PAPER
Disusun oleh:
Atrisia Inayati Mamahit 16919038
Yola Andesta Valenty 16919044
Dwitiya Farah Diba 16919049
PENDAHULUAN
Pajak merupakan iuran wajib yang dipungut pemerintah dari masyarakat, untuk
menutupi pengeluaran rutin negara dan biaya pembangunan tanpa balas jasa yang dapat
ditunjuk secara langsung. Menurut UU No.28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan, Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh
orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan
tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi
Sumber penerimaan negara dari sektor pajak ada banyak macam. Salah satunya
adalah pajak penghasilan badan (PPh badan), yaitu pajak penghasilan yang dikenakan
kepada sebuah badan usaha atas penghasilan atau laba usahanya baik dari dalam negeri
maupun pendapatan di luar negeri. Salah satu kewajiban Wajib Pajak khususnya Wajib
Pajak Badan adalah membuat pembukuan sebagai suatu proses yang dilakukan secara
teratur untuk menyusun suatu laporan keuangan (financial statement). Dalam penyusunan
laporan keuangannya, perusahaan mengikuti suatu prinsip akuntansi yang berlaku umum
yaitu Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Laporan keuangan yang disusun berdasarkan
SAK dikenal dengan istilah laporan keuangan komersial. Untuk memenuhi kebutuhan
pelaporan pajak maka perusahaan melakukan koreksi fiskal. Hal ini disebabkan laporan
1
Sistem pemungutan yang dianut Indonesia saat ini ialah sistem self-assessment,
yaitu ketetapan pajak yang ditetapkan oleh wajib pajak sendiri yang dilakukannya dalam
kepada Wajib Pajak untuk menghitung, menyetorkan dan melaporkan sendiri jumlah
pajak terhutangnya. Oleh karena itu, Wajib Pajak setelah menyusun laporan keuangan
berdasarkan standar akuntansi, selanjutnya Wajib Pajak harus pula menyusun laporan
keuangan sesuai dengan aturan perpajakan yang berlaku yang disebut dengan laporan
keuangan fiskal.
1. Bagaimana struktur laba rugi fiskal PT Bank Perkreditan Rakyat Cipta Cemerlang
Indonesia?
1. Untuk mengetahui struktur laba rugi fiskal PT Bank Perkreditan Rakyat Cipta
Cemerlang Indonesia.
2
3. Untuk mengetahui perbandingan PPh terutang antara PT Bank Perkreditan Rakyat
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Laporan keuangan komersial adalah laporan yang disusun dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum sifatnya netral dan tidak memihak (Languju, Tinangon, & Elim,
laporan yang disusun sesuai Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku, yang bertujuan
untuk menyediakan informasi keuangan yang bermanfaat bagi pemakai dalam rangka
pengambilan keputusan.
kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah
Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin
pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan
informasi non-keuangan pihak manajemen bebas memilih standar, metode atau praktek
akuntansi yang dianggap paling sesuai dengan kebutuhan manajemen dalam penyusunan
Laporan keuangan fiskal adalah laporan yang disusun sesuai peraturan perpajakan
hal-hal tertentu, baik dalam pengakuan penghasilan maupun biaya (Suandy, 2011).
Sedangkan menurut Natalia (2012), laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan dalam
perpajakan disebut sebagai laporan keuangan diskal. Laporan keuangan fiskal biasanya
Koreksi Fiskal (atau bisa disebut juga sebagai rekonsiliasi fiskal) merupakan
penyesuaian atas laba komersial yang berbeda dengan ketentuan fiskal untuk
menghasilkan penghasilan netto/laba yang sesuai dengan ketentuan perpajakan (Agoes &
Estralita, 2010). Proses koreksi fiskal dilakukan dengan menyesuaikan catatan fiskal
Jenis koreksi fiskal dibedakan menjadi dua yaitu koreksi fiskal positif dan koreksi
fiskal negatif.
a. Koreksi Positif
yang terutang.
Koreksi fiskal positif terjadi apabila laba menurut fiskal bertambah. Koreksi
positif terjadi apabila laba menurut fiskal bertambah (Agoes & Estralita, 2010).
