.
Akirnya rancangan pendirian Bank Pembangunan Islam atau islamic
development bank (IDB) di setujui pada sidang menteri keuangan OKI di
jeddah tahun 1975. Modal dasar pendirian IDB adalah 2 miliar dinar islam
atau setara dengan 2 miliar special drawing right (SDR). keanggotaan IDB
seluruhnya adalah negara-negara yang tergabung dalam OKI. Saat ini IDB
memiliki jumlah anggota 43 negara yang bertugas memberikan pinjaman
bebas bunga untuk proyek infra struktur dan pembiyayaan kepada negara
anggota berdasarkan partisipasi modal negara tersebut.
IDB berpusat di Jeddah dan memiliki kantor regional di Maroko,
Malaysia, dan Kazakhstan, dan perwakilan di 8 negara anggota lainnya.
Cabang dari bank hanya didirikan oleh negara anggota OIC. Gubernur
bank dan Mentri Keuangan dari negar-negara Islam datang menghadiri
pertemuan tahunan IDB yang mendiskusikan kegiatan dan kerja sama
antar banknya. Dengan masuknya Uzbekistan pada bulan september 2003,
jumlah anggota IDB yang awalnya 22 negara, dan sekarang telah
mencapai 55 negara.
2. Fungsi IDB
Fungsi IDB adalah memberikan pinjaman untuk proyek – proyek
produktif dalam pembangunan ekonomi dan sosial. Selain itu, IDB juga
mendirikan dan mengoperasikan dana khusus untuk tujuan tertentu seperti

15
dana bantuan untuk masyarakat muslim dinegara – negara non-anggota
IDB dan berwenang untuk menerima dana dan memobilisasi dana tersebut
berdasarkan sumber daya keuangan syariah yang kompatibel. Hal ini juga
dituntut dengan tanggung jawab untuk membantu dalam promosi
perdagangan luar negri terutama dalam barang – barang modal diantara
negara anggota yakni memberikan bantuan teknis kepada negara – negara
anggota dan memperluas fasilitas pelatihan untuk personil yang terlibat
dalam kegiatan pembangunan di negara- negara muslim untuk
menyesuaikan diri dengan syariah.
3. Tujuan IDB
Untuk mendorong pembangunan ekonomi dan kemajuan sosial
negara – negara anggota dan masyarakat muslim baik secara perorangan
maupun bersama – sama sesuai dengan prinsip – prinsip syariah yaitu
hukum islam.
4. Keanggotaan IDB
Saat ini keanggotaan IDB terdiri dari 56 negara, syarat dan kondisi
dasar untuk keanggotaan adalah bahwa negara calon anggota harus
menjadi anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI), membayar kontribusi
kepada modal bank dan bersedia menerima syarat – syarat dan kondisi
sebagaimana dapat diputuskan oleh Dewan Gubernur IDB. Setiap negara
anggota dewan diwakili oleh seorang gubernur dan gubernur alternatif,
setiap anggota memiliki 500 suara dasar ditambah 1 suara untuk setiap
saham berlangganan. Secara umum keputusan diambil oleh Dewan
Gubernur berdasarkan mayoritas hak suara yang terwakili dalam
pertemuan. Dewan Gubernur bertemu sekali setiap tahun untuk meninjau
kegiatan Bank untuk tahun sebelumnya dan untuk memutuskan kebijakan
masa depan.
5. Kegiatan lain IDB
IDB menyetujui untuk pembiayaan penjualan secara bertahap
untuk proyek pemasangan listrik.penbiayaan tersebut dilakukan dengan
metode islam.IDB juga memberikan bantuan untuk Negara-negara yang
terkena tsunami.mereka mengalokasikan dana untuk pemulihan bencana
tsunami di Indonesia, india, maladewa, Thailand, sri lanka dan

16
Somalia.bagian lain dari bantuan adalah untuk rekonsruksi infrastruktur
seperti bidang kesehatan, pendidikan, air, energy dan transportasi.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bank Dunia (World Bank) merupakan sebuah lembaga keuangan internasional
yang menyediakan pinjaman kepada negara berkembang untuk program pemberian
modal.
Tujuan dari Bank Dunia yaitu :
1. Untuk membantu rekonstruksi dan pembangunan di daerah anggota
2. Untuk mendorong investasi swasta luar negeri
3. Untuk mendorong keseimbangan perkembangan jangka panjang perdagangan
internasional dan untuk mempertahankan keseimbangan saldo pembayaran dengan
mendorong investasi internasional untuk kemajuan sumber-sumber produktif para
anggota, dengan cara membantu menaikkan produktivitas, standar kehidupan dan
keadaan buruh di daerah mereka.
4. Untuk meyusun pinjaman-pinjaman yang dibuat atau dijamin olehnya dalam
hubungannya dengan pinjaman internasional melalui sumber lainnya sehingga dapat
lebih berguna dna proyek-proyek yang mendesak, besar ataupun kecil, dapat diatasi
segera.
Untuk mempengaruhi investasi internasional dalam persyaratan bisinis di
dalam daerah anggota dan dalam tahun tahun setelah perang, untuk membantu
membuat masa transisi dari suasana perang ke keadaan ekonomi yang damai.
Peran Bank Dunia di bagi dunia Internasional adalah memberikan pinjaman
untuk negara berkembang untuk mengatasi masalah kemiskinan.

18

Anda mungkin juga menyukai