Anda di halaman 1dari 19

LEMBAGA KEUANGAN INTERNASIONAL

MAKALAH

Oleh:

Badrul Huda (130210301059)


Ramang Wandi (130210301061)
M. Saiful Rizal (130210301063)
Firda Nanda (130210301074)
Eri Novalinda (130210301082)
Idam Marzuki (130210301084)
Hana Maskhufatuz .Z (130210301086)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2015
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lembaga keuangan internasional didirikan untuk menangani
masalah-masalah keuangan yang bersifat internasional, baik berupa
bantuan pinjaman atau bantuan lainnya. Pemberian bantuan yang
diberikan oleh lembaga keuangan internasional dapat bersifat lunak
artinya, dengan suku bunga yang rendah dan jangka waktu
pengembaliannya relatif panjang. Kemudian bantuan internasional juga
dilakukan dengan tujuan komersil, yang biasanya dilakukan oleh
lembaga keuangan swasta.
Banyak lembaga keuangan internasional yang menangani masalah
keuangan atau perekonomian suatu negara, salah satu negara yang
memanfaatkan fungsi dari lembaga keuangan internasional salah satu nya
adalah Indonesia , bagi Indonesia peranan IMF (International Monetary
Fund), ADB (Asian Development Bank), IDB (International
Development Bank) secara langsung akan mempengaruhi operasional
perbankan dalam negeri, namun dampaknya sangat besar terhadap
kondisi perekonomian suatu negara.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud lembaga keuangan internasional?
2. Apa saja jenis-jenis lembaga keuangan internasional?
3. Apakah tujuan dan fungsi lembaga keuangan internasional?

1.3 Tujuan dan Manfaat


1. Mengetahui pengertian lembaga keuangan internasional.
2. Memberikan informasi kepada mahasiswa dan masyarakat tentang
bentuk bentuk lembaga keuangan internasional
3. Mendeskripsikan manfaat dari lembaga keuangan internasion
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Lembaga Keuangan


Lembaga keuangan internasional adalah lembaga keuangan
yang telah ditetapkan oleh lebih dari satu negara, dan merupakan
subyek hukum internasinal. Pemiliknya atau pemegang saham umumnya
pemerintah nasional, meski lain lembaga – lembaga internasional dan
organisasi lain kadang – kadang sosok sebagai pemegang saham. Menurut
Kasmir (2001:329), lembaga keuangan internasional didirikan untuk
menangani masalah-masalah keuangan yang bersifat internasional,
baik berupa bantuan pinjaman atau bantuan lainnya.
Lembaga keuangan dalam dunia keuangan bertindak selaku
lembaga yang menyediakan jasa keuangan bagi nasabahnya. Umumnya
lembaga ini diatur oleh regulasi keuangan dari pemerintah. Bentuk umum
dari lembaga keuangan ini adalah termasuk perbankan, building society (
sejenis koperasi di Inggris) , Credit union, pialang saham, aset manajemen,
modal ventura, koperasi, asuransi, dana pensiun dan bisnis serupa. Di
Indonesia lembaga keuangan ini dibagi ke dalam 2 kelompok, yaitu lembaga
keuangan bank dan lembaga keuangan nonbank (asuransi, pegadaian,
perusahaan sekuritas, lembaga pembiayaan,dan lain-lain)

