Anda di halaman 1dari 1

SINOPSIS:

Bora, seorang anak berjiwa nasionalis dan optimis. Penghasilan yang pas-pasan sebagai tukang semir sepatu tidak
menyurutkan semangatnya untuk menjaga kewibawaan merah putih. Namun, perjuangan Bora tidak mulus, yang
kemudian menuju pada sebuah kekecewaan. Kekecewaan Bora seakan mengajak kita merenung bahwa ternyata
Negeri ini memang masih tidur. Indonesia masih subuh.

part 1 : (sound kereta api)

(bora berlari2 dengan tas semir sepatunya, kelihatan tergesa-gesa karena da merasa kesiangan)

part 2 : (sound upacara bendera)

(terlihat bora berdiri di luar gerbang dan khusuk mengikuti upacara bendera, tampak orang2 lewat
melihat iba ke arahnya, barulah dia kembali bekerja dan menjajakan semir sepatunya)

part 3 : (gambar taman)

(terlihat orang sedang duduk menelpon seseorang, kemudian bora datang menghampiri dan menawarkan
semir sepatu. di iyakannya permintaan bora. sambil sibuk menyemir sepatu, bora pun sesekali melihat ke
arah bapaknya dan mendengarkan obrolan bapaknya dengan seseorang di telepon)

Bapak : piye jo, sukses pora ?

Bapak : wah kowe kui piye, kui kesempatanku lho. cobo keono pelicin, ben aku iso klebu. mbuh pie caramu
jo

Bapak : wes2, pokoe kudu gol. pelicin e sing akeh neg perlu.

(dan tanpa sadar, sepatu yang bora semirpun sudah selesai. Bapak itu memberikan uang kepada Bora lalu
bergegas meninggalkannya)

part 4 : hanya suara (besok q g boleh terlambat lagi)

part 5 : (Terlihat Bora bangun tidur dan bergegas untuk lari kesekolah lg untuk mengikuti upacara. setelah itu
kembali dia menjajakan semir sepatunya)

part 6 : di kampus

Ada 3 pemuda sedang bercakap-cakap tentang

Anda mungkin juga menyukai