Lap 4 Morf. Fungi
Lap 4 Morf. Fungi
PENDAHULUAN
Jamur (fungi) banyak kita temukan di sekitar kita. Jamur tumbuh subur terutama di
musim hujan karena jamur menyukai habitat yang lembab. Beberapa ahli mikologi membagi
jamur menjadi dua kelompok berdasarkan bentuk tubuhnya, yaitu kapang (mold) dan khamir
(yeast). Kebanyakan jamur masuk dalam kelompok kapang. Tubuh vegetatif kapang
berbentuk filamen panjang bercabang yang seperti benang disebut hifa. Hifa akan memanjang
dan menyerap makanan dari permukaan substrat (tempat hidup jamur). Sedangkan jamur
dalam kelompok khamir bersifat uniseluler (berinti satu), bentuknya bulat atau oval. (Medhy,
2013).
Pengamatan morfologi sangat penting untuk identifikasi dan determinasi. Bahkan
pengamatan morfologi ini lebih penting daripada pengamatan fisiologis. Terdapat beberapa
cara atau metode pengamatan yaitu dengan pembuatan slide culture atau hanging drop. Untuk
pengamatan morfologi dapat dilakukan pengamatan secara makroskopis dan mikroskopis.
(Medhy, 2013).
Jamur tidak mempunyai batang, daun dan akar serta tidak mempunyai sistem
pembuluh seperti pada tumbuhan tingkat tinggi. Jamur umumnya berbentuk seperti benang,
bersel banyak dan semua dari jamur mempunyai potensi untuk tumbuh, karena tidak
mempunyai klorofil yang berarti tidak dapat memasak makanannya sendiri. (Medhy, 2013).
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Fungi adalah mikroorganisme tidak berklorofil, berbentuk hifa atau sel tunggal,
eukariotik, berdinding sel dari kitin atau selulosa, berproduksi seksual atau aseksual. Dalam
dunia kehidupan fungi merupakan kingdom tersendiri, karena cara mendapatkan makanannya
berbeda dengan organisme eukariotik lainnya yaitu melalui absorpsi. (Gandjar, 1999).
Sebagian besar tubuh fungi terdiri dari benang-benang yang disebut hifa, yang saling
berhubungan menjalin semacam jala yaitu miselium. Miselium dapat dibedakan atas
miselium vegetatif yang berfungsi meresap menyerap nutrien dari lingkungan dan miselium
fertil yang berfungsi dalam reproduksi. Fungi tingkat tinggi maupun tingkat rendah
mempunyai ciri khas yaitu berupa benang tunggal atau bercabang-cabang yang disebut hifa.
Fungi ada yang bersifat parasit dan ada pula yang bersifat saprofit. Parasit apabila
dalam memenuhi kebutuhan makanannya dengan mengambil dari benda hidup yang
ditumpanginya, sedangkan bersifat saprofit apabila memperoleh makanan dari benda mati
dan tidak merugikan benda itu sendiri. Fungi dapat mensintesis protein dengan mengambil
sumber karbon dari karbohidrat (misalnya glukosa, sukrosa atau maltosa), sumber nitrogen
dari bahan organik atau anorganik dan mineral dari substratnya. Ada juga beberapa fungi
yang dapat mensintesis vitamin-vitamin yang dibutuhkan untuk pertumbuhan biakan sendiri,
tetapi ada juga yang tidak dapat mensintesis sendiri sehingga harus mendapatkan dari substrat
misalkan tiamin dan biotin. (Dwidjoseputro, 2005).
Fungi (jamur) merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia
jamur atau regnum. Fungi umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri jamur berbeda
dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh, pertumbuhan dan
reproduksinya. Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Tubuh jamur tersusun atas
komponen dasar yang disebut hifa. Hifa merupakan pembentuk jaringan yang disebut
miselium. Miselium yang menyusun jalinan-jalinan semua menjadi tubuh. Bentuk hifa
menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi
membran plasma dan sitoplasma. Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau
septa. Septa umumnya mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom,
mitokondria dan kadang inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi adapula hifa yang
2
tidak bersepta atau hifa sinostik. Struktur hifa sinostik dihasilkan oleh pembelahan inti sel
berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma. (Aqsha, 2013).
Fungi dibedakan menjadi tiga, yaitu khamir (yeast), kapang (moulds) dan cendawan
(mushrooms). Khamir merupakan fungi uniseluler (bersel satu), dengan bentuk yang
bervariasi (bulat, oval, ogival, dll). Kapang dan cendawan merupakan fungi multiseluler
(bersel banyak) berupa benang (hifa), kumpulan hifa disebut miselium. Khamir mempunyai
sel yang lebih besar daripada kebanyakan bakteri, tetapi khamir yang paling kecil tidak
sebesar bakteri yang terbesar. Khamir sangat beragam ukurannya, berkisar antara 1-5 μm
lebarnya dan panjangnya dari 5-30 μm atau lebih. Biasanya berbentuk telur, tetapi beberapa
ada yang memanjang atau berbentuk bola. Setiap spesies mempunyai bentuk yang khas,
namun sekalipun dalam biakan murni terdapat variasi yang luas dalam hal ukuran dan bentuk.
