Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa adalah alat komunikasi diantara manusia dalam menyampaikan


maksudnya. suatu kaum akan menyampaikan maksud atau tujuan mereka
kepada kaum yang lain dengan melalui bahasa. Maka dilihat dari
kedudukannya, bahasa adalah sesuatu yang harus dipelajari dan dipraktekan
dalam berinteraksi dengan orang lain.
Belajar Bahasa Arab (asing) berbeda dengan belajar bahasa ibu, oleh karena
itu prinsip dasar pengajarannya harus berbeda, baik menyangkut metode,
materi maupun proses pelaksanaan pengajarannya. Bidang keterampilan pada
penguasaan Bahasa Arab meliputi kemampuan menyimak, kemampuan
berbicara, kemampuan membaca, dan kemampuan menulis.

Setiap anak manusia pada dasarnya mempunyai kemampuan untuk


menguasai setiap bahasa, walaupun dalam kadar dan dorongan yang berbeda.
Adapun diantara perbedaan-perbedaan tersebut adalah tujuan-tujuan
pengajaran yang ingin dicapai, kemampuan dasar yang dimiliki, motivasi yang
ada di dalam diri dan minat serta ketekunannya mempelajari bahasa asing
akan lebih sulit difahami daripada bahasa Ibu (Bahasa Sendiri) karena selain
kosa kata yang jarang digunakan, struktur kata dan kalimatpun memerlukan
waktu khusus untuk dipelajari. Oleh sebab itu, pengajaran Bahasa Asing
dalam lembaga formal dan informal memerlukan metode pengajaran yang
tepat sesuai dengan tujuan umum pengajaran bahasa itu sendiri.

Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa Asing (Luar bahasa


pribumi) yang penyebarannya sudah banyak ditemukan di beberapa daerah
dan negara. Proses penyebaran bahasa Arab diberbagai Negara adalah
pengaruh dari perkembangan Agama Islam yang mana sumber ajaran Agama
Islam (al Quran dan As Sunah) menggunakan bahasa Arab.

1
Masih banyaknya masyrarakat yang tidak begitu tertarik mempelajari
bahasa arab khususnya bagi kaum muslim, padahal dalam agama islam, islam
berpedoman pada Al-Qur’an dan Al-Hadist maka daripada itu seharusnya
umat muslim wajib mempelajari bahasa arab karena Al-Qur’an dan Al-Hadist
pun menggunakan bahasa arab. Maka dari pada itu Penyusun berharap dengan
disusunnya makalah ini agar dapat dijadikan maotivasi bagi pemaca. Agar
dapat menambah minatnya dalam mempelajari dan memahami bahasa dengan
baik dan benar.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Cara Pembelajaran Bahasa Arab yang Baik dan Benar?
2. Apa itu Istima’?
3. Apa itu Kalam?
4. Apa itu Qiro’at?
5. Apa itu Kitabat?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Cara Pembelajaran Bahasa Arab yang Baik dan Benar
2. Untuk mengetahui Apa itu Istima’
3. Untuk mengetahui Apa itu Kalam
4. Untuk mengetahui Apa itu Qiro’at
5. Untuk mengetahui Apa itu Kitabat

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pembelajaran Bahasa Arab

Dalam pembelajaran bahasa Arab, dikenal empat keterampilan


berbahasa yang harus dipenuhi setiap pelajar bahasa, yaitu keterampilan
mendengar (al-istima’), berbicara (al-kalam), membaca (al-qira’ah), dan
menulis (al-kitabah). Sementara, asumsi yang tengah berkembang di tengah
masyarakat bahwa belajar bahasa Arab masih dianggap sulit dan rumit. Oleh
karena itu, guru bahasa Arab harus mampu menemukan metode dan strategi
yang tepat dalam proses pembelajaran bahasa Arab.

Dengan demikian, strategi yang ditawarkan oleh guru bahasa Arab


mampu menciptakan kondisi belajar siswa yang yang menyenangkan,
sehingga tidak akan ada lagi asumsi-asumsi di masyarakat bahwa bahasa Arab
sulit dipelajari dan dipahami.
Dalam makalah ini diharapkan dapat memberi penjelasan yang berarti
pada dunia pendidikan secara umum dan dapat membantu menjawab masalah-
masalah yang berkaitan dengan pembelajaran bahasa Arab (al-istima’) pada
khususnya.
B. Istima’

Istima’ secara bahasa berasal dari bahasa arab yang berarti


mendengakan atau menyimak. Istima’ secara istilah adalah Sarana yang

3
pertama yang digunakan manusia untuk berhubungan dengan sesama manusia
dalam tahapan-tahapan tetentu, melalui menyimak kita mengenal mufrodat,
bentuk-bentuk jumlah dan tarkib-tarkibnya.

