Anda di halaman 1dari 262

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN

FINANCIAL TECHNOLOGY DAN LEMBAGA KEUANGAN INTERNASIONAL

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2022
Fintech adalah sebuah inovasi pada industri jasa keuangan yang memanfaatkan penggunaan teknologi.
Produk fintech biasanya berupa suatu sistem yang dibangun guna menjalankan mekanisme transaksi
keuangan yang spesifik.
Fintech Lending/Peer-to-Peer Lending/Pinjaman Online adalah penyelenggaraan layanan jasa
keuangan untuk mempertemukan pemberi pinjaman/lender dengan penerima pinjaman/borrower dalam
rangka melakukan perjanjian pinjam meminjam dalam mata uang rupiah secara langsung melalui sistem
elektronik. Fintech lending juga disebut sebagai Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi
(LPMUBTI).
Sampai dengan 3 Januari 2022, total jumlah penyelenggara fintech peer-to-peer lending atau
fintech lending yang berizin di OJK adalah sebanyak 103 perusahaan. OJK mengimbau masyarakat
untuk menggunakan jasa penyelenggara fintech lending yang sudah terdaftar dan berizin dari OJK.
Fintech Lending terbatas pada inovasi jasa keuangan pada transaksi pinjam meminjam saja. Penyelenggara
fintech merupakan suatu badan hukum atau koperasi yang memiliki sistem untuk melaksanakan mekanisme
transaksi pinjam meminjam secara online, baik melalui aplikasi maupun laman website.

Pemberi pinjaman dan penerima pinjaman terlebih dahulu harus melakukan registrasi dan mengisi data diri
yang diperlukan sebelum dapat mengajukan pemberian pinjaman ataupun permohonan pinjaman.

Penyelenggara Fintech Lending harus mendapatkan tanda terdaftar sebelum menjalankan kegiatan
operasionalnya. Maksimal 1 (satu) tahun setelah mendapatkan tanda terdaftar, Penyelenggara wajib
mengajukan permohonan perizinan ke OJK. Keduanya dapat menjalankan kegiatan operasional sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

Penyelenggara berizin tidak memiliki masa kadaluwarsa atas tanda. Ada Beberapa Fintech ilegal OJK telah
melakukan koordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemenkominfo
RI) dan Satgas Waspada Investasi (SWI). Sejak awal 2018 hingga September 2019 sudah terdapat 1350
entitas fintech illegal yang telah diblokir oleh SWI.
1. Penggunanya adalah pemberi pinjaman dan penerima pinjaman.
2. Fintech Lending dapat memberikan penyaluran pendanaan yang cepat, (sebagian besar) tanpa
agunan, dan syarat/proses lebih mudah karena dapat dilakukan secara remote dengan
menggunakan smartphone.
3. Pemberi pinjaman adalah suatu individu atau badan hukum, lokal maupun asing, yang dapat
memenuhi kriteria untuk memberikan dananya untuk dipinjamkan kepada penerima pinjaman.
4. Penerima pinjaman adalah suatu individu (Warga Negara Indonesia) atau badan hukum lokal
yang dapat memenuhi kriteria untuk menerima dana dari pemberi pinjaman.
5. Pemberi pinjaman harus senantiasa membaca syarat dan ketentuan perjanjian yang disepakati.
6. Penerima pinjaman harus senantiasa membaca syarat dan ketentuan perjanjian yang
disepakati.
Pengguna harus memahami besaran biaya pinjaman (bunga) yang akan
ditanggung, serta mekanisme transaksi dari awal hingga pembayaran
kembali (repayment), dan ketentuan lainnya.

Ketentuan dari pinjaman online sebagai berikut:


1. Tenor pinjam 3-15 bulan
2. Nominal pinjaman 2 juta – 2 Miliar
3. Biaya administrasi 1% pokok pinjaman/tenor
4. Bunga
a. Bunga bulanan 1,5% - 2,95%

b. Bunga tahunan tertinggi 40%


Lembaga keuangan internasional adalah lembaga Worldbank adalah Intergovermental yang
keuangan yang telah ditetapkan oleh lebih dari satu mendasarkan pada pasar-pasar modal
negara, dan merupakan subyek hukum internasinal. didunia untuk sumber keuangannya.Peran
Pemiliknya atau pemegang saham umumnya pemerintah utama yang pertama kali dilakukan adalah
nasional, meski lain lembaga – lembaga internasional dan proses Rekonstruksi negara-negara
organisasi lain kadang – kadang sosok sebagai pemegang akibat PD II. Setelah itu konsentrasi
saham. kegiatannya untuk kegiatan pembangunan
di negara-negara yang membutuhkan

Di Indonesia lembaga keuangan ini dibagi ke dalam 2


kelompok, yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga
keuangan nonbank (asuransi, pegadaian, perusahaan
sekuritas, lembaga pembiayaan,dan lain-lain).
Fungsi Lembaga Keuangan Internasional
Lembaga keuangan ini menyediakan jasa sebagai perantara antara pemilik modal dan pasar utang yang
bertanggung jawab dalam penyaluran dana dari investor kepada perusahaan yang membutuhkan dana
tersebut. Kehadiran lembaga keuangan inilah yang memfasilitasi arus peredaran uang dalam perekonomian,
dimana uang dari individu investor dikumpulkan dalam bentuk tabungan sehingga resiko dari para investor
beralih pada lembaga keuangan yang kemudian menyalurkan dana tersebut dalam bentuk pinjaman utang
kepada yang membutuhkan.

Tujuan Lembaga Keuangan Internasional


1. Membantu negara – negara asia khususnya dalam mengkoordinasikan kebijakan dan rencana
pembangunannya dengan tujuan antara lain : menyehatkan perekonomian dan meningkatkan ekspansi
perdagangan luar negri.
2. Memanfaatkan sumber daya yang sedia dengan prioritas untuk membangun negara – negara asia
khususnya yang masih terbelakang.
3. Memberikan bantuan teknis untuk menyiapkan, membiayai dan melaksanakan berbagai program /
proyek pembangunan termasuk memformulasikannya usulan proyek.
• Bank Dunia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sebuah lembaga keuangan internasional
yang memberikan pinjaman leverage ke negara-negara berkembang untuk program modal.
• Bank Dunia memiliki tujuan untuk mengurangi kemiskinan. Pada awal Perang Dunia II ahli-ahli keuangan
dari gabungan beberapa negara, menganggap bahwa setelah perang dunia II akan membawa pengaruh akan
adanya kebutuhan atas peraturanperaturan mengenai kerja sama internasional untuk memecahkan masalah
dalam hal moneter dan permasalahan-permasalahan keuangan lainnya.
• Bank Dunia didirikan sebagai lembaga investasi International jenis baru untuk memberikan atau menjamin
kredit-kredit yang ditujukan untuk proyek-proyek rekonstruksi dan pertumbuhan yang produktif. Dana
untuk itu berasal dari modal Bank Dunia itu sendiri, yang terdiri dari kontribusi pemerintah negara-negara
asing dan melalui mobilisasi modal swasta. Modal saham Bank Dunia disusun sedemikian rupa sehingga
setiap resiko dalam melaksanakan kegiatannya dibebankan ke negara-negara asingnya dengan berdasarkan
kekuatan ekonomi mereka masing-masing.
• Semula sumber-sumber yang dimilki oleh Bank Dunia ditujukan untuk membantu proses rekonstruksi bagi
negara-negara yang menderita karena perang.
Tugas prinsip dari Bank Dunia saat ini adalah memberikan pinjaman untuk proyek-
proyek produktif demi pertumbuhan ekonomi di negara-negara sedang berkembang yang
menjadi anggotanya.
Pinjaman ini digunakan untuk industri pembangkit tenagan listrik, pembangunan jalan,
rel kereta api, pelabuhan-pelabuhan, pembangunan saluran pipa gas alam, telekomunikasi,
pertanian perindustrian, pengadaan air, pendidikan, dan dalam hal-hal tertentu ditujukan
untuk program pembangunan yang lebih umum termasuk import. Bank Dunia memilki dua
keanggotaan yaitu:
1. IFC (International Finance Corporation) yang memulai kegiatannya pada tahun 1956.
2. IDA (International Development Assosiation) yang memulai kegiatannya pada tahun
1960.
Keanggotaan Bank Dunia
Harus menjadi anggota IMF (International Monetary Fund), yang meliputi perjanjian untuk
mengamati peraturan praktek Keuangan International yang berlaku, disertai penjelasan mengenani
pokok-pokok informasi perekonomian demi kelayakan suatu negara dalam menerima bantuan.

Hubungan Antara Bank Dunia dan IMF


IMF merupakan badan perwakilan (Sister Agency) dari Bank Dunia, didirikan bersama-sama dengan
Bank Dunia. IMF menitikberatkan pada masalah moneter dan Bank Dunia menitikberatkan pada
pembangunan perekonomian. Namun tujuan utama dari IMF adalah meningkatkan kerja sama
moneter Internasional, mengembangkan ekspansi dan pertumbuhan yang seimbang dalam
perdagangan Internasional, meningkatkan stabilitas kurs, menurunkan restriksi kurs dan
memperbaiki ketidak seimbangan neraca pembayaran, membantu usaha untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi negara-negara anggotanya melalui pemberian pinjaman untuk proyek-proyek
pembangunan yang produktif.
Peran Bank Dunia bagi Dunia Internasional
Bank Dunia mendanai proyek-proyek di berbagai negara untuk mengembangkan beberapa hal, seperti
pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, pelayanan publik, pengentasan kemiskinan, hingga
lingkungan hidup. Bank Dunia seringkali memberikan bantuan dalam bentuk dua hal sekaligus, dana pinjaman
dan juga rekomendasi kebijakan, terutama terkait kebijakan keuangan atau yang berhubungan dengan proyek
yang didanai.

Negara-negara peminjam biasanya merupakan negara berkembang yang notabene-nya tergolong “miskin”,
apalagi jika dibandingkan dengan negara maju. Mereka membutuhkan suntikan modal untuk proyek-proyek di
berbagai bidang, meskipun biasanya berujung pada satu harapan, yaitu menggerakkan dan menggeliatkan roda
perekonomian. Dengan hal tersebut, mereka bisa mendongkrak keuangan dan pendapatan dalam negeri. Modal
inilah yang seringkali tidak bisa mereka dapatkan kecuali melalui lembaga-lembaga keuangan internasional.
Dalam konteks ini, Bank Dunia memberikan keuntungan bagi negara-negara peminjam karena biasanya
pinjaman yang diberikan tergolong berbunga rendah. Bergeraknya roda perekonomian merupakan sesuatu
yang sangat penting bagi suatu negara. Dengan roda perekonomian yang terus bergerak positif, negara-
negara dunia ketiga memiliki sedikit harapan untuk menyusul atau setidaknya menyamai perekonomian di
negara-negara maju.
Peran Bank Dunia Bagi Indonesia
Kebijakan politik pemerintahan Presiden Soekarno yang mendekat ke blok Uni Soviet menyulitkan Bank Dunia
yang memiliki paham berseberangan untuk mengambil peran lebih banyak bagi Indonesia. Oleh karena itu, Bank
Dunia baru mulai berperan sebagai lembaga pemberi pinjaman bagi Indonesia pada saat awal masa
pemerintahan Presiden Soeharto, yaitu sekitar tahun 1968.

Di masa-masa awal pemberian pinjaman, Indonesia masih dianggap sebagai negara yang memiliki nilai credit
worthiness yang rendah. Oleh karena itu, pinjaman yang diberikan oleh Bank Dunia pada saat itu menggunakan
skema IDA atau pinjaman tanpa bunga, kecualiadministrative fee ¾ persen per tahun dan jangka waktu
pembayaran 35 tahun dengan masa tenggang 10 tahun. Dana pinjaman pertama yang diberikan kepada
Indonesia adalah sebesar 5 juta dolar AS pada September 1968.

Pada masa-masa awal tersebut, dana pinjaman dari Bank Dunia digunakan untuk pembangunan di bidang
pertanian, perhubungan, perindustrian, tenaga listrik, dan pembangunan sosial. Pada tahun-tahun berikutnya,
Indonesia berhasil menunjukkan performa ekonomi yang memuaskan, dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi
sebesar 7 persen per tahun, jauh lebih besar dari rata-rata pertumbuhan ekonomi negara peminjam yang lain.
BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN
FINANCIAL TECHNOLOGY DAN LEMBAGA KEUANGAN INTERNASIONAL

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2022
Fintech adalah sebuah inovasi pada industri jasa keuangan yang memanfaatkan penggunaan teknologi.
Produk fintech biasanya berupa suatu sistem yang dibangun guna menjalankan mekanisme transaksi
keuangan yang spesifik.
Fintech Lending/Peer-to-Peer Lending/Pinjaman Online adalah penyelenggaraan layanan jasa
keuangan untuk mempertemukan pemberi pinjaman/lender dengan penerima pinjaman/borrower dalam
rangka melakukan perjanjian pinjam meminjam dalam mata uang rupiah secara langsung melalui sistem
elektronik. Fintech lending juga disebut sebagai Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi
(LPMUBTI).
Sampai dengan 3 Januari 2022, total jumlah penyelenggara fintech peer-to-peer lending atau
fintech lending yang berizin di OJK adalah sebanyak 103 perusahaan. OJK mengimbau masyarakat
untuk menggunakan jasa penyelenggara fintech lending yang sudah terdaftar dan berizin dari OJK.
1. Penggunanya adalah pemberi pinjaman dan penerima pinjaman.
2. Fintech Lending dapat memberikan penyaluran pendanaan yang cepat, (sebagian besar) tanpa
agunan, dan syarat/proses lebih mudah karena dapat dilakukan secara remote dengan
menggunakan smartphone.
3. Pemberi pinjaman adalah suatu individu atau badan hukum, lokal maupun asing, yang dapat
memenuhi kriteria untuk memberikan dananya untuk dipinjamkan kepada penerima pinjaman.
4. Penerima pinjaman adalah suatu individu (Warga Negara Indonesia) atau badan hukum lokal
yang dapat memenuhi kriteria untuk menerima dana dari pemberi pinjaman.
5. Pemberi pinjaman harus senantiasa membaca syarat dan ketentuan perjanjian yang disepakati.
6. Penerima pinjaman harus senantiasa membaca syarat dan ketentuan perjanjian yang
disepakati.
Pengguna harus memahami besaran biaya pinjaman (bunga) yang akan
ditanggung, serta mekanisme transaksi dari awal hingga pembayaran
kembali (repayment), dan ketentuan lainnya.

Ketentuan dari pinjaman online sebagai berikut:


1. Tenor pinjam 3-15 bulan
2. Nominal pinjaman 2 juta – 2 Miliar
3. Biaya administrasi 1% pokok pinjaman/tenor
4. Bunga
a. Bunga bulanan 1,5% - 2,95%

b. Bunga tahunan tertinggi 40%


Jika Ibu Ana mendapat Kredit dari Pinjaman Online (Pinjol) dari Perusahaan Pinjol sebesar Rp 3.000.000
dengan jangka waktu 1 tahun dan bunga 2,95% perbulan atau pertahun 35,40% dan biaya Administasi 1%.
Berapakah besar angsuran per bulan yang harus dibayar jika perhitungan angsuran dengan sistem flat

Pokok Pinjaman : Rp. 3.000.000,-


Biaya Admin : Rp. 30.000, – (Biaya Administrasi 1%)
Total yang didapatkan :Rp. 2. 970.000

Cara Menghitung
Pokok : Rp. 3.000.000 : 12 = Rp. 250.000,-
Bunga : Rp. 3.000.000 x 2,95% = Rp. 88.500,- +
Total Angsuran = Rp. 338.500,-
Lembaga keuangan internasional adalah lembaga Worldbank adalah Intergovermental yang
keuangan yang telah ditetapkan oleh lebih dari satu mendasarkan pada pasar-pasar modal
negara, dan merupakan subyek hukum internasinal. didunia untuk sumber keuangannya.Peran
Pemiliknya atau pemegang saham umumnya pemerintah utama yang pertama kali dilakukan adalah
nasional, meski lain lembaga – lembaga internasional dan proses Rekonstruksi negara-negara
organisasi lain kadang – kadang sosok sebagai pemegang akibat PD II. Setelah itu konsentrasi
saham. kegiatannya untuk kegiatan pembangunan
di negara-negara yang membutuhkan

Di Indonesia lembaga keuangan ini dibagi ke dalam 2


kelompok, yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga
keuangan nonbank (asuransi, pegadaian, perusahaan
sekuritas, lembaga pembiayaan,dan lain-lain).
Fungsi Lembaga Keuangan Internasional
Lembaga keuangan ini menyediakan jasa sebagai perantara antara pemilik modal dan pasar utang yang
bertanggung jawab dalam penyaluran dana dari investor kepada perusahaan yang membutuhkan dana
tersebut. Kehadiran lembaga keuangan inilah yang memfasilitasi arus peredaran uang dalam perekonomian,
dimana uang dari individu investor dikumpulkan dalam bentuk tabungan sehingga resiko dari para investor
beralih pada lembaga keuangan yang kemudian menyalurkan dana tersebut dalam bentuk pinjaman utang
kepada yang membutuhkan.

Tujuan Lembaga Keuangan Internasional


1. Membantu negara – negara asia khususnya dalam mengkoordinasikan kebijakan dan rencana
pembangunannya dengan tujuan antara lain : menyehatkan perekonomian dan meningkatkan ekspansi
perdagangan luar negri.
2. Memanfaatkan sumber daya yang sedia dengan prioritas untuk membangun negara – negara asia
khususnya yang masih terbelakang.
3. Memberikan bantuan teknis untuk menyiapkan, membiayai dan melaksanakan berbagai program /
proyek pembangunan termasuk memformulasikannya usulan proyek.
Tugas prinsip dari Bank Dunia saat ini adalah memberikan pinjaman untuk proyek-
proyek produktif demi pertumbuhan ekonomi di negara-negara sedang berkembang yang
menjadi anggotanya.
Pinjaman ini digunakan untuk industri pembangkit tenagan listrik, pembangunan jalan,
rel kereta api, pelabuhan-pelabuhan, pembangunan saluran pipa gas alam, telekomunikasi,
pertanian perindustrian, pengadaan air, pendidikan, dan dalam hal-hal tertentu ditujukan
untuk program pembangunan yang lebih umum termasuk import. Bank Dunia memilki dua
keanggotaan yaitu:
1. IFC (International Finance Corporation) yang memulai kegiatannya pada tahun 1956.
2. IDA (International Development Assosiation) yang memulai kegiatannya pada tahun
1960.
Keanggotaan Bank Dunia
Harus menjadi anggota IMF (International Monetary Fund), yang meliputi perjanjian untuk
mengamati peraturan praktek Keuangan International yang berlaku, disertai penjelasan mengenani
pokok-pokok informasi perekonomian demi kelayakan suatu negara dalam menerima bantuan.

Hubungan Antara Bank Dunia dan IMF


IMF merupakan badan perwakilan (Sister Agency) dari Bank Dunia, didirikan bersama-sama dengan
Bank Dunia. IMF menitikberatkan pada masalah moneter dan Bank Dunia menitikberatkan pada
pembangunan perekonomian. Namun tujuan utama dari IMF adalah meningkatkan kerja sama
moneter Internasional, mengembangkan ekspansi dan pertumbuhan yang seimbang dalam
perdagangan Internasional, meningkatkan stabilitas kurs, menurunkan restriksi kurs dan
memperbaiki ketidak seimbangan neraca pembayaran, membantu usaha untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi negara-negara anggotanya melalui pemberian pinjaman untuk proyek-proyek
pembangunan yang produktif.
BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN
JASA BANK LAINNYA

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2022
Tujuan pemberian jasa-jasa bank ini untuk mendukung dan memperlancar kegiatan
menghimpun dana dan menyalurkan dana.

Keuntungan pokok perbankan didapat dari selisih bunga simpanan dengan


bunga kredit spread based Bank juga memperoleh keuntungan dari
transaksi yang diberikan dalam jasa-jasa bank lainnya fee based. Bentuk
keuntungan dari jasa-jasa bank ini, biaya administrasi, biaya kirim, biaya
tagih, biaya provisi, biaya sewa, biaya iuran, dan lainnya
Kiriman uang (transfer)
Kliring (clearing)
Inkaso (collection)
Safe Deposit Box (SDB)
Bank Card
Bank Notes
Travellers Cheque
Letter of Credit (L/C)
Bank Garansi dan Referensi Bank
Memberikan jasa-jasa di Pasar Modal
Menerima setoran-setoran: pembayaran listrik, telepon, air, pajak, dan lainnya
Melakukan pembayaran: gaji, pensiun, bonus, dividen, dan lainnya
Sarana yang digunakan dalam jasa transfer tergantung kemauan nasabah.
Sarana yang dipilih akan memperngaruhi kecepatan pengiriman dan besarnya biaya pengiriman.
Sarana yang biasa digunakan adalah:
Surat, Telepon, Faksimile, On line komputer, dan lainnya

KEUNTUNGAN
Bagi nasabah :
Pengiriman uang lebih cepat
Aman sampai tujuan
Pengiriman dapat dilakukan lewat telepon melalui pembebanan rekening
Prosedur mudah dan murah
Bagi Bank akan memperoleh:
Biaya kirim, Biaya provisi dan komisi, Pelayanan kepada nasabah
Kliring (Clearing) merupakan jasa penyelesaian utang piutang antar bank dengan cara saling
menyerahkan warkat-warkat yang akan dikliringkan dilembaga kliring (Penagihan warkat
seperti cek atau BG yang berasal dari dalam kota)

Tujuan dilaksanakan kliring oleh Bank Indonesia :


Untuk memajukan dan memperlancar lalu lintas pembayaran giral
Agar perhitungan penyelesaian utang piutang dapat dilaksanakan lebih mudah, aman dan
efisien.

Warkat-warkat yang dapat dikliring/diselesaikan dilembaga kliring adalah warkat yg berasal


dari dalam kota sperti : Cek, Giro Bilyet (BG), Wesel Bank, Surat bukti penerimaan transfer
dari luar kota, Lalu lintas Giral (LLG)/nota kredit.
Inkaso merupakan jasa bank untuk menagihkan warkat-warkat yang berasal dari luar
kota atau luar negeri. Sebagai contoh apabila kita memperoleh selembar cek yang
diterbitkan oleh bank di kota Bandung, maka cek tersebut dapat dicairkan di Jakarta
melalui jasa inkaso. Warkat-warkat yang dapat diinkasokan yang berasal dari luar
kota atau luar negeri seperti: Cek, BG, Wesel, Kuitansi, Surat Aksep, Deviden, Kupon,
Money order, dan surat berharga lainnya.

Proses penyelesaian inkaso yang dilakukan oleh bank dibagi ke dalam dua bagian yaitu:
Inkaso berdokumen, dimana surat-surat yang diinkasokan disertai oleh dokumen tang
newakili surat/barang tersebut
Inkaso tidak berdokumen, surat yang diinkasokan tidak mewakili dokumen yang
mewakili surat/barang tersebut.
Penyelesaian inkaso keluar negeri merupakan penagihan warkat keluar negeri dan
merupakan proses inkaso keluar, sedangkan penerimaan warkat dari luar negeri
merupakan inkaso masuk dari luar negeri.
Menyewakan kepada nasabah yang berkepentingan untuk menyimpan dokumen atau benda-benda berharga
miliknya seperti: sertifikat deposito, sertifikat tanah, saham, obligasi, surat perjanjian, akte kelahiran,
surat nikah, ijazah, paspor, dan surat/dokumen lainnya.

Dapat digunakan untuk menyimpan benda-benda berharga seperti: Emas, mutiara, berlian, intan, permata,
dan benda yang dianggap berharga lainnya. Keuntungan bagi bank dengan membuka jasa SDB kepada
masyarakat adalah sbb: biaya sewa, uang setoran jaminan yang mengendap, pelayanan nasabah

Keuntungan bagi nasabah pemegang SDB:


Menjamin kerahasiaan barang-barang yang disimpan, karena pihak bank tidak perlu tahu isi SDB selama
tidak melanggar aturan yang telah ditentukan sebelumnya. Keamanan dokumen juga terjamin, hal ini
disebabkan:Peralatan keamanan canggih SDB terbuat dari baja tahan api Terdapat dua buah anak kunci
dimana SDB hanya dapat dibuka dengan kedua kunci tersebut yang masing-masing dipegang oleh bank dan
nasabahTidak dapat dibuka oleh salah satu pihak, apakah nasabah pemegang SDB maupun bank

Biaya yang dikenalkan kepada nasabah yang menyewa SDB ada dua macam yaitu:Biaya sewa yang besarnya
tergantung ukuran box yang diinginkan serta jangka waktu sewa. Biaya sewa biasanya dibayar per tahun.
Setoran jaminan, meruapakan biaya pengganti, apabila kunci yang dipegang oleh nasabah hilang dan box
harus dibongkar. Akan tetapi, jika tidak terjadi masalah, maka apabila SDB tidak diperpanjang setoran
jaminan dapat diambil kembali.
“Kartu Plastik” yang dikeluarkan oleh bank yang diberikan kepada nasabahnya untuk dapat
dipergunakan sebagai alat pembayaran di tempat-tempat tertentu seperti : supermarket,
pasar swalayan, hotel, restoran, tempat hiburan, dsb. Kartu ini juga dapat berfungsi sebagai
ATM/kartu dapat diuangkan.

Cara kerja kartu ini dimulai dari nasabah mengajukan permohonan sebagai pemegang kartu
dengan memenuhi segala peraturan yang ada
• Bank anak menerbitkan kartu bila “disetujui” dan diserahkan ke nasabah
• Dengan kartu ini pemegang kartu berbelanja di suatu tempat dengan bukti pembayaranPihak
pedagang akan menagihkan ke bank dan bank akan bayar sesuai perjanjian
• Bank akan menagih ke pemegang kartu berdasarkan bukti pembelian dengan disertai suku
bunga
• Pemegang kartu akan membayar sejumlah nominal yang tertera sampai batas waktu yang
ditentukan.
Bank notes merupakan uang kartal yang dilekuarkan dan diterbitkan oleh bank di luar negeri.
Bakn notes dikenal dengan istilah “devisa tunai”.
Pengelompokan bank notes berdasarkan kategori sbb:
• Bank notes mudah diperjualbelikan
• Nilai tukar terkendali/stabil
• Frekuensi penjualan sering terjadi
• Dan pertimbangan lainnya

Alasan bank tidak menerima penjualan dan pembelian bank notes yaitu:
• Kondisi bank notes cacat/rusak
• Tergolong dalam valuta lemah
• Tidak memiliki persediaan
• Diragukan keabasahannya
• Contoh bank notes kuat: USD, SGD, GBP, AUD. DEM, YPN, HKD.
• Sedangkan bank notes yang lemah: ITL, NLG, FRF, CAD, NZD, MYR,THB
Travellers Cheque dikenal dengan nama cek wisata atau cek perjalanan yang biasa digunakan
oleh mereka yang hendak berpergian atau sering dibawa turis. Travellers Cheque diterbitkan
dalam pecahan-pecahan tertentu seperti halnya uang kartal dan diterbitkan dalam mata uang
rupiah dan mata uang asing.
Keuntungan serta manfaat penggunaan
- Memberikan kemudahan berbelanja,
- Mengurangi risiko kehilangan uang
- Memberikan rasa percaya diri, karena si pemakai Travellers Cheque dilayani secara prima
- Dapat dijadikan cedera mata ataupun hadiah buat teman, kolega atau nasabah
- Biasanya untuk pembelian Travellers Cheque, tidak dikenakan biaya, begitu pula pada saat
pencairannya, namun hal ini sangat tergantung kepada bank yang menerbitkan.
Salah satu jasa bank yang diberikan kepada masyarakat untuk memperlancar arus barang (ekspor – impor) termasuk
barang dalam negeri (antarpulau). Kegunaan LC adalah untuk menampung dan menyelesaikan kesulitan-kesulitan dari pihak
pembeli (importir) maupun penjual (eksportir) dalam transaksi dagangannya.