5
- Amortisasi komersial lebih besar dari amortisasi fiskal.
b. Koreksi Negatif
Koreksi negatif terjadi apabila pendapatan menurut fiskal berkurang dan berakibat
adanya penambahan biaya yang telah diakui dalam laporan laba rugi komersial
Koreksi negatif terjadi apabila laba menurut fiskal berkurang (Agoes & Estralita,
terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam suatu
adalah Undang-undang No. 7 Tahun 1983 yang telah disempurnakan dengan Undang-
undang No. 7 Tahun 1991, Undang-undang No. 10 Tahun 1994, Undang-undang No. 17
6
Presiden, Keputusan Menteri Keuangan, Keputusan Direktur Jenderal Pajak maupun
penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
keuntungan (gains). Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan
yang biasa dikenal dengan berbagai sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan
Pada UU No. 7 Tahun 1983 tentang PPh sebagaimana yang telah beberapa kali
diubah terakhir dengan UU PPh No. 36 Tahun 2008 pasal 4 ayat (1), penghasilan adalah
setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak baik
yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk
konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan dengan nama
Definisi biaya mencakup baik kerugian maupun biaya yang timbul dalam
pe;aksanaan aktivitas perusahaan (Pontoh, 2013). Berdasarkan U PPh Pasal 6 ayat (1),
biaya yang merupakan pengurang penghasilan kena pajak adalah biaya untuk
7
BAB III
PEMBAHASAN
Perkreditan Rakyat Cipta Cemerlang Indonesia ini telah membuat Laporan Laba
Rugi dan telah melakukan rekonsiliasi fiskal yang dapat dilihat melalui tabel berikut
ini :
8
KOREKSI FISKAL SALDO
SALDO
KETERANGAN FISKAL
KOMERSIAL
POSITF NEGATIF MENURUT WP
Pendapatan bunga kontraktual 8.366.616.174 356.121.831 8.010.494.343
Pendapatan provsi 605.923.608 605.923.608
Biaya transaksi - 21.715.498 - 21.715.498
Biaya bunga:
Bunga tabungan 27.787.500 27.787.500
Bunga deposito 21.905.262 21.905.262
Bunga kredit Bukopin Linkage 121.641.496 121.641.496
Bunga kredit Andara Linkage 219.052.081 219.052.081
Bunga kredit CIMB Niaga Linkage 58.568.344 58.568.344
Bunga back to back BTN 10.083.333 10.083.333
Kepada pihak ketiga bukan bank
- Bunga deposito 3.730.810.928 3.730.810.928
- Bunga tabungan 147.551.605 147.551.605
Provisi 15.402.252 15.402.252
Biaya transaksi 4.502.128 4.502.128
Premi LPS 88.460.794 88.460.794
JUMLAH 4.505.058.561 4.148.936.730
9
Pendapatan lainnya 1.151.775 1.151.775
JUMLAH 1.000.520.143 1.000.520.143
Biaya operasional
Biaya penyisihan kerugian/penyusutan
- Biaya penyisihan kerugian penempatan pada bank lain 34.468.149 34.468.149
- Biaya penyisihan kerugian kredit yang diberikan 213.289.493 213.289.493
- Biaya penyusutan 113.561.759 113.561.759
Biaya pemasaran
- Discount pembayaran 27.639.015 27.639.015
- Iklan/promosi marketing 105.666.697 105.666.697
- Business agent funding 69.574.304 69.574.304
- Souvenir nasabah 9.202.081 9.202.081
- Promosi marketing deposito 50.394.583 50.394.583
Biaya administrasi dan umum
- Biaya pendidikan dan pelatihan 106.476.825 106.476.825
- Tenaga kerja 1.493.735.006 1.493.735.006
- Biaya asuransi 19.813.557 19.813.557
- Sewa 134.916.666 134.916.666
- Pajak-pajak 561.320 561.320
- Pemeliharaan dan perbaikan 94.543.470 94.543.470
- Barang dan jasa pihak ketiga 1.390.943.001 1.390.943.001
- Amortisasi 23.374.001 23.374.001
JUMLAH 3.888.159.927 3.888.159.927