2.2 Jenis-Jenis Lembaga Keuangan Internasional


2.2.1 Bank Dunia
A. Pengertian Bank Dunia
Bank Dunia adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan sebuah lembaga keuangan internasional
yang memberikan pinjaman leverage ke negara-negara
berkembang untuk program modal. Bank Dunia memiliki
tujuan untuk mengurangi kemiskinan. Bank Dunia berbeda dari
Kelompok Bank Dunia, di Bank Dunia hanya terdiri dari
lima lembaga:
1. IBRD (International Bank for Reconstruction &
Development), memberi pinjaman dan bantuan
pembangunan bagi negara berpenghasilan menengah.
2. IDA (International Development Association) memberi
kredit lunak dan mitra pembangunan untuk negara miskin.
3. IFC (International Finance Corporatation) memberi
bantuan pembiayaan investasi bagi negara berkembang.
4. MIGA (Multilateral Invesment Guarantee Agency)
memberi pinjaman, pengembangan skill dan sumber daya
perlindungan kepada investor atas risiko politik.
5. ICSID (International Centre for the Settlement of
Investrment Dispute) memberi bantuan arbitrasi dan
penyelesaian atas permasalahan investor dengan negara,
dimana lembaga ini berinvestasi.

B. Faktor Kunci Bank Dunia


Bank Dunia melihat lima faktor kunci yang diperlukan
untuk pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lingkungan
bisnis yang memungkinkan sebagai berikut :
a. Membangun kapasitas yaitu Memperkuat pemerintah dan
pejabat pemerintah mendidik
b. Infrastruktur penciptaan yaitu pelaksanaan hukum dan
sistem peradilan untuk dorongan bisnis, perlindungan dan
hak milik individu dan menghormati kontrak.
c. Pengembangan Sistem Keuangan yaitu pembentukan
sistem yang kuat mampu mendukung upaya dari kredit mikro
untuk pembiayaan usaha perusahaan yang lebih besar
d. Memerangi korupsi Dukungan untuk negara-negara upaya
pemberantasan korupsi.
e. Penelitian, Konsultasi dan Pelatihan yaitu Bank Dunia
menyediakan platform untuk penelitian tentang isu-isu
pembangunan, konsultasi dan melaksanakan program-
program pelatihan (berbasis web, on line, tele-/video
conferencing dan ruang kelas berbasis) terbuka untuk mereka
yang tertarik dari akademisi, mahasiswa, pemerintah dan
organisasi non- pemerintah (LSM) perwira.

C. Fungsi Bank Dunia


Tugas prinsip dari Bank Dunia saat ini adalah memberikan
pinjaman untuk proyek-proyek produktif demi pertumbuhan
ekonomi di negara-negara sedang berkembang yang menjadi
anggotanya. Pinjaman ini digunakan untuk industri
pembangkit tenagan listrik, pembangunan jalan, rel kereta
api, pelabuhan-pelabuhan, pembangunan saluran pipa gas
alam, telekomunikasi, pertanian perindustrian, pengadaan
air, pendidikan, dan dalam hal-hal tertentu ditujukan untuk
program pembangunan yang lebih umum termasuk import.

D. Peran Bank Dunia Bagi Indonesia


Bank Dunia mulai berperan sebagai lembaga pemberi
pinjaman bagi Indonesia pada saat awal masa pemerintahan
Presiden Soeharto, yaitu sekitar tahun 1968. Peranan bank dunia
ini terlihat dari kinerjanya dalam menjalankan tugas di Indonesia.
Beberapa hal yang menjadi tugas bank dunia untuk Indonesia
pada saat itu antara lain yaitu memimpin Forum CGI. Aggota
CGI (Consultative Group meeting on Indonesia) adalah 33 negara
dan lembaga-lembaga donor yang dikoordinasikan oleh Bank
Dunia. CGI membantu pembangunan di Indonesia dengan
cara memberikan pinjaman uang serta bantuan teknik untuk
menciptakan aturan-aturan pasar dan aktivitas ekonomi
liberal. Dalam hal ini, Bank Dunia bertugas menciptakan
pasar yang kuat bagi kepentingan negara-negara dan lembaga
donor.Tugas berikutnya Bank Dunia adalah menyediakan
hutang dalam jumlah besar, bekerjasama dengan Jepang dan
ADB (Asian Development Bank). sebelum memberikan
pinjaman, Bank Dunia menjajaki Indonesia dengan memberikan
bantuan teknis untuk identifikasi kebijakan makroekonomi,
kebijakan sektoral yang diperlukan, dan kebutuhan pendanaan
yang kritis.