Jenis-jenis L/C antara lain:


a. Revocable L/C Merupakan L/C yang setiap saat dapat dibatalkan atau diubah secara sepihak oleh bank pembuka
(opening bank) tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada benefeciary.
b. Irrevocable L/C yaitu L/C yang tidak dapat dibatalkan atau diubah tanpa persetujuan dari semua pihak yang terlibat.
c. Sight L/C Merupakan L/C yang syarat pembayarannya langsung pada saat dokumen diajukan oleh eksportir kepada
advise bankd.
d. Usance L/Cmerupakan L/C yang pembayarannya baru dilakukan dengan tenggang waktu tertentu, misal satu bulan
dari pengapalan barang atau satu bulan setelah penunjukan dokumene.
e. Restricted L/CMerupakan L/C yang pembayarannya atau penerusan L/C hanya dibatasi kepada bank-bank tertentu
saja yang namanya tercantum dalam L/C
f. Unresticted L/C L/C yang membebaskan negosiasi dokumen di bank manapun
g. Red clause L/C Merupakan L/C dinama bank pembuka L/C memberikan kuasa kepada bank pembayar untuk membayar
uang muka kepada benefeciary sebagian tertentu atau seluruh nilai L/C sebelum benefeciary menyerahkan dokumen
h. Transferable L/C Merupakan L/C yang memberikan kepada benefeciary untuk memindahkan sebagian atau seluruh
nilai L/C kepada satu, atau beberapa pihak lainnya.
i. Revolving L/C L/C yang penggunaannya dapat dilakukan secara berulang-ulang

Dokumen dalam proses penyelesaian L/C meliputi:Bill of lading (B/L) atau konosemenB/L berfungsi sebagai:Bukti tanda pengirimanBukti
kontrak pengangkutan dan penyerahan barangBukti pemilikan atau dokumen pemilikan barangDraft (Wesel)Faktur (invoice)AsuransiDaftar
pengepakan (packing list)Certificate of originCerticate of inspectionDan lain-lain
Bank Garansi yaitu jaminan pembayaran yang diberikan oleh bank kepada suatu pihak, baik
perorangan, perusahaan atau badan/lembaga lainnya dalam bentuk surat perjanjian.Didalam
pemberian fasilitas bank garansi ada tiga pihak yang terlibat yaitu: Pihak penjamin (bank)
Pihak terjamin (nasabah) Pihak penerima jaminan (pihak ketiga)

Tujuan pemberian bank garansi oleh bank kepada pihak penerima jaminan atau yang
dijaminkan adalah:
• Memberi bantuan fasilitas dan kemudahan dalam memperlancar transaksi nasabah
• Bagi pemegang jaminan bank garansi adalah untuk memberikan keyakinan bahwa
pemegang jaminan tidak akan menderita kerugian bila pihak yang dijaminkan melalaikan
kewajibannya, karena pemegang akan mendapatkan ganti rugi dari pihak perbankan.
• Menumbuhkan rasa saling percaya antara pemberi jaminan, yang dijaminkan dan yang
menerima jaminan
• Memberikan rasa aman dan ketentraman dalam berusaha baik, bagi bank maupun bagi
pihak lainnya.
• Bagi bank di samping keuntungan yang di atas juga akan memperoleh keuntungan dari
biaya-biaya yang harus dibayar nasabah serta jaminan lawan yang diberikan.
Bank Garansi untuk penanguhan bea masuk => diberikan kepada kantor bea cukai untuk kepentingan pemilik
barang guna penangguhan pembayaran bea masuk atau barang yang dikeluarkan oleh pelabuhan.Bank garansi
untuk pita cukai tembakau => diberikan kepada kantor bea cukai untuk kepentingan yang dijamin (pengusaha
pabrik rokok) guna penangguhan pembayaran pita cukai tembakau atau rokok yang akan dikeluarkan dari
pabrik untuk peredaran.
Bank garansi untuk tender dalam negeri =>diberikan kepada baowheer (yang memberik pekerjaan) untuk
kepentingan kontraktor/leveransir yang akan mengikuti tender.

Bank Garansi => diberikan kepada bouwheer untuk kepentingan kontraktor guna menjamin pelaksanaan
pekerjaan yang diterima bouwheer.
Bank garansi untuk uang muka pekerjaan => diberikan kepada bouwheer untuk kepentingan kontraktor untuk
menerima pembayaran uang muka dari yang memberikan pekerjaan.
Bank garansi untuk tender luar negeri => diberikan untuk kepentingan kontraktor yang akan mengikuti tender
pemborong yang manaa bouwheer adalah pihak luar negeri

Bank garansi untuk perdagangan => diberikan kepada agen atau dealer perdagangan atau depot-depot
perdagangan. Bank garansi untuk penyerahan barang => diberikan kepada nasabah yang akan melakukan
penyerahan barang, baik yang dibiayai oleh bank ataupun tidak Bank garansi untuk mendapatkan keterangan
pemasukan barang =>diberikan untuk pengeluaran barang yang L/C nya belum dibayar penuh oleh importir.
Memberikan jasa-jasa di Pasar Modal
Jasa bank yang diberikan dalam rangka mendukung kelancaran
transaksi di pasar modal antara lain: Penjamin emisi
(underwriter)Penjamin (guarantor)Wali amanat (trustee)Perantara
perdagangan efek/pialang (broker)Pedagang efek (dealer)
Perusahaan pengelola dana (investment company)

Menerima setoran-setoran
Setoran atau pembayaran yang biasa diterima oleh bank antara lain:
Pembayaran Listrik, Pembayaran telepon, Pembayaran pajak,
Pembayaran uang kuliah, Pembayaran rekening air, Setoran ONH

Melakukan Pembayaran
Gaji, Pensiun, Bonus, Hadiah, Deviden
BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN
SIMULASI BANK MINI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2022
Mini Bank merupakan teaching factory, yang digunakan untuk fungsi pembelajaran. Dalam
Praktikum Perbankan yang berlangsung di Mini Bank mahasiswa belajar mengenai hal
praktis dalam keseharian pelayanan perbankan, mulai dari Teller, Customer Service,
Supervisor, dan Back Office
Menurut Kasmir (2007) Customer Service adalah setiap kegiatan yang diperuntukkan atau
ditujukan untuk memberikan kepuasan nasabah melalui pelayanan yang diberikan seseorang.

nti dari tugas dari Customer Service adalah melayani nasabah secara baik.

Pelayanan prima yang diberikan untuk mendengar keluhan serta masalah yang dialami oleh
nasabah. Tidak hanya mendengar saja, diwajibkan bahwa seorang Customer Service harus
mampu memberikan solusi atau mencari jalan keluar untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapi oleh nasabah.

Seorang Customer Service memegang peranan sangat penting disamping memberikan


pelayanan juga sebagai pembina hubungan dengan masyarakat atau public relation
Menurut Kasmir (2007) dalam buku Etika Customer Service, peranan
Customer Service secara umum:
1. Mempertahankan nasabah lama agar tetap setia menjadi nasabah bank
kita melalui pembinaan hubungan yang lebih akrab dengan nasabah.
2. Berusaha untuk mendapatkan nasabah baru, melalui berbagai
pendekatan. Misal dengan meyakinkan melalui produk-produk yang ada.
Menurut Kasmir (2007) dalam buku Etika Customer Service, Fungsi Customer Service secara
umum:
1. Sebagai Receptionist : Seorang Customer Service berfungsi sebagai penerima tamu yang
datang, baik nasabah baru maupun nasabah lama.
2. Sebagai Deskman : Seorang Customer Service berfungsi sebagai orang yang melayani
berbagai macam aplikasi yang diajukan nasabah atau calon nasabah.
3. Sebagai Salesman : Customer Service berfungsi sebagai orang yang menjual produk
perbankan sekaligus sebagai pelaksana cross selling
4. Sebagai Customer Relation : Berfungsi sebagai orang yang dapat membina hubungan baik
dengan seluruh nasabah, termasuk merayu atau membujuk agar nasabah tetap bertahan
dan tidak lari dari bank yang bersangkutan apabila menghadapi masalah.
5. Sebagai Komunikator : Customer Service berfungsi sebagai orang yang menghubungi
nasabah dan memberikan informasi tentang segala sesuatu yang ada hubungannya antara
bank dengan nasabah.
Sikap melayani nasabah yang dilakukan oleh Customer Service harus dilakukan secara prima.
Karena hati yang senang sangat mempengaruhi pelayanan prima yang diberikan oleh Customer
Service kepada nasabah. Jika sikap yang ditimbulkan baik, maka nasabah juga semakin betah
dengan bank tersebut.
Menurut (Kasmir, 2008) membagi nasabah dalam tiga tipe, yaitu :
1. Nasabah baru, artinya nasabah ini baru pertama kali datang ke perusahaan. Kedatangan
nasabah ini biasa saja hanya untuk sekedar memperoleh informasi atau sudah mau
melakukan transaksi.
2. Nasabah biasa (sekunder), artinya nasabah yang sudah pernah berhubungan dengan kita
namun tidak rutin. Jadi kedatangannya sudah untuk melakukan transaksi. Hanya saja
frekuensi transaksi dan kedatangannya belum terlalu sering.
3. Nasabah utama (primer), artinya nasabah yang sudah sering berhubungan dengan kita.
Pelanggan atau nasabah primer selalu menjadikan kita nomor satu dalam berhubungan.
Pelanggan ini tidak perlu diragukan lagi loyalitasnya dan sikap kita terhadap mereka harus
selalu dipupuk.
Menurut Kasmir (2007) dalam buku Etika Customer Service, Fungsi Customer Service secara
umum:
1. Sebagai Receptionist : Seorang Customer Service berfungsi sebagai penerima tamu yang
datang, baik nasabah baru maupun nasabah lama.
2. Sebagai Deskman : Seorang Customer Service berfungsi sebagai orang yang melayani
berbagai macam aplikasi yang diajukan nasabah atau calon nasabah.
3. Sebagai Salesman : Customer Service berfungsi sebagai orang yang menjual produk
perbankan sekaligus sebagai pelaksana cross selling
4. Sebagai Customer Relation : Berfungsi sebagai orang yang dapat membina hubungan baik
dengan seluruh nasabah, termasuk merayu atau membujuk agar nasabah tetap bertahan
dan tidak lari dari bank yang bersangkutan apabila menghadapi masalah.
5. Sebagai Komunikator : Customer Service berfungsi sebagai orang yang menghubungi
nasabah dan memberikan informasi tentang segala sesuatu yang ada hubungannya antara
bank dengan nasabah.
Berikut ini dasar-dasar pelayanan yang harus dipahami tersebut yaitu sebagai berikut :
1. Berpakaian dan berpakaian bersih
2. Percaya diri, bersikap akrab dan penuh dengan senyum
3. Menyapa dengan lembut dan berusaha menyebutkan nama, jika kenal
4. Tenang, sopan, hormat serta tekun mendengarkan setiap pembicaraan
5. Berbicara dengan bahasa yang baik dan benar
6. Bergairah dalam melayani nasabah dan tunjukkan kemampuannya
7. Jangan menyela dan memotong pembicaraan
8. Mampu meyakini nasabah serta memberikan kepuasan
9. Jika tidak sanggup menangani permasalahan yang ada, minta bantuan
10. Bila belum dapat melayani, beritahukan kapan akan dilayani
Berikut beberapa etika bisnis yang perlu diketahui oleh seorang Customer Service :
1. Menjaga sikap tubuh Hindari : Menggaruk-garuk kepala, menggigit kuku, menekuk-nekuk ibu
jari, berpangku tangan, melipat tangan, menggigit bibir, duduk membungkuk, berdiri
membungkuk, berjalan dengan menyeret sepatu.
2. Berjabat tangan : Gunakan tangan kanan, genggam selama 3-5 detik, senyum dan kontak
mata, ucapkan nama anda/selamat datang/kabar.
3. Menerima tamu : Berdiri saat tamu datang, sapa, senyum, dan kontak mata, tanyakan dengan
sopan apakah ia telah memiliki janji, jika anda orang yang dituju maka persilahkan duduk,
perkenalkan diri anda.
4. Menunjuk sesuatu : Menggunakan kelima jari dengan telapak tangan terbuka, menggunakan
ujung pena untuk menunjukkan brosur atau formulir.
5. Sikap berdiri : Berdiri dengan kaki ke depan lurus di muka dan kaki belakang membuat sudut
45 derajat, berdiri dengan tegap dan biarkan lengan dan lutut tetap santai.
Berikut beberapa etika bisnis yang perlu diketahui oleh seorang Customer Service :
1. Menjaga sikap tubuh Hindari : Menggaruk-garuk kepala, menggigit kuku, menekuk-nekuk ibu
jari, berpangku tangan, melipat tangan, menggigit bibir, duduk membungkuk, berdiri
membungkuk, berjalan dengan menyeret sepatu.
2. Berjabat tangan : Gunakan tangan kanan, genggam selama 3-5 detik, senyum dan kontak
mata, ucapkan nama anda/selamat datang/kabar.
3. Menerima tamu : Berdiri saat tamu datang, sapa, senyum, dan kontak mata, tanyakan dengan
sopan apakah ia telah memiliki janji, jika anda orang yang dituju maka persilahkan duduk,
perkenalkan diri anda.
4. Menunjuk sesuatu : Menggunakan kelima jari dengan telapak tangan terbuka, menggunakan
ujung pena untuk menunjukkan brosur atau formulir.
5. Sikap berdiri : Berdiri dengan kaki ke depan lurus di muka dan kaki belakang membuat sudut
45 derajat, berdiri dengan tegap dan biarkan lengan dan lutut tetap santai.
1. Komunikasi : Kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik saat bekerja dengan pelanggan
adalah skills utama yang harus dimiliki oleh customer service. Pasalnya, miskomunikasi bisa membuat
pelanggan kecewa dan frustasi terhadap pelayanan yang kamu berikan.
2. Pengetahuan tentang produk : Customer Service yang sukses memiliki pengetahuan yang mendalam
tentang cara kerja produk atau layanan perusahaan mereka. Tanpa mengetahui dengan dalam mengenai
produk dan layanan milik perusahaan, maka kamu tentu akan kesulitan saat membantu pelanggan yang
mengalami masalah.
3. Time management : Customer service yang sukses harus tahu cara memecahkan masalah pelanggan
dengan cara yang efisien. Karena itu diperlukan kemampuan mengelola waktu dengan baik. Saat memiliki
kemampuan ini, kamu pun bisa mengenali saat dimana kamu tidak dapat membantu pelanggan sehingga kamu
bisa mengarahkan pelanggan ke pihak lain yang dapat membantu.
4. Persuasi : Terkadang Customer Service juga harus berhadapan di situasi dimana kamu harus menawarkan
produk atau layanan pada pelanggan. Dalam situasi ini dibutuhkan kemampuan persuasi yang baik agar kamu
dapat meyakinkan pelanggan bahwa produk perusahaan kamu layak dibeli.
5. Empati : Seorang Customer Service juga harus memiliki kemampuan untuk berempati. Kemampuan ini
dibutuhkan agar kamu bisa memahami perasaan dan kebutuhan pelanggan dengan tepat sehingga kamu pun
bisa menyusun pesan dan respon yang sesuai atas masalah mereka.
Teller adalah karyawan bank yang bertanggung jawab terhadap lalu lintas uang tunai
maupun non tunai. Teller disebut juga kuasa kas terbatas karena dalam jumlah uang
terbatas karyawan bank tersebut dapat bertindak secara langsung untuk melakukan
transaksi.

Menurut Ikatan Bankir Indonesia, (2014) Teller adalah petugas Bank yang bekerja
di front liner banking hall dan melakukan transaksi langsung dengan nasabah dalam
bentuk penerimaan/penarikan baik berupa transaksi tunai/non tunai dan melakukan
pembukuan ke dalam sistem Bank
Dalam penetapan sistem teller terdapat beberapa jenis teller sebagai
berikut:
1. Corporate Teller : Teller yang hanya melaksanakan pembayaran kepada dan menerima setoran dari
nasabah perusahaan.
2. Individual Account Teller: Jenis teller ini adalah teller yang hanya melaksanakan pembayaran kepada
dan menerima setoran dari nasabah perorangan.
3. Non Cash Teller : teller yang hanya melaksanakan penerimaan setoran nontunai.
4. Foreign Exchange Teller : Teller yang hanya melaksanakan pembayaran dan menerima setoran tunai
valuta asing.
5. Local Currency Teller : Teller yang melaksanakan pembayaran dan penerimaan setoran tunai dalam mata
uang negara setempat.
6. Express Teller : Express teller merupakan teller yang hanya melaksanakan pembayaran tunai di bawah
nilai nominal tertentu. Dalam hal ini rekening giro nasabah secara otomatis dianggap cukup untuk meliput
cek yang bersangkutan.
7. Mixed Transaction Teller : Teller yang melaksanakan segala macam jenis transaksi.
8. Special Teller : Teller yang hanya melaksanakan pembayaran dan penerimaan setoran dengan nilai
nominal yang sangat besar
Tugas dan tanggung jawab teller adalah sebagai berikut:
1. Menjalankan segala peraturan atau ketentuan dan prosedur yang telah digariskan oleh manajemen bank
atau Bank Indonesia.
2. Memonitor kegiatan pelayanan kas dan menjamin arus kerja dan arus dokumen.
3. Menjaga mutu pelayanan tetap tinggi.
4. Menerima modal awal untuk membuka transaksi dari kepala operasional.
5. Menghitung jumlah modal awal.
6. Meneliti dan melegalisir hasil - hasil kerja rutin kegiatan kas sebelum diajukan ke bagian akuntansi.
7. Memelihara alat likuiditas bank dan memberikan laporan kepada manajer.
8. Menghitung penerimaan atau pembayaran tunai dari atau kepada nasabah secara terperinci berdasarkan
surat berharga yang berlaku.
9. Melakukan pencatatan dalam buku tentang hal-hal yang menyangkut kegiatan kas .
1. Hard skill : merupakan keahlian yang terlihat. Untuk bekerja di posisi ini, kamu mesti punya
beberapa keahlian seperti hitung cepat, serta kemampuan berbahasa asing (Inggris) baik
verbal maupun non verbal yang baik. Karena nanti pasti akan menemui nasabah yang merupakan
Warga Negara Asing. Sehingga agar tidak mengecewakan dan membuat citra buruk Bank, perlu
punya keahlian ini.
2. Soft skill Kemudian masalah soft skill yang perlu dimiliki oleh seorang pegawai Teller Bank
adalah :
a. Ramah dan Sopan : Karena nanti akan berhadapan dengan nasabah setiap harinya, maka perlu
punya sikap yang ramah dan sopan kepada orang lain karena ini juga berdampak pada citra
Bank itu sendiri
b. Komunikasi : Dalam hal komunikasi, Teller Bank harus punya kemampuan yang baik. Bisa
berbicara dengan jelas dan tidak membuat nasabah menjadi bingung. Karena ketika nanti
menjelaskan kepada nasabah, perlu komunikasi yang baik
c. Sabar dan ulet : Seorang Teller Bank harus sabar dan mempunyai keuletan atas ketelitian
yang tinggi, karena nanti akan berhadapan dengan uang yang jumlah tidak sedikit sehinggi
perlu teliti. Dan jangan sampai mudah emosi, harus sabar
1. Mengenal nasabah : Nasabah adalah bagian vital dunia perbankan karena itu wajib hukumnya bagi
kita sebagai karyawan untuk memberikan yang terbaik kepada mereka. Agar kita dapat memberikan
pelayanan yang prima, kita harus mengenal karakteristik mereka dengan baik. Tipe-tipe nasabah
bermacam-macam, beberapa diantaranya dapat disebut seperti tipe pemimpin, tipe pembujuk, tipe
penyabar, tipe pendiam, tipe hati-hati, dan tipe bebas, masing-masing tipe ini harus dekat dengan
metode yang berbeda sesuai dengan tipe yang nasabah tersebut miliki.
2. Mengetahui kemauan nasabah : Sebagai karyawan bank Teller harus memahami sebenarnya apa saja
kemauan nasabah. Teller harus berprinsip bahwa calon nasabah yang datang akan menjadi nasabah
setia pada Bank. Tunjukka kepadanya bahwa bank adalah bank yang dapat memenuhi keinginannya
sehingga tidak mudah berpaling kepada bank lain
3. Menginformasikan produk-produk bank : Menjadi kewajiban karyawan bank untuk selalu
memperkenalkan produk-produk miliknya kepada nasabahnya. Setiap bank biasanya gencar
mempromosikan dirinya, apalagi kalau ada produk terbaru. Promosi dilakukan dimana saja, tujuannya
agar masyarakat lebih cepat mengenal sehingga diharapkan mereka legih tertarik untuk membeli
produknya.
4. Tidak memaksakan kehendak : Dalam melayani nasabah Teller harus menghindari kesan memaksakan
kehendak. Teller bukan pedagang kaki lima yang suka menarik-narik tangan konsumen atau membujuk
dengan setengah memaksa orang untuk membeli barang dagangan. Karna karyawan Bank harus
memiliki etika tinggi dalam memberikan pelayanan kepada nasabah
5. Luwes dalam melayani : Bersikap luwes merupakan salah satu etika pergaulan yang harus Teller
pahami dengan betul. Sebagai karyawan Teller harus mampu bersikap luwes dalam melayani nasabah.
Itulah pentingnya kenapa harus mengenal karakteristik nasabah dengan baik disamping mengetahui
apa saja keinginan nasabah. Kalau kita bersikap luwes dalam melayani nasabah, nasabah akan merasa
senang dan membutuhkan keakraban antara Teller dengan nasabah
6. Melayani sampai tuntas : Nasabah bisa diibaratkan air bagi ikan. Ikan tidak mungkin bisa bertahan
hidup tanpa air. Sebagai karyawan bank Teller harus menjaga agar ‘air’ itu selalu jernih sehingga
memungkinkan bagi ‘ikan’ untuk berkembang biak dengan sebaik-baiknya. Teller harus bisa
meningkatkan volumenya sehingga Teller bisa lebih leluasa untuk bergerak.
7. Menjamin rahasia nasabah : Menjadi kewajiban pihak perbankan untuk menjaga kerahasian
nasabahnya. Kerahasianan ini akan menjamin rasa aman nasabah menyimpan uangnya dan
menggunakannya tanpa merasa takut mendapat ancaman dari pihak lain. Bank harus mampu
meyakinkan nasabahnya bahwa uangnya terjamin dan aman dari intervensi pihak manapun.
8. Melayani dengan wajah ceria dan senyum : Sebagi karyawan bank yang punyak nilai plus dibanding
institusi dan instansi lain , Teller mestinya memahami betul apa itu politik senyum. Seyum bagi
karyawan bank menjadi wajib hukumnya, dalam arti hilangnya senyum akan mengurangi respek publik
kepadanya. Senyum adalah segala-galanya. Itulah kenapa karywan bank harus memiliki bukan saja
kecerdasan intelektual tetapi juga mengimbanginya dengan kecerdasan emosional. Apaun yang
terjadi Teller harus tetap mampu menampilkan wajag ceria dan selalu senyum main kepada nasabah
9. Tidak berperasangka negatif : Selalu berpikir positif merupakan dasar-dasar bagi keryawan bank
dalam melayani nasabahnya. Berpikir positif akan meningkatkan kualitas kemitraan dengan nasabah,
sebaliknya jika pikiran negaif yang dikedepankan akibatnya sunggu datal. Karyawan bank yang masih
suka berpikir negatif kepada nasabahnya berati belum memahami etika profesionalnya dengan baik.
Sama sekali tidak ada manfaat bagi karyawan bank untuk berperasangka buru kepada nasabah atau
rekan kerja yang lain.
10. Tekun mendengarkan keluhan nasabah : Dengan berprinsip berusaha memberi pelayanan yang baik,
maka Teller dituntut untuk bisa bersikap sabar menghadapi keluahan nasabah. Walaupun Teller selau
berusaha semaksimal mungkin, namun tidak selalu pelayanan yang Teller berikan memuaskan mereka.
Dalam hal ini Teller harus bersikap hatihati mungkin apa yang Teller lakukan setidaknya tidak
mengecewakan nasabah.
11. Mengucapkan terima kasih : Disamping beberapa etika yang kita kemukakan di atas, terakhir tapi tak
kala pentingnya adalah kebiasaan mengucapkan terimakasih. Teller jangan merasa berat untuk
mengucapkan terimakasih kepada mereka meskipun mereka bukan nasabah yang potensial. Kehadiran
nasabah di bank Teller sudah merupakan keuntungan tersendiri meskipun nasabah datang tidak
membawa uang. Ucapan terimakasih dengan wajah ceria dan senyum manis merupakan jurus memikat
yang ampuh bagi untuk menaklukan hati nasabah
Satuan pengamanan (Satpam)
Tugas satuan pengamanan (satpam) dalam memberikan pelayanan sangat
mempengaruhi kualitas pelayanan perusahaan secara keseluruhan. Satpam yang
bertugas melindungi seluruh asset perusahaan juga berkewajiban melindungi
keamanan nasabah.
Sarana dan Prasarana
Kenyamanan ruangan, peralatan (untuk bank kita kenal dengan nama banking hall),
tempat ibadah, toilet, parker, Automatic Teller Machine (ATM) untuk nasabah,
kualitas produk, ragam produk, isi, kemasan, harga, promosi.
Pengertian pelayanan prima diartikan sebagai layanan yang memberikan keramahan
dan kejelasan yang benar-benar jelas. Layanan prima memang tak lepas dari yang
namanya kepuasan pelanggan. Jadi secara umum ini berarti pelayanan yang akan
memberikan kepuasan dan kenyamanan bagi pelanggan

Pelayanan Prima berarti memelihara dan mempertahankan nasabah kita dan


menambah nasabah baru. Banyak aspek yang dapat memberikan kepuasan dan bukan
hanya sekedar memberikan yang terbaik. Tetapi hubungan yang berkesinambungan
antar Bank dan nasabah belum diperhatikan dengan baik. Pelayanan perima bukan
hanya sekedar memberikan suatu layanan, hal ini memerlukan pelayanan ekstra dan
sesuai dengan harapan nasabah yang mengharapkan pilihan, langkah, sikap dalam
berhubungan dengan nasabah yang tepat
Pengertian pelayanan prima diartikan sebagai layanan yang memberikan keramahan
dan kejelasan yang benar-benar jelas. Layanan prima memang tak lepas dari yang
namanya kepuasan pelanggan. Jadi secara umum ini berarti pelayanan yang akan
memberikan kepuasan dan kenyamanan bagi pelanggan

Pelayanan Prima berarti memelihara dan mempertahankan nasabah kita dan


menambah nasabah baru. Banyak aspek yang dapat memberikan kepuasan dan bukan
hanya sekedar memberikan yang terbaik. Tetapi hubungan yang berkesinambungan
antar Bank dan nasabah belum diperhatikan dengan baik. Pelayanan perima bukan
hanya sekedar memberikan suatu layanan, hal ini memerlukan pelayanan ekstra dan
sesuai dengan harapan nasabah yang mengharapkan pilihan, langkah, sikap dalam
berhubungan dengan nasabah yang tepat
a. Meningkatkan citra prusahaan : Berawal dari tingkat persaingan yang semakin tajam diantara
para pesaing. Maka perusahaan harus meningkatkan pelayanan terhadap nasabah dengan cara
mengadakan pendidikan mengenai pelayanan prima
b. Merupakan promosi bagi Bank : Dengan memberikan pelayan perima kepada nasabah dan
merasa terpuaskan kebutuhan, maka nasabah akan menceritakan kepada orang lain.
Penyampaian informasi ini merupakan promosi yang gratis
c. Menciptakan kesan pertama yang baik : Apabila kita terbiasa dengan pelayanan prima yang
kita berikan pada setiap nasabah, terutama calom nasabah akan mendapat kesan pertama
yang lebih mendalam, karena pelayanan yang kita berikan sesuai dengan kebutuhan yang
diinginkan
d. Meningkatkan daya saing perusahaan : Semakin tajam persaingan, biasanya perusahaan akan
berlomba-lomba memberikan yang terbaik.
e. Meningkatkan laba dalam jangka panjang : Pelayanan prima yang telah diberikan kepada para
nasabah dan calon nasabah yang bersinambungan. Artinya nasabah akan menjadi loyal
sehingga memberikan keuntungan bagi perusahaan dalam jangka panjang. Keuntungan jangka
panjang tersebut akan memberikan posisi perusahaan semakin kuat dalam persaingan mencari
nasabah.
Buatlah Kelompok Maksimal 4 orang untuk praktikum yang akan datang
1. Customer Service
2. Teller Service
3. Satpam
4. Nasabah
Praktikum yang akan datang akan memperagakan mengenai simulasi bank mini, dan tiap kelompok
setelah praktikum berlangsung membuat video mengenai simulasi bank mini
Dikumpulkan 1 minggu yang akan datang
BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN
PERKREDITAN

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2022
Pengertian kredit menurut Undang-Undang perbankan nomor 10 tahun 1998 adalah Penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam
meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah
jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

1. Dilihat dari segi kegunaan


a. Kredit Investasi
Biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek / pabrik baru atau untuk keperluan
rehabilitasi. Masa pemakaiannya untuk suatu periode yang relatif lebih lama. Contoh kredit investasi untuk
membangun pabrik atau membeli mesin – mesin.

b. Kredit Modal Kerja


Untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Contoh kredit modal kerja diberikan untuk membeli
bahan baku.
2. Dilihat dari segi tujuan kredit

a. Kredit Produktif
Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan
barang dan jasa. Sebagai contoh kredit untuk membangun pabrik yang nantinya akan menghasilkan barang.

b. Kredit konsumtif
Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang
dihasilkan, karena memang digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha. Contoh kredit untuk perumahan.

c. Kredit perdagangan
Kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan
dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada supplier atau agen – agen
perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah besar. Contoh kredit ekspor dan impor.
3. Dilihat dari segi jangka waktu

a. Kredit jangka pendek


Kredit yang memiliki jangka waktukurang dari 1 tahun atau paling laa 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan
modal kerja. Contoh untuk peternakan misalnya kredit peternakan ayam.

b. Kredit jangka menengah


Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun, biasanya untuk investasi. Contoh kredit untuk
pertanian seperti jeruk.

c. Kredit jangka panjang


Kredit yang masa pengembaliannya paling panjang. Kredit jangka panjang waktu pengembaliannya di atas 3 tahun atau
5 tahun. Biasanya kredit ini untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet.
4. Dilihat dari segi jaminan

a. Kredit dengan jaminan


Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud
atau jaminan orang. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon
debitur.

b. Kredit tanpa jaminan


Kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek
usaha dan karakter serta loyalitas atau nama baik si calon debitur selama ini.
5. Dilihat dari segi sector usaha

a. Kredit pertanian merupakan kredit yang dibiayai untuk sector perkebunan atau pertanian rakyat. Sektor usaha
pertanian dapat berupa jangka pendek atau jangka panjang.
b. Kredit peternakan, dalam hal ini untuk jangka pendek misalnya peternakan ayam dan jangka panjang kambing atau
sapi.
c. Kredit industri yaitu kredit untuk membiayai industri kecil, menengah atau besar.
d. Kredit pertambangan, jenis usaha tambang yang dibiayainya biasanya dalam jangka panjang seperti tambang emas.
e. Kredit pendidikan merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau
dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa.
f. Kredit profesi diberikan kepada para profesional seperti dosen, dokter atau pengacara.
g. Kredit perumahan yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan
h. Dan sector – sector lainnya
Proses pemberian kredit merupakan rangkaian tahapan yang bersifat terintegrasi secara end to end yang
harus dilalui dimulai dengan insisasi kedit, evaluasi, persetujuan, monitoring,
dan penyelesaian kedit bermasalah
1. Character
Meyakini watak, kemauan/ willingness to pay pemohon untuk membayar kewajiban kepada Bank,
dilakukan dengan cara sebagai berikut:

 Pengecekan Identitas Pemohon


Nama, alamat usaha, alamat rumah, tempat usaha, nomor telepon, Struktur kepengurusan, pemilik modal,
dan sata Sistem Layanan Informasi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (SLIK OJK) pemohon atau pengurus
 Wawancara
Pemohon atau pihak lain (kerabat, keluarga, karyawan, suplier, tetangga dan lain-lain) saat On the Spot
(OTS) mengenai:
Karakter : gaya hidup boros, kawin cerai, penyakit kronis, kebiasaan buruk yang bertentangan dengan moral
agama seperti penjudi dan lain-lain.
Manajemen : reputasi bisnis, relationship, dengan mitra usaha dan lain-lain
Penilaian kooperatf atau tidaknya pemohon dalam memberikan data/informasi
2. Capacity

 Pengalaman Usaha
Lama usaha berjalan, pengalaman pemohon/pengurus di bidang usaha, Curiculum vitae

 Proyeksi Usaha dan Keuangan


Proyeksi pendapatan/keuangan, proyeksi usaha, kemampuan manajemen, pemasaran dan teknis.

