Oleh:
OSEANOGRAFI FISIK B
Pasang surut laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek sentrifugal.
Efek sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi. Gravitasi bervariasi secara
langsung dengan massa tetapi berbanding terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran
bulan lebih kecil dari matahari, gaya tarik gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada
gaya tarik matahari dalam membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan lebih
dekat daripada jarak matahari ke bumi.
Gambar 2 Tonjolan Pasut di Bumi. Satu tonjolan pasang surut disebabkan oleh tarikan gravitasi dan tonjolan pasang surut
lainnya disebabkan oleh gaya sentrifugal atau ini dapat digambarkan sebagai tonjolan inersia. Gambar diadaptasi dari
NOAA
Gaya tarik gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan matahari dan menghasilkan
dua tonjolan (bulge) pasang surut gravitasional dilaut. Lintang dari tonjolan pasang
surut ditentukan oleh deklinasi, sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan
dan matahari. Dengan kata lain gaya-gaya ini mengakibatkan air laut, yang menyusun
2/3 permukaan bumi, menggelembung pada sumbu yang menghadap ke bulan. Pasang
surut terbentuk karena rotasi bumi yang berada di bawah muka air yang
menggelembung ini, yang mengakibatkan kenaikan dan penurunan permukaan laut di
wilayah pesisir secara periodik. Gaya tarik gravitasi matahari juga memiliki efek yang
sama namun dengan derajat yang lebih kecil.
Dimana :
h(t) : tinggi muka air fungsi dari waktu
Ai : amplitudo komponen ke-i
ωi : kecepatan sudut komponen ke-i
gi : fase komponen ke-i
hm : tinggi muka air rerata
t : waktu
k : jumlah komponen
V(tn) : residu
5. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pasang Surut Air Laut
Berdasarkan teori kesetimbangan yang disampaikan oleh Sir Isaac Newton
(1642-1727) dapat disimpulkan faktor-faktor yang memengaruhi pasang surut
air laut adalah :
1. Rotasi bumi pada sumbunya,
2. Revolusi bulan terhadap matahari,
3. Revolusi bumi terhadap matahari.
Berdasarkan teori dinamis yang dikemukakan oleh Defant pada tahun 1958
yang sebelumnya telah disampaikan oleh Pond dan Pickard (1978) dan Laplace
(1796-1825), dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mengaruhi pasang
surut air laut adalah :
1. Kedalaman dan luas perairan,
2. Pengaruh rotasi bumi (gaya coriolis),
3. Gesekan dasar.
Selain faktor-faktor diatas terdapat juga faktor lokal yang dapat berpengaruh
disuatu perairan laut, yakni :
1. Topogafi dasar laut.
2. Lebar selat.
3. Bentuk teluk dan lain sebagainya
6. Pengamatan Pasang Surut
Pengamatan pasut dilakukan untuk memperoleh data tinggi muka air laut di suatu
lokasi perairan tertentu. Pengamatan dilakukan dengan mencatat atau merekam data
tinggi muka air laut dengan selang waktu tertentu. Lamanya pengukuran pasut
umumnya dilakukan selama rentang waktu periode gerakan benda langit yang
mempengaruhi gelombang pasut kembali ke posisi semula. Lokasi pengamatan pasut
dilakukan pada sebuah stasiun yang dilengkapi dengan suatu sistem peralatan
pengamatan pasut. Sistem peralatan pengamatan pasut umumnya terdiri dari 3 macam
segment, yaitu :
1. Segment sensor perekaman data
2. Segment data collector atau data logger
3. Segment catu daya atau energi
Suatu lokasi stasiun pasut umumnya dipilih dengan mempertimbangkan beberapa
kondisi tertentu, syarat utama yang harus terpenuhi antara lain (IOC, 2006)
1. Mewakili kondisi pasut perairan sekitarnya sejauh 5 nautical miles ke arah kiri dan
kanan serta sejauh 10 nmiles ke arah perairan lepas.
2. Tanah tempat berdiri stasiun harus stabil dan mampu bertahan dalam jangka waktu
yang lama.
3. Memiliki akses transportasi, energi (electrical power) dan komunikasi yang baik,
serta aman dari gangguan sekitar.