Menyimak menggunakan indra pendengaran, namun bukan berarti saat


mendengar seseorang sudah dikatakan sedang menyimak. Sesungguhnya
proses menyimak tidak sekadar mendengar, tetapi lebih dari itu, yaitu
mendengar dengan memusatkan perhatian kepada objek yang disimak. Proses
menyimak merupakan kegiatan mendengarkan yang disengaja dalam rangka
mencapai maksud-maksud tertentu. Maksud-maksud tersebut misalnya, untuk
tujuan belajar, mengapresiasi sebuah karya, mendapatkan informasi khusus,
memecahkan masalah, atau untuk memahami aspek-aspek sebuah bahasa.
C. Kalam
Keterampilan berbicara dapat terwujud setelah keterampilan
menyimak dan mengucapkan kosa-kata bahasa Arab. Keterampilan ini dapat
berupa percakapan, diskusi, cerita atau pidato. Dalam pengajaran kalam, ada
beberapa hal yang harus diperhatikan:

1) Mahasiswa harus mempunyai topik yang dibicarakan.


2) Mahasiswa harus mempunyai kosa-kata yang relevan dengan topik.

Strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran kalam adalah


sebagai berikut:

1. Khibrat Mutsirah

Strategi ini digunakan untuk memotivasi mahasiswa agar dapat


mengungkapkan pengalaman-pengalaman yang pernah dialaminya
berkaitan dengan teks yang akan diajarkan dan untuk mengajak
keterlibatan mahasiswa dalam melihat pengalaman mereka sejak awal
perkuliahan.

2. Ta’bir al-Ara’ al-Ra’issiyyah

Strategi ini penting untuk mengasah keberanian mahasiswa dalam


mengungkapkan bahasa Arab secara spontanitas kreatif, meski pada
awalnya perlu penekanan bagi mahasiswa untuk berani tampil, namun bila

4
terbiasa ia akan melahirkan iklim yang kondusif lagi menyenangkan, di
mana mahasiswa mendapatkan kebebasan berekspresi melalui bahasa
mereka sendiri.

3. Tamtsiliyyah

Strategi ini adalah sebuah aktiftas yang membutuhkan kemampuan


mahasiswa dalam mengekspesikan dialek bahasa Arab fusha dengan fasih
sesuai makhrajnya, di samping dalam mengeksplorasikan kemampuannya
dalam bermain peran.

4. Ta’bir Mushawwar

Melalui bantuan media gambar, mahasiswa dapat membahasakan


materi ajar dari presepsi yang ia bisa tangkap uraian dosen melalui
bahasanya sendiri.

5. Ya’lab Daur al-Madurris

Strategi ini memberi kesempatan kepada setiap mahasiswa untuk


dapat berperan sebagai guru bagi kawan-kawanya.

6. Jial Fa’laal

Tema kontroversial adalah media berharga yang dapat menyulut


motivasi belajar dan kedalaman pemikiran mahasiswa dalam
menghadirkan argumentasi penganut pendapatnya, meski mungkin
bertentangan dengan keyakinannya.

D. Qiro’at

Dalam konteks pembelajaran bahasa Arab, membaca memiliki


urgenitas tersendiri yakni:

1. Membaca merupakan kunci untuk membuka khazanah pengetahuan


dan kebudayaan islam.
2. Long Life Education tidak akan terwujud kalau yang melakukannya
tidak dapat membaca.
3. Memahami khazanah intelektual klasik dan modern.

5
Terdapat beberapa kesalahan dalam bacaan yang harus dihindari, di
antaranya:

1) Tidak memperhatikan cara membunyikan huruf sesuai dengan


makhrajnya.
2) Tidak ada alunan suara sesuai dengan tempatnya.
3) Mulai membaca tanpa memperhatikan dahulu tempat-tempat berhenti,
seperti: koma, titik koma, dan titik.
4) Menyaringkan suara yang tidak perlu.

Strategi yang digunakan dalam ketermpilan membaca adalah sebagai


berikut:

1. Qira’ah Muwajjahah

Qira’ah Muwajjahah merupakan salah satu strategi untuk


mempelajari teks wacana dengan menggunakan penuntun yang berupa
pertanyaan-pertanyaan, bagan, skema, dan sebagainya.

2. Mudzakarat al-Talamidz

Strategi ini digunakan untuk meningkatkan keaktifan dan


keberanian mahasiswa untuk mencari tahu sendiri dengan
mempertanyakan hal-hal yang belum difahami dari materi bacaan.

3. Qira’ah Jahriyah

Strategi ni dapat membantu mahasiswa dalam menghadirkan


pemahaman dan konsentrasi secara tida langsung terhadap bacaan.
Penekanan strategi ini terlihat bukan hanya dalam memahami teks bacaan,
tapi juga pada ekspresi bahasa bacaan bahasa Arab yang baik dan benar.

4. Akhziyat al-Nash

Strategi ini digunakan untuk mempelajari teks wacana yang


mempunyai beberapa segmen. Mahasiswa dibagi menjadi beberapa
kelompok sesuai jumlah segmen yang ada dalam teks wacana tersebut.

6
5. Talkhis Jama’i

Dalam strategi ini team building perlu dibangun semenjak awal,


karena ia menuntut adanya kerjasama kelompok dalam bekerja