 Repayment Capacity
Proyeksi pendapatan dapat mengcover seluruh kewajiban kredit di Bank maupun angsuran kepada pihak
lainnya.
3. Capital
Kondisi asset dan kekayaan yang dimiliki dalam menjalankan usaha
 Analisa Keuangan
Laporan Laba Rugi dan Neraca Keuangan, Rasio-rasio keuangan, dan Struktur Modal
 Kecukupan Modal (Networth)
Networth : selisih totalaktiva dengan total kewajiban
Debt Service Ratio : 50% pendapatan bersih
Self financing

4. Condition of Economy
Analisi terhadap situasi dan kondisi politik, sosial ekonomi, budaya yang mempengaruhi keadaan
perekonomian pada suatu saat yang dapat mempengaruhi kelancaran usaha.

5.Collateral
 Jenis agunan
Jenis agunan pokok dan tambahan
 Penilaian agunan
Nilai jual kembali agunan
Kelayakan agunan
Perbankan dalam menyalurkan kreditnya kepada masyarak menggunakan prinsip kehati-hatian agar
terhindar dari risiko kredit yaitu kredit masalah atau pun macet. Oleh karena ini dalam penyaluran
kreditnya perbankan melakukan analisis yang mendalam mengenai pengajuan kredit dari masyarakat.
Adapun anlisis yang dilakukan sebagai berikut:
1. Aspek Legalitas
 Identitas
 Ijin Usaha
 Agunan
2. Aspek Manajemen
 Pengalaman
 Organisasi
 Sistem Layanan Informasi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (SLIK OJK) dan Daftar Hitam Nasabah (DHN)
 Trade Checking
 Community Checking
3. Aspek Teknis Produksi
 Kepemilikan Tempat Usaha
 Pola Usaha
 Kapasitas Produksi
 Kontinuitas Bahan Baku
 Trade Cheking Supplier
4. Aspek Pemasaran
 Kondisi Persaingan & Strategi
 Ketergantungan terhadap Buyer pembeli
 Trade Checking Buyer
Adapun perhitungan dalam analisis kuantitatif sebagai berikut :

1. Analisis Laporan Keuangan


- Rugi Laba
- Neraca
- Perubahan Modal
- Arus Kas
- Rasio
- Analisa vertikal & horizontal
2. Sales Analysis
Pengetahuan bidang usaha nasabah debitur
3. Repayment
Menunjukkan kemampuan nasabah dalam memenuhi kewajiban pinjaman (rasio antara
source of funds dengan usage of funds)
1. Aspek Legalitas
- AO mengetahui legalitas yang wajib dimiliki serta kesesuaian legalitas dengan bidang usaha nasabah
2. Aspek Manajemen
- AO mengetahui Karakter dan Pengalama Debitur
3. Aspek Teknis Produksi
- AO mengetahui pola usaha debitur untuk setiap bidang usaha
4. Aspek Pemasaran
- AO mengetahui kemampuan usaha debitur dalam memasarkan barang/jasa
B. ANALISIS LAPORAN
KEUANGAN BANK

(TERLAMPIR)
B. Analisis Laporan Keuangan
Merupakan alat analisis keuangan untuk menilai kinerja suatu usaha/perusahaan berdasarkan
perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan (Neraca, Laporan
Laba/Rugi, Laporan Aliran Kas).
1. Rasio Likuiditas
- Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek melalui aktiva
lancar yang dimiliki
- Rasio likuiditas yang harus diperhatikan adalah Quick Ratio, karena aktiva lancar
yang cepat diubah menjasi kas tanpa memperhitungkan persedian barang dagang
2. Rasio Profitabilitas
- Untuk mengukur tingkat efisiensi usaha/perusahaan dalam menghasilkan laba untuk
setiap penjualan yang dilakukan
- Rasio profitabilitas yang wajib diperhatikan adalah Net Profit Margim
(perbandingan total laba bersih dengan total pendapatan perusahaan)
3. Rasio Solvabilitas
- Besarnya aktiva yang didanai hutang(besar beban hutang yang ditanggung
dibandingkan dengan aktiva)
- Rasio solvabilitas yang wajib diperhatikan adalah Debt Service Coverage,
menunjukkan kemmpuan perusahaan untuk memenuhi beban tetapnya dengan
memasukkan unsur pembayaran bunga atau cicilan pokok pinjaman
4. Rasio Aktivitas
- Menilai efisiensi atau efektivitas perusahaan dalam pemanfaatan semua sumber daya
atau asset (aktiva) yang dimiliki
- Rasio aktivitas yang harus diperhatikan adalah Trade Cycle yang menggambarkan
siklus usaha

 Rasio yang digunakan dalam menganalisi kredit, sebagai berikut:

a. Liquidity Ratio
Harta Lancar
Current Ratio = -------------------- x 100 %
Hutang Lancar

Harta Lancar - Persediaan


Quick Ratio = --------------------------------x100%
Hutang Lancar

Kas & Bank


Cash Ratio = ---------------------- x 100 %
Hutang Lancar
b. Activity Ratio
Inventory Persediaan
To Working Capital = ---------------------------- x 100 %
Modal Kerja Netto
c. Leverage Ratio
Total Hutang
Debt To Equity = -------------------- x 100 %
Modal

Current Liabilities Hutang Lancar


To Net Worth = ---------------------- x 100 %
Modal
d. Profitability Ratio
Laba Operasional
Net Operating Margin = -------------------------- x 100 %
Penjualan Netto

Laba Operasional
Return On Invesment = --------------------------- x 100 %
Total Aktiva

Laba bersih
Return On Equity = -------------------------- x 100 %
Total Modal

Laba Operasional
Sales Margin = -------------------------- x 100 %
Penjualan
Contoh Soal :
Pak Andi mengajukan Kredit Modal Kerja pada Bank Naya sebesar Rp.
200.000.000 dengan Neraca dan Laba Rugi sebagai berikut:

A. Analisa laporan keungan (Rp)


AKTIVA
PASSIVA

31-Des-20 31-Des-20

Aktiva Lancar Hutang Jangka Pendek 155.000.000


180.000.000

Kas & Bank Hutang Bank 5.000.000


15.000.000

Piutang Usaha Hutang Usaha 150.000.000


30.000.000

Pendapatan di Bayar Dimuka Hutang Pajak -


10.000.000

Persediaan Barang Dagangan


125.000.000
- -

Aktiva Tetap Hutang Jangka Panjang -


515.000.000

Nilai Perolehan Tanah dan Bangunan Hutang Kepada Pihak Lain -


420.000.000
NIlai Perolehan Kendaraan

Ertiga 2014 Modal 540.000.000


95.000.000
Modal Awal 100.000.000

Laba Ditahan 276.398.487


Laba (Rugi) Tahun
163.601.513
Berjalan

Total Aktiva Total Passiva 695.000.000


695.000.000

(Rp)
AKTIVA
PASSIVA

30 Sept 2021 30 Sept 2021

Aktiva Lancar 266.340.076 Hutang Jangka Pendek 188.000.000


Kas & Bank 1.340.076 Hutang Bank 3.000.000

Piutang Usaha 175.000.000 Hutang Usaha 185.000.000

Pendapatan di Bayar Dimuka - Hutang Pajak -

Persediaan Barang Dagangan 90.000.000

- -

Aktiva Tetap 420.000.000 Hutang Jangka Panjang -

Nilai Perolehan Tanah dan Bangunan 420.000.000 Hutang Kepada Pihak Lain -

NIlai Perolehan Kendaraan


Ertiga 2014 995.000.000 Modal 498.340.076

- Modal Awal 100.000.000

Laba Ditahan 272.552.101


Laba (Rugi) Tahun
125.787.975
Berjalan

Total Aktiva 686.340.076 Total Passiva 686.340.076

B. Analisa Laba / Rugi


(Rp)

URAIAN 31 Desember '2020 30 September 2021

A. Pendapatan Usaha 793.338.378 605.293.251

B. Harga Pokok Produksi 555.336.865 423.705.276

C. Laba Kotor (A - B) 238.001.513 181.587.975


Total Penghasilan Kotor 238.001.513 181.587.975

D Beban Umum & Adm (Listrik, Air) 14.400.000 10.800.000

E Internet 9.000.000 8.250.000

E Beban Gaji Karyawan 24.000.000 18.000.000

F ATK - -

G Biaya Hidup Keluarga 36.000.000 27.000.000

Laba 163.601.513 125.787.975

J. Pajak Penghasilan - -

K. Laba Bersih 163.601.513 125.787.975

L. Laba Bersih per Bulan (EAT) 13.633.459 13.976.442


Jawaban

Rasio 31-12-2020 31-12-2020


Liquidity Ratio
Current Ratio 116,13% 141,67%
Quick Ratio 35,48% 52,13%
Cash Ratio 116,13% 141,67%
Activity Ratio
Inventory Working Capital 23,15% 18,06%
Leverage Ratio
Debt To Equity 28,70% 37,73%
Current Liabilities To Net Worth 28,70% 37,73%
Profitability Ratio
Net Operating Margin 20,62% 20,78%
Return On Invesment 23,54% 18,33%
Return On Equity 30,30% 25,24%
Sales Margin 20,62% 20,78%
BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2022
1. Jumingan
Jumingan mendefinisikan working capital sebagai jumlah aktiva lancar atau harta pada neraca perusahaan.
Sementara, konsep modal bersih merujuk pada pengurangan harta lancar atau aset dengan utang atau
pasiva lancar. Dari sini dapat diketahui berapa besar modal bersih dan modal kotor sebuah bisnis.

2. Kasmir
Kasmir memandang working capital sebagai dana yang dipakai untuk melaksanakan kegiatan operasional
perusahaan. Modal ini mewakili besarnya modal yang ditanam di perusahaan dengan bentuk aktiva lancar
atau jangka pendek. Contoh modal kerja yang dimaksud antara lain kas, surat berharga, deposito, dan
piutang.

3.Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston


Menurut Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston, working capital merupakan hasil penjumlahan aktiva/harta
lancar. Namun, status aktiva lancar tersebut sebagai modal kerja kotor sehingga definisi ini bersifat
kuantitatif lantaran penggunaan total dana tersebut ditujukan untuk operasi jangka pendek. Brigham dan
Houston juga menegaskan ketersediaan modal perusahan ditentukan oleh kas, persediaan, piutang, dan
sekuritas yang dimiliki.
1. Perusahaan akan terlindungi jika mempunyai modal cukup, terutama saat terjadi krisis yang
menyebabkan adanya penurunan nilai harta lancar.
2. Perusahaan bisa memberikan pelayanan lebih baik, lancar, dan cepat kepada pelanggan dengan dukungan
modal yang cukup.
3. dapat melunasi seluruh kewajiban sesuai tenggat waktu yang diberikan pihak ketiga, seperti utang dan
pinjaman bank
4. Perusahaan bebas menyediakan kredit bagi konsumen dengan cara menguntungkan dan mudah.
5. Kondisi keuangan perusahaan yang relatif stabil menunjang efektivitas dan efisiensi aktivitas internal
dan eksternal perusahaan.
6. Modal yang cukup bisa menutupi kerugian perusahaan tanpa mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan
secara umum.
7. Perusahaan mampu memenuhi hak pekerja terkait gaji, tunjangan, hingga asuransi keselamatan kerja.
Working capital atau modal kerja adalah uang yang digunakan perusahaan untuk membiayai
operasional sehari-hari.
Merupakan satu ukuran likuiditas perusahaan dan merepresentasikan jumlah uang tunai yang
perusahaan hasilkan dalam jangka pendek dan tersedia untuk membayar liabilitas lancar.

Sumber model jangka pendek dan panjang


Pada jangka pendek terutama mencakup kredit dagang seperti utang tagihan, wesel bayar, bank
overdraft, kredit tunai, pinjaman jangka pendek, dan pinjaman antar perusahaan.
Sumber jangka panjangnya adalah laba ditahan, provisi untuk depresiasi, modal saham, pinjaman
jangka panjang dan surat utang.
PT Aman Sejahtera pada tahun 2022 merencanakan menjual produknya senilai Rp. 75.000.000.000.
Perusahaan bekerja sebulan rata-rata 30 (tiga puluh hari). Berapa besar kebutuhan modal-kerja PT
Aman Sejahtera pada tahun 2022 ?
Laporan Posisi Keuangan PT Aman Sejahtera
Per 31 Desember 2021
Dalam ribu rupiah
Laba Rugi PT Aman Sejahtera
Per 31 Desember 2021
Dalam ribu rupiah
Jawaban :

Perputaran Kas = Penjualan


Kas
= 60.000.000
461.538
= 130 kali
Perputaran Piutang = Penjualan
Piutang
= 60.000.000
1.900.000
= 31 kali
Perputaran Persedian = Harga Pokok Penjualan
Persedian
= 41.400.000
2.300.000
= 18 kali
Setelah perputaran dari setiap unsurnya di ketahui, selanjutnya di hitung periode terikatnya unsur
modal kerjanya, dan hasilnya dijumlahkan menjadi periode terikatnya modal kerja (diasumsikan 1
tahun = 360 hari).

Periode terikatnya modal kerjanya adalah sebagai berikut:


Kas = 360 : 130 = 3 hari
Piutang = 360 : 31 = 12 hari
Persediaan = 360 : 18 = 20 hari
Jumlah 35 hari

Dengan demikian periode terikatnya modal kerjanya secara keseluruhan adalah 35 hari, sehingga
perputaran unsur modal kerjanya adalah 360 : 35 x 1 hari = 10 kali.

Apabila pada tahun 2007 perusahaan diperkirakan akan mampu menjual produknya seharga

Apabila pada tahun 2007 perusahaan diperkirakan akan mampu menjual produknya seharga
Rp. 75.000.000.000 maka kebutuhan modal kerjanya:

= Rp 75.000.000.000
10
= Rp 7.500.000.000.
2. Setelah menghitung kebutuhan Modal Kerja maka menetukan kredit yang akan di berikan oleh perbankan.

Asumsi : Kredit yang diberikan oleh perbankan 70%-80% dari kebutuhan modal kerja

Kebutuhan Modal Kerja : Rp. 7.500.000.000,-


Kredit Perbankan 70% : Rp.5.250.000.000,-
Dana Sendiri (Self Financing) 30% : Rp.2.250.000.000,-

3. Menghitung Angsuran Kredit perbulan (dengan jangka waktu kredit 1 tahun)


Kredit : Rp. 5.250.000.000
Bunga : 9%
Jangka Waktu : 12 bulan

Hitung Angsuran secara Flat, Efektif dan Anuitas (KMK pada perbankan biasanya menggunakan perhitungan
efektif)

Jawaban :
Flat : Rp. 476.875.000
Efektif : Rp. 459.120.000
Anuitas : Rp. 476.875.000

Adapun perhitungan angsuran dijelaskan pada slide selanjutnya


3. Pinjaman dengan Angsuran

Pinjaman dg Angsuran  fasilitas kredit yang pengembaliannya


dilakukan dg cara diangsur

Contohnya : Kredit konsumtif, Kredit Karyawan, KTA, KPR


Perhitungan bunga pinjaman dapat dilakukan dengan :
1. Annuitas  Perhitungan angsuran kredit terdiri dari angsuran
pokok dan bunga dibayar secara bulanan dan dihitung pada saat
pertama kali mendapat kredit
2. Flat  Perhitungan kredit dg angsuran, dimana pembayaran pokok
pinjaman bersama denga bunganya secara bulanan yg dihitung pada
saat pertama kali mendapat kredit sebesar pokok pinjaman dibagi
dengan jangka waktu kredit ditambah dg jumlah kredit dikalikan dg
suku bunga kemudian dibagi 12 bulan
3. Efektif  sama dengan annuitas yang berbeda cara
perhitungannya
Rumus Perhitungan Angsuran
1. Annuitas
Cr : Kredit/Plafond
i : tingkat bunga per tahun
A = (1+i)n X Cr x i n : jangka waktu
(1+i)n - 1 12 A : Angsuran per bulan

2. Flat
Cr : Kredit/Plafond
i : Bunga flat per tahun
A = Cr + Cr x i n : Jangka waktu
A : Angsuran per bulan
12 x n 12

3. Efektif
Cr : Kredit/Plafond
i : Bunga efektif t per tahun
A = (1+i/12)n.12 X Cr x i n : Jangka waktu
(1+i/12)n.12 - 1 12 A : Angsuran per bulan
PT Sentosa mengajukan KMK ke Bank Toyib sebesar Rp 120.000.000 dengan jangka waktu
kredit selama 36 bulan untuk membiayai hutang dagang kepada supplier. Data keuangan PT
Sentosa yang diperoleh adalah laba bersih Rp 65.838.000 dalam satu tahun, beban
penyusutan Rp 3.500.000/th, suku bunga kredit 14% p.a dan kebijakan RPC Bank Toyib
75%
Diminta :
1. Tentukan nilai RPC
2. Tentukan Jumlah Kredit

Diketahui
Ajuan kredit = Rp 120.000.000
Jangka waktu (n) = 36 bulan
Laba Bersih = Rp 65.838.000/th  Rp
5.486.500/bln
Penyusutan = Rp 3.500.000/th  Rp
291.667/bln
Suku Bunga (r) = 14% p.a.  1,17% per bulan
RPC = Maks 75%
1. Menghitung nilai RPC
RPC = Maks 75% x (Laba Bersih + Penyusutan – Biaya
Pribadi/Prive/Deviden)

RPC = 75% (Rp 5.486.500 + Rp 291.667 – Rp 0)


= Rp 4.333.625/bulan
2. Menghitung Jumlah Kredit

Jumlah Kredit = Rp 126.725.073


Penyaluran dana dalam bank konvensional, kita kenal dengan istilah kredit atau pinjaman.
Sedangkan dalam Bank Syariah untuk penyaluran dananya kita kenal dengan istilah
pembiayaan. Prinsip bagi hasil dalam Bank Syariah yang diterapkan dalam pembiayaan dapat
dilakukan dalam empat akad utama yaitu :
Penyaluran dana dalam bank konvensional, kita kenal dengan istilah kredit atau pinjaman.
Sedangkan dalam Bank Syariah untuk penyaluran dananya kita kenal dengan istilah
pembiayaan. Prinsip bagi hasil dalam Bank Syariah yang diterapkan dalam pembiayaan dapat
dilakukan dalam empat akad utama yaitu :

a. Al – Musyarakah
Al – Musyarakah merupakan akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk melakukan
usaha tertentu. Masing – masing pihak memberikan dana atau amal dengan kesepakatan
bahwa keuntungan atau risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.

Dalam praktik perbankan Al – Musyarakah diaplikasikan dalam hal pembiayaan proyek.


Nasabah yang dibiayai dengan bank sama – sama menyediakan dana untuk melaksanakan
proyek tersebut. Keuntungan dari proyek dibagi sesuai dengan kesepakatan untuk bank
setelah terlebih dahulu mengembalikan dana yang dipakai nasabah. Al – Musyarakah dapat
pula dilakukan untuk kegiatan investasi seperti pada lembaga keuangan modal ventura.
Contoh kasus untuk prinsip al – musyarakah adalah sebagai berikut :
Tn. Robidi hendak melakukan suatu usaha, tetapi kekurangan modal. Modal yang dibutuhkan sebesar
Rp 40.000.000,- sedangkan modal yang dimilikinya hanya tersedia Rp 20.000.000,-. Ini berarti Tn.
Robidi kekurangan dana sebesar Rp 20.000.000,-. Untuk menutupi kekurangan dana tersebut Tn.
Robidi meminta bantuan Bank Syariah Toboali dan disetujui. Dengan demikian, modal untuk usaha
atau proyek sebesar Rp 40.000.000,- dipenuhi oleh Tn. Robidi 50% dan Bank Syariah Toboali 50%.
Jika pada akhirnya proyek tersebut memberikan keuntungan sebesar Rp 15.000.000,- maka
pembagian hasil keuntungan adalah 50 ; 50, artinya 50% untuk Bank Syariah Toboali (Rp 7.500.000)
50% untuk Tn. Robidi (Rp 7.500.000). Dengan catatan pada akhir suatu usaha Tn. Robidi tetap akan
mengembalikan uang sebesar Rp 20.000.000,- ditambah Rp 7.500.000,- untuk keuntungan Bank
Syariah Toboali dari bagi hasil.
Contoh kasus untuk prinsip al – musyarakah adalah sebagai berikut :
Tn. Robidi hendak melakukan suatu usaha, tetapi kekurangan modal. Modal yang dibutuhkan sebesar
Rp 40.000.000,- sedangkan modal yang dimilikinya hanya tersedia Rp 20.000.000,-. Ini berarti Tn.
Robidi kekurangan dana sebesar Rp 20.000.000,-. Untuk menutupi kekurangan dana tersebut Tn.
Robidi meminta bantuan Bank Syariah Toboali dan disetujui. Dengan demikian, modal untuk usaha
atau proyek sebesar Rp 40.000.000,- dipenuhi oleh Tn. Robidi 50% dan Bank Syariah Toboali 50%.
Jika pada akhirnya proyek tersebut memberikan keuntungan sebesar Rp 15.000.000,- maka
pembagian hasil keuntungan adalah 50 ; 50, artinya 50% untuk Bank Syariah Toboali (Rp 7.500.000)
50% untuk Tn. Robidi (Rp 7.500.000). Dengan catatan pada akhir suatu usaha Tn. Robidi tetap akan
mengembalikan uang sebesar Rp 20.000.000,- ditambah Rp 7.500.000,- untuk keuntungan Bank
Syariah Toboali dari bagi hasil.
b. Al – Mudharabah
Al – Mudharabah merupakan akad kerja sama antara dua pihak, dimana pihak pertama menyediakan
seluruh modal dan pihak lain menjadi pengelola. Keuntungan dibagi menurut kesepakatan yang
dituangkan dalam kontrak. Apabila rugi, maka akan ditanggung pemilik modal selama kerugian itu bukan
akibat dari kelalaian si pengelola. Apabila kerugian diakibatkan kelalaian pengelola, maka si pengelola
yang bertanggung jawab.

Dalam praktiknya mudharabah terbagi dalam dua jenis yaitu mudharabah muthlaqah dan mudharabah
muqayyah. Pengertian mudharabah muthlaqah merupakan kerja sama antara pihak pertama dan pihak
lain yang cakupannya lebih luas. Maksudnya tidak dibatasi oleh waktu, spesifikasi usaha dan daerah
bisnis. Sedangkan mudharabah muqayyah merupakan kebalikan dari mudharabah muthlaqah di mana
pihak lain dibatasi oleh waktu, spesifikasi usaha dan daerah bisnis.

Dalam dunia perbankan al – mudharabah biasanya diaplikasikan pada produk pembiayaan atau pendanaan
seperti pembiayaan modal kerja. Dana untuk kegiatan mudharabah diambil dari simpanan tabungan
berjangka seperti tabungan haji atau tabungan kurban. Dana juga dapat dilakukan dari deposito biasa
dan deposito special yang dititipkan nasabah untuk usaha tertentu.
Contoh untuk kasus ini :
Ny. Pariani hendak melakukan usaha dengan modal Rp 50.000.000,-.
Diperkirakan dari usaha tersebut akan memperoleh pendapatan Rp
10.000.000,per bulan dan modal disediakan seluruhnya oleh Bank
Syariah Manggar. Dari keuntungan ini disisihkan dulu untuk
mengembalikan modal, misalnya Rp 4.000.000,-. Selebihnya dibagikan
antara Bank Syariah Manggar dengan nasabah sesuai dengan
kesepakatan sebelumnya yaitu 60 : 40, sehingga diperoleh (60% x Rp
6.000.000,- = Rp 3.600.000,-) untuk Bank Syariah Manggar dan 40%
(40% x Rp 6.000.000,- = Rp 2.400.000,-) untuk Ny. Pariani.
c. Al – Muza’arah
Al – Muza’arah merupakan kerja sama pengolahan pertanian antara pemilik lahan dengan
penggarap. Pemilik lahan menyediakan lahan kepada penggarap untuk ditanami produk pertanian
dengan imbalan bagian tertentu dari hasil panen. Dalam dunia perbankan kasus ini diaplikasikan
untuk pembiayaan bidang platation atas dasar bagi hasil panen.

Pemilik lahan dalam hal ini menyediakan lahan, benih dan pupuk. Sedangkan penggarap menyediakan
keahlian, tenaga dan waktu. Keuntungan diperoleh dari hasil panen dengan imbalan yang telah
disepakati.

d. Al – Musaqah
Al – Musaqah adalah bagian dari Al – Muza’arah yaitu penggarap hanya bertanggung jawab atas
penyiraman dan pemeliharaan dengan menggunakan dana dan peralatan mereka sendiri. Imbalan
tetap diperoleh dari persentase hasil panen pertanian. Jadi tetap dalam kontek adalah kerja sama
pengolahan pertanian antara pemilik lahan dengan penggarap.
Bai Al – Murabahah merupakan kegiatan jual beli pada harga pokok dengan tambahan
keuntungan yang disepakati. Dalam hal ini penjual harus terlebih dahulu
memberitahukan harga pokok yang ia beli ditambah keuntungan yang diinginkannya.
Contoh harga pokok barang “Gunung Pelawan” Rp 100.000,- Keuntungan yang
diharapkan adalah sebesar Rp 5000,- sehingga harga jualnya Rp 105.000,-. Kegiatan
Bai Al – Murabahah ini baru dilakukan setelah ada kesepakatan dengan pembeli, baru
kemudian dilakukan pemesanan. Dalam dunia perbankan kegiatan Bai Al – Murabahah
pada pembiayaan produk barang – barang investasi baik dalam negeri maupun luar
negeri seperti Letter of credit atau lebih dikenal dengan nama L/C.