Sel-sel individu, tergantung kepada umur dan lingkungannya. Khamir tidak dilengkapi
flagellum atau organ-organ penggerak lainnya. Tubuh atau talus suatu kapang pada dasarnya
terdiri dari 2 bagian miselium dan spora (sel resisten, istirahat atau dorman).
Kapang dapat dibedakan dari cendawan terutama dari ukurannya, dimana umumnya
cendawan pada fase generatifnya membentuk tubuh buah yang berukuran besar, sehingga
dapat diamati dengan mata telanjang . Karena cendawan memiliki ukuran tubuh buah yang
besar sering disebut dengan makrofungi.
Pada umumnya jamur mikrofungi dibagi menjadi 2 yaitu, khamir (Yeast) dan kapang
(Mold).
1. Khamir
Khamir adalah bentuk sel tunggal dengan pembelahan secara pertunasan. Khamir
mempunyai sel yang lebih besar daripada kebanyakan bakteri, tetapi khamir ukurannya
berkisar antara 1-5 μm lebar dan panjangnya dari 5-30 μm atau lebih. Biasanya yang paling
kecil tidak sebesar bakteri yang terbesar. Khamir sangat beragam berbentuk telur, tetapi
beberapa ada yang memanjang atau berbentuk bola. Setiap spesies mempunyai bentuk yang
khas, namun sekalipun dalam biakan murni terdapat variasi yang luas dalam hal ukuran dan
bentuk. Sel-sel individu, tergantung kepada umur dan lingkungannya. Khamir tidak
dilengkapi flagellum atau organ-organ penggerak lainnya. (Coyne 1999).
Khamir Murni
Khamir yang dapat berkembang biak dengan cara seksual dengan pembentukan
askospora. Khamir ini diklasifikasikan sebagai Ascomycetes (Saccharomyces
3
cerevisae, Saccharomyces carlbergesis, Hansenula anomala, Nadsonia sp). (Coyne
1999).
Khamir Liar
Khamir murni yang biasanya terdapat pada kulit anggur. Khamir ini mungkin
digunakan dalam proses fermentasi, meskipun galur yang diperbaiki telah
dikembangkan yang menghasilkan anggur dengan rasa yang lebih enak dengan bau
yang lebih menyenangkan. Khamir liar yang ada di kulit anggur dimatikan dengan
penambahan dioksida belerang pada buah anggur yang telah dihancurkan. Inokulum
galur khamir yang dikehendaki ditambahkan kemudian untuk memfermentasi air
perasan anggur. (Coyne 1999).
Khamir Atas
Khamir murni yang cenderung memproduksi gas sangat cepat sewaktu fermentasi,
sehingga khamir itu dibawa ke permukaan. Khamir atas mencakup khamir yang
digunakan dalam pembuatan roti. Untuk kebanyakan anggur minuman dan bir inggris
(Saccharomyces cereviceae). (Coyne 1999).
Khamir Dasar
Khamir murni yang memproduksi gas secara lebih lamban pada bagian awal
fermentasi. Jadi sel khamir cenderung untuk menetap pada dasar. Galur terpilih
digunakan dalam industri bir lager (Saccharomyces carlsbergensis). (Coyne 1999).
Khamir Palsu atau Torulae
Khamir yang di dalamnya tidak terdapat atau dikenal tahap pembentukan spora
seksual. Banyak diantaranya yang penting dari segi medis (Cryptococcus neoformans,
Pityrosporum ovale, Candida albicans). (Coyne 1999).
2. Kapang
Tubuh atau talus suatu kapang pada dasarnya terdiri dari 2 bagian miselium dan spora
(sel resisten, istirahat atau dorman). Miselium merupakan kumpulan beberapa filamen yang
dinamakan hifa. Setiap hifa lebarnya 5-10 μm, dibandingkan dengan sel bakteri yang
biasanya berdiameter 1 μm. Di sepanjang setiap hifa terdapat sitoplasma bersama. (Syamsuri
2004).
Ada 3 macam morfologi hifa :
a. Aseptat atau senosit, hifa seperti ini tidak mempunyai dinding sekat atau septum
b. Septat dengan sel-sel uninukleat, sekat membagi hifa menjadi ruang-ruang atau sel-sel
berisi nukleus tunggal. Pada setiap septum terdapat pori di tengah-tengah yang
4
memungkinkan perpindahan nukleus dan sitoplasma dari satu ruang ke ruang yang lain.
Setiap ruang suatu hifa yang bersekat tidak terbatasi oleh suatu membran sebagaimana
halnya pada sel yang khas, setiap ruang itu biasanya dinamakan sel. (Syamsuri 2004).
c. Septat dengan sel-sel multinukleat, septum membagi hifa menjadi sel-sel dengan lebih
dari satu nukleus dalam setiap ruang. (Syamsuri 2004).
Jamur tidak dapat hidup secara autotrof, melainkan harus hidup secara heterotrof.