2.2.2 International Monetary Fund (IMF)


A. Pengertian IMF
Dana Moneter Internasional (IMF) adalah organisasi
internasional yang bertanggung jawab didalam mengatur
sistem finansial global dan menyediakan pinjaman kepada
negara anggotanya untuk membantu masalah– masalah
keseimbangan neraca keuangan masing – masing negara.
Salah satu misinya adalah membantu negara – negara yang
mengalami kesulitan ekonomi yang serius, dan sebagai
imbalannya negara tersebut diwajibkan melakukan kebijakan–
kebijakan tertentu, misalnya privatisasi Badan Usaha Milik
Negara. Dari negara – negara anggota PBB yang tidak menjadi
anggota IMF dalah Korea Utara, Kuba, Liechtenstein, Andorra,
Monako, Tuvalu, dan Nauru.
IMF dijuluki organisasi internasional paling berkuasa di
abad 20, yang sangat besar pengaruhnya bagi kesejahteraan
sebagian besar penduduk bumi. Ada pula yang mengolok –
ngolok IMF sebagai singkatan dari “Institute Of Mistery and
Famine” (Lembaga Kesengsaraan dan Kelaparan). Sebagaimana
halnya Bank Dunia, lembaga ini dibentuk sebagai hasil
kesepakatan Bretton Wods setelah perang dunia II. Menurut
pencetusnya, Keynes dan Dexter White tujuannya adalah
menciptakan lembaga demokratis yang menggantikan kekuasaan
para bankir san pemilik modal internasional yang bertanggung
jawab terhadap resesi ekonomi pada dekade 1930an, akan tetapi
peran itu sekarang berbalik 180 derajat setelah IMF dan Bank
Dunia menerapkan model ekonomi neo-liberal yang
menguntungkan para pemberi pinjaman, bankir swasta dan
investor internasional.

B. Tujuan IMF
Dalam status pendirian IMF disebut enam tujuan yang ingin
dicapai oleh IMF, yaitu :
1) Untuk memajukan kerjasama moneter internasional dengan
jalan mendirikan lembaga
2) Untuk memperluas perdagangan dan investasi dunia
3) Untuk memajukan stabilitas kurs valuta asing
4) Untuk mengurangi dan membatasi praktek – praktek
pembatasan terhadap pembayaran internasional
5) Untuk menyediakan dana yang dapat dipinjamkan dalam
bentuk pinjaman jangka pendek atau jangka menengah yang
dibutuhkan guna mempertahankan kurs valuta asing yang
stabil selama neraca pembayaran mengalami defisit yang
sifatnya semnetara sampai dapat diatasi dengan jalan
menyesuaikan tingginya kurs devisa.
6) Untuk memperpendek dan memperkecil besarnya defisit atau
surplus neraca pembayaran