Sebagai contoh :
Ny. Solawati memerlukan sebuah mobil senilai Rp 30.000.000,-. Jika Bank Syariah
Muntok yang membiayai pembelian mobil tersebut, maka Bank Syariah Muntok
mengharapkan suatu keuntungan sebesar Rp 6.000.000,- selama 3 tahun, maka harga
yang ditetapkan kepada Ny. Solawati adalah Rp 36.000.000,-. Kemudian jika nasabah
setuju, maka nasabah dapat mencicil dengan angsuran Rp 1.000.000,-. Per bulan
(diperoleh dari Rp 36.000.000,- : 36 bulan) kepada Bank Syariah Muntok.
Bai As – Salam adalah pembelian barang yang diserahkan kemudian hari,
sedangkan pembayaran dilakukan di muka. Prinsip yang harus dianut adalah
harus diketahui terlebih dulu jenis, kualitas dan jumlah barang dan hukum
awal pembayaran harus dalam bentuk uang.

Sebagai contoh: seorang petani cengkeh yang bernama Ny. Nuryan Migami
hendak menanam cengkeh dan membutuhkan dana sebesar Rp 200.000.000,-
untuk satu hektar. Bank syariah Blinyu menyetujui dan melakukan akad di
mana Bank Syariah Blinyu akan membeli hasil cengkeh tersebut sebanyak 10
ton. Dengan harga Rp 200.000.000,- selama 1 tahun. Pada saat jatuh tempo
petani harus menyerahkan cengkeh sebanyak 10 ton. Kemudian Bank Syariah
Blinyu dapat menjual cengkeh tersebut dengan harga yang relative lebih
tinggi misalnya Rp 25.000,- per kilo. Dengan demikian, penghasilan bank
adalah 10 ton X Rp 25.000,- = Rp 250.000.000,-. Dari hasil tersebut Bank
Syariah Blinyu akan memperoleh keuntungan sebesar Rp 50.000.000,- setelah
dikurangi modal yang diberikan oleh Bank Syariah Blinyu yaitu Rp
250.000.000,- dikurangi Rp 200.000.000,-.
Bai Al – Istihna adalah bentuk khusus dari akad Bai As – Salam, oleh karena itu ketentuan dalam Bai Al –
Istihna mengikuti ketentuan dan aturan Bai As – Salam. Pengertian Bai Istihna adalah kontrak penjualan
antara pembeli dengan produsen (pembuat barang). Kedua belah pihak harus saling menyetujui atau
sepakat lebih dulu tentang harga dan sistem pembayaran. Kesepakatan harga dapat dilakukan tawar –
menawar dan sistem pembayaran dapat dilakukan di muka atau secara angsuran per bulan atau di belakang.

Sebagai contoh: PT. Bukit Layang yang bergerak dalam bidang pembuatan dan penjualan sepatu dan
memperoleh order untuk membuat topi anak sekolah dasar (SD) senilai Rp 60.000.000,- dan mengajukan
permodalan kepada Bank Syariah Jebus. Harga per pasang sepatu yang diajukan adalah Rp 85.000,- dan
pembayarannya diangsur selama tiga bulan. Harga per pasang sepatu di pasaran sekitar Rp 90.000,-. Dalam
hal ini Bank Syariah Jebus tidak tahu berapa biaya pokok produksi. PT Bukit Layang hanya memberikan
keuntungan Rp 5.000,- per pasang sepatu atau keuntungan keseluruhan adalah Rp 3.529.412,- yang
diperoleh dari hitungan : Rp 60.000.000,- x Rp 5.000 = Rp 3.529.412,-
Rp 85.000

Bank Syariah Jebus dapat menawar harga yang diajukan oleh PT Bukit Layang dengan harga yang lebih
murah sehingga dapat dijual kepada masyarakat dengan harga murah. Katakanlah misalnya Bank Syariah
Jebus menawar harga Rp 86.000,- per pasang sehingga masih untuk Rp 4.000,- per pasang dan keuntungan
keseluruhan adalah:
Rp 60.000.000,- x Rp 4.000 = Rp2.790.698,-
Rp 86.000
Al – Ijarah (Leasing)
Al – Ijarah merupakan akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui pembayaran
upah sewa tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang itusendiri. Dalam praktiknya
kegiatan ini dilakukan oleh perusahaan leasing, baik untuk kegiatan operating lease maupun
financial lease.

Al – Wakalah (Amanat) Wakalah atau wakilah artinya penyerahan atau pendelegasian atau
pemberian mandat dari satu pihak kepada pihak lain. Mandat ini harus dilakukan sesuai dengan
yang telah disepakati oleh si pemberi mandat.

Al – Kafalah (Garansi) Al – Kafalah adalah jaminan yang diberikan penanggung kepada pihak
ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung. Dapat pula diartikan sebagai
pengalihan tanggung jawab dari satu pihak kepada pihak lain. Dalam dunia perbankan dapat
dilakukan dalam hal pembiayaan dengan jaminan seseorang.

Al – Hawalah Al – Hawalah merupakan pengalihan utang dari orang yang berutang kepada orang
lain yang wajib menaggungnya. Atau dengan kata lain pemindahan beban utang dari satu pihak
kepada lain pihak. Dalam dunia keuangan atau perbankan dikenal dengan kegiatan anjak piutang
atau factoring.

Ar – Rahn Ar – Rahn adalah kegiatan menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan
atas pinjaman yang diterimanya. Kegiatan seperti ini dilakukan seperti jaminan utang atau gadai.
BAB 12
USULAN KREDIT

I. Pokok Bahasan
1. Perhitungan Usulan plafond kredit
2. Rencana Anggaran biaya
3. Repayment Capacity (RPC)

II. Capaian Pembelajarab Mata Kuliah (CPMK)


Setelah mempelajari ini, mahasiswa mampu menghitung usulan plafond kredit, Rencana anggaran biaya dan Repayment Capacity (RPC)

III. Kemampuan Akhir Tiap Tahapan Belajar


Mampu mampu menghitung usulan plafond kredit, Rencana anggaran biaya dan Repayment Capacity (RPC)

IV. Indikator keberhasilan


Mampu mampu menghitung usulan plafond kredit, Rencana anggaran biaya dan Repayment Capacity (RPC)

V. Metode Pembelajaran
1. Alokasi Waktu Kuliah 1 Sks x 50 Menit : 50 Menit
2. Alokasi Waktu untuk responsi: 3 jam 20 menit
Perhitungan WCTO (Working Capital Turn Over)

1. Lama Perputaran masing-masing Komponen Modal Kerja

Rata-rata Kas/Bank 1.340.076


a. Kas/bank = x 360 Hari = x 360 = 0,80 Hari
Penjualan 605.293.251

Rata-rata Piutang 175.000.000


b. Piutang = x 360 Hari = x 360 = 104,08 Hari
Penjualan 605.293.251

Rata-rata Persediaan 90.000.000


c. Persediaan = x 360 Hari = x 360 = 76,47 Hari
HPP 423.705.276

Lama perputaran Modal Kerja Keseluruhan = 181,35 Hari

Jml Hari Periode Laporan Keuangan 360


2. Perputaran Modal Kerja Keseluruhan = = = 1,99 Kali
Lamanya Perputaran Modal Kerja 181,35
3. Kebutuhan Modal Kerja :

Penjualan 605.293.251
a. Pada tingkat penjualan sekarang = = =Rp 304.911.505
Perputaran MK 1,99
b. Peningkatan penjualan YAD = 5% X 304.911.505 =Rp 15.245.575 (+)

320.157.080
c. Kebutuhan Modal Kerja = 3.a + 3.b =Rp
d. Modal Kerja Yang Ada :
- Net Working Capital Rp 78.340.076

- Disponibel Kredit (jika ada) = Rp - +

=Rp 78.340.076 (-)

=Rp 241.817.004

e. Kebutuhan Ekspansi Sewa dan Modal Kerja Lainnya =Rp - (+)

f. Jumlah Kebutuhan Kredit Modal Kerja =Rp 241.817.004

g. Maksimal pembiayaan oleh Bank 80% 193.453.603

4. USULAN PLAFOND KREDIT =Rp 190.000.000


RENCANA ANGGARAN BIAYA
(Rp)

NO JENIS PEKERJAAN HRG SATUAN JUMLAH SUB TOTAL

1 Matherboard Gigabyte H410M 1.480.000 8 11.840.000


2 Matherboard Assus H410 1.450.000 8 11.600.000
3 Processor i7 10700 box 5.000.000 5 25.000.000
4 Processor i7 10400 box 3.000.000 5 15.000.000
5 Memori DDR4 6 GB 600.000 18 10.800.000
6 Memori DDR4 4 GB 320.000 10 3.200.000
7 Hardisk Sata Wd/Segeate 1TB 600.000 10 6.000.000
8 Hardisk ssd 500GB 980.000 10 9.800.000
9 Hardisk ssd 240GB 410.000 8 3.280.000
10 Hardisk ssd 120GB 370.000 10 3.700.000
11 Keyboard + Mouse Logitech 135.000 12 1.620.000
12 Monitor LG/SPC 19" 1.750.000 8 14.000.000
13 Monitor LG 22" 2.000.000 5 10.000.000
14 Monitor LG 24" 2.400.000 5 12.000.000
15 Minitor Samsung 24" 2.500.000 2 5.000.000
16 Casing Komputer 300.000 10 3.000.000
17 Laptop HP Yang i3 / Ryzen3 7.800.000 3 23.400.000
18 laptop Lenovo i3 7.700.000 3 23.100.000
19 laptop Assus i3 8.200.000 2 16.400.000
20 Laptop Dell Ryzem 5/i5 8.700.000 4 34.800.000
21 Kabel Lan Belden Cat6 1.700.000 5 8.500.000
22 Konktor Belden Cat6 300.000 10 3.000.000
TOTAL MODAL KERJA 255.040.000

PEMBIAYAAN MODAL KERJA (80%) 204.032.000

PERMOHONAN KREDIT 200.000.000

 Kebutuhan Belanja

RENCANA ANGGARAN BELANJA


BUDI
Belanja Persedian Barang 255.040.000
Total Kebutuhan 255.040.000

Maksimal Pembiayaan Bank 80% 204.032.000


Usulan Bank 190.000.000

Maksimal Jangka Waktu 48 Bulan

Pembayaran Pokok 3.958.333,33

Pembayaran Bunga 508.746

Pembayaran Setiap Bulan 4.467.078,88


 Menghitung Angsuran

A = (1+i/12)n.12 X Cr x i
n.12
(1+i/12) - 1 12

Kredit/Plafond
i : Bunga efektif t per tahun
n : Jangka waktu
A : Angsuran per bulan

 Repayment Capacity

255.040.000,00

Jumlah kredit yang diusulkan 190.000.000


Kewajiban Bunga (berdasarkan jadwal pembayaran) 24.419.786
Total Kewajiban di Bannk Naya 214.419.786
(simulasi kredit mempertimbangkan jangka waktu kredit 4 tahun / 48 bulan)
Kewajiban Bank Lain -
Total Kewajiban 214.419.786

KETERANGAN JUMLAH

Kebutuhan Modal Kerja (berdasarkan WCTO) 241.817.003,80

Usulan Kantor Cabang (sesuai permohonan kredit) 190.000.000,00

Self Financing 51.008.000,00


Share Bank (max. 80%) 79%

Share Debitur (min. 20%) 21%

Usulan Kredit 190.000.000,00

Jangka Waktu 48

Tagihan Pokok 3.958.333,33

Proyeksi Tagihan Bunga 508.746

Total Kewajiban KUR/Bulan 4.467.078,88

Pendapatan (EAT) 13.976.441,70

Kewajiban di Bank/Leasing -

Sisa pendapatan bersih 13.976.441,70

Rasio Pengembalian Kredit Terhadap Pendapatan

Total Nilai Pendapatan 13.976.441,70


x 100% = 312,88%
Total Kewajiban KUR 4.467.078,88

Sisa Pendapatan setelah dikurangi angsuran


kredit 9.509.362,82

VI.
Petunjuk Pelaksanaan:

- Tugas dilaksanakan Individu


- Waktu Pengerjaan 60 Menit
- Tugas ditulis tangan
- Tugas diserahkan pada dosen pengampu
1. Hitunglah Usulan Plaafond dengan data sebagai berikut:
BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN

PAKET ANALISIS KREDIT

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2022
Faktor yang Perlu Diperhatikan dalam Analisis Kredit

Faktor
Sumber Daya
Manusia

Faktor Faktor
data teknis
analisis analisis
1. Faktor Sumber Daya Manusia (SDM)
 Analis Kredit dalam hal ini Account Officer (AO) harus
memiliki keterampilan yg bersifat teknis maupun pengetahuan
bersifat teoritis disamping harus mempunyai mental yang kuat.
 Syarat – syarat bagi seorang Account Officer :
• Sudah terbiasa dengan formolir analisis dan cara
menganalisis.
• Memiliki pengetahuan tentang pengertian yang tepat
mengenai prinsip-prinsip perkreditan.
• Mengetahui praktik/kebiasaan dalam
perdagangan/perusahaan;
• Mempunyai wawasan luas dalam bidang
kauangan/permodalan, manajemen, akuntansi, dan ekonomi;
• Mempunyai mental yang kuat sehingga tidak mudah
terpengaruh;
 Peran Account Officer
Account Officer merupakan Point Of Contact antara bank dengan nasabah yang
harus memelihara hubungan antara nasabah dan wajib memonitor kegiatan usaha
nasabah secara terus-menerus. Di samping itu account Officer (AO) harus mengetahui:
• Ketentuan yang berlaku dan larangan-larangan yang ada atas kredit yang
dimohon. SOP Perkreditan.
• Besar kredit yang diminta dan untuk apa kredit tersebut
dipergunakan;
• Rencana pembiayaan dan pelunasan nasabah serta sumber dana pelunasan kredit
atau cash Flow usaha nasabah;
• Informasi dan data utama yg diperlukan sehubungan dengan kredit yang
diminta.
• Informasi dan data tambahan apa yang perlu dilengkapi.
• Dari mana sumber dan bagaimana cara informassi dan data dimaksud dapat
diperoleh.
2. Faktor Data Analisis

1. Melakukan penelitian 2. Data yang didapat


secara fisik (on the spot) secara (on site) data
ke: laporan keuangan
- Rumah calon debitur, (neraca, laba rugi)
- Lokasi usaha dan bisa dengan bantuan
- Lokasi jaminan akuntan publik
3. Faktor Teknis Analisis

• Analisis harus dilakukan dg cara teliti sesuai tetentuan-ketentuan / sesuai


SOP, teknis analisis:
Kesesuaian

a) analisis kuantitatif;
dengan

b) analisis kualitatif.
SOP

1. Informasi dan data umum tentang calon nasabah.


2. Informasi dan data khusus untuk kredit:
Modal Kerja (MK)
Informasi dan

• Investasi
Diperlukan
Data Yang

Konsumtif. Ekspor
/ impor
3. Data mengenai aktivitas yang berjalan.
4. Data mengenai rencana usaha pemohon.
5. Izin rekomendasi.
PRINSIP KEHATI-HATIAN

1 Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)

2 Capital Adequacy Ratio (CAR)

3 Net Open Position (NOP atau PDN)

4 Loan to Deposit Rasio (LDR)

Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK). Penyediaan dana yang


5
diperkenankan bank kepada peminmjam
Aspek Penilaian Kredit

Variabel Internal Variabel Eksternal

a) Aspek Manajemen 1. Siklus atau


b) Aspek Keuangan konjungtur ekonomi
c) Aspek Pemasaran 2. Perkembangan
d) Aspek Produksi ekonomi
e) Aspek teknis 3. Kondisi ekonomi
f) Aspek kemanfaatan 4. Peraturan
g) Aspek yuridis pemerintah
h) Aspek sosial 5. Fluktuasi kurs
ekonomi 6. Analisis persaingan
industri
Penelusuran aspek manajemen ini akan
dimulai dari sisi yang paling dasar mulai
dari karakter yang dimiliki oleh
manajer dan para karyawan, latar
belakang pendidikan

Dari segi education


(pendidikan) berkaitan
dengan wawasan dan
Kapabilitas dari manajer susunan manajemen
dan karyawan yang administrasi yang dimiliki
berada di proyek atau sehingga itu akan terlihat
usaha tersebut
kualitasnya pada saat
menjelaskan suatu masalah
yang berkaitan dengan
proyek/usaha yang sedang
1. Aspek Manajemen dirintisnya
2. Aspek Keuangan

Berkaitan dengan Sanggup


faktor kemampuan 20% mengembalikan
menajer pinjaman tepat
memproyeksikan 60% pada waktunya
cash flow-nya tanpa ada macet
(arus kas) atau tunggakan
3. Aspek Pemasaran Keandalan marketing yang dimiliki oleh suatu
perusahaan/lembaga tentunya akan mampu
mendorong, manjangkau dan memasarkan
produknya sampai ke tempat-tempat yang terjauh
sekalipun

Terdistribusikanya barang dan jasa yang dihasilkan


ke tangan konsumen tepat pada waktu yang
disepakati dan juga mampu terjual sesuai dengan
target yang diharapkan

Marketing mix; product (produk), place (tempat),


price (harga), dan promotion (promosi) atau 4P agar
dapat memuaskan keinginan pasar, dan menghadapi
persaingan para pesaing khususnya untuk produk atau
jasa yang sejenisnya
4. Aspek Produksi 5. Aspek Teknis

Berkaitan dengan Ketersediaan Keberadaan dari


kemampuan proyek atau penerapan teknologi kontrol
bahan baku pengerjaan
usaha yang yang dipergunakan
yang dibutuhkan perlu
bersangkutan apakah sesuai dengan
menghasilkan dan kemampuan/skill diperhatikan
menyelesaikan karyawan yang
pekerjaannya dalam mengerjakan
ukuran jangka waktu. proyek/usaha tersebut
6. Aspek Kemanfaatan/
Benefit Aspect

Bahwa proyek/usaha yang dikerjakan tersebut nantinya


diharapkan akan bermanfaat bagi masyarakat (Public)

Turut membantu menyesuaikan program pemerintah


(Government Program) dalam pembangunan.

Setiap pengajuan dan pencairan kredit yang dilakukan oleh


sebuah perbankan adalah mengacu kepada target, tujuan, dan
prioritas pembangunan pemerintah yaitu memberikan suatu arti
berupa pencapaian dari target pembangunan ekonomi, seperti
target pembangunan ekonomi untuk jangka pendek, jangka
menengah, dan jangka panjang.
8. Aspek Sosial Ekonomi

Bagaimana dampak usaha


7. Aspek Yuridis atau perusahaan tersebut
terhadap lingkungan,
khususnya dampaknya
Berkaitan dengan apa terhadap pertumbuhan
proyek/usaha yang ekonomi di lingkungan usaha
dilakukan tersebut sudah atau perusahaan, seperti
mematuhi berbagai penyerapan tenaga kerja,
ketentuan yang berlaku sedapat mungkin tidak
atau yang ditetapkan oleh merusak atau mengganggu
pemerintah (Goverment) keadaan lingkungan hidup
seperti pencemaran limbah
(dilihat dari analisis
mengenai dampak atas
lingkungan/AMDAL).
BAB 13 PAKET ANALYSIS KREDIT

PAKET ANALISA KREDIT


KUR-KECIL-KMK
Budi
Jenis Usaha : Spare Part Komputer
Tempat Usaha : Gedung Pusat Komputer & Elektronik Bogor
Jl. Pajajaran Raya Indah Bogor

No. 1/BK/XI/2021

Menunjuk dan menindaklanjuti Surat Permohonan Sdr. Andi tanggal ….Oktober 2021 perihal
Pengajuan Kredit Usaha Rakyat – Kredit Modal Kerja maka dengan ini disampaikan hal-hal
sebagai berikut:
I. INFORMASI UMUM PEMOHON
1. Nama Pemohon : Andi
2. Alamat Pemohon : Jl. Rambutan Ujung No. 22 Ciomas Bogor
3. No. Telp / HP : 08111223331
4. NIK Pemohon : 3123457889000203
5. No. NPWP Pemohon : 78.777.585.7-567.000
6. No. Kartu Keluarga : 3123457889000505
7. Status Perkawinan : Menikah
8. Nama Pasangan : Indah Pelangi
9. NIK Pasangan : 312345788900000
10. Permohonan KUR : Rp 200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah)
11. Peruntukan Kredit : Modal Kerja Usaha Spare Part Komputer
12. Alamat Usaha : Gedung Pusat Komputer & Elektronik Bogor
Kios AA Lt 1 No 007 Jl. Pajajaran Raya Indah Bogor 16770
13. Jenis Agunan : Bangunan (Toko Usaha Ybs)
14. Bukti Kepemilikan : - SHMSRS No. 007//I/AA-007/Gedung Pusat Komputer &
Elektronik Blok AA Lantai 1 No. 007 An andi
II. ASPEK MANAJEMEN
II.1. Bidang Usaha
Usaha pemohon bergerak di bidang Spare Part Komputer dikenal dengan nama toko
“Need A Spare Part”
II.2. Pengalaman Usaha
Usaha pemohon merupakan usaha perorangan usaha yang telah dirintis oleh pemohon
selama +/- 10 tahun.
III.3. Pengalaman Perbankan
 Pemohon belum pernah mendapatkan kredit produktif
 Berdasarkan report SLIK OJK adalah sebagai berikut :
No. Bank Jenis Kredit Plafond Baki debet Kolektibilitas Tgl Jatuh Keterangan
Terendah Tempo
1 Bumi Kartu Kredit Rp. 25.000.000 Rp, 549.314 1 31/12/2025 Aktif
2 RIB Konsumsi Rp. 250.000.000 - 1 31/12/2020 Lunas
Total Outstanding kredit Rp, 549.314

 Slik OJK Pasangan :


No. Bank Jenis Kredit Plafond Baki debet Kolektibilitas Tgl Jatuh Keterangan
Terendah Tempo
1 Bumi Kartu Kredit Rp. 500.000 - 1 31/12/2020 Lunas
Total Outstanding kredit -

III. ASPEK TEKNIS


III.1. Informasi Lokasi Usaha
Terletak di Gedung Pusat Komputer & Elektronik Harco Kios AA Lt 1 No 007 Jl. Pajajaran
Raya Indah Bogor 16770. Lokasi workshop pemohon relatif ramai.
III.2. Sistem Pembayaran
Sistem penjualan / pembayaran rata-rata dilakukan melalui pemesanan terlebih dahulu,
penawaran spesifikasi dan harga, setelah spesifikasi dan harga deal, dilakukan pembayaran
DP 50% sesuai negosiasi, baru setelahnya dilakukan pelunasan setelah pekerjaan selesai
pemasangan.

IV. ASPEK PEMASARAN


IV.1. Sasaran Pasar
- Sasaran pasar pemohon adalah masyarakat ritel sekitar wilayah Jabodetabek dan
korporasi,
IV.2. Media Pemasaran
- Melalui media social seperti Instagram dan Facebook, Whatsapp, dan Rekomendasi
konsumen dari mulut ke mulut baik ritel maupun korporasi.
IV.3. Faktor yang mempengaruhi pemasaran
 Faktor Penambah :
- Pemohon sudah memiliki pengalaman di bidang Spare Part Komputer
- Latar belakang pendidikan pemohon adalah IT.
- Tempat usaha milik pribadi
 Faktor Pengurang :
- Usaha sejenis dengan pemohon banyak sehingga tidak bisa memonopoli harga
- Sensitive terhadap pergerakan rupiah, karena harga hardware komputer tergantung nilai
kurs dollar
- Karyawan pemohon relatif sedikit dibandingkan load pekerjaan yang masuk, apabila ada
pekerjaan yang masuk secara bersamaan.

V. Aspek Legalitas Usaha


Kelengkapan Legalitas Usaha
Surat Ijin Usaha : Surat Keterangan Usaha dari Kelurahan Pajajaran
No.123/233/BS/X/2021 Tanggal 12/10/2021
Jenis Usaha : Spare Part Komputer

VI. Analisa Pemberian Kredit


VI.1. Perhitungan Plafond Kredit
Maksimal pembiayaan KUR Kredit Modal Kerja adalah sebesar 80% dari Kebutuhan
Modal Kerja. RAB Permohonan calon debitur adalah sebagai berikut :

HRG
NO JENIS PEKERJAAN SUB TOTAL
SATUAN JUMLAH

1 Matherboard Gigabyte H410M


1.480.000 8 11.840.000
2 Matherboard Assus H410
1.450.000 8 11.600.000
3 Processor i7 10700 box
5.000.000 5 25.000.000
4 Processor i7 10400 box
3.000.000 5 15.000.000
5 Memori DDR4 6 GB
600.000 18 10.800.000
6 Memori DDR4 4 GB
320.000 10 3.200.000
7 Hardisk Sata Wd/Segeate 1TB
600.000 10 6.000.000
8 Hardisk ssd 500GB
980.000 10 9.800.000
9 Hardisk ssd 240GB
410.000 8 3.280.000
10 Hardisk ssd 120GB
370.000 10 3.700.000
11 Keyboard + Mouse Logitech
135.000 12 1.620.000
12 Monitor LG/SPC 19"
1.750.000 8 14.000.000
13 Monitor LG 22"
2.000.000 5 10.000.000
14 Monitor LG 24"
2.400.000 5 12.000.000
15 Minitor Samsung 24"
2.500.000 2 5.000.000
16 Casing Komputer
300.000 10 3.000.000
17 Laptop HP Yang i3 / Ryzen3
7.800.000 3 23.400.000
18 laptop Lenovo i3
7.700.000 3 23.100.000
19 laptop Assus i3
8.200.000 2 16.400.000
20 Laptop Dell Ryzem 5/i5
8.700.000 4 34.800.000
21 Kabel Lan Belden Cat6
1.700.000 5 8.500.000
22 Konktor Belden Cat6
300.000 10 3.000.000

TOTAL MODAL KERJA 255.040.000

PEMBIAYAAN MODAL KERJA (80%) 204.032.000

PERMOHONAN KREDIT 200.000.000

VI.2. Jangka Waktu KUR Kecil


- Pemberian fasililas KUR Kecil dengan plafon diatas sebesar Rp25.000.000,- (dua puluh
lima juta rupiah) sampai dengan maksimal Rp500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).
- Maksimal 3 (Tiga) tahun untuk pembiayaan kredit modal kerja.
- Dapat diperpanjang maksimal 5 (lima) tahun sejak Perjanjian Kredit awal.

VII. ASPEK JAMINAN


VII.1. Agunan Pokok : Kelayakan dan hasil usaha dari objek yang dibiayai
VII.2. Agunan Tambahan : Rumah di Jl. Rambutan Ujung No, 22 Bogor 16670 An. Andi
No. Uraian Keterangan Jatuh Tempo
SHMSRS No. 007//I/AA-007/Gedung Pusat
Sertifikat Hak Milik 16 Juli 2031
Komputer & Elektronik Blok AA Lantai 1 No.
007 An andi

VII.3. Kondisi Agunan


Baik terawat saat ini digunakan usaha oleh pemohon dan istri pemohon.