Jamur hidup dengan jalan menguraikan bahan-bahan organik yang ada di lingkungannya.
Umumnya jamur hidup secara saprofit, artinya hidup dari penguraian sampah sampah-
sampah organik seperti bangkai, sisa tumbuhan, makanan dan kayu lapuk, menjadi bahan-
bahan anorganik. Ada pula jamur yang hidup secara parasit artinya jamur mendapatkan bahan
organik dari inangnya misalnya dari manusia, binatang dan tumbuhan. Adapula yang hidup
secara simbiosis mutualisme, yakni hidup bersama dengan orgaisme lain agar saling
mendapatkan untung, misalnya bersimbiosis dengan ganggang membentuk lumut kerak.
(Syamsuri 2004).
Jamur uniseluler misalnya ragi dapat mencerna tepung hingga terurai menjadi gula
dan gula dicerna menjadi alkohol. Sedangkan jamur multiseluler misalnya jamur tempe dapat
mengaraikan protein kedelai menjadi protein sederhana dan asam amino. Makanan tersebut
dicerna di luar sehingga disebut pencernaan ekstraseluler, sama seperti pada bakteri. Caranya
sel-sel yang bekerja mengeluarkan enzim pencernaan. Enzim-enzim itulah yang bekerja
menguraikan molekul-molekul kompleks menjadi molekul-molekul sederhana. (Syamsuri
2004).
7
6. Mengamati pada mikroskop pembesaran objektif 10x-40x.
7. Memperhatikan hifa, berseptum atau tidak, hialin atau berwarna bila diberi cat,
atau gelap, serta bentuk hifa (berspiral, bernodul atau berhizoid).
8. Memperhatikan spora aseksualnya serta spora seksual kalau ada.
9. Untuk Khamir, memperhatikan bentuk sel, dinding sel (halus, kasar, berpigmen
atau tidak), spora aseksual dan seksual kalau ada, budding serta pseudohifa.
8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penicillium
Rhizopus
9
Aspergillus Aspergillus
Aspergillus Aspergillus
Tetesan - - - Terdapat -
Eksudat eksudat
10
b. Hasil Pengamatan Secara Mikroskopis
1. Aspergillus
2. Candida albicans
Ciri morfologi Candida albicans ini
adalah golongan dari jamur dimorfik yang dapat
tumbuh sebagai sel tunas yang kemudian akan
memanjang dan berubah menjadi hifa semu. Hifa
semu ini terdiri dari banyak blastospora yang
memiliki bentuk bulat atau lonjong.
11
Candida albicans adalah spesies cendawan patogen dari golongan deuteromycota.
Spesies cendawan ini merupakan penyebab infeksi oportunistik yang
disebut kandidiasis pada kulit, mukosa dan organ dalam manusia. Beberapa karakteristik
dari spesies ini adalah berbentuk seperti telur (ovoid) atau sferis dengan diameter 3-5 µm dan
dapat memproduksi pseudohifa. Spesies C. albicans memiliki dua jenis morfologi, yaitu
bentuk seperti khamir dan bentuk hifa. Selain itu, fenotip atau
penampakan mikroorganisme ini juga dapat berubah dari berwarna putih dan rata menjadi
kerut tidak beraturan, berbentuk bintang, lingkaran, bentuk seperti topi dan tidak tembus
cahaya. Cendawan ini memiliki kemampuan untuk menempel pada sel inang dan melakukan
kolonisasi.
3. Penicillium
Ciri mikroskopik : Konidia berbentuk rantai,
konidia berlimpah dibagian fialid, spora sudah
terlepas dan berserakan. Konidiofor berdinding tipis
dan bercabang.
Penicillium sp. adalah genus fungi dari ordo
Hypomycetes, filum Askomycota. Penicillium sp.
memiliki ciri hifa bersepta dan membentuk badan
spora yang disebut konidium.
12
yang telah ranum). Berkembang biak secara vegetatif dengan membentuk konidia. Konidia
dibentuk pada ujung hifa. Hifa pembawa konidia disebut konidiofor. Sehingga setiap konidia
dapat dapat tumbuh membentuk jamur baru. Konidiofornya berbentuk seperti sikat/kuas
reproduksi generatif dengan membentuk askus, namun reproduksi secara generatif sulit
ditemukan.
Antibiotika di dunia kedokteran digunakan sebagai obat untuk memerangi infeksi
yang disebabkan oleh bakteri atau protozoa. Antibiotika adalah zat yang dihasilkan oleh suatu
mikroba, terutama fungi/jamur, yang dapat menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis
lain.
4. Saccharomyces
13
5. Rhizopus
Rhizopus oligorpus, yaitu jamur yang digunakkan untuk membuat tempe. Hifa adalah
benang-benang penyusun tubuh jamur. Sebagai anggota Zygomycota, Rhizopus oligarpus
dapat berkembangbiak secara aseksual atau secara seksual. Reproduksi aseksual terjadi
dengan cara membentuk spora di dalam sporangium yang terletak di ujung-ujung hifa.
Sporangium ditunjang oleh sporangiofor.
14
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
15
Daftar Pustaka
16