C. Peran IMF dalam perekonomian Indonesia


Ketika perekonomian Indonesia menghadapi krisis
sepanjang dekade 50-an dan tahun-tahun pertama 60-an, AS dan
Bank Dunia melobi pemerintahan Soekarno untuk menerima
tawaran pinjaman besar kepada Indonesia. Syarat pinjaman
tersebut adalah pemerintah Indonesia menjalankan langkah-
langkah penghematan sangat ketat dan men-denasionalisasi-kan
sektor ekonomi yang semula dimiliki pihak asing. Tawaran Bank
Dunia itu ditolak oleh Presiden Soekarno dalam sebuah rapat
akbar di Jakarta dengan seruan: "Go to hell with your aid!".Tidak
lama kemudian kedudukan Soekarno sebagai presiden digantikan
oleh Soeharto. Bersamaan dengan itu pula pada Oktober 1966,
pemerintahan Soeharto menjalankan program stabilisasi yang
dirumuskan dengan bantuan IMF dan menghapus semua langkah-
langkah nasionalisasi pemerintahan Soekarno. Program tersebut
adalah menghapuskan semua diskriminasi terhadap investasi
asing dan semua perlakuan istimewa pada sektor publik.
Termasuk menghapuskan sistem kontrol mata uang asing yang
diberlakukan oleh rezim Sukarno. Kemudian IMF juga membatasi
belanja pemerintah agar tidak melebihi 10% dari pendapatan
nasional. Lalu diikuti dengan lahirnya Undang-undang Investasi
Asing pada 1967. Undang-undang ini memberikan masa bebas
pajak lima-tahun bagi para investor asing dan keringanan pajak
selama lima tahun berikutnya.
Tiap tahun Bank Dunia menyiapkan sebuah laporan tentang
kinerja mutakhir Indonesia yang didiskusikan dalam rapat IGGI,
yang juga dihadiri oleh perwakilan pemerintah Indonesia.
Beberapa bulan setelah pembahasan tersebut, IGGI mengadakan
rapat kedua untuk memperkirakan seberapa besar bantuan
(pinjaman) yang akan diberikan kepada Indonesia. Antara 1967
dan 1997, IMF dan Bank Dunia telah membuat perekonomian
Indonesia sedemikian terbuka untuk didikte oleh pemodal Barat
(khususnya dari Amerika Serikat Serikat) melalui dorongan untuk
menjalankan deregulasi dan swastanisasi.
Pada pertengahan 1997 Indonesia mengalami krisis yang
parah dan puluhan juta orang terdepak ke bawah garis
kemiskinan. Namun IMF dan Bank Dunia tetap memaksa
pemerintah Indonesia untuk memangkas pengeluaran pemerintah
untuk sektor sosial (subsidi), melakukan deregulasi ekonomi dan
menjalankan privatisasi perusahaan milik negara. Di samping itu
pemerintah didesak pula untuk melegitimasi upah rendah. Seluruh
tekanan itu justru meluaskan kemiskinan. Seorang birokrat senior
IMF mengaku bahwa seluruh kebijakan tersebut dilakukan untuk
melayani kepentingan investor asing, yang tidak lain adalah
perusahaan-perusahaan besar di negara pemegang saham utama
lembaga ini.
Pelayanan ini diberikan dengan cara membukakan peluang
bagi investor asing untuk memasuki semua sektor dan
pengurangan subsidi kebutuhan-kebutuhan dasar seperti
pendidikan, kesehatan, pangan dan perumahan. Termasuk
menghilangkan subsidi pada listrik, tarif telepon dan bahan bakar
minyak. Padahal menurut Bank Dunia, setengah dari seluruh
rakyat Indonesia berpeluang 50:50 untuk jatuh miskin tahun itu.
Sepertiga dari seluruh rakyat Indonesia tidak mempunyai akses
untuk memperoleh air bersih atau layanan kesehatan atau tidak