VIII. ASPEK KEUANGAN


Pemohon tidak memiliki catatan keuangan secara tertib, sehingga dalam menyusun laporan keuangan
berdasarkan dengan hasil wawancara dengan pemohon pada saat OTS tanggal …. Oktober 2021
dengan hasil sbb. :
VIII.1. Neraca Keuangan
AKTIVA PASSIVA
31-Dec-20 31-Dec-20
Aktiva Lancar 180.000.000 Hutang Jangka Pendek 155.000.000
Kas & Bank 15.000.000 Hutang Bank 5.000.000
Piutang Usaha 30.000.000 Hutang Usaha 150.000.000
Pendapatan di Bayar Dimuka 10.000.000 Hutang Pajak -
Persediaan Barang Dagangan 125.000.000
- -
Aktiva Tetap 515.000.000 Hutang Jangka Panjang -
Nilai Perolehan Tanah dan Bangunan 420.000.000 Hutang Kepada Pihak Lain -
NIlai Perolehan Kendaraan
Ertiga 2014 95.000.000 Modal 540.000.000
Modal Awal 100.000.000
Laba Ditahan 276.398.487
Laba (Rugi) Tahun Berjalan 163.601.513

Total Aktiva 695.000.000 Total Passiva 695.000.000

AKTIVA PASSIVA
30 Sept 2021 30 Sept 2021
Aktiva Lancar 266.340.076 Hutang Jangka Pendek 188.000.000
Kas & Bank 1.340.076 Hutang Bank 3.000.000
Piutang Usaha 175.000.000 Hutang Usaha 185.000.000
Pendapatan di Bayar Dimuka - Hutang Pajak -
Persediaan Barang Dagangan 90.000.000
- -
Aktiva Tetap 420.000.000 Hutang Jangka Panjang -
Nilai Perolehan Tanah dan Bangunan 420.000.000 Hutang Kepada Pihak Lain -
NIlai Perolehan Kendaraan
Ertiga 2014 995.000.000 Modal 498.340.076
- Modal Awal 100.000.000
Laba Ditahan 272.552.101
Laba (Rugi) Tahun Berjalan 125.787.975

Total Aktiva 686.340.076 Total Passiva 686.340.076


VIII.2. Laporan Laba Rugi
30 September
URAIAN 31 Desember 2020
2021

A. Pendapatan Usaha 793.338.378 605.293.251


B. Harga Pokok Produksi 555.336.865 423.705.276
C. Laba Kotor (A - B) 238.001.513 181.587.975
Total Penghasilan Kotor 238.001.513 181.587.975
D Beban Umum & Adm (Listrik, Air) 14.400.000 10.800.000
E Internet 9.000.000 8.250.000
E Beban Gaji Karyawan 24.000.000 18.000.000
F ATK - -
G Biaya Hidup Keluarga 36.000.000 27.000.000
Laba 163.601.513 125.787.975
J. Pajak Penghasilan - -
K. Laba Bersih 163.601.513 125.787.975
L. Laba Bersih per Bulan (EAT) 13.633.459 13.976.442
31-Dec-18 31-Dec-19
Formula Rasio
(%) (%) CURRENT LIABILITIES Hutang Lancar
a. LIQUIDITY RATIO TO NET WORTH = ---------------------- x 100 % 28,70% 37,73%
Harta Lancar Modal
CURRENT RATIO = -------------------- x 100 % 116,13% 141,67% c. PROFITABILITY RATIO
Hutang Lancar
Laba Operasional
Harta Lancar - Persediaan NET OPERATING MARGIN = -------------------------- x 100 % 20,62% 20,78%
QUICK RATIO = -------------------------------------- x 100
35,48%
% 52,13% Penjualan Netto
Hutang Lancar
Laba Operasional
Kas & Bank
RETURN ON INVESMENT = --------------------------- x 100 % 23,54% 18,33%
CASH RATIO = ---------------------- x 100 % 116,13% 141,67%
Total Aktiva
Hutang Lancar
INVENTORY Persediaan Laba bersih
TO WORKING CAPITAL = ---------------------------- x 100 % 23,15% 18,06% RETURN ON EQUITY = -------------------------- x 100 % 30,30% 25,24%
Modal Kerja Netto Total Modal
b. LEVERAGE RATIO Laba Operasional
Total Hutang
DEBT TO EQUITY = -------------------- x 100 % 28,70% 37,73% SALES MARGIN = -------------------------- x 100 % 20,62% 20,78%
Modal Penjualan

Catatan :
Current Ratio posisi 30 September 2021 sebesar 141,67%, hal tersebut mengindikasikan asset
lancar pemohon Mampu menutupi seluruh hutang lancar pemohon. CR pemohon diatas ketentuan
Financial Covenant sebesar 120%.
Quick Ratio pemohon pada tahun berjalan yaitu 30 September 2021 sebesar 52,13%, hal tersebut
mengindikasikan pemohon mampu memenuhi kewajiban lancarnya dari asetnya yang paling likuid
(piutang) karena usaha bergerak di bidang perdagangan yang system penjualan / pembayaran rata-
rata dilakukan melalui pemesanan terlebih dahulu, penawaran spesifikasi dan harga, setelah
spesifikasi dan harga deal, dilakukan pembayaran DP 20-50% sesuai negosiasi, baru setelahnya
dilakukan pelunasan setelah pekerjaan selesai pemasangan.
Dengan laba bersih posisi per 30 September 2021 sebesar Rp. 125.787975,-, namun perbandingan
laba per 31 Desember 2020 sebesar Rp 163.601.513,- menunjukkan adanya kenaikan sebesar
kurang lebih 2 % jika diambil rata-rata bersih perbulan.
IX. Analisa SWOT
Strength
 Usaha pemohon telah berjalan +/- 10 th dan sudah memiliki cukup pengalaman di bidang
Spare Part Komputer.
 Tempat usaha pemohon milik pribadi dan berada di Gedung Pusat yang mana merupakan
Pusat Komputer & Elektronik, lokasi toko cukup strategis & mudah ditemukan.
 Target konsumen adalah masyarakat ritel sekitar wiayah Jabodetabek dan korporasi
Weakness
 Tingkat persaingan usaha sejenis sangat banyak, namun untuk pelanggan pemohon sudah
memiliki pelanggan tetap, terutama untuk korporasi.
 Pada saat awal-awal pandemi Covid19, penjualan relatif menurun, dan pemohon
meliburkan produksinya karena alasan PSBB/PPKM.
 Setelah adanya kebijakan dari pemerintah yang diperbolehkan Mall dan pusat perbelanjaan
di buka pemohon sudah aktif membuka pesanan Kembali dan buka toko, dan sudah mulai
banyak pesanan barang, sesuai dengan adanya beberapa penawaran yang sudah ditawarkan
ke beberapa klien korporasi.
Opportunity
 Usaha pemohon yang tergolong merupakan kebutuhan masyarakat di era digital, yang
mana selalu menuntut adanya perkembangan teknologi yang terus berkembang.
Threat
 Adanya usaha sejenis yang bisa saja muncul dan mengurangi konsumen

X. Analisa Pemberian Kredit


Rencana Anggaran Biaya (RAB) Kebutuhan Modal Kerja Pemohon adalah sebagai berikut
:
NO JENIS PEKERJAAN HRG SATUAN JUMLAH SUB TOTAL

1 Matherboard Gigabyte H410M 1.480.000 8 11.840.000


2 Matherboard Assus H410 1.450.000 8 11.600.000
3 Processor i7 10700 box 5.000.000 5 25.000.000
4 Processor i7 10400 box 3.000.000 5 15.000.000
5 Memori DDR4 6 GB 600.000 18 10.800.000
6 Memori DDR4 4 GB 320.000 10 3.200.000
7 Hardisk Sata Wd/Segeate 1TB 600.000 10 6.000.000
8 Hardisk ssd 500GB 980.000 10 9.800.000
9 Hardisk ssd 240GB 410.000 8 3.280.000
10 Hardisk ssd 120GB 370.000 10 3.700.000
11 Keyboard + Mouse Logitech 135.000 12 1.620.000
12 Monitor LG/SPC 19" 1.750.000 8 14.000.000
13 Monitor LG 22" 2.000.000 5 10.000.000
14 Monitor LG 24" 2.400.000 5 12.000.000
15 Minitor Samsung 24" 2.500.000 2 5.000.000
16 Casing Komputer 300.000 10 3.000.000
17 Laptop HP Yang i3 / Ryzen3 7.800.000 3 23.400.000
18 laptop Lenovo i3 7.700.000 3 23.100.000
19 laptop Assus i3 8.200.000 2 16.400.000
20 Laptop Dell Ryzem 5/i5 8.700.000 4 34.800.000
21 Kabel Lan Belden Cat6 1.700.000 5 8.500.000
22 Konktor Belden Cat6 300.000 10 3.000.000
TOTAL MODAL KERJA 255.040.000
PEMBIAYAAN MODAL KERJA (80%) 204.032.000
PERMOHONAN KREDIT 200.000.000
Perhitungan WCTO (Working Capital Turn Over)

1. Lama Perputaran masing-masing Komponen Modal Kerja


Rata-rata Kas/Bank 1.340.076
a. Kas/bank = x 360 Hari = x 360 = 0,80 Hari
Penjualan 605.293.251
Rata-rata Piutang 175.000.000
b. Piutang = x 360 Hari = x 360 = 104,08 Hari
Penjualan 605.293.251
Rata-rata Persediaan 90.000.000
c. Persediaan = x 360 Hari = x 360 = 76,47 Hari
HPP 423.705.276
Lama perputaran Modal Kerja Keseluruhan = 181,35 Hari
Jml Hari Periode Laporan Keuangan 360
2. Perputaran Modal Kerja Keseluruhan = = = 1,99 Kali
Lamanya Perputaran Modal Kerja 181,35
3. Kebutuhan Modal Kerja :
Penjualan 605.293.251
a. Pada tingkat penjualan sekarang = = =Rp 304.911.505
Perputaran MK 1,99
b. Peningkatan penjualan YAD = 5% X 304.911.505 =Rp 15.245.575 (+)
c. Kebutuhan Modal Kerja = 3.a + 3.b =Rp 320.157.080
d. Modal Kerja Yang Ada :
- Net Working Capital Rp 78.340.076
- Disponibel Kredit (jika ada) = Rp - +
=Rp 78.340.076 (-)
=Rp 241.817.004
e. Kebutuhan Ekspansi Sewa dan Modal Kerja Lainnya =Rp - (+)
f. Jumlah Kebutuhan Kredit Modal Kerja =Rp 241.817.004
g. Maksimal pembiayaan oleh Bank 80% 193.453.603
4. USULAN PLAFOND KREDIT =Rp 190.000.000

Maksimal pemberian kredit sesuai dengan perhitungan di atas menggunakan perhitungan


WCTO (working Capital Turn Over adalah sebesar Rp. 190.000.000,- (seratus sembilan
puluh juta rupiah).

XI.1 Sumber Pengembalian


Proyeksi setelah mendapatkan fasilitas kredit diasumsikan penjualan akan meningkat
seiring dengan semakin banyaknya inventory yang dimiliki pemohon. Asumsi peningkatan
penjualan berkisar sebesar 10% dari omset sebelumnya. Proyeksi penjualan apabila setelah
mendapatkan penambahan modal kerja untuk pembelian bahan baku, dan alat penunjang
usaha adalah sebagai berikut :

KETERANGAN JUMLAH
Kebutuhan Modal Kerja (berdasarkan WCTO) 241.817.003,80
Usulan Kantor Cabang (sesuai permohonan kredit) 190.000.000,00
Self Financing 51.008.000,00
Share Bank (max. 80%) 79%
Share Debitur (min. 20%) 21%

Berdasarkan simulasi angsuran kredit (terlampir) untuk usulan plafon Rp.190.000.000,-


dengan suku bunga 6% (efektif) dan jangka waktu 48 bulan diperoleh perhitungan
angsuran perbulan sebesar Rp 4.462.156,-. Berdasarkan hasil wawancara dan analisa,
maksimal kemampuan mengangsur pemohon Rp.4.000.000,- hingga Rp. 6.000.000,- per
bulan sedangkan berdasarkan perhitungan juga masih mengcover dengan nominal sebagai
berikut :
Usulan Kredit 190.000.000,00
Jangka Waktu 48
Tagihan Pokok 3.958.333,33
Proyeksi Tagihan Bunga 503.822
Total Kewajiban KUR/Bulan 4.462.155,52

Pendapatan (EAT) 13.976.441,70


Kewajiban di Bank/Leasing -
Sisa pendapatan bersih 13.976.441,70

Rasio Pengembalian Kredit Terhadap Pendapatan

Total Nilai Pendapatan 13.976.441,70


x 100% = 313,22%
Total Kewajiban KUR 4.462.155,52

Sisa Pendapatan setelah dikurangi angsuran kredit 9.514.286,18

Total Nilai Pendapatan 4th 670.869.201,67


x 100% = 313%
Total Kewajiban KUR 4th 214.183.464,92
Sehingga usulan plafon Rp 190.000.000,- masih sesuai dengan kemampuan mengangsur
pemohon. Maka dapat diusulkan plafon kredit sebesar Rp 190.000.000 untuk jangka waktu
48 bulan dengan nilai RPC 313% yang telah sesuai dengan syarat RPC > 100%.

VIII. ASPEK AGUNAN


XII.1 Jenis Agunan
Satuan Rumah Susun yang merupakan bagian dari Rumah Susun yang di bangun di
atas sebidang tanah bersama Hak Guna Bangunan di Jl. Pajajaran.
XII.2 Kondisi Agunan
Tanah dan bangunan yang menjadi agunan berupa bangunan satuan rumah susun /
tempat usaha

X.3. JANGKA WAKTU


Jangka Waktu yang diusulkan adalah selama 48 (empat puluh delapan bulan) bulan sejak
ditandatangani perjanjian kredit dengan pertimbangan repayment capacity pemohon, dan
sebagai cadangan cashflow apabila terdapat pemesanan jasa / produksi barang yang datang
secara bersamaan.

X.4. USULAN DAN PERTIMBANGAN


a. Karakter pemohon baik, dilihat dari riwayat kolektibilitas pemohon selalu lancar di Bank
Lain
b. Tempat usaha pemohon milik pribadi dan berada di Harco Mangga Dua yang mana
merupakan Pusat Komputer & Elektronik, lokasi toko cukup strategis & mudah ditemukan.
c. Pemohon berpengalaman dalam menjalankan usaha.
d. Target konsumen/pembeli sudah jelas dan banyak direkomendasikan oleh pelanggan tetap,
dan terdapat beberapa penawaran.
e. RPC pemohon mencukupi (diatas 100%) dan rasio Agunan diatas minimal rasio KUR 30%.

XI. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa yang telah dilakukan maka proyek tersebut dapat
dipertimbangkan untuk disetujui dengan catatan syarat dan ketentuan sebagai berikut :
1. Jenis Kredit : Kredit Usaha Rakyat - Kredit Modal Kerja
2. Plafond Kredit : Rp 190.000.000,- (seratus sembilan puluh juta rupiah)
3. Peruntukan : Modal Usaha Spare Part Komputer
4. Sifat Kredit : Non-Revolving
5. Jangka Waktu : 48 (empat puluh delapan) Bulan terhitung sejak penandatanganan
Perjanjian Kredit (PK)
6. Suku Bunga : 6.00 % Adjustable rate, efektif
7. Perhitungan Bunga : Bunga dihitung pada setiap tanggal 26 bulan yang bersangkutan
dan mulai diperhitungkan satu hari setelah tanggal penarikan
kredit
8. Pembayaran Bunga : Bunga dibayar pada tanggal 26 setiap bulan dan dibayarkan pada
bulan yang bersangkutan dengan tenggang waktu sampai dengan
akhir bulan dengan cara mendebet rekening tabungan debitur di
Bank Naya
9. Denda : 1.5% dari jumlah tunggakan bunga apabila melewati batas
tenggang pembayaran
10. Biaya : - Provisi 0% (minimal Rp 250.000)
- Administrasi 0.25%
- Biaya Notaris terdiri sesuai nilai yang telah dikonfirmasi
dengan Notaris
- Biaya pemasangan Hak Tanggungan sebesar 0.75% dari plafond
kredit.
- Asuransi Jiwa sesuai nilai yang telah di konfirmasi oleh Pihak
Asuransi
11. Pinalti 1% : 1% apabila dilakukan pelunasan dipercepat.
12. Jaminan Kredit : Rusun Hunian dengan Bukti Kepemilikan SHMSRS No.
007//I/AA-007/Gedung Pusat Komputer & Elektronik Blok AA
Lantai 1 No. 007 An Andi
Demikian hasil analisa dan perhitungan ini disampaikan, mohon putusan akhir dan pertimbangan
dari Komite Pemutus Kredit (KPK) sebagai dasar pelaksanaan lebih lanjut.
Bogor, November 2021

Hasil Analisa dan Perhitungan Permohonan Sdr. Andi


 Jenis Kredit : Kredit Usaha Rakyat Kecil - Kredit Modal Kerja
 Maksimal Plafond Kredit : Rp.190.000.000,- (seratus sembilan puluh juta rupiah)
 Peruntukan : Modal Kerja Spare Part Komputer
 Jangka Waktu : 48 (empat puluh delapan) bulan
 Jenis pengikatan : Pengikatan sempurna
Disposisi Kepala Cabang:

Disposisi Kepala Kredit

I. Tugas
Petunjuk Pelaksanaan:
- Tugas dilaksanakan perkelompok
- Waktu Pengerjaan 1 Minggu
- Tugas ditulis tangan
- Tugas diserahkan pada dosen pengampu

Buatlah Paket Analisis kredit sesuai dengan data keuangan yang ada pada pertemuan 11, 12,
kemudian dipresentasikan pada pertemuan 14.
Laporan Praktek Kerja
ANALISIS PENANGANAN KREDIT BERMASALAH
PADA PT BPR PROFIDANA PARAMITRA

Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan untuk dinyatakan


lulus dari Program Studi Diploma 3 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Teknologi Yogyakarta
Disusun oleh :
MUNTAYATI
3140111012

PROGAM STUDI DIPLOMA 3 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA
2017

i
ii
iii
MOTTO
“Cita-cita tinggi tidak menjamin seseorang dapat meraih kesuksesan, tetapi yang
sukses pasti memiliki cita-cita yang tinggi” (Andri Wongso)
“If you can’t make it good, at least make it look good” (Bill Gates)
“Janganlah larut dalam satu kesedihan karena masih ada hari esok yang
menyongsong dengan sejuta kebahagiaan”
“Berusaha sekuat kemampuan dengan cara sendiri, akan mendapatkan hasil yang
memuaskan”

iv
PERSEMBAHAN
Tugas Akhir ini saya persembahkan untuk :
1. Allah SWT. Karena hanya dengan izin dan ridho Nya dapat dibuat dan
selesai pada waktunya. Engkaulah yang memberikan karunia nikmat yang
tak terhingga, melindungiku, dan memberiku pengetahuan untuk
menyusun Tugas Akhir ini.
2. Bapak dan Ibu yang telah berjuang dengan penuh keiklasan, yang telah
memberikan do’a yang telah menyemangati saya serta memberikan segala
kebutuhan yang saya butuhkan.
3. Ibu Inon Lisyorini,SE.,M.Si.,Akt.,CA. yang telah membimbing saya
sehingga dapat terselesaikan Tugas Akhir ini. Serta segenap dosen yang
telah mengajari saya.
4. Keluarga besar PT BPR Profidana Paramitra yang telah membantu
kebutuhan data selama menyusun Tugas Akhir.
5. Untuk saudara saya Ahmad Muntoha yang selalu mendo’akan dan
menyemangati saya.
6. Sahabat-sahabat ku Rista, Febrianasari, Haerunisah, Lestari, dan Narman
yang telah menyemangatiku dan selalu ada disaat saya susah. Dan semoga
kita akan menjadi orang sukses.
7. Orang yang saya sayangi Sofian Alfikri yang selalu menyemangatiku.
8. Bapak dan Ibu seluruh karyawan Fakultas Bisnis dan Informasi
Universitas Teknologi Yogyakarta.

v
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan Rakhmat dan
Hidayah Nya sehingga penulis mampu menyelasaikan laporan tugas akhir ini
dengan lancar.
Laporan tugas akhir ini merupakan persyaratan untuk dinyatakan lulus dari
Program Studi Diploma 3 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Teknologi Yogyakarta. Laporan ini merupakan hasil pengamatan kerja praktek
yang dilakukan di PT BPR profidana Paramitra. Dalam kerja praktek penulis
mengamati proses analisis kredit dalam pemberian kredit terdapat kredit yang
bermasalah. Untuk itu dalam laporan ini penulis menyampaikan beberapa saran
yang dapat dimanfaatkan oleh manajemen PT BPR Profidana Paramitra.
Penulis mampu menyelesaikan tulisan ini atas bantuan berbagai pihak.
Untuk itu penulis mengucapkan terimaksih kepada Kaprodi D3 Akuntansi Bpk.
Suyanto yang telah memberi ijin untuk melakukan kunjungan ke perusahaan. Ibu
Inon Listyorini selaku dosen pembimbing. Selain itu penulis juga mengucapkan
terimakasih tak terhingga pada kedua orang tua. Terimaksih juga penulis
sampaikan kepada saudara, teman-teman serta semua pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Tentunya kebaikan semuanya
mendapatkan imbalan dari Allah SWT.
Laporan tugas akhir ini tentunya merupakan hasil yang sempurna untuk itu
dengan segala kerendahan hati penulis mohon kritik dan saran untuk perbaikan
laporan ini. Serta mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam proses
penulisan hasil akhir laporan ini ada pihak-pihak yang berkenan.
Semoga laporan ini memberikan manfaat bagi kita semua. Amin.
Yogyakarta, 19 Juli 2017
Penulis

Muntayati

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ..............................................................................v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi
BAB I PEDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................4
C. Tujuan ............................................................................................................4
D. Batasan Masalah .............................................................................................4
E. Manfaat ...........................................................................................................5
F. Sistematika Penulisan .....................................................................................5

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN


A. Sejarah Singkat Perusahaan ............................................................................7
B. Visi dan Misi Perusahaan ...............................................................................7
C. Arah dan Tujuan Perusahaan ..........................................................................9
D. Tempat Kedudukan ......................................................................................10
E. Struktur Organisasi Perusahaan ....................................................................11
F. Diskripsi Jabatan Perusahaan .......................................................................12
BAB III PEMBAHASAN
A. Aktivitas Magang .........................................................................................36
B. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Bank .....................................................................................37
2. Pengertian Kredit ....................................................................................37
3. Unsur-unsur Kredit .................................................................................38

vii
4. Prinsip Dasar Dalam Pemberian Kredit .................................................40
5. Tujuan Kredit..........................................................................................44
6. Fungsi Kredit ..........................................................................................45
7. Jenis Kredit .............................................................................................46
8. Kredit Bermasalah ..................................................................................48
9. Non Performing Loan (NPL)..................................................................49
10. Penyisihan Penghapusan Asset Produktif ..............................................50
11. Penanganan Kredit Bermasalah ..............................................................50
12. Penyelesaian Kredit Bermasalah ............................................................52

C. Analisis Masalah
1. Prosedur Pemberian Kredit Pada PT BPR Profidana Paramitra ............53
2. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kredit Bermasalah Pada PT BPR
Profidana Paramitra ................................................................................73
3. Perkembangan Kolektibilitas Kredit Bermasalah Tahun 2015 Dan 2016
................................................................................................................75
4. Penanganan Kredit Bermasalah pada PT BPR Profidana Paramitra ......80
BAB I PEDAHULUAN
A. Kesimpulan ...................................................................................................86
B. Saran .............................................................................................................88
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL
Judul Tabel Halaman
Tabel 3.1 Perbandingan SOP Prosedur Pemberian Kredit dan Realisasi
Tabel 3.2 Tingkat Kolektabilitas Kredit pada
PT BPR Profidana Paramitra Per 31 Desember 2015 72
Tabel 3.3 Tingkat Kolektabilitas Kredit pada
PT BPR Profidana Paramitra Per 31 Desember 2016 72

ix
DAFTAR GAMBAR
Judul Tabel Halaman
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT BPR Profidana Paramitra 11
Gambar 3.1 Flowchart Prosedur Pemberian Kredit 63

x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Laporan Kegiatan Magang
Lampiran 2 : Surat Keterangan Magang
Lampiran 3 : Hasil Penilaian Magang
Lampiran 4 : Formulir Permohonan Kredit
Lampiran 5 : Contoh Dokumen Laporan Survey
Lampiran 6 : Contoh Perjanjian Kredit
Lampiran 7 : Slip Penarikan
Lampiran 8 : Slip Penyetoran
Lampiran 9 : Contoh Laporan Kunjungan SPI
Lampiran 10 : Rekap Kredit PT BPR Profidana Paramitra per 31 Desember 2015
Lampiran 11 : Rekap Kredit PT BPR Profidana Paramitra per 31 Desember 2016

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mahasiswa sebagai akademis selama ini hanya terpaku pada proses

pembelajaran secara teoritis yaitu semua yang dipelajari hanya bersifat

teori dan bukan praktisi. Oleh karena itu, banyak mahasiswa yang pada

saat memasuki dunia kerja diragukan kemampuannya oleh instansi yang

dimasukinya. Supaya mahasiswa tidak terpaku hanya pada proses

pembelajaran secara teoritis, maka diperlukan suatu metode yang

diharapkan mampu untuk memberi suatu perubahan yang bernilai positif.

Sebagai salah satunya yaitu program magang, yang mengharuskan

mahasiswa terjun langsung ke dalam suatu instansi baik bisnis,

pemerintahan, ataupun lembaga sosial yang ada pada masyarakat.

Era Globalisasi seperti sekarang ini membuat seluruh sektor dunia

usaha ingin terus maju dan berkembang, dikarenakan banyaknya

persaingan dan munculnya pasar bebas yang tidak dapat dihindari oleh

bangsa Indonesia. Perbankan merupakan salah satu dunia usaha yang juga

mengalami dampak dari globalisasi. Hal ini dikarenakan perbankan

berperan penting dalam kaitannya mendorong pertumbuhan ekonomi.

Berdasarkan Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan

yang sebagaimana telah diubah dengan undang-undang No. 10 Tahun

1998 bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

dalam bentuk kredit atau simpanan lainnya dalam rangka meningkatkan

1
2

taraf hidup rakyat banyak. Sedangkan perbankan merupakan segala

sesuatu yang menyangkut tentang bank kelembagaan kegiataan usaha,

serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.

Dari pengertian diatas diketahui secara jelas bahwa bank

merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan artinya

aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Dalam

kegiatan usahanya bank mendapat keuntungan dari transakasi atas jasa-

jasa yang telah diberikan serta bunga pinjaman yang disalurkan. Semakin

ketatnya persaingan disektor perbankan, bank dituntut bermunculan di

daerah dan memberikan pelayanan serta jasa pinjaman untuk golongan

usaha mikro, kecil dan menengah agar dapat berkembang dengan adanya

tambahan modal.

Bank Pengkreditan Rakyat (BPR) merupakan salah satu jenis bank

yang dikenal melayani golongan pengusaha mikro, kecil, dan menengah.

PT BPR Profidana Paramitra merupakan salah satu sektor perbankan yang

dituntut mampu bersaing dengan bank-bank lainya. Salah satu kegiatan

utama dan sumber pendapatan bagi PT BPR Profidana Paramitra adalah

memberikan pinjaman kredit. Dalam kegiatan operasionalnya BPR

menghadapi persaingan yang sangat ketat dengan lembaga keuangan lain

seperti bank umum maupun bank swasta. Penyaluran kredit yang diberikan

PT BPR Profidana Paramitra supaya terlaksana dengan baik maka pihak

manajemen BPR harus dapat mengambil keputusan yang tepat dalam

suatu pemberian kredit kepada calon nasabah.


3

Pemberian fasilitas kredit PT BPR Profidana Paramitra dihadapkan

pada masalah yaitu resiko kredit yang terdapat kemungkinan kredit yang

telah disalurkan tidak kembali sesuai yang dipinjamkan. Penerapan

manajemen pemberian kredit dan penagihan kredit yang baik perlu

dilakukan untuk mengurangi resiko kredit tersebut. Selain itu prosedur

pemberian dan analisis kredit yang benar menjadi dasar terhindar dari

resiko kredit bermasalah.Kredit dalam arti luas adalah kemampuan untuk

melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan pinjaman dengan suatu

janji pembayaran akan dilakukan ditanggungkan pada suatu jangka waktu

yang disepakati.

Kredit bermasalah selain merugikan BPR dan berpengaruh terhadap

likuiditas perusahaan. Hal tersebut dapat memberikan dampak buruk,

sehingga perlu upaya penanganan kredit bermasalah yang serius. Selain itu

BPR wajib menjaga kualitas asset produktifnya. Berdasarkan uraian

diatas, maka penulis memilih PT BPR Profidana Paramitra sebagai dasar

penulisan Tugas Akhir yang berjudul “ANALISIS PENANGANAN

KREDIT BERMASALAH PADA PT BPR PROFIDANA PARAMITRA”

sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Ahli madya.


4

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana prosedur pemberian kredit pada PT BPR Profidana

Paramitra ?

2. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kredit bermasalah

pada PT BPR Profidana Paramitra ?

3. Bagaimana perkembangan tingkat kolektibilitas kredit selama tahun

2015-216 pada PT BPR Profidana Paramitra ?

4. Bagaimana penanganan yang dilakukan oleh PT BPR Profidana

Paramitra untuk menangani kredit bermasalah?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui prosedur pemberian kredit telah dilakukan dengan

tepat.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kredit bermasalah

pada PT BPR profidana Paramitra.

3. Mengetahui tingkat perkembangan kredit bermasalah pada tahun 2015-

2016 pada PT BPR Profidana Paramitra.

4. Untuk mengetahui penanganan dan kebijakan-kebijakan dalam

mengatasi kredit bermasalah pada PT BPR Profidana Paramitra.

D. Batasan Masalah

Data yang dianalisis adalah tahun 2015 dan 2016


5

E. Manfaat

1. Bagi Mahasiswa

Penulisan tugas akhir ini berguna untuk memenuhi persyaratan

akademik dalam menyelesaikan studi Diploma 3 Akuntansi dari

Fakultas Teknologi dan Informasi Universitas Teknologi Yogyakarta

2. Bagi Perusahaan

Berguna sebagai bahan masukan bagi PT BPR Profidana Paramitra

dan dapat menjadi suatu pertimbangan dalam pemberian kredit dan

penganalisaan kredit dimasa yang akan datang.