4. Kedalaman air lokasi stasiun pasut minimal 2 meter di bawah LAT.
5. Berada dekat dengan lokasi benchmark sebagai titik kontrol geodesi.
1. Pasang surut digunakan untuk menentukan permukaan air laut rata-rata (MSL)
dan ketinggian titik ikat pasut (tidal datum plane) lainnya yang sangat
memengaruhi keperluan survei rekayasa di perairan laut,
2. Pasang surut memberikan data untuk peramalan arus serta mempublikasikan data
ini dalam table tahunan yang digunakan sebagai referensi atau acuan dalam survei
hidrografi
3. Data mengenai pasang surut dalam survei hidrografi dapat digunakan untuk
menyelidiki perubahan kedudukan air laut dan gerakan kerak bumi.
4. Pasang surut air laut mampu memberikan data yang tepat untuk studi muara
sungai tertentu.
5. Data pasang surut air laut dapat dimanfaatkan untuk melengkapi informasi untuk
penyelesaian masalah hukum yang berkaitan dengan batas-batas wilayah yang
juga berkaitan dengan beberapa bidang tertentu dalam survei hidrografi.
Neap Tide
Neap Tide atau pasang surut perbani merupakan pasang surut dengan
tinggi minimum. Pada pasang surut perbani atau neap tide, naik dan
turunnya air laut tidak terlalu jauh dibandingkan dengan tinggi muka air
rata-rata. Pasang laut perbani atau neap tide terjadi ketika bumi, bulan dan
matahari membentuk sudut yang tegak lurus. Pada saat itu akan dihasilkan
pasang naik yang rendah dan pasang surut yang tinggi. Pasang laut perbani
ini terjadi pada saat bulan kuarter pertama dan kuarter ketiga.
Gambar 5 Gaya Memengaruhi Bentukan Dari Pasang Surut Perbani atau Neap Tide.
Sumber : Pidwirny, M. (2006). "Ocean Tides". Fundamentals of Physical Geography, 2nd Edition.
Gambar 9 Sketsa Pasang Surut Semi Diurnal Tide. Sumber: Abd. Malik, ST, M.Si
Mixed Tide
Mixed Tide merupakan sebuah keadaan dimana dalam sehari terjadi dua
kali pasang naik dan dua kali pasang surut, tetapi tinggi muka air laut dan
periodenya berbeda.
Tidal Range
Tidal Range atau rentang pasang surut merupakan perbedaan vertikal
antara pasang tinggi dan pasang rendah.
Gambar 11 Rentang pasang surut bervariasi dari satu daerah ke daerah lain, dipengaruhi oleh
geografi garis pantai.
Sumber : geologycafe.com. 2018
Gambar 13 Distribusi global dari ketiga tipe pasut. Sebagian besar garis pantai dunia memiliki pasang surut semidiurnal.
Sumber : Pidwirny, M. (2006). "Ocean Tides". Fundamentals of Physical Geography, 2nd Edition.
Peta ini menunjukkan distribusi geografis dari siklus pasang surut yang berbeda
di sepanjang garis pantai Bumi. Tipe pasang surut hanya mengacu pada pola pasang
naik dan surut setiap hari, bukan pada ketinggian air atau kisaran pasang surut
(perubahan ketinggian air antara pasang dan surut). Lokasi yang berbeda memiliki
rentang pasang surut yang berbeda tergantung pada garis pantai, lokasi di dunia dan
faktor lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Banna, Farchan Safri. 2014. Pengaruh Periodik Pergerakan Bumi, Bulan, dan Matahari
Terhadap Konstanta Pasang Surut dan MSL. Yogyakarta. Universitas Gadjah
Mada.
Djaja, Rochman, 1989. Makalah : Cara Perhitungan Pasut Laut Dengan Metode Admiralty,
PASANG-SURUT, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Oseanologi, Jakarta.
Pidwirny, M. (2006). "Ocean Tides". Fundamentals of Physical Geography, 2nd
Edition.http://www.physicalgeography.net/fundamentals/8r.html.
Science, 2015. Tides. http://hurricanescience.org/science/basic/tides/ The University of Rhode
Island.
Priyana, Toto. 1994. Studi Pola Arus Pasang Surut di Teluk Labuhantereng Lombok – Lombok
Nusa Tenggara Barat. Institut Pertanian Bogor: Bogor.
NOAA (National Oceanic and Atmosphere Administration).(2008). Tides and Currents. 2019.
https://tidesandcurrents.noaa.gov/.