menamatkan sekolah dasar. Namun lembaga pemberi utang ini
tetap saja memperburuk situasi ini dengan mengharuskaan
pemerintah memotong belanja publik dan mengurangi tingkat
pertumbuhan lapangan kerja dengan alasan untuk menjadikan
perekonomian lebih efisien.
Yang tak kalah menarik yang perlu dikritik dari peran IMF
adalah ketika lembaga ini bahkan ingin ikut campur sampai
masalah-masalah detail praktek kebijakan ekonomi bahkan
merambah pada kebijakan politik dari negara-negara yang
dibantunya. Untuk kasus negara kita, mulai dari cengkeh dan tarif
nol persen untuk beras, sampai skandal Bank Bali, audit
Pertamina, mengurus RUU anti korupsi, konflik pasca penentuan
pendapat di Timtim, kasus Atambua, mengejar 20 debitor
terbesar, revisi APBN, mempersoalkan pergantian menko dan
kepala BPPN, pasal-pasal amandemen UU BI dan yang lainnya,
semuanya IMF ingin campur tangan.
Selanjutnya apa yang kita peroleh dengan menerapkan
resep-resep ekonomi IMF tersebut? Pertama, penerapan rezim
kurs mengambang bebas. Pengalaman Indonesia menunjukkan
bahwa penguatan kurs selama era penerapan rezim kurs
mengambang bebas yang terjadi selama era 1997-sekarang adalah
karena faktor-faktor politik yang tak bisa diprediksi dan non
manageable. Sangat riskan mewujudkan pemulihan ekonomi
kalau faktor penting seperti kurs rupiah yang stabil dan kuat
terwujud oleh faktor-faktor yang non manageable dan
unpredictable tersebut. Ini akan menyulitkan para pembuat
kebijakan dalam memprediksi dampak kebijakan-kebijakan fiskal
dan moneternya terhadap kurs rupiah dan selanjutnya pada
variabel-variabel ekonomi lainnya seperti inflasi, pertumbuhan
ekonomi, tingkat pengangguran, ekspor-import dan lain-lain.
kebijakan suku bunga tinggi untuk menekan capital outflow
juga masih dipertanyakan. Karena informasi yang dapat kita
tangkap dari kalangan dunia usaha, masuknya modal asing ke
dalam negeri lebih besar karena masalah country risk khususnya
stabilitas sosial politik dan keamanan dan law enforcement.
Ketiga, kebijakan penerapan fiskal ketat dan liberalisasi
perdagangan dan sistem finansial yang termanifestasikan dalam
kebijakan-kebijakan seperti pencabutan subsidi, penggenjotan
pajak, privatisasi dan penjualan aset-aset perusahaan domestik
secara murah dan jor - joran. Yang didapat dari kebijakan seperti
ini adalah rakyat semakin sengsara karena subsidi mereka
dihapuskan dan daya beli turun, tetapi penghematan uang negara
tetap tidak terwujud karena korupsi tetap merajalela. Di sisi lain
dengan penjualan aset domestik yang jor - joran ke pihak asing
hanya berdampak pihak asing akan semakin menentukan
formulasi kebijaksanaan ekonomi dan sosial Indonesia dan
penguasaan devisa pun akan berada di tangan mereka dengan
intensitas yang lebih besar.
Dan mungkin yang terakhir adalah membuat Indonesia
berhutang sampai jumlah yang fantansis, yaitu Rp. 1.800 Trilyun.
Hal ini membuat rakyat bahkan yang masih balita, menanggung
sekitar Rp. 90 juta per orang. Paket – paket kebijakan yang
disarankan IMF yang diharapkan dapat menyelesaikan masalah
krisis yang terjadi 1997 tidak tercapai. Malah hanya membuat
pemerintah pusing untuk membayar tagihan hutang setiap periode
jatuh temponya