3. Bagi Perguruan Tinggi

Sebagai sarana untuk memperoleh informasi mengenai keadaan umum

usaha perbankan serta tercapainya hubungan kerjasama yang saling

menguntungkan antara kedua belah pihak yaitu menempatkan

mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman kerja.

F. Sistematika Penulisan

Seluruh pembahasan dalam Tugas Akhir ini disusun secara sistematik

yang terdiri dari BAB I, BAB II, BAB III, dan BAB IV

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan, manfaat dan sistematika pembahasan.

BAB II : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Pada bab ini menguraikan segala hal yang terkait dengan perusahaan

tempat magang yaitu mendeskripsikan perusahaan, sejarah berdirinya.


6

perusahaan, dan struktur organisasi serta deskripsi jabatan pada

perusahaan.

BAB III : PEMBAHASAN

Pada bab ini menguraikan tinjauan pustaka, aktivitas selama magang,

dan analisis masalah.

BAB IV : PENUTUP

Pada bab ini merupakan penutup yang berisi kesimpulan berdasarkan

uraian pembahasan dan saran sebagai bahan masukan guna

meningkatkan kinerja.
BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

PT BPR Profidana Paramitra didirikan pada tanggal 15 September

1989 dihadapan Notaris Raden Mas Soerjanto Partaningrat H. dengan akte

nomor 74 dan akte perubahan nomor 41 tanggal 15 Oktober 1989. Ijin

usaha dari Menteri Keuangan Republik Indonesia Direktorat Moneter

nomor 48/KM.13/1990 tanggal 25 Januari 1990 disahkan oleh Menteri

Kehakiman Republik Indonesia nomor C-2-97777.HT.01.01.Tahun 1989.

tanggal 25 Mei 1990 nomor 1893 dan didaftarkan di Kepaniteraan

Pengadilan Negeri Bantul tanggal 4 April 1990 dibawah nomor

10/ll/1990/PN.BTL mulai operasional secara resmi pada tanggal 1 Mei

1990. Dan saat ini PT BPR Profidana memiliki karyawan sebanyak 48

orang.

B. Visi dan Misi Perusahaan

1. Visi

“Visi PT BPR Profidana Paramitra adalah menjadi BPR yang Baik,

Kuat, Terbaik, serta Berprestasi Nasioanal dalam penyediaan

pelayanan jasa keuangan bagi pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah.”

7
8

2. Misi

Sedangkan Misi perusahaan adalah sebagai berikut :

a. Sebagai “Patner usaha” pengusaha/ masyarakat, dalam membantu

permodalan untuk mengembangkan usaha memenuhi kebutuhan,

serta menyediakan jasa dalam pengolahan keuangannya.

b. Menyediakan sarana investasi yang menarik, menguntungkan,

aman dan terpercaya bagi masyarakat dalam bentuk tabungan dan

deposito, serta menyediakan jasa-jasa dalam transaksi keuangan

atau transaksi pembayaran yang dibutuhkan oleh masyarakat.

c. Menjadi BPR terdepan dalam memberikan “layanan prima” dan

“nilai tambah” pada nasabah dan masyarakat.

d. Menjadikan setiap karyawan sebagai petugas marketing bank,

dalam memberikan informasi akan produk dan layanan jasa

keuangan atau pembayaran yang dimiliki bank kepada msyarakat.

e. Sebagai “profit center” sehingga dapat menciptakan kesejahteraan

bagi pemilik, pengurus, karyawan, serta masyarakat.

f. Mengembangkan SDM bank yang professional, memiliki

integritas, cerdas, teliti, dan cermat serta amanah melalui

pendidikan dan pelatihan yang dimiliki bank.

g. Senantiasa mengembangkan diri menjadi BPR yang besar, kuat,

sehat, professional, aman, amanah, dan berprestasi nasional.


9

C. Arah dan Tujuan Perusahaan

Arah dan tujuan pendirian PT BPR Profidana Paramitra adalah :

1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk deposito

berjangka dan tabungan.

2. Memberikan kredit bagi pengusaha kecil dan atau masyarakat

pedesaan dalam bentuk kredit modal kerja jangka pendek dan

kredit investasi kecil.

Agar arah dan tujuan pendirian tersebut dapat tercapai maka PT BPR

Profidana mengeluarkan produk-produk yang dapat diunggulkan yaitu:

1. Tabungan

Produk tabungan yang ditawarkan pada saat ini terdiri dari:

a. Tabungan Tamasya Plus

b. Tabungan Taspro

c. Tabungan Profidana Fun

d. Tabungan Profidana

e. Tabungan Sejahtera

f. Tabungan Mitra

2. Deposito

Produk Deposito dengan jangka waktu 1 bulan, 3 bulan, 6

bulan, dan 12 bulan.


10

3. Kredit

Produk kredit yang ditawarkan pada saat ini adalah :

a. Kredit Mitra Keluarga

b. Kredit Mitra Usaha

c. Kredit Rekening Koran

D. Tempat Kedudukan

1. Kantor Pusat

Tempat kedudukan kantor pusat PT BPR Profidana Paramitra adalah

Kecamatan Sewon, Kabupaten Daerah Tingkat II Bantul, Provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Kantor Kas

Tempat Kedudukan Kantor Kas PT BPR Profidana Paramitra Adalah

a. Kantor Kas I berada Dikecamatan Bantul, Kabupaten Daerah

Tingkat II Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarata.

b. Kantor Kas III berada Dikecamatan Sedayu, Kabupaten Daerah

Tingkat II Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

c. Kantor Kas II berada Di Kecamatan Banguntapan, Kabupaten

Daerah Tingkat II Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

3. Kantor Cabang

Jalan Seturan Raya 101, Catur Tunggal, Depok, Sleman.


11

E. Struktur Organisasi Perusahaan

STRUKTUR ORGANISASI PT BPR PROFIDANA PARAMITRA

Gambar 2.1

Sumber : PT BPR Profidana Paramitra


12

F. Diskripsi Jabatan Perusahaan

1. Nama Jabatan : Komisaris

a. Tugas

1) Memberikan persetujuan terhadap rencana kerja tahunan

atau rencana strategis bank dibidang penyaluran dan

penghimpunan dana, operasional bank serta pengembangan

bank yang sesuai dengan visi dan misi perseroan yang

diajukan oleh Direksi.

2) Memberikan persetujuan terhadap kebijakan pengkreditan,

penghimpunan dana, pengembangan SDM serta operasional

bank yang diajukan oleh Direksi dalam rangka pelaksanaan

rencana kerja.

3) Memberikan persetujuan terhadap pengajuan permohonan

kredit khusus kepada debitur terkait atau debitur dengan

jumlah plafon diatas wewenang.

b. Wewenang

1) Mengawasi pelaksanaan kegiatan kredit dan meminta

penjelasan atau pertanggungjawaban Direksi mengenai

perkembangan dan kualitas perkreditan secara keseluruhan

termasuk kredit yang diberikan kepada pihak terkait dengan

BPR dan debitur besar tertentu.


13

2) Melakukan pengawasan atas pengurusan BPR yang

dilakukan oleh Direksi.

3) Bila mana diperlukan, sewaktu-waktu Dewan Komisaris

dapat meminta mengadakan rapat pengurus.

4) Dewan komisaris baik bersama-sama maupun sendiri-

sendiri setiap waktu kerja berhak meminta/menerima buku-

buku, surat-surat, bukti-bukti dan mnencocokan keadaan

uang kas, yang berkaitan dengan kegiatan perseroan.

2. Nama Jabatan : Direktur Utama

a. Tugas

1) Menyusun anggaran dan rencana kerja

2) Menyusun strategi untuk mencapai rencana kerja

3) Mengkoordinasikan aktivitas penghimpunan dana dan

penyaluran kredit dengan baik, aman, dan lancar

4) Menjaga keseimbangan penghimpunan dana dan

penyaluran kredit serta keseimbangan likuiditas secara

optimal

5) Memastikan system/prosedur dibidang pemasaran dan

kredit dapat dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Wewenang

1) Bekerjasama dengan pihak ketiga baik perseroan atau

lembaga atau organisasi kemasyarakatan lainnya dalam


14

rangka mendukung kegiatan penghimpunan dan penyaluran

dana serta pengembangan BPR.

2) Memantau kegiatan pemasaran produk dan jasa BPR secara

keseluruhan.

3) Menentukan suku bunga pinjaman, tabungan, deposito serta

tarif jasa lainnya.

3. Nama Jabatan : Direktur

a. Tugas

1) Bekerjasama dengan direktur utama dalam menyusun

anggaran.

2) Bekerjasama dengan direktur utama dalam menyusun

strategi dan rencana kerja untuk mencapai anggaran.

3) Menjamin bahwa system dan prosedur operasi BPR dapat

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku,

sehingga terciptanya sistem operasi yang aman, tertib dan

efisien.

4) Menjamin bahwa laporan-laporan kepada pihak internal

maupun eksternal dapat berjalan dengan tertib dan lancar

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

b. Wewenang

1) Mengusulkan kepada direktur utama dalam membuat

kebijakan, peraturan, serta surat keputusan guna


15

mendukung pelaksanaan rencana kerja yang ditetapkan

dengan tetap memperhatikan peraturan atau ketentuan

undang-undang lainya.

2) Bekerjasama dengan pihak ketiga baik perseroan atau

lembaga atau organisasi kemasyarakatan lainnya dalam

rangka mendukung kegiatan penghimpunan dan penyaluran

dana serta pengembangan BPR.

3) Memantau dan mengevaluasi pengembangan produk dan

jasa BPR secara keseluruhan.

4. Nama Jabatan : Sekretaris Direksi

Atasan Jabatan : Direksi

a. Tugas

1) Mengatur jadwal kegiatan Direksi dengan pihak internal

maupun Eksternal.

2) Bertanggungjawab membuat segala macam surat-menyurat

kesekretariatan atau laporan demi kelancaran operasional

perusahaan.

3) Bertanggungjawab menyimpan dan mengelola berkas,surat

dan arsip perusahaan.

4) Bertangjawab atas pembuatan surat keputusan direksi

maupun instruksi direksi.


16

b. Wewenang

1) Meminta data-data yang diperlukan kepada semua bidang

dalam rangka membuat surat keputusan, instruksi Direksi

atau laporan-laporan lainnya yang diperlukan.

2) Meminta prosedur kegiatan kepada semua bidang dalam

rangka membuat SOP.

5. Nama Jabatan : Pengembangan SDM

Atasan Langsung : Direksi

a. Tugas

1) Mengawasi, mengarahkan dan membina serta memotivasi

semua kegiatan personalia.

2) Melaksanakan semua peraturan dan ketentuan SDM

menurut prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen

perusahaan.

3) Bertanggungjawab atas kelencaran proses rekrutmen

karyawan.

4) Bertanggungjawab atas kelancaran proses rekrutmen

karyawan.

b. Wewenang

1) Memberikan pembinaan dan motivasi kepada SDM yang

ada.
17

2) Memberikan teguran atas pelanggaran yang dilakukan oleh

karyawan dengan tujuan untuk perbaikan.

3) Mengusulkan kepada Direksi akan adanya Surat Keputusan

dan perubahan ketentuan serta peraturan yang berhubungan

SDM.

6. Nama Jabatan : SPI

Atasan Langsung: Direksi

a. Tugas

1) Melaksanakan penilaian, pengawasan dan pemeriksaan

secara rutin pada semua bidang pemasaran maupun

operasional.

2) Melakukan pemeriksaan secara insidentil terhadap hal-hal

yang bersifat umum maupun khusus dibidang pemasaran

maupun operasional.

3) Melakukan pemeriksaan dan kebenaran bukti-bukti

transaksi harian.

b. Wewenang

1) Meminta bukti-bukti transaksi, kelengkapan beserta

laporan-laporan yang diberikan dari seluruh bidang.

2) Melakukan pemeriksaan on the sport terhadap debitur dan

nasabah untuk kepentingan pengawas dan pembinaan.


18

3) Memberikan pembinaan langsung kepada nasabah, debitur

ataupun karyawan apabila ditentukan penyimpangan

administrasi dan prosedur administrasi dan prosedur dari

ketentuan atau peraturan yang telah ditetapkan.

7. Nama Jabatan : Kepala Bagian Operasional

Atasan Langsung : Direksi

a. Tugas

1) Memastikan kelancaran kegiatan harian seluruh bidang

dibawahnya.

2) Menindaklanjuti, menyelesaikan dan meneruskan setiap

complain yang ada ataupun informasi yang dapat

mencemarkan nama baik perusahaan.

3) Memastikan semua laporan baik untuk kepentingan internal

maupun eksternal dapat diselesaikan tepat waktu sesuai

kebutuhan dan ketentuan.

b. Wewenang

1) Meminta laporan dari bagian-bagian dibawahnya yaitu:

bidang back office dan frontliner.

2) Menandatangani/ otorisasi/pengesahan terhadap baukti-

bukti transaksi sesuai ketentuan dan prosedur yang

berlaku.
19

3) Mengawasi dan memberi penilaian atas hasil pekerjaan

dan kinerja kepada seksi back office dan kepala seksi

frontliner.

8. Nama Jabatan : Kepala Seksi Back Office

Atasan Langsung : Kepala Bagian Operasional

a. Tugas

1) Bertanggungjawab atas kelancaran kegiatan bidang

administrasi kredit, BO Accounting /simpanan/ kredit,

penagihan serta sistem IT dan informasi.

2) Bertanggungjawab atas ketertiban berjalannya system

prosedur yang berlaku diseluruh bidang back office.

3) Berkoordinasi dan komunikasi dengan tim dibawahnya agar

setiap bidang dapat berjalan secara optimal.

b. Wewenang

1) Meminta laporan dari bagian-bagian dibawah koordinator

bidang back office.

2) Menandatangani/ otorisasi/ pengesahan terhadap bukti-

bukti transaksi sesuai ketentuan dan prosedur yang berlaku.

3) Mengawasi dan memberi penilaian atas hasil pekerjaan dan

kinerja seluruh personal dibidang back office.

4) Berhubungan dengan pihak ketiga yang berkaitan dengan

tugas dan tanggungjawabnya.


20

9. Nama Jabatan : Kepala Seksi Front Liner

Atasan Langsung : Kepala Bagian Operasional

a. Tugas

1) Bertanggungjawab atas kelancaran kegiatan bidang teller, CS,

operasional kantor kas, dan bagian umum.

2) Bertanggungjawab atas ketertiban berjalannya sistem dan

prosedur yang berlaku diseluruh bidang front liner.

3) Berkoordinasi dan berkomunikasi dengan tim dibawahnya agar

setiap bidang dapat berjalan secara optimal.

b. Wewenang

1) Meminta laporan dari bagian-bagian dibawah koordinator

bidang frontliner.

2) Menandatangani/ otorisasi / pengesahan terhadap bukti-bukti

transaksi sesuai ketentuan dan prosedur yang berlaku.

3) Mengawasi dan memberi penilaian atas hasil pekerjaan dan

kinerja seluruh personal dibidang frontliner.

4) Berhubungan dengan pihak ketiga yang berkaitan dengan tugas

dan tanggungjawabnya.
21

10. Nama Jabatan : Kepala Bagian Pemasaran

Atasan Langsung : Direksi

a. Tugas

1) Sebagai koordinator dan bertanggungjawab atas pelaksanaan

dan tugas serta pekerjaan bagian pemasaran (penghimpunan

maupun penyaluran dana) dan senantiasa menciptakan

terobosan baru dan pengenalan produk kepada masyarakat,

serta menjamin terlaksananya rencana kerja yang telah

ditetapkan.

2) Mengarahkan serta membina seluruh personil dalam

lingkungan pemasaran, dalam rangka menjaga ketertiban,

kedisiplinan, serta mendorong terciptanya suasana kerja yang

kondusif bagi kemajuan perusahaan.

3) Memberikan analisa terhadap pengajuan kredit serta proposal-

proposal yang ada.

b. Wewenang

1) Memberikan tugas dan memeriksa hasil pekerjaan seluruh

petugas dibidang dana, kredit, dan penagihan.

2) Melakukan evaluasi terhadap hasil analisa kredit yang dibuat

oleh AO kredit sebelum permohonan tersebut diajukan ke

komite kredit.

3) Mengusulkan untuk mengadakan promosi lewat media cetak

dan lainya dalam upaya pencapaian target dana dan kredit.


22

11. Nama Jabatan : Customer Service

Atasan Langsung : Kepala Seksi Front Liner

a. Tugas

1) Menerima, melayani dan memberikan setiap informasi yang

dibutuhkan oleh nasabah atau calon nasabah baik produk

kredit, deposito maupun tabungan.

2) Menerima dan melayani nasabah yang bermaksud membuka

menutup atau menyerahkan rekening baik kredit, tabungan

maupun deposito.

b. Wewenang

1) Memberikan setiap informasi yang dibutuhkan oleh nasabah

sesuai dengan wewenang dan tanggungjawabnya.

2) Menerima, memeriksa dan meminta kelengkapan nasabah

lengkap dengan bukti identitasnya dalam rangka pembukaan

rekening tabungan, deposito, dan kredit.

12. Nama Jabatan : Teller

Atasan Langsung ; Kepala Seksi Front Liner

a. Tugas

1) Menerima setoran dan penarikan uang tunai dari dan untuk

nasabah berkaitan dengan transaksi tabungan, deposito serta

biaya sesuai dengan uang tunai dan surat-surat berharga

lainnya.
23

2) Menerima setoran uang tunai dari nasabah untuk transaksi

pembayaran angsuran kredit, pembayaran denda, ataupun

pelunasan kredit.

3) Membayarkan uang tunai atas nama bank transaksi pencairan

kredit ataupun transaksi lainnya sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Wewenang

1) Melakukan pembayaran dan menerima setoran uang yang telah

memenuhi prosedur pengeluaran dan penerimaan uang.

2) Membukukan bukti-bukti transaksi kas pada sistem

berdasarkan bukti-bukti, prosedur yang sah dan berlaku.

3) Menolak pembayaran transaksi yang tidak sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

13. Nama Jabatan : Sistem IT Dan Informasi

Atasan Langsung:Kepala Seksi Back Office

a. Tugas

1) Bertanggungjawab atas pengadaan data dan kelancaran

sistem informasi di perusahaan.

2) Bertanggungjawab atas keakuratan dan keabsahan data

yang disajikan.

3) Bertanggungjawab atas keamanan data perusahaan.

4) Bertanggungjawab atas perawatan/ maintenance peralatan

pendukung sistem informasi yang ada.


24

b. Wewenang

Memberikan usulan atau pengajuan atas pengadaan/

perawatan/perbaikan peralatan sistem teknologi informasi yang

dibutuhkan kepala direksi.

14. Nama Jabatan : BO Accounting

Atasan Langsung : Kepala Seksi Back Office

a. Tugas

1) Bertanggungjawab penuh atas pekerjaan administrasi/

pembukuan/ akuntansi mulai dari menginput bukti-bukti

transaksi sampai menjadi sebuah laporan.

2) Menginput bukti-bukti transaksi pada :

a) Transaksi non tunai (pemindah bukuan)

b) Transaksi biaya, persekot dan titipin.

3) Setiap akhir hari mencetak laporan transaksi harian dan

mencocokannya dengan bukti-bukti transaksi harian yang ada

untuk kemudian dilaporkan kepada kepala seksi back office.

b. Wewenang

1) Menerima, memeriksa, dan membukukan setiap bukti transaksi

pada system sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

2) Menanyakan dan mengklarifikasi kepada petugas atas bukti-

bukti transaksi sesuai ketentuan yang berlaku.


25

3) Memberikan setiap informasi yang dibutuhkan manajemen

untuk keperluan pengendalian manajemen, pengawasan dan

pemeriksaan.

15. Nama Jabatan : BO Simpanan Dan Kredit

Atasan Langsung : Kepala Seksi Back Office

a. Tugas

1) Bertanggungjawab atas pembebanan biaya administrasi

tabungan, deposito baik tunai maupun non tunai (misalnya

administrasi rekening pasif, penggantian buku tabungan

penalty deposito dll).

2) Bertanggungjawab menginput/pembuatan bukti-bukti transaksi

sesuai ketentuan yang berlaku berupa :

a) Transaksi non tunai (pendebitan/pemindahbukukan)

b) Transaksi setoran (titipan)/ tabungan/deposito/kredit

c) Pembebanan bunga deposito/ tabungan.

3) Mencetak laporan transaksi harian dan mencocokannya dengan

bukti-bukti harian yang ada untuk kemudian dilaporkan kepada

kepala seksi back office.

b. Wewenang

1) Menerima, memeriksa dan membukukan setiap bukti transaksi

pada sistem sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.


26

2) Mendebit/kredit rekening tabungan dan deposito debitur sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

3) Memberikan setiap informasi yang dibutuhkan pihak

manajemen untuk kepentingan pengawasan dan pemeriksaan.

Menanyakan dan mengklarifikasi kepada petugas atas bukti-

bukti transaksi tabungan/deposito.

16. Nama Jabatan : Administrasi Kredit

Atasan Langsung : Kepala Seksi Back Office

a. Tugas

1) Melaksanakan prosedur pengadministrasian putusan sesuai

dengan ketentuan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh

perusahaan.

2) Mengecek kelengkapan berkas perjanjian kredit.

3) Menyiapkan dan mengurus berkas keperluan realisasi pinjaman

mulai dari persiapan kontrak hingga kelengkapan berkas-berkas

pinjaman yang dibutuhkan.

b. Wewenang

1) Meminta kelengkapan data kepada petugas dalam rangka

membuat kontrak pinjaman dan kelengkapan kredit lainnya.

2) Berhubungan dengan pihak ketiga (kantor notaris) untuk

kepentingan kelengkapan pencairan pinjaman.


27

3) Meminta kepada petugas AO untuk melengkapi berkas untuk

realisasi pinjaman/ melengkapi berkas-berkas pinjaman.

17. Nama Jabatan : Koordinator Bagian Umum

Atasan Langsung : Kepala Seksi Front Liner

a. Tugas

1) Menjaga keharmonisan dan kekompakan dibagian umum.

2) Mengkoordinir kegiatan bagian umum mengenai :

a) Kebersihan dan kemanan seluruh kantor dan

perlengkapannya.

b) Kelengkapan kebutuhan rumah tangga.

c) Persediaan kelengkapan dan peralatan kantor.

3) Mengkoordinir, mengarahkan dan membina sesama kegiatan

bagian umum (sopir, satpam, dan pramubhakti).

b. Wewenang

1) Memberikan tugas kepada anggota bidang umum yang meliputi

satpam, pramubhakti dan sopir.

2) Memberi teguran atas pelanggaran anggota bidang umum

dalam rangka teguran atas pelanggaran anggota bidang umum

dalam rangka pembinaan.

3) Memberi penilaian kinerja dan reward atau penghargaan

terhadap staf dibawahnya.

4) Memberikan motivasi dan semangat bagi staf dibawahnya.


28

18. Nama Jabatan : Sopir

Atasan Langsung : Koordinator Bagian Umum

a. Tugas

1) Bertanggungjawab atas kelancaran pekerjaan operasional

kantor, khususnya pekerjaaan yang membutuhkan sarana

transportasi.

2) Merawat dan menjaga kebersihan, keutuhan dan keamanan

kendaraan inventaris ataupun kendaraan lain yang menjadi

tanggungjawab perusahaan.

3) Menjaga keamanan dan ketertiban kantor dengan jalan ikut

mengatur parkir dan keluar masuknya kendaraan terutama pada

saat ada pekerjaan pokok yang harus dikerjakan.

b. Wewenang

1) Menjaga dan merawat kendaraan yang digunakan untuk

operasional perusahaan.

2) Mengusulkan untuk mengadakan perbaikan atas kendaraan

operasional perusahaan.
29

19. Nama Jabatan : Pramubhakti

Atasan Langsung : Koordinator Bagian Umum

a. Tugas

1) Memelihara kebersihan dan keindahan di lingkungan kantor.

2) Merawat dan memelihara kebersihan dan keamanan peralatan

kantor dan barang-barang milik kantor lainnya.

3) Mengatur dan menyelenggarakan pekerjaan rumah tangga

kantor lainnya.

4) Mengamankan keamanan kantor terhadap pencurian,

perampokan dan bahaya kebakaran.

b. Wewenang
1) Membersihkan dan merapihkan seluruh ruangan di lingkungan
kantor.
2) Merawat dan menjaga seluruh barang investaris kantor.

20. Nama Jabatan : Satpam

Atasan Langsung : Koordinator Bagian Umum

a. Tugas

1) Menjaga keamanan kantor dari bahaya

pencurian/perampokan, pengrusakan maupun kebakaran.

2) Memonitor setiap kejadian dilingkungan kantor dan

mencatatnya dalam buku register untuk mengantisipasi

terjadinya hal-hal yang tidak diharapkan.


30

3) Ikut menjaga ketertiban, kelancaran, serta kenyamanan

dalam pelayanan nasabah, mulai nasabah masuk hingga

keluar dari lingkungan kantor antara lain berupa :

a) Mengatur parkir.

b) Membukakan pintu bagi tamu yang mau masuk atau

keluar kantor.

b. Wewenang

1) Membantu nasabah yang hendak keluar atau masuk bank

yang meliputi mengatur tempat parkir.

2) Mengusulkan kepada atasan segala sesuatu yang

berhubungan dengan keamanan dan ketertiban sesuatu yang

berhubungan dengan keamanan dan ketertiban

dilingkungan kantor.

21. Nama Jabatan : Operasional Kantor Kas

Atasan Langsung : Kepala Kantor Kas

a. Tugas

1) Menerima, melayani dan memberikan setiap informasi yang

dibutuhkan oleh nasabah atau calon nasabah baik produk

kredit, tabungan maupun deposito.

2) Menerima dan melayani nasabah yang bermaksud membuka

atau menutup rekening tabungan atau deposito.


31

b. Wewenang

1) Memberikan setiap informasi yang dibutuhkan oleh nasabah

sesuai dengan wewenang dan tanggungjawabnya.

2) Melakukan pembayaran dan menerima setoan uang yang telah

memenuhi prosedur pengeluaran dan penerimaan uang.

3) Menanyakan dan mengklarifikasi kepada petugas atas bukti-

bukti transaksi yang telah semestinya.

22. Nama Jabatan : Penagihan

Atasan Langsung : Kepala Seksi Back Office

a. Tugas

1) Bertanggung jawab atas ketelitian data dan kelancaran sistem

angsuran pinjaman sesuai ketentuan yang berlaku.

2) Setiap hari berkewajiban untuk mengecek tabungan wajib

debitur yang dapat di debit sebagai angsuran sesuai tanggal

jatuh tempo masing-masing debitur sesuai ketentuan yang

berlaku.

3) Membuat perhitungan tagihan angsuran debitur menunggak

untuk pembayaran maupun pelunasan kredit.

b. Wewenang

1) Menghubungi debitur baik secara langsung maupun tidak

langsung dalam rangka penagihan angsuran kredit.


32

2) Menerima angsuran kredit dari debitur, dengan memberikan

bukti penerimaan yang sah.

3) Meminta bagian penagihan lapangan atau tim untuk datang ke

tempat debitur dalam rangka penagihan dan meminta laporan

hasil kunjungan AO atau kolektor secara tertulis.

23. Nama Jabatan : Kepala Seksi Dana

Atasan Langsung: Kepala Bagian Pemasaran

a. Tugas

1) Koordinator dan bertanggung jawab atas terlaksanananya

kegiatan-kegiatan di bidang pemasaran dana dalam rangka

mencapai target yang ditetapkan.

2) Bertanggung jawab atas ketertiban jalannya SOP dan

ketentuan yang berlaku di seluruh transaksi simpanan.

3) Berkoordinasi dan berkomunikasi dengan tim dibawahnya

agar kinerja dapat berhasil secara optimal.

b. Wewenang

1) Menghubungi calon nasabah dan nasabah dalam rangka

pendekatan dan pelayanan penghimpunan dana.

2) Memberikan tugas dan memeriksa hasil pekerjaan seluruh

petugas dibagian pemasaran dana.

3) Memberi petunjuk atau pengarahan terhadap hasil

pekerjaan anggota bidang pemasaran dana.


33

24. Nama Jabatan : Kepala Seksi Pemasaran

Atasan Langsung : Kepala Bagian Pemasaran

a. Tugas

1) Koordinator dan bertanggungjawab atas seluruh kegiatan

dibidang kredit dalam rangka pencapaian target

(investasi,NPL, dan pendapatan bunga kolektibilitas 2,3,4)

yang telah ditetapkan.