LABA RUGI OPERASIONAL 1.617.418.777 1.261.296.946
10
Dalam pemeriksaan yang dilakukan oleh Fiskus terhadap Laporan Laba Rugi PT
rekonsiliasi fiskal dimana perbedaan tersebut terdapat pada biaya-biaya yang oleh
fiskus dilakukan koreksi fiskal positif. Adapun perbandingan laporan keuangan fiskal
Biaya operasional
Biaya penyisihan kerugian/penyusutan
- Biaya penyisihan kerugian penempatan pada bank34.468.149
lain 34.468.149 34.468.149
- Biaya penyisihan kerugian kredit yang diberikan213.289.493 213.289.493 213.289.493
11
- Biaya penyusutan 113.561.759 113.561.759 113.561.759
Biaya pemasaran
- Discount pembayaran 27.639.015 27.639.015 27.639.015
- Iklan/promosi marketing 105.666.697 105.666.697 105.666.697 -
- Business agent funding 69.574.304 69.574.304 69.574.304
- Souvenir nasabah 9.202.081 9.202.081 9.202.081
- Promosi marketing deposito 50.394.583 50.394.583 50.394.583 -
Biaya administrasi dan umum
- Biaya pendidikan dan pelatihan 106.476.825 106.476.825 106.476.825
- Tenaga kerja 1.493.735.006 1.493.735.006 1.493.735.006
- Biaya asuransi 19.813.557 19.813.557 19.813.557
- Sewa 134.916.666 134.916.666 134.916.666
- Pajak-pajak 561.320 561.320 561.320
- Pemeliharaan dan perbaikan 94.543.470 94.543.470 94.543.470
- Barang dan jasa pihak ketiga 1.390.943.001 1.390.943.001 1.390.943.001
- Amortisasi 23.374.001 23.374.001 23.374.001
JUMLAH 3.888.159.927 3.888.159.927 3.732.098.647
LABA RUGI OPERASIONAL 1.617.418.777 1.261.296.946 1.417.358.226
3.1.Pendapatan Bunga
12
Pendapatan Jasa Giro
- Pendapatan jasa giro bank lain Rp 7.024.563
- Pendapatan bunga tabungan dari bank lain Rp 149.017.358
- Pendapatan bunga deposito dari bank lain Rp 200.079.910
} Koreksi
Fiskal
- Pendapatan bunga kredit yang diberikan Rp 7.755.279.047
- Akrual pendapatan bunga kredit Rp 169.659.300
- Akrual pendapatan bunga deposito Rp 85.555.996
Jumlah Rp 8.366.616.174
Pendapatan Provisi Rp 605.923.608
Biaya Transaksi -Rp 21.715.498
JUMLAH Rp 8.950.824.284
tabungan dan deposito serta pendapatan jasa giro dari bank lain karena
3.2.Biaya Bunga
Pada laporan Laba Rugi PT Bank Perkreditan Rakyat Cipta Cemerlang Indonesia
akun biaya bunga merupakan deductible expense karena biaya ini berhubungan
langsung dalam menghasilkan pendapatan. Hal ini sesuai dengan Pasal 6 ayat 1
sebagai berikut :
a. Biaya bunga kepada bank lain merupakan biaya bunga yang dibayarkan
kepada bank lain atas tabungan, deposito dan kredit yang dapat diakui sebagai
b. Biaya Bunga kepada pihak ketiga bukan bank yang terdiri atas bunga
13
menghasilkan pendapatan. Hal ini sesuai dengan pasal 6 ayat 1 UU No 36
ini merupakan biaya yang harus dibayar debitur saat kredit disetujui.
ini tidak perlu dilakukan koreksi fiskal. Dalam kegiatan pengumpulan dana
koreksi fiskal.
3.4.Biaya Operasional
Seagai Biaya yaitu cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan
badan usaha lain yang menyalurkan kredit, sewa guna usaha dengan hak
14
opsi, perusahaan pembiayaan konsumen, dan perusahaan anjak piutang,
secara konvensional
(satu) tahun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11A merupakan objek pajak
a. Discount Pembayaran
15
dalam aturan. Dalam hal ini PT Bank Perkreditan Rakyat Cipta
Biaya ini berupa fee yang diberikan kepada business agent funding yang
d. Souvenir Nasabah
Biaya ini dikoreksi fiskal positif oleh fiskus karena PT Bank Perkreditan
Penghasilan Bruto.