2.2.3 Asian Development Bank (ADB)


A. Pengertian ADB atau Bank Pembangunan Asia
Asian Development Bank (ADB) Adalah sebuah Bank
Internasional yang berkantor dipusat filipina yang
membantu pertumbuhan sosial dan pertumbuhan ekonomi
di Asia dengan cara memberikan pinjaman kepada negara –
negara miskin. ADB juga didirikan pada tanggal 19 Desember
1966 di Manila, piagam pendiriannya ditandatangani oleh
perwakilan dari 31 negara.

B. Tujuan ADB atau Bank Pembangunan Asia


1) Memberikan pinjaman dan melakukan investasi modal
untuk mempercepat pembangunan ekonomi dan sosial
negara berkembang
2) Memberikan bantuan teknis dalam rangka persiapan dan
pelaksanaan proyek pembangunan
3) Mempromosikan investasi untuk sektor publik dan swasta
untuk tujuan pembangunan
4) Membuat tanggapan terhadap permintaan tenaga teknik dari
negara anggota dalam rangka koordinasi perencanaan dan
penyusunan kebijakan.

C. Peran ADB atau Bank Pembangunan Asia


1) Memberikan fasilitas pinjaman.
Kegiatan penyaluran dana ADB terbagi dalam 2 kategori
utama yaitu :
a. Pemberian fasilitas pinjaman yang biasa dilaksanakan,
dan
b. Pemberian fasilitas khusus
Sumber dana dari kegiatan pemberian pinjaman yang
umum dilaksanakan, berasal dari sumber dana pinjaman
yang diperoleh dari pihak luar atau modal sendiri, yang
ditujukan untuk menutupi kebutuhan negara-negara
anggota dalam melaksanakan proyek-proyek tertentu,
sesuai dengan jenis mata uang yang diperlukan.
2) Macam-macam pembiayaan yang diberikan.
Dalam memberikan pinjaman, baik sebagai pemberi
pinjaman satu-satunya maupun bersama-sama dengan
pemilik dana lainnya, dilaksanakan oleh ADB dengan cara-
cara berikut:
a. Dengan memberikan pinjaman sebagian dalam mata
uang lokal dan sebagian lagi dalam mata uang asing
agar kebutuhan biaya proyek-proyek dalam mata uang
yang bersangkutan bisa dipenuhi, atau
b. Dengan memberikan fasilitas untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran lokal suatu proyek, yang
dapat dilakukan dengan menyediakan mata uang
lokal tanpa harus menjual cadangan emas atau
devisa negara yang bersangkutan.Dalam suatu
masalah khusus yang menurut opini ADB suatu proyek
dapat menyebabkan tekanan pada kondisi Neraca
Pembayaran suaatu negara tempat proyekk tersebut
dilaksanakan; ADB dapat memberikan pinjaman dalam
bentuk mata uang lainnya. Jumlah pembiayaan yang
dijamin oleh ADB untuk tujuan ini tidak boleh
melebihi porsi yang wajar dari total pengeluaran lokal
yang boleh dilakukan oleh negara peminjam.
Bantuan ADB berperan sebagai salah satu
alternative sumber pembiayaan pembangunan di samping
sumber lainnya berupa tabungan pemerintah,tabungan
masyarakat dan investasi modal asing, serta sumber didalam
negeri lainnya. Sejalan dengan itu, bantuan ADB tersebut
digunakan sebagai pelengkap dari keseluruhan pembiayaan
pembangunan nasional yang pemanfaatannya sebagian
besar untuk membiayai pembangunan proyekproyek
prasarana, sarana dan proyek lain yang produktif dan sesuai
dengan pentahapan pembangunan dalam Pembangunan
Lima Tahun (PELITA) baik yang bersifat proyek fisik
maupun nonfisik

D. Pelaksanaan Bantuan ADB di Indonesia


Pelaksanaan bantuan yang bersumber dari ADB diarahkan
pada penciptaan pelayanan umum dan sarana penunjang
termasuk modernisasi bidang komunikasi dan serta peningkatan
pendidikan dan jasa angkutan. Pinjaman tersebut juga diarahkan
pada pengembangan dan perluasan usaha industri yang telah ada
yakni sektor perkebunan, pertanian,perhubungan, dan industri
untuk pemeliharaan prasarana dan sarana seperti pabrik semen
danbesi baja. Selain itu bantuan juga diarahkan pada
pengembangan berbagai industri yang menunjang pertanian
seperti pabrik pupuk dan peralatan pertanian, pengembangan
industri dasar dan pembentukan industri baru guna menunjang
sektor pertanian, peternakan,perkebunan, pertambangan, per
dagangan, dan perluasan pemanfaatan sumber-sumber daya
alam lainnya. Bantuan ADB juga disalurkan melalui perbankan
untuk membangun perumahan, pengembangan dan pembinaan
usaha-usaha kecil dan menengah yang bersifat padat karya

2.2.4 Islamic Development Bank (IDB)


A. Pengertian IDB
Islamic Development Bank (IDB) adalah lembaga
keuangan internasional yang didirikan pada tanggal 20
Oktober 1975 (15 syawal 1395 H) oleh negara – negara yang
tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI). Kantor
pusatnya terletak di Jeddah Arab Saudi, sedangkan untuk kantor
regionalnya telah dibuka di Rabat Maroko (1994), Kuala
Lumpur Malaysia (1994), Almaty Kazajhstan (1997), dan Dakar
Senegal (2008). IDB juga memiliki perwakilan di 12 negara
yaitu Afghanistan, Azerbaijan, Bangladesh, Guinea Conakry,
Indonesia, Iran, Nigeria, Pakistan, Sierra Leone, Sudan,
Uzbekistan dan Yaman.