2) Melakukan survey dan atau pendampingan survey terhadap

permohonan kredit dari calon debitur, baik survey kelayakan

usaha dan survey jaminan.

b. Wewenang

1) Menghubungi calon nasabah dan nasabah dalam rangka

pemasaran kredit dan menjaga kualitas kredit yang

diberikan.

2) Memberikan tugas dan memeriksa hasil pekerjaan seluruh

petugas dibagian pemasaran kredit.

25. Nama Jabatan : Account Officer Dana

Atasan Langsung : Kepala Seksi Dana

a. Tugas

1) Melakukan pendekatan dan pembinaan kepada masyarakat

untuk lebih mengenal budaya menabung.


34

2) Melayani penyetoran dan pengambilan tabungan dan

deposito yang menggunakan system jemput bola/ diluar

kantor.

b. Wewenang

1) Menghubungi calon nasabah dan nasabah

(perorangan/instansi) dalam rangka pendekatan dan

pelayanan penghimpunan dana.

2) Menerima setoran tabungan dan deposito diluar kantor

dengan memberikan bukti penerimaan yang sah.

3) Menjaga/menjalin hubungan dengan nasabah

(perorangan/instansi) dalam rangka pemasaran terhadap

produk-produk simpanan.

26. Nama Jabatan : Account Officer Kredit

Atasan Langsung : Kepala Seksi Kredit

a. Tugas

1) Melaksanakan tugas pemasaran kredit seperti :

a) Mencari, menerima, melayani dan memberikan

informasi kepada para nasabah atau debitur dalam

rangka penyaluran kredit dan jasa perbankan lainnya.

b) Meneliti kelengkapan persyaratan calon debitur dalam

permohonan kredit.
35

c) Melakukan peninjauan lapangan atas usaha atau

tempat tinggal calon debitur.

b. Wewenang

1) Menghubungi calon debitur dalam rangka pemasaran

kredit, analisa kredit dan pembinaan kepada debitur.

2) Menerima dan meneliti berkas-berkas dan syarat

kelengkapan kredit yang diajukan oleh calon debitur.

3) Menggali informasi lebih lanjut kepada debitur dalam

kaitannya dengan kelayakan pengajuan kredit.

27. Nama Jabatan : Legal

Atasan Langsung : Kepala Bagian Pemasaran

a. Tugas

1) Membuat analisa terhadap SID pengajuan kredit debitur.

2) Mempersiapkan dan melengkapi semua kekurangan

administrasi debitur yang sudah turun ke kolektibilitas 2,3,4

untuk tindakan hukum lebih lanjut.

b. Wewenang

Memutuskan apakah proses penandatanganan perjanjian

kredit, perjanjian kerja sama dan pengikatan jaminan bisa

dilaksanakan atau tidak. Memberikan rekomendasi kepada

Kepala Bagian Pemasaran setiap pelanggaran dalam proses

perikatan kredit.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Aktivitas Magang

Magang merupakan kegiatan mahasiswa untuk mencari pengalaman di

dunia kerja secara praktek di Instansi Pemerintah atau Perusahaan swasta.

Penulis melakukan kegiatan magang sejak 21 Februari 2017 sampai 4 April

2017 yang bertempat di PT BPR Profidana Paramitra yang beralamatkan di

Jalan SWK 102, Dongkelan, Sewon, Bantul, Yogyakarta. Kegiatan yang

dilakukan penulis selama magang di PT BPR Profidana Paramitra adalah

sebagai berikut :

1. Merekap laporan publikasi seluruh BPR di Yogyakarta

2. Mengarsip bukti-bukti transaksi

3. Merapikan arsip/dokumen

4. Pemaparan materi dari Kepala Bagian Operasional tentang tingkat

kesehatan bank

5. Melakukan literasi

6. Survey lapangan proses pemberian kredit

7. Pengamatan proses pencairan kredit

8. Membuat PPT, tabel dan Grafik perkembangan tabungan, kredit,

deposito, dan NPL kantor pusat, kantor cang, dan kantor kas selama 6

tahun.

36
37

B. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Bank

Menurut Taswan (2010:7) “Bank adalah lembaga yang berperan

sebagai lembaga keuangan antara pihak-pihak yang memiliki

kelebihan dana dengan mereka yang membutuhkan dana, serta

berfungsi untuk memperlancar lalu lintas pembayaran giral”. Sesuai

dengan Undang-undang Perbankan No. 7 tahun 1992 tentang

perbankan yang telah diubah menjadi Undang-undang No. 10 tahun

1998, bank didefinisikan sebagai perusahaan yang bergerak dibidang

jasa, dengan kegiatan pokoknya yang mempunyai 3 fungsi pokok

yaitu:

a. Menerima penyimpanan dana masyarakat dalam berbagai bentuk.

b. Menyalurkan dana tersebut dalam bentuk kredit kepada masyarakat

untuk mengembangkan usaha.

c. Melaksanakan berbagai jasa dalam kegiatan pergadangan dan

pembayaran dalam negeri maupun luar negeri, serta berbagai jasa

lainnya dibidang keuangan, diantaranya inkaso transfer, traveler

check, credit card, safe deposito box, jual beli surat berharga, dll.

2. Pengertian Kredit

Menurut Hariyani (2010:9) pengertian kredit berasal dari bahasa

latin “credo” yang berarti “saya percaya” yang merupakan kombinasi

dari bahasa sansekerta “Cred” yang artinya “kepercayaan”. Kredit


38

berati memperoleh kepercayaan, atas dasar kepercayaan kepada

seseorang yang memerlukan maka diberikan uang, barang atau jasa

dengan syarat membayar kembali atau memberikan penggatiannya

dalam suatu jangka waktu yang telah diperjanjikan. Pengertian tersebut

kemudian dibakukan oleh pemerintah dengan dikeluarkan Undang-

undang Pokok Perbankan NO. 14 tahun 1967 bab 1 pasal 1,2 yang

merumuskan pengertian kredit sebagai berikut ”kredit adalah

penyediaan uang atau yang disamakan dengan itu berdasarkan

persetujuan pinjam meminjam antara bank dengan lain pihak dalam

hal mana pihak peminjam berkewajiban melunasi hutangnya setelah

jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditentukan.”

Selanjutnya pengertian kredit disempurnakan lagi dalam Undang-

undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah

dengan Undang-undang 10 tahun 1998, yang mendefinisikan

pengertian kredit adalah sebagai berikut: “kredit adalah penyediaan

uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan

persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan

pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi

hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga”.


39

3. Unsur – unsur Kredit

Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian kredit adalah

sebagai berikut (Kasmir , 2012: 114)

a. Kepercayaan

Yaitu, suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan

(berupa uang, barang, atau jasa) akan benar-benar diterima kembali

di masa tertentu. Dimasa yang akan datang. Kepercayaan ini

diberikan oleh bank , dimana sebelumnya sudah dilakukan

penelitian penyelidikan tentang kondisi masa lalu dan sekarang

terhadap nasabah baik secara intern maupun ekstern.

b. Kesepakatan

Kesepakatan ini dituangkan dalam surat perjanjian dimana masing-

masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-

masing. Kesepakatan ini kemudian dituangkan dalam akad kredit.

c. Jangka waktu

Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu,

jangka waktu ini mencangkup masa pengembalian kredit telah

disepakati. Jangka waktu ini dapat berbentuk jangka pendek,

jangka menengah, atau jangka panjang.

d. Risiko

Adanya suatu waktu pengembalian akan menyebabkan suatu risiko

tidak tertagihnya atau macet pemberian kredit. Semakin panjang

jangka waktu kredit semakin besar risikonya, demikian sebaliknya.


40

Risiko ini menjadi tanggungan bank baik risiko yang disengaja

oleh nasabah yang lalai maupun risiko yang tidak disengaja

misalnya terjadi bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah

tanpa ada unsur kesengajaan lainnya.

e. Balas jasa

Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa

tersebut yang kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam

bentuk bunga dan biaya administrasi kredit ini merupakan

keuntungan bank.

4. Prinsip Dasar Dalam Pemberian Kredit

Bank merupakan tempat penyimpanan dana terbaik bagi

masyarakat. Selain tempat penyimpanan dana bank juga sebagai

penyalur dana kepada masyarakat dalam meningkatkan kegiatan usaha

dan dapat memenuhi kebutuhan dana masyarakat dengan kredit atau

pinjaman. Dalam pemberian kredit bank harus memperoleh keyakinan

apakah debitur akan memenuhi kewajibanya kepada bank dengan

tertib sesuai dengan kesepakatan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan

penilaian kredit atau prinsip 5C. Menurut Kasmir (2012:136) Prinsip

perkreditan 5 C tersebut adalah sebagai berikut :

a. Character ( Watak/Kepribadian )

Character merupakan sifat seseorang. Sifat atau watak yang akan

diberikan kredit.Dengan melihat Kebiasaan-kebiasaannya,cara


41

hidup, keadaan dan latar belakangnya. Tujuannya adalah untuk

memberikan keyakinan kepada bank bahwa character dari calon

debitur benar-benar dapat dipercaya dan berusaha untuk memenuhi

kewajibannya dengan kata lain memiliki kemauan untuk membayar

dan melunasi hutang atau kredit yang telah diberikan bank.

b. Capacity (Kemampuan)

Capacity merupakan suatu penilaian kepada calon debitur

mengenai kemampuan melunasi kemampuan melunasi kewajiban-

kewajibannya dari kegiatan usaha yang dilakukannya atau kegiatan

usaha yang dibiayai dengan kredit bank. Kegiatan usahanya dapat

dilihat dari pendidikannya, pengalaman mengelola usahanya,

sejarah perusahaan yang pernah dikelola (pernah mengalami masa

sulit apa tidak, bagaimana mengatasi kesulitan tersebut). Capacity

ini merupakan ukuran dari kemampuan dalam membayar atau

melunasi kewajibannya.

c. Capital ( Modal )

Dengan melihat penggunaan modal oleh debitur secara efektif

dilihat dari laporan keuangannya, dapat dinilai dari segi likuiditas,

solvabilitas, rentabilitas, dan ukuran lainnya. Capital juga harus

dilihat dari segi mana saja sumber modal yang diperoleh calon

debitur. Berdasarkan kondisi tersebut dapat dinilai apakah calon

debitur layak diberikan pembiayaan dan besar plafon yang layak

diberikan.
42

d. Colecteral ( Jaminan/Agunan )

Colecteral merupakann jaminan yang mungkin bisa disita apabila

debitur benar-benar tidak bisa memenuhi kewajibannya. Jaminan

hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga

harus diteliti keabsahannya sehingga jika terjadi masalah maka

jaminan dapat segera digunakan atau diambil alih oleh bank.

e. Condition of economic (Kondisi Perekonomian)

Condition of economic yaitu situasi dan kondisi politik, sosial,

ekonomi, dan budaya yang mempengaruhi keadaan perekonomian

yang kemungkinan dapat mempengaruhi kelancaran kegiatan usaha

calon debitur.

Dalam pemberian kredit selain prinsip 5C juga terdapat prinsip 7P

yang dapat digunakan untuk menilai calon debitur dalam analisis

pemberian kredit. Prinsip 7P yaitu sebagai berikut :

a. Personality

Personality yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau

tingkah lakunya sehari-hari, penilaian personality juga mencangkup

sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi

suatu masalah dan menyelesaikannya.

b. Party

Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi atau golongan

tertentu berdasarkan modal, loyalitas, serta karakternya. Sehingga


43

nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu dan akan

mendapatkan fasilitas kredit yang berbeda pula dari bank.

c. Purpose

Mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit termasuk jenis

kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat

bermacam-macam sesuai kebutuhan. Contohnya untuk modal kerja,

investasi, konsumsif, produktif, dll.

d. Prospect

Yaitu untuk menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang apakah

menguntungkan atau tidak. Dengan kata lain mempunyai prospek atau

sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang

dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi akan

tetapi juga nasabah.

e. Payment

Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit

yang telah diambil dari sumber mana saja dana untuk pengembalian

kredit. Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka akan

semakin baik. Sehingga jika salah satu usahanya merugi akan dapat

ditutupi oleh usaha lainnya.


44

f. Profitability

Untuk menganalisis bagaimana kemampuan dalam mencari laba.

Profitabilitas diukur dari periode ke periode, apakah akan tetap sama

atau akan semakin meningkat dengan adanya tambahan kredit yang

akan diberikan.

g. Protection

Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar kredit yang diberikan

mendapatkan jaminan perlindungan, sehingga kredit yang diberikan

benar-benar aman. Perlindungan yang diberikan oleh debitur dapat

berupa jaminan barang atau jaminan asuransi.

5. Tujuan Kredit

Dalam pemberian fasilitas kredit mempunyai tujuan. Tujuan dari

pemberian kredit yaitu :

a. Mendapat keuntungan, dengan keuntungan yang diperoleh dari

bunga yang diterima bank sebagai jasa dan biaya administrasi

kredit yang dibebankan kepada nasabah.

b. Membantu usaha nasabah, yaitu membantu nasabah yang

memerlukan dana untuk modal kerja maupun untuk

mengembangkan dan memperluas usahanya.

c. Membatu pemerintah, dengan banyaknya kredit yang disalurkan

bank berati ada peningkatan diberbagai sektor. Pemerintah juga


45

mendapat keuntunan misalnya meningkatkan penerimaan pajak

juga dapat membuka kesempatan kerja bagi masyarakat.

6. Fungsi Kredit

Pemberian fasilitas kredit juga mempunyai fungsi yaitu :

a. Untuk menigkatkan daya guna uang

Adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang. Jika uang

hanya disimpan tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna.

Dengan diberikan kredit, uang tersebut menjadi berguna untuk

menghasilkan barang atau jasa oleh penerima kredit.

b. Untuk meningkatkan daya guna barang

Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh debitur

untuk mengolah barang tidak berguna menjadi barang yang

berguna dan bermanfaat.

c. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha

Bagi penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegairahan

berusaha, terutama bagi nasabah yang modalnya pas-pasan.

d. Sebagai alat stabilitas ekonomi

Dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah

barang yang diperlukan oleh nasabah. Kredit juga dapat membantu

mengekspor barang ke luar negeri sehingga dapat meningkatkan

devisa Negara.
46

7. Jenis Kredit

Menurut Kasmir (2012:119) Pada dasarnya terdapat pengelompokan

jenis kredit, menurut kredit dikelompokkan berdasarkan :

a. Dilihat Dari Segi Tujuan Kredit

Menurut penggunaannya, kredit dibagi menjadi dua yaitu :

1) Kredit konsumtif, ditujukan ke nasabah yang memerlukan dana

untuk untuk kebutuhan konsumsi. Misalnya untuk kebutuhan

konsumsi, pembelian barang atau kendaraan.

2) Kredit produktif, ditujukan nasabah yang memerlukan dana

untuk produksi atau usaha. Kredit yang diberikan tidak habis

untuk pemakaian pribadi melainkan untuk perputaran usahanya

dan menghasilkan laba.

b. Kredit Dilihat Dari Segi Kegunaanya

Dilihat dari segi kegunaannya kredit dibagi menjadi dua yaitu :

1) Kredit modal kerja, merupakan kredit yang digunakan untuk

keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya.

Sebagai contoh kredit modal kerja diberikan untuk membeli

bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya-biaya yang

berkaitan dengan proses produksi.

2) Kredit investasi, merupakan kredit jangka panjang yang

biasanya untuk keperluan usaha atau membangun proyek baru

atau untuk rehabilitasi.


47

c. Kredit dilihat dari Jangka waktunya

Menurut jangka waktunya kredit dibagi menjadi 3 yaitu :

1) Kredit jangka pendek, yaitu jenis kredit yang mempunyai

jangka waktu hingga satu tahun atau tidak lebih dari satu tahun.

2) Kredit jangka menengah, yaitu jenis kredit yang mempunyai

jangka waktu antara satu hingga tiga tahun.

3) Kredit jangka panjang, yaitu jenis kredit yang mempunyai

jangka waktu lebih dari tiga tahun.

d. Cara penggunaan

1) Kredit rekening Koran bebas, yaitu jenis kredit dimana debitur

menerima seluruh kreditnya dalam bentuk rekening Koran dan

pemakaian tidak dibatasi, namun disesuaikan dengan

maksimum kredit yang diberikan.

2) Kredit rekening Koran terbatas, yaitu jenis kredit dimana

debitur menerima seluruh kreditnya dalam bentuk rekening

Koran, namun terdapat pembatasan dalam pemakaiannya.

Nasabah tidak diperkenankan melakukan penarikan uang

sekaligus. Penarikan dilakukan sesuai kebutuhan usahanya.

3) Kredit rekening Koran aflopend, yaitu jenis kredit dimana

penarikan dilakukan sekaligus pada waktu penarikan pertama

dan pembayarannya dilakukan dengan cara mengangsur.


48

4) Kredit revolving, yaitu jenis kredit dengan penarikan yang

sama dengan rekening Koran bebas, namun dibedakan menurut

cara pemakaiannya.

8. Kredit Bermasalah

Menurut Suhardjono dan Kuncoro (2011:420) pengertian “Kredit

bermasalah merupakan keadaan dimana nasabah tidak mampu

membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada bank sesuai

perjanjian kredit”. Kolektibilitas kredit menurut ketentuan bank

indonesia digolongkan sebagai berikut :

a. Lancar

Kredit yang digolongkan lancar apabila debitur dapat membayar

kewajibannya secara tepat waktu. Perkembangan rekening baik dan

tidak ada tunggakan serta sesuai dengan persyaratan kredit.

b. Dalam perhatian khusus (DPK)

Kredit yang digolongkan DPK apabila debitur terdapat tunggakan

pembayaran pokok dan/ atau bunga sampai 90 hari.

c. Kurang lancar

Kredit yang digolongkan kurang lancar apabila debitur terdapat

tunggakan pembayaran pokok dan/atau bunga yang telah

melampaui 90 hari sampai dengan 180 hari.


49

d. Diragukan

Kredit yang digolongkan diragukan apabila debitur terdapat

tunggakan pembayaran pokok dan/atau bunga yang telah

melampaui 180 hari sampai dengan 270 hari.

e. Macet

Kredit yang digolongkan macet apabila debitur tidak mampu

membayar kewajibannya melampaui 270 hari.

9. Non Performing Loan (NPL)

Rasio Non Performing Loan (NPL) digunakan untuk mengukur

tingkat perkembangan kredit bermasalah pada bank. Semakin tinggi

nilai rasio NPL maka semakin tinggi kredit yang bermasalah dengan

kolektabilitas kurang lancar, diragukan, dan macet. Rasio ini

menggambarkan tingkat presentasi tertentu antara total kredit

bermasalah (kredit kurang lancar, kredit diragukan, kredit macet)

dengan total kredit yang diberikan. Rumus perhitungan Non

Performing Loan menurut Kasmir (2012) :

……(1)
50

10. Penyisihan Penghapusan Asset Produktif

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/26/PBI/2011

tentang perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor

8/19/PBI/2006 tentang Kualitas Asset Produktif dan pembentukan

Penyisihan Penghapusan Asset Produktif (PPAP) yaitu cadangan yang

dibentuk untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul

sehubungan dengan kredit yang telah diberikan kepada nasabah. PPAP

ini dibentuk untuk mengatasi risiko kerugian pada bank, maka Bank

Indonesia mewajibkan setiap bank untuk melakukan penyisihan

penghapusan asset yang terdiri dari :

a. PPAP umum 0,5% x asset produktif lancar

b. PPAP khusus sebesar :

10% x (asset produktif kurang lancar - nilai agunan)

50% x (asset produktif diragukan – nilai agunan)

100% x (asset produktif macet – nilai agunan)

11. Penanganan Kredit Bermasalah

Kredit yang bermasalah atau kualitasnya memburuk harus

ditangani secara serius dan diupayakan perbaikan-perbaikan agar

menjadi lancar kembali. Kredit yang bermasalah akan dilakukan

identifikasi masalah dan analisa strategi yang diperlukan dalam

menentukan langkah yang tepat. Langkah-langkah dalam penanganan

kredit bermasalah sebagai berikut:


51

A. Pembinaan Kredit

Menurut Suhardjono dan Kuncoro (2011) menyatakan

pembinaan kredit adalah upaya pembinaan yang

berkesinambungan mulai dari sejak pencairan kredit sampai

dengan kredit dibayar lunas termasuk pemecahan permasalahan

dan dilakukan penjabat kredit yang berwenang terhadap fasilitas

kredit yang menyangkut penilaian perkembangan usaha debitur.

B. Restrukturisasi kredit

Bank Indonesia mengatur kebijakan penyelesaian kredit

bermasalah melalui restrukturisasi kredit, dimuat pada PBI No. 7/2

PBI pasal 1 butir 25 Tahun 2005 terdiri dari :

1) Penurunan suku bunga

Yaitu diturunkannya presentasi suku bunga kredit yang harus

dibayarkan sehingga memperingan debitur dalam membayar

angsuran kreditnya.

2) Pengurangan tunggakan bunga kredit

Berupa pengurangan jumlah bunga kredit yang sudah jatuh

tempo namun belum dapat dilunasi oleh debitur.

3) Pengurangan tunggakan pokok kredit

Merupakan mengurangi jumlah tagihan utang tertunggaknya

agar dapat meringankan debitur dalam melunasi utangnya.

4) Perpanjangan jangka waktu kredit


52

Dengan memberikan kelonggaran atau memperpanjang jangka

waktu kredit, Pelunasan kredit, diharapkan debitur dapat

memperbaiki usahanya dan dapat melunasi kewajibannya.

5) Konversi kredit menjadi penyertaan modal sementara

Dengan menukar jumlah utang yang tertunggak menjadi

penyertaan modal pada perusahaan debitur. Penyertaan modal

ini sifatnya hanya sementara dan wajib ditarik kembali setelah

jangka waktu 5 tahun atau saat usaha debitur telah memperoleh

laba komulatif.

12. Penyelesaian Kredit Bermasalah

Merupakan upaya yang dilakukan apabila penyelamatan kredit

tidak berhasil dengan maksud agar bank tidak mengalami kerugian

yang lebih besar lagi.Adapun penyelesaian kredit yang diselesaikan

secara damai dan secara hukum (Hariyani,2010).

a. Penyelesaian kredit bermasalah secara damai

Penyelesaian kredit secara damai terdiri dari :

1) Keringanan pembayaran bunga .

2) Penjualan agunan atau asset.

3) Pengambilalihan asset debitur oleh Bank.

4) Keringanan tunggakan pokok


53

b. Penyelesaian kredit bermasalah secara hukum

Penyelesaian kredit bermasalah secara hukum terdiri dari :

1) Penyelesaian melalui pengadilan negeri.

2) Penyerahan pengurusan kredit macet pada KP2LN.

3) Permohonan pernyataan kapailitan melalui pengadilan

negeri.

4) Penyerahan penyelesaian kredit macet melalui kejaksaan.

5) Penyelesaian kredit dengan pengajuan klaim asuransi.

C. Analisis Masalah

1. Prosedur Pemberian Kredit Pada PT BPR Profidana Paramitra

Dalam pengajuan kredit debitur atau calon debitur harus memenuhi

syarat. Syarat-syarat yang dibutuhkan untuk pengajuan kredit sebagai

berikut:

1) Debitur atau calon debitur mempunyai usaha produktif atau bekerja

sebagai karyawan pada instansi pemerintah atau swasta.

2) Bentuk badan usaha debitur atau calon debitur adalah usaha

perorangan.

3) Usaha debitur atau calon debitur sudah berjalan 2 tahun.

4) Dana peminjaman ditujukan untuk memenuhi kebutuhan akan modal

kerja, investasi, atau konsumsi.


54

5) Agunan kredit berupa barang tidak bergerak (tahan/tanah dan

bangunan), barang bergerak (kendaraan bermotor) atau simpanan

(tabungan/deosito) di PT BPR Profidana Paramitra.

6) Plafon pinjaman maksimal sesuai BMPK Bank.

7) Calon debitur mengajukan kredit dengan mengisi formulir

permohonan kredit dan dilengkapi dokumen sebagai berikut :

a) Fotocopy KTP

b) Fotocopy kartu keluarga

c) Fotocopy surat nikah

d) Fotocopy surat jaminan

e) Fotocopy surat keterangan penghasilan

f) Slip gaji terakhir

g) Fotocopy identitas diri pemilik jaminan

h) Denah lokasi rumah dan jaminan

i) Fotocopy rekening listrik

j) Rekening bank lain 3 bulan terakhir (bila ada)

k) NPWD (bila ada)


55

a. Standar Operasional Perusahaan Prosedur Pemberian Kredit

Ada beberapa standar operasional dalam sistem pemberian kredit

sebagai berikut :

1) Prosedur Pengajuan Kredit

Prosedur pengajuan kredit pada PT BPR Profidana Paramitra Yaitu :

a) Debitur atau calon debitur mengisi formulir permohonan kredit

dengan lengkap.

b) Debitur atau calon debitur melampirkan syarat-syarat permohonan

kredit sesuai ketentuan diatas.

c) Berkas permohonan kredit diserahkan ke customer service dan

diverifikasi kebenarannya dan legalitasnya.

d) Petugas yang ditunjuk melakukan cek SID calon debitur

e) Selanjutnya berkas permohonan kredit diserahkan ke Account

Officer untuk dilakukan proses analisis kredit.

2) Prosedur Analisis Kredit

Dalam menyususn analisa kelayakan pemberian kredit harus

berdasarkan prinsip kehati-hatian dan mengacur pada prinsip 5C

(Character, Capacity, Capital, Collecteral, dan Condition Of

Ekonomic) serta aspek hukum. Prosedur analisis pemberian kredit

sebagai berikut :

a) Account Officer menerima berkas permohonan kredit yang telah

dilengkapi dengan foto copy persyaratan kredit untuk diteliti

legalitas dan kesesuaian dengan kondisi sebenarnya.


56

b) Account Officer melakukan survey lapangan untuk melihat

langsung tempat tinggal debitur, usaha debitur, agunan debitur,

sekaligus menggali semua data debitur baik data kualitatif maupun

data kuantitatif sebagai bahan pembuatan analisa kredit.

c) Account Officer wajib menyusun proposal pengajuan kredit dalam

bentuk analisa kredit untuk diajukan ke Komite kredit.

3) Prosedur Persetujuan Kredit

Setelah proses analisa kredit selesai dibuat oleh Account Officer, maka

tahapan berikutnya adalah meminta putusan kredit. Prosedur putusan

kredit sebagai berikut:

a) Account Officer membawa semua dokumen analisa kredit yang

meliputi dokumen permohonan kredit, data analisa kredit serta

dokumen pendukung lainnya diperlukan komite kredit.

b) Komite kredit melakukan verifikasi dan evaluasi terhadap hasil

analisa kredit, yang meliputi beberapa aspek antara lain aspek

hukum agunan, aspek keuangan, aspek risiko dan aspek lainnya,

untuk memutuskan kelayakan pemberian kredit kepada calon

debitur.

c) Putusan komite kredit; disetujui, disetujui dengan syarat atau

ditolak.

ketentuan dalam pengambilan keputusan kredit yaitu untuk

plafon sampai dengan 20 juta komite kredit terdiri dari Account

Officer (AO) dan kepala bagian kredit. untuk plafon 20 juta sampai
57

50 juta harus diketahui direktur. Untuk plafon 50 juta sampai

dengan 100 juta harus mendapat peretujuan dari direksi. Dan untuk

plafon diatas 100 juta harus mendapat persetujuan dari dewan

komisaris.

4) Prosedur Penandatanganan Kredit

a) Petugas administrasi kredit menyiapakan semua dokumen

pinjaman kredit yang telah dicetak berupa perjanjian kredit, jadwal

angsuran dan slip pencairan sesuai dengan data-data pada Surat

Putusan Pemberian Kredit.

b) Petugas administrasi kredit menginput data-data debitur yang

terkait dengan perjanjian kredit pada system USSI dengan lengkap

dan benar.

c) Petugas administrasi kredit memintakan verifikasi data-data

tersebut yang telah diinput di system USSI kepada Kepala Bagian

Operasional sebelum dilaksanakan penandatanganan perjanjian

kredit.

d) Setelah diverifikasi petugas administrasi kredit mencetak jadwal

angsuran dan kwitansi pencairan kredit.

e) Sebelum penandatanganan perjanjian kredit dilaksanakan, petugas

adminidtrasi kredit wajib meminta dokumen asli debitur yang

meliputi dokumen agunan dan KTP untuk dicocokan dengan

fotocopy dokumen yang telah diserahkan.


58

f) Petugas kredit wajib membacakan pasal demi pasal perjanjian

kredit dengan jelas dan mudah diterima dan dipahami debitur.

g) Petugas administrasi kredit meminta debitur untuk menadatangani

dan membutuhkan paraf pada setiap halaman berkas dan buku

daftar debitur.

5) Prosedur Pencairan Kredit

Setelah penandatanganan perjanjian kredit dan pengikatan agunan

kredit sudah selesai, maka tahapan berikutnya adalah pencairan kredit.