Laba penjualan aset tetap dan inventaris, merupakan keuntungan atas penjualan
aset tetap dan inventaris. Menurut UU PPh keuntungan atas penjualan harta
16
merupakan objek pajak yang dapat mengurangi penghasilan bruto sebagaimana
a. Denda dalam beban non operasional ini merupakan denda Bank Indonesia
yang merupakan biaya bank yang oleh fiskus tidak dianggap sebagai biaya
12.559.250
d. Lain-lain merupakan biaya terkait selisih kurang atau lebih dari akun lainnya
kurang atau lebih di catat. Biaya ini dapat dibiayakan sebagai pengurang
bruto yang dalam hal ini PT Bank Perkreditan Rakyat Cipta Cemerlang
Indonesia
17
a. Laba bersih sebelum pajak menurut akuntansi Rp 1.590.593.498
b. Koreksi Fiskal
Koreksi negatif : Penghasilan yang dikenakan pph final Rp 356.121.831
Denda - denda Rp 40.000
Jumlah Koreksi Fiskal -Rp 356.081.831
LABA SEBELUM PAJAK MENURUT FISKAL Rp 1.234.511.667
Perhitungan PPh terutang menggunakan tarif PPh Pasal 31E Undang – Undang
berdasarkan peredaran usaha bruto yang memperoleh fasilitas dan yang tidak
memperoleh fasilitas. Hal ini disebabkan jumlah peredaran bruto melebihi 4,8
PERHITUNGAN PPH :
- 50% x 25% x 617.543.152 Rp 77.195.395
- 25% x 616.928.515 Rp 154.237.126
PAJAK PENGHASILAN Rp 231.432.522
18
a. Laba bersih sebelum pajak menurut akuntansi Rp 1.590.593.498
b. Koreksi Fiskal
Koreksi negatif : Iklan / promosi marketing Rp 105.666.697
Promosi marketing deposito Rp 50.394.583
Denda - denda Rp 40.000
Koran/ majalah/ karangan bunga/ olahraga Rp 12.559.250
Koreksi negatif : Penghasilan yang dikenakan pph final Rp 356.121.831
Jumlah Koreksi Fiskal -Rp 187.461.301
LABA SEBELUM PAJAK MENURUT FISKAL Rp 1.403.132.197
Perhitungan PPh terutang menggunakan tarif PPh Pasal 31E Undang – Undang
berdasarkan peredaran usaha bruto yang memperoleh fasilitas dan yang tidak
memperoleh fasilitas. Hal ini disebabkan jumlah peredaran bruto melebihi 4,8
PERHITUNGAN PPH :
- 50% x 25% x 617.543.152 Rp 87.739.426
- 25% x 616.928.515 Rp 175.304.198
PAJAK PENGHASILAN Rp 263.043.624
19
PPH MENURUT
PPH MENURUT
FISKUS
WP SETELAH
SETELAH SELISIH
REKONSILIASI
REKONSILIASI
FISKAL
FISKAL
Laba (Rugi) Sebelum Pajak 1.234.511.667 1.403.132.197 168.620.530
Penghasilan
Peredaran Usaha Bruto 9.595.222.596 9.595.222.596 -
- Dari peredaran usaha bruto yang 617.563.161 701.915.404 84.352.243
memperoleh fasilitas
- Dari peredaran usaha bruto yang 616.948.506 701.216.793 84.268.287
tidak ada fasilitas
Perhitungan Pajak -
- 50% x 25% 77.195.395 87.739.426 10.544.030
- 25% 154.237.126 175.304.198 21.067.072
PAJAK PENGHASILAN 231.432.522 263.043.624 31.611.102
fiskal yang dilakukan oleh pemeriksa/ fiskus. Menurut wajib pajak PPH terutang
20
BAB IV
KESIMPULAN
positif pada biaya non operasional yaitu denda-denda sebesar Rp 40.000 sehingga
2. Pada pos pendapatan bunga kontraktual, tidak ada perbedaan saldo fiskal menurut
Selain itu, pada pos promosi marketing deposito, saldo fiskal menurut WP yaitu Rp
sehingga saldo fiskal promosi marketing deposito menjadi Rp 0. Kemudian pada pos
denda-denda, WP melakukan koreksi fiskal positif sebesar Rp 40.000 dan saldo fiskal
Agoes, S., & Estralita, T. (2010). Akuntansi Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat.
Languju, R. C., Tinangon, J. J., & Elim, I. (2014). Analisis terhadap Koreksi Fiskal Pajak
Penghasilan pada PT. Bitung Mina Utama di Kota Bitung. Jurnal EMBA Vol. 2
No. 3.
Natalia, J. (2012). Rekonsiliasi Fiskal Atas Laporan Keuangan Komersial untuk
Menghitung PPh Badan pada Perusahaan CV Tamba Palembang. Jurnal MDP.
Pontoh, W. (2013). Akuntansi Konsep dan Aplikasi. Jakarta Barat: Halaman Moeka.
Resmi, S. (2011). Perpajakan: Teori dan Kasus. Jakarta: Salemba Empat.
Setiadi, P. (2012). Analisis Perhitungan Pajak Penghasilan Badan Berdasarkan Laba
Komersil dan Laba Fiskal pada PT BPR Dinar Pusaka Sidoarjo. Jurnal Media
Mahardika.
Sihombing, S. (2015). Analisis Penerapan Koreksi Fiskal PPh Badan dalam
Meminimalisisr Pajak Terutang PT. Anugerah Mega Lestari. Jurnal MDP.
Sondakh, S. G. (2015). Analisis Koreksi Fiskal atas Laporan Keuangan Komersial pada
PT Bank Perkreditan Rakyat Cipta Cemerlang Indonesia. Jurnal EMBA Vol. 3 No.
4.
Suandy, E. (2011). Perencanaan Pajak. Jakarta: Salemba Empat.
22
23