B. Fungsi IDB
Fungsi IDB adalah memberikan pinjaman untuk
proyek – proyek produktif dalam pembangunan ekonomi
dan sosial. Selain itu, IDB juga mendirikan dan
mengoperasikan dana khusus untuk tujuan tertentu seperti dana
bantuan untuk masyarakat muslim dinegara – negara non-
anggota IDB dan berwenang untuk menerima dana dan
memobilisasi dana tersebut berdasarkan sumber daya keuangan
syariah yang kompatibel. Hal ini juga dituntut dengan tanggung
jawab untuk membantu dalam promosi perdagangan luar negri
terutama dalam barang – barang modal diantara negara anggota
yakni memberikan bantuan teknis kepada negara – negara
anggota dan memperluas fasilitas pelatihan untuk personil yang
terlibat dalam kegiatan pembangunan di negara- negara muslim
untuk menyesuaikan diri dengan syariah.

C. Tujuan IDB
Untuk mendorong pembangunan ekonomi dan kemajuan
sosial negara – negara anggota dan masyarakat muslim baik
secara perorangan maupun bersama – sama sesuai dengan
prinsip – prinsip syariah yaitu hukum islam.

D. Visi dan Misi IDB


Demi mencapai tujuaannya IDB memiliki visi untuk
menjadi leader dalam mendorong pembangunan sosial
ekonomi di negara – negara anggota dan masyarakat
muslim dinegara – negara non anggota sesuai dengan
prinsip syariah. Disamping itu, IDB juga memiliki misi untuk
mengurangi kemiskinan, mendukung pembangunan
manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi, ekonomi islam,
perbankan dan keuangan dan meningkatkan kerja sama
antara negara – negara anggota melalui mitra
pembangunan IDB.

E. Peran IDB dalam perekonomian Indonesia


Dalam Kompas:2004) - Presiden Islamic Development
Bank (IDB) Ahmad Mohamed Ali menyatakan akan semakin
mempererat kerja sama dan memberikan dukungan kepada
Indonesia dalam meningkatkan pembangunan ekonominya,
khususnya di sektor finansial berbasis syariah, setelah Indonesia
keluar dari Dana Moneter Internasional. IDB sebagai
international financing institution seperti halnya Asean
Development Bank atau World Bank sebagai bank
pembangunan yang berfungsi untuk mendorong dan membiayai
proyek pembangunan negara-negara. Perbedaan IDB dan ADB
terletak pada landasan dan falsafahnya. IDB menganut islamic
finance, sedangkan ADB conventional finance.
Peran IDB di Indonesia secara umum dapat
digolongkan menjadi dua, yakni:
1) Diarahkan untuk proyek pembangunan seperti infrastruktur,
universitas dan lain sebagainya.
2) Ditujukan untuk mendorong perkembangan islamic
finance di Indonesia. IDB akan mendukung Indonesia
dalam mengembangkan sistem finansial syariah, yang
merupakan sistem yang sangat adil dengan akuntabilitas
yang sangat tinggi dan transparan.IDB akan memberikan
dukungan finansial untuk pembangunan proyek-proyek
guna meningkatkan pembangunan ekonomi dan sosial bagi
masyarakat Indonesia.Sudah banyak universitas yang
dibangun melalui pembiayaan IDB salah satunya IAIN.
Dari sektor pendidikan tersebut IDB secara tidak langsung
mendorong sumberdaya manusia syariah. Kegiatannya juga
melingkupi training, pemberian beasisiwa bagi warga yang
tertarik dengan ekonomi syariah.
Salah satu hambatan secara umum perkembangan
keuangan syariah adalah sdm disamping kemampuan bank
syariah itu sendiri untuk melakukan pebetrasi pasar. Faktor
SDM bisa dimaklumi karena keuangan syariah masih relatif
baru sehingga kehadirannya pada kurikulum pendidikan
masih terbatas. (dalam novie:2011)
2.3 Fungsi dan Tujuan Lembaga keuangan Internasional
1) Fungsi Lembaga Keuangan Internasional
Lembaga keuangan ini menyediakan jasa sebagai perantara antara
pemilik modal dan pasar utang yang bertanggung jawab dalam
penyaluran dana dari investor kepada perusahaan yang membutuhkan
dana tersebut. Kehadiran lembaga keuangan inilah yang memfasilitasi
arus peredaran uang dalam perekonomian, dimana uang dari individu
investor dikumpulkan dalam bentuk tabungan sehingga resiko dari para
investor beralih pada lembaga keuangan yang kemudian menyalurkan
dana tersebut dalam bentuk pinjaman utang kepada yang membutuhkan.
2) Tujuan Lembaga Keuangan Internasional
a. Membantu negara – negara asia khususnya dalam
mengkoordinasikan kebijakan dan rencana pembangunannya dengan
tujuan antara lain : menyehatkan perekonomian dan meningkatkan
ekspansi perdagangan luar negri.
b. Memanfaatkan sumber daya yang sedia dengan prioritas untuk
membangun negara – negara asia khususnya yang masih
terbelakang.
c. Memberikan bantuan teknis untuk menyiapkan, membiayai dan
melaksanakan berbagao program / proyek pembangunan termasuk
memformulasikannya usulan proyek
d. Melaksanakan berbagai kegiatan jasa sesuai tujuan Asian
Development Bank.
Pada awalnya pendirian ADB hanya beranggotakan 31 negara
dan saat ini berkembang menjadi 59 negara yang terdiri dari 43 negara
kawasan Asia dan 16 negara diluar Asia. Kantor pusat ADB
berkedudukan di Manila Philipina memiliki 22 kantor cabang /
perwakilan di beberapa negara Asia dan USA.

BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang sudah dijelaskan dari bab pendahuluan
sampai dengan isinya dapat diambil kesimpulan bahwa lembaga keuangan
internasional yang ada berfungsi untuk membantu masalah – masalah
keuangan yang terjadi pada beberapa Negara. Meskipun lembaga
keuangan internasional ada beberapa macam jenis, akan tetapi jika dilihat
dari tujuan dan fungsinya tiap-tiap lembaga keuangan tersebut berbeda
satu sama lain.
Lembaga keuangan internasional terdiri dari IMF, World Bank,
IDB dan ADB. Keempat lembaga keuangan ini memiliki tugas dan tujuan
membantu masalah finansial tiap-tiap Negara didunia. Akan tetapi,
masing-masing keempat lembaga ini berbeda cara dalam menangani
financial tiap-tiap Negara. Contohnya IMF membantu menstabilkan
masalah financial Negara dengan cara memberikan pinjaman kepada
Negara-negara yang miskin.

3.2 Saran
Semoga lembaga keuangan internasional selalu membantu
Indonesia meningkatkan sektor perekonomiannya sehingga Indonesia yang
merupakan negara berkembang berubah seperti menjadi negara maju
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

http://langitjinggadipelupukmatarumahmakalah.blogspot.co.id/2014/10/makalah-
lembaga-keuangan.html

https://id.scribd.com/doc/169318314/lembaga-keuangan-internasional

http://putriagustia.blogspot.co.id/2012/07/lembaga-keuangan-internasional.html

http://atika16.blogspot.co.id/2014/10/lembaga-keuangan-internasional.html

Anda mungkin juga menyukai