Tata laksana proses pencairan kredit yaitu :

a) Semua dokumen perjanjian kredit yang telah ditandatangani

debitur beserta dokumen asli agunannya diserahkan ke petugas

yang ditunjuk (kepala bagian operasional) untuk diverifikasi ulang

mengenai kelengkapannya, antara lain keberadaan tanda tangan

debitur.

b) Setelah diverifikasi selanjutnya administrasi kredit melakukan

proses pencairan kredit dan terlebih dahulu meminta otorisasi

kepada pejabat yang berwenang.

c) Selanjutnya bagian administrasi kredit menjurnal ke jurnal

pengeluaran kas dan memosting ke dalam buku besar.

6) Prosedur Pengawasan Kredit

a) Account Officer wajib melakukan pembinaan masing-masing

debitur yang menjadi tanggungjawab secara berkala.


59

b) Account Oficer wajib mengunjungi debitur pasca realisasi minimal

3 bulan setelah kredit dicairkan.

c) Hasil monitoring wajib didokumentasikan kedalam formulir

kunjungan debitur.

d) Account Officer wajib melakukan kunjungan penagihan atau

telepon debitur apabila sampai dengan tanggal jatuh tempo

angsuran, debitur belum membayar kewajibannya.

e) Debitur akan diberikan surat pemberitahuan hingga peringkat 1

sampai 3, apabila menunggak pembayaran dengan kriteria :

i. Surat pemberitahuan jika terdapat tunggakan 1 kali

angsuran.

ii. Surat peringatan 1, jika terdapat tunggakan 2 kali angsuran.

iii. Surat peringatan 2, jika terdapat tunggakan 3 kali angsuran.

iv. Surat peringatan 3, jika terdapat tunggakan 4 kali angsuran.

b. Realisasi Prosedur Pemberian Kredit

1) Pengajuan Kredit

Dalam proses pengajuan kredit calon debitur menyiapkan

berkas-berkas atau dokumen yang dibutuhkan untuk pengajuan

kredit kemudian diserahkan kepada customer service. Kemudian

customer service memeriksa keabsahannya dan melakukan

verifikasi. Setelah itu customer service menunjuk petugas untuk

melakukan cek SID calon debitur. Kemudian menyerahkan berkas-

berkas kredit calon debitur kepada Account Officer.


60

2) Analisis Kredit

Berdasarkan pengamatan penulis dalam analisis kredit

Account Officer (AO) memeriksa berkas-berkas keabsahanya.

Kemudian AO melakukan survey lapangan melihat keadaan tempat

usaha calon debitur dan penilaian agunan yang dijaminkan. AO

tidak melakukan kunjungan ke tempat tinggal calon debitur.

Setelah dilakukan survey kemudian AO membuat proposal

pengajuan kredit dalam bentuk analisa kredit dengan data yang

telah didapat pada waktu survey lapangan. Setelah itu analisa kredit

dan berkas permohonan kredit diiajukan kepada komite kredit.

3) Persetujuan Kredit

Proses persetujuan kredit dilakukan oleh komite kredit.

Account Officer menyerahkan berkas permohonan kredit dan

analisa kredit kepada komite kredit. kemudia komite kredit

melakukan verifikasi dokumen dan melakukan evaluasi. Evaluasi

dilakukan untuk menilai apakah permohonan kredit layak diterima

atau tidak sesuai jumlah plafon yang diajukan. Peretujuan kredit

diberikan untuk jumlah plafon yang sebenarnya tidak layak

diberikan karena nilai agunan tidak dapat menutup jumlah plafon.

4) Penandatanganan Kredit

Dalam proses penandatanganan kredit atau akad kredit,

debitur diberikan penjelasan mengenai perjanjian kredit yang

dilakukan. Petugas administarasi kredit membacakan pasal demi


61

pasal pada perjanjian kredit secara jelas mengenai hal-hal yang

menjadi hak dan kewajiban debitur kepada bank.

5) Pencairan Kredit

Dalam proses pencairan kredit merupakan tahap dimana

dana yang diajukan debitur dicairkan. Pencairan dana diotorisasi

oleh pejabat yang berwenang. Sebelum diotorisasi oleh pihak yang

berwenang, berkas-berkas perjanjian kredit diserahkan kepada

kepala bagian operasional untuk dilakukan verifikasi ulang dan

memeriksa keabahannya dan meminta otorisasi kepada pejabat.

6) Pengawasan kredit

Pengawasan kredit atau monitoring dilakukan 3 bulan

setelah kredit dicairkan dengan melakukan kunjungan ke tempat

debitur, untuk memantau apakah dana yang dicairkan direalisai

dengan benar. Pengawasan kredit juga dilakukan apabila terjadi

kredit bermasalah yaitu dengan memberiakn surat teguran dan

pembinaan kredit.
62

c. Analisis Prosedur Pemberian Kredit

Tabel 3.1

Perbandingan S.O.P Prosedur Pemberian Kredit dan Realisasi


63
64

Berdasarkan hasil pengamatan penulis dalam prosedur pemberian

kredit terdapat prosedur yang dilakukan tidak sesuai SOP yaitu dalam

prosedur analisis kredit, yang seharusnya dilakukan kunjungan ke

lapangan, AO wajib melihat dan menilai keadaan tempat tinggal,

tempat usaha, dan agunan yang dijaminkan calon debitur dengan

prinsip 5C (Character, Capacity. Capital, Collecteral, dan Condition

of economic) untuk mendapatkan data yang sesuai.


65

Tetapi dalam realisasinya, penilaian hanya dilakukan pada tempat

usaha dan agunan yang dijaminkan calon debitur. Serta tidak mencari

informasi dari lingkungan sekitar untuk mendapatkan data yang

kualitatif. Selain itu dalam pemberian keputusan kredit kurang selektif.

Jumlah nilai agunan yang dijamnkan sebenarnya tidak menutup jumlah

plafon yang diajukan, tetapi disetujui dikarenakan adanya target

perusahaan yang harus terpenuhi. Seperti jumlah plafon 10 juta dan

nilai agunan hanya 6 juta tetapi disetujui. Berdasarkan uraian diatas

apabila dilakukan secara terus menerus dan dilakukan kepada calon

debitur lainnya maka akan menyebabkan kemungkinan kredit

bermasalah dikarenakan analisa kredit kurang tepat dan pemilihan

debitur kurang selektif.

d. Flowchart Prosedur Pemberian Kredit

Flowchart prosedur pemberian kredit menunjukan bahwa dapat

menjelaskan proses dari suatu proses pemberian kredit pada PT BPR

Profidana Paramitra. Keterangan dokumen dalam flowchart adalah

sebagai berikut :

1) FPK : Formulir Permohonan Kredit

2) FC KTP : Foto Copy KTP

3) FC KK : Fotocopy Kartu Keluarga

4) SKP : Surat Keterangan Penghasilan

5) AK : Analisa Kredit
66

6) PK : Perjanjian Kredit

7) JA : Jadwal Angsuran

8) SP : Slip Pencairan

Catatan yang digunakan yaitu :

1) Jurnal pengeluaran kas

2) Buku besar

Berdasarkan pengamatan penulis agar lebih mudah memahami

prosedur pemberian kredit pada PT BPR Profidana Paramitra maka

dibuat flowchart prosedur pemberian kredit dari proses pengajuan

kredit, proses analisis kredit, proses persetujuan kredit, proses

penandatananan kredit sampai ke proses pencairan kredit. Flowchart

atau bagan alir prosedur pemberian kredit pada PT BPR Profidana

Paramitra adalah sebagai berikut :


67

Gambar 3.2

Flowchart Prosedur Pemberian kredit

Keterangan :

FPK : Formulir Permohonan Kredit

FC KTP: Fotocopy KTP

FC KK : Fotocopy Kartu Keluarga

FC SJ : Fotocopy Surat Jaminan

SKP : Surat Keterangan Penghasilan


68

Keterangan :

AK : Analisa Kredit
69

Keterangan :

SPK : Surat Putusan Kredit


70

Keterangan :

PK : Perjanjian Kredit

JA : Jaminan Kredit

SP : Slip Pencairan
71
72
73

2. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kredit Bermasalah pada PT BPR

Profidana

Kredit bermasalah dapat disebabkan oleh salah satu atau beberapa

faktor. Faktor- faktor tersebut dapat disebabkan oleh pihak bank atau

pihak debitur (faktor intern), Maupun dari faktor ketidaksengajaan (faktor

ekstern). Sehingga menyebabkan debitur kesulitan dalam memenuhi

kewajibannya kepada bank. Pada PT BPR Profidana Paramitra terdapat

beberapa penyebab terjadinya kredit bermasalah diantaranya yaitu :

a. Faktor Intern Dari Pihak Bank

1) Analisis Kredit Yang Kurang Tepat

Hal ini terjadi apabila Account Officer kurang tepat dalam

memberikan analisa kredit pada saat melakukan survey lapangan.

Dalam melakukan survey lapangan Account Officer kurang

menerapkan prinsip 5C untuk mengukur kemampuan debitur

dalam membayar kewajibannya.

2) Kebijakan Perkreditan Yang Kurang Selektif

Adanya kebijakan perusahaan tentang target jumlah kredit yang

harus terealisasi pada kurun waktu tertentu. Yang mendorong

pihak pemutus kredit menyetujui permohonan kredit, yang

sebenarnya debitur tersebut tidak sesuai ketentuan atau tidak

memenuhi untuk diberikan kredit. Dikarenakan kurang selektif

dalam memilih debitur mengakibatkan kualitas kredit juga tidak

baik atau dapat menyebabkan kredit bermasalah.


74

b. Faktor Intern Dari Dabitur

1) Debitur Mengalami Musibah

Adanya musibah yang dialami debitur misalnya debitur atau

keluarga debitur meninggal dunia, tetapi pihak keluarga tidak

memberikan informasi kepada bank. Dikarenakan musibah

tersebut debitur menunggak dalam pembayaran angsuran sehingga

menyebabkan kredit bermasalah.

2) Lemahnya Usaha Yang Dijalankan Debitur

Kelemahan debitur dalam melakukan perencanaan,

pengorganisasian, serta pengontrolan terhadap kegiatan usaha

yang dilakukan sehingga tujuan usaha tidak dapat dicapai secara

efektif dan efisien dan berakibat debitur mengalami kerugian

yang pada akhirnya berpengaruh terhadap pembayaran kewajiban

debitur kepada bank atau debitur mengalami kesulitan dalam

melunasi hutangnya.

3) Ketidakjujuran Debitur Mengelola Kredit

Debitur melakukan penyelewengan terhadap dana kredit yang

diberikan. Misalnya dalam pengajuan kredit debitur untuk modal

kerja tetapi digunakan untuk membeli kendaraan, sehingga

menyebabkan dana yang diberikan tidak berputar dan akhirnya

menyebabkan debitur kesulitan membayar kewajibannya.


75

c. Faktor Ekstern Dari Pihak Bank Dan Debitur

1) Bencana Alam

Misalnya terjadi kebakaran tempat usaha debitur atau terkena

bencana alam banjir yang merusak tempat usaha debitur, sehingga

debitur tidak dapat melakukan kegiatan operasional usahanya dan

mengalami kebangkrutan sehingga menimbulkan debitur tidak

mampu memenuhi kewajibannya terhadap bank.

2) Kondisi Perekonomian Secara Makro

Perubahan-perubahan perekonomian secara makro misalnya

kebijakan pemerintah tentang kenaikan harga barang sehingga

biaya operasioanl usaha debitur juga semakin naik dan bank juga

dapat menaikan tingkat suku bunga sehingga debitur kesulitan

dalam membayar kewajibannya kepada bank.

3. Perkembangan Tingkat Koletibilitas Kredit Bermasalah Tahun 2015

dan 2016

Perkembangan kredit bermasalah dapat diukur menggunakan rasio Non

Performing Loan (NPL). Semakin tinggi nilai rasio NPL maka semakin

tinggi tingkat kredit yang bermasalah.


76

Tabel 3.1

Tingkat Kolektibilitas Kredit

Pada PT BPR Profidana Paramitra

Per 31 Desember 2015

Kolektibilitas Jumlah kredit Nilai Agunan

Lancar Rp27.586.594.671 -

Kurang lancar Rp284.861.380 Rp163.860.134

Diragukan Rp338.703.129 Rp306.165.279

Macet Rp535.903.238 Rp378.190.967

Jumlah Rp28.746.062.418 Rp848.216.380

Sumber ; PT BPR Profidana Paramitra

Tabel 3.2

Tingkat Kolektibilitas Kredit

Pada PT BPR Profidana Paramitra

Per 31 Desember 2016

Kolektibilitas Jumlah kredit Nilai Agunan

Lancar Rp34.966.990.672 -

Kurang lancar Rp787.949.412 Rp779.366.509

Diragukan Rp172.328.994 Rp158.842.073

Macet Rp600.562.419 Rp297.451.526

Jumlah Rp36.527.831.497 Rp1.235.660.108

Sumber ; PT BPR Profidana Paramitra


77

Dari data tersebut dapat diukur tingkat perkembangan kredit bermasalah

berdasarkan tingkat kolektibilitas kredit pada PT BPR Profidana

Paramitra. Perhitungan rasio NPL Sebagai berikut :

a. Rasio NPL tahun 2015

= 4,03%

b. Rasio NPL tahun 2016

= 4,2%

Dikarenakan adanya kredit bermasalah yang memungkinkan bank

mengalami kerugian maka untuk menutup kemungkinan kerugian yang

timbul, PT BPR Profidana Paramitra membentuk Penyisihan Penghapusan

Asset Produktif (PPAP) dengan ketentuan sebagai berikut :

a. PPAP umum 0,5% x asset produktif lancar

b. PPAP khusus

10% x (asset produktif kurang lancar-nilai agunan)

50% x (asset produktif diragukan-nilai agunan)

100% x (asset produktif macet-nilai agunan)


78

Dari data diatas dapat dihitung PPAP yang dibentuk oleh PT BPR

Profidana Paramira sebagai berikut :

a. PPAP tahun 2015

PPAP umum = 0,5% x Rp27.586.594.671

= Rp137.932.973

PPAP khusus

1) Kolektibilitas kredit kurang lancar

= 10% x (asset produktif kurang lancar-nilai agunan)

= 10% x (Rp284.861.380 – Rp163.860.134)

= Rp12.100.125

2) Kolektibilitas kredit diragukan

= 50% x (asset produktif diragukan-nilai agunan)

= 50% x (Rp338.703.129 – Rp306.165.279)

= Rp16.268.925

3) Kolektibilitas kredit macet

= 100% x (asset produktif macet-nilai agunan)

= 100% x (Rp535.903.238 – Rp378.190.967)

= Rp157.712.271

Total PPAP tahun 2015 sebesar Rp324.014.295

b. PPAP tahun 2016

PPAP umum = 0,5% x Rp34.966.990.672

= Rp174.834.953
79

PPAP khusus

1) Kolektibilitas kredit kurang lancar

= 10% x (asset produktif kurang lancar-nilai agunan)

= 10% x (Rp787.949.412 – Rp779.366.509)

= Rp858.291

2) Kolektibilitas kredit diragukan

= 50% x (asset produktif diragukan-nilai agunan)

= 50% x (Rp 172.328.994 – Rp158.842.073)

= Rp6.743.461.

3) Kolektibilitas kredit macet

= 100% x (asset produktif macet-nilai agunan)

= 100% x (Rp 600.562.419 – Rp297.451.526)

= Rp303.110.893

Total PPAP tahun 2016 sebesar Rp 485.547.599

Berdasarkan perhitungan Non Perfoming Loan pada produk kredit

pada tahun 2015 sebesar 4,03% dan pada tahun 2016 sebesar 4,2%. Pada

tahun tersebut rasio NPL meningkat sebesar 0,17% ini berati tingkat kredit

bermasalah meningkat.

Hal ini disebabkan peningkatan jumlah kredit yang diberikan

kepada debitur, sehingga mengakibatkan jumlah kredit bermasalah juga

meningkat. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya kredit bermasalah pada

kolektibilitas kredit kurang lancar yang pada tahun 2015 sebesar

Rp284.861.380 menjadi Rp787.949.412 ditahun 2016. Selain itu juga


80

meningkatnya pada kolektibilitas kredit macet yang pada tahun 2015

sebesar Rp535.903.238 menjadi Rp600.562.419 ditahun 2016.

Akan tetapi adanya kolektabilitas kredit diragukan mengalami

penurunan ditahun 2015 sebesar Rp338.703.129 menurun menjadi

Rp172.328.994 ditahun 2016. Ini berati adanya penanganan kredit

bermasalah pada kolektibilitas diragukan mendapatkan hasil yang cukup

signifikan. Penanganan kredit bermasalah ditekankan kinerjanya dan lebih

serius dalam menangani kredit bermasalah untuk meminimal rasio NPL

karena batas maksimal rasio NPL yang diberlakukan Bank Indonesia

menurut SE BI No. 3/33/ DPNP tanggal 14 Desember 2001 yaitu sebesar

5% jika rasio NPL melebihi ketentuan tersebut maka bank dapat

mengalami kerugian yang cukup besar.Untuk menutup kemungkinan

kerugian yang timbul sehubungan dengan kredit bermasalah maka bank

membentuk Penyisihan Penghapusan Asset Produktif (PPAP) sebesar

Rp324.014.295 ditahun 2015 dan sebesar Rp485.547.599 ditahun 2016

untuk menutup kemungkinan kerugian.

4. Penanganan Kredit Bermasalah Pada PT BPR Profidana Paramitra

Kredit bermasalah hal yang paling diwaspadai dalam kegiatan

pemberian kredit oleh bank. Karena apabila terjadi kredit bermasalah

maka akan menurunkan kualitas asset yang dimiliki oleh bank. Oleh sebab

itu PT BPR Profidana Paramitra melakukan upaya-upaya untuk menangani

dan menyelamatkan kredit bermasalah.


81

Semua pegawai yang ditugaskan untuk mengelola kredit harus

mendeteksi adanya kredit bermasalah atau diduga menjadi kredit

bermasasalah. Oleh karena itu dalam hal menangani kredit bermasalah

bank telah mengelompokkan kualitas kredit berdasarkan kolektibilitas

debitur dalam membayar angsurannya yaitu kredit yang dalam kualitas

baik dengan kolektibilitas lancar dan kredit yang bermasalah pada

koletibilitas kurang lancar, diragukan, dan macet.

Tahapan-tahapan yang dilaukan PT BPR Profidana Paramitra

untuk menangani dan menyelesaikan kredit bermasalah sebagai berikut :

A. Upaya penanganan kredit bermasalah

1. Pembinaan kredit

Kredit bermasalah dengan cara pembinaan lebih intensif

kepada debitur yang mengalami kredit bermasalah.

Prosedur yang dilakukan bank dalam pembinaan kredit

sebagai berikut :

a. Kolektibilitas kurang lancar

1) Account Officer mengecek kesempurnaan dokumen

perjanjian kredit dan pengikatan hukumnya.

2) Account Officer melakukan pendekatan atau

penagihan langsung ke debitur untuk menyelesaikan

kredit kurang lancar tersebut.


82

3) Bank mengeluarkan surat peringatan ke 2 yang

isinya menghimpun debitur agar segera

menyelesaikan tunggakan angsuran kredit.

b. Kolektibilitas diragukan

1) Account Officer mengecek kesempurnaan dokumen

perjanjian kredit dan pengikatan hukumnya.

2) Bank mengeluarkan surat peringatan ke 3 yang

isinya menghimpun debitur agar segera

menyelesaikan tunggakan angsuran kredit.

3) Bank melakukan kunjungan dan negoisasi secara

kekeluargaan agar debitur menjual sebagian asset

yang dimiliki debitur apabila debitur tidak sanggup

melunasi tunggakan atau menyelesaikan angsuran

kreditnya.

4) Melakukan penyelamatan dengan mengambil

kembali jaminan bank yang berada pada debitur.

c. Kolektibilitas macet

1) Memberikan surat teguran terakhir yang tujuannya

untuk menghimbau debitur agar segera membayar

tunggakannya.

2) Jika sampai dengan surat peringatan terakhir debitur

belum menyelesaikan tunggakannya bank

memberikan surat somasi melalui KP2LN.


83

3) Melaksanakan proses hukum dengan jalan sita

jaminan.

4) Melaksanakan proses lelang barang jaminan untuk

menjual jaminan guna menyelesaikan tunggakan.

5) Melaksanakan pengambilan sementara agunan

kredit (AYDA) dalam rangka penyelesaian.

2. Restrukturisasi kredit

Apabila pihak bank telah berupaya melakukan

pembinaan kepada debitur yang memiliki kredit bermasalah

namun tetap tidak berhasil, maka pihak bank akan

menyarankan kepada debitur untuk melakukan

restrukturisasi kredit. Dalam melakukan restrukturisasi

pihak bank dan debitur membuat akta perjanjian kredit baru

yang merubah tentang besarnya angsuran, jangka waktu,

tingkat suku bunga dan lain sebagainya yang berhubungan

dengan restrukturisasi yang dilakukan. Bank melakukan

restrukturisasi kredit dengan kebijakan restrukturisasi yang

telah dibuat oleh bank yaitu :

1) Debitur mengalami kesulitan pembayaran pokok

dan atau bunga kredit.

2) Debitur memiliki prospek usaha yang baik dan

diperkirakan mampu memenuhi kewajibannya

setelah direstrukturasi kredit.


84

3) Menunjukan etikat baik dan bersedia untuk

memenuhi kewajiban kredit setelah

direstrukturisasi.

4) Perkembangan penanganan kredit yang

direstrukturisasi harus dilaporkan kepada pihak

yang berwenang.

Restrukturisasi kredit yang dilakukan oleh bank yaitu

dengan melakukan penjadwalan ulang, penundaan

pembayaran kredit, alih debitur, dan pengurangan

tunggakan bunga dan denda.

B. Penyelesaian kredit bermasalah

Merupakan upaya terakhir dari menangani kredit bermasalah.

Untuk kredit bermasalah yang tidak dapat ditagih kembali

setelah dilakukan upaya penanganan dan penyelamatan, maka

bank menyelesaikan kredit bermasalah melalui :

1. Penyelesaian melalui AYDA

Agunan Yang Diambil Alih (AYDA) Merupakan

asset yang diperoleh bank baik melalui lelang berdasarkan

sukarela atau melalui hukum. Penyelesaian kredit melalui

AYDA yaitu bank mengambil alih agunan yang telah

menjadi jaminan kredit untuk melunasi hutang debitur.

Pengambilalihan agunan melalui lelang diperioritaskan


85

pada agunan yang memiliki likuiditas tinggi dan status

hukum tidak dalam sengketa.

Penjualan kembali agunan yang diambil alih melalui

lelang wajib diselesaikan dalam jangka waktu 1 tahun.

Untuk itu bank memberikan fasilitas pinjaman maksimal

70% dari harga jual agunan. Pengambilalihan agunan

dilakukan apabila debitur telah membuat surat pernyataan

yang menyatakan sudah tidak sanggup membayar atau

melunasi hutangnya.

2. Hapus buku dan hapus tagih

Hapus tagih merupakan tindakan yang dilakukan

oleh bank untuk menghapus sebagian kewajiban debitur

karena berdasarkan pertimbangan bank, debitur tersebut

tidak mungkin untuk memenuhi kewajibannya dan bank

tidak memiliki hak tagih. Hapus buku merupakan

pemindahan catatan atas kredit yang menurut pertimbangan

pihak bank sangat kecil kemungkinan untuk dapat ditagih

kembali. Hapus buku dilakukan apabila debitur telah ada

pada kolektabilitas macet dan tidak terdapat transaksi

selama 6 bulan setelah adanya penanganan kredit.


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasakan pengamatan yang telah dilakukan maka penulis menarik

beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Dalam pelayanan pemberian kredit PT BPR Profidana Paramitra telah

menetapkan kebijakan atau Standar Operasional Perusahaan (SOP)

dari prosedur pengajuan kredit, prosedur analisis kredit, prosedur

persetujuan kredit, prosedur penandatanganan kredit, prosedur

pencairan kredit sampai prosedur pengawasan kredit. Tetapi dalam

prakteknya ada beberapa prosedur pemberian kredit yang tidak

dijalankan sesuai SOP sehinga kemungkinan menimbulkan kredit

bermasalah.

2. Kredit bermasalah pada PT BPR Profidana Paramitra disebabkan oleh

beberapa faktor yaitu faktor intern dari pihak bank, faktor intern dari

debitur dan faktor ekstern. Secara umum penyebab kredit bermasalah

pada PT BPR Profidana Paramitra disebabkan oleh pihak debitur dan

pihak bank.

3. Dari analisis yang dilakukan untuk kredit yang diberikan kepada

masyarakat pada tahun 2015 sebesar Rp28.746.062.418 dan sebesar

Rp36.527.831.497 ditahun 2016. Dengan rasio NPL tahun 2015

sebesar 4,03% dan 4.2% ditahun 2016. Rasio NPL meningkat 0,17%

yang berati kredit bermasalah meningkat, karena semakin tinggi nilai

86
87

rasio maka kredit yang bermasalah semakin tinggi dan risiko kerugian

pada bank juga semakin tinggi. Meskipun nilai rasio NPL masih wajar

dan masih dibawah 5% sesuai yang diberlakukan Bank Indonesia

tetapi harus ditangani lebih serius untuk mengurangi kredit yang

bermasalah dan memperbaiki kualitas kredit serta dapat meminimalkan

rasio NPL. Untuk menutup kerugian yang timbul sehubungan kredit

bermasalah maka bank membentuk Penyisihan Penghapusan Asset

Produktif (PPAP) sebesar Rp24.614.295 pada tahun 2015 dan sebesar

Rp485.547.599 pada tahun 2016 agar dapat menutup kemungkinan

kerugian yang timbul karena adanya kredit yang bermasalah.

4. Penanganan kredit bermasalah yang dilakukan PT BPR Profidana

Paramitra adalah dengan cara damai yaitu dengan pembinaan debitur .

debitur dibina secara intensif dengan memberikat surat teguran dan

melakukan kunjungan untuk melakukan negoisasi secara kekeluargaan

yang terkait dengan masalah kredit yang menunggak agar dapat

terselesaikan dan kembali lancar. Selain itu penanganan dengan

restrukturisasi kredit yaitu dengan cara penjadwalan ulang, alih

debitur dan pengurangan tunggakan bunga dan denda. Jika cara

tersebut tidak berhasil maka pihak bank melakukan penyelesaian kredit

bermasalah melalui AYDA atau lelang dan hapus tagih atau hapus

buku.
88

B. Saran

Sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan pada PT BPR Profidana

Paramitra dimasa yang akan datang maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut :

1. Secara umum kredit bermasalah di PT BPR Profidana Paramitra

disebabkan oleh faktor dari sisi debitur dan dari sisi bank. Oleh karena

itu hendaknya pihak bank dalam melakukan analisis kredit harus

benar-benar sesuai SOP dan sesuai keadaan yang sebenarnya, serta

menekankan kinerja pembinaan debitur guna meminimalkan risiko

yang terjadi akibat kredit bermasalah.

2. Hendaknya target yang ditetapkan oleh pihak bank dalam menentukan

batas maksimal NPL yang ingin dicapai semakin ditingkatkan,

sehingga bagian Account Officer dapat bekerja semaksimal mungkin

untuk memperbaiki kualitas kredit yang dimiliki dan berdampak baik

pada tingkat kesehatan bank.

3. Sebaiknya dalam menangani kredit bermasalah lebih ditekankan

kinerjanya dengan cara pembinaan dan restruktursasi kredit. untuk

debitur yang usahanya baik dan memiliki prospek ke depannya apabila

menunggak dapat dilakukan restrukturiasi dikarenakan

memungkinkan dapat mempermudah debitur dalam melunasi

kewjibannya dan dapat menghemat waktu serta biaya yang

dikeluarkan.
DAFTAR PUSTAKA

Hariyani.2010. Restrukturisasi dan Penghapusan Kredit Macet. Jakarta: Kompas


Gramedia
Kasmir.2012.Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya . Edisi Revisi. Jakarta:
Rajawali Pers
PT. BPR Profidana Paramitra. Kebijakan dan Prosedur Perkreditan
Suhardjono,dan Kuncoro,2011. Manajemen Perkreditan Teori dan Aplikasi. Edisi
kedua. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
Taswan. 2010. Manajemen Perbankan Konsep, Teknik dan Aplikasi. Yogyakarta:
UPP STIM YKPN Yogyakarta
http://ahlipresentasi.com/apa-itu-non-performing-loan-npl-dan-bagaimana-cara-
menurunkan-npl/
27/04/2017 23:45
https://catatanmarketing.wordpress.com/2012/02/11/prinsip-prinsip-pemberian-
kredit/
27/04/2017 23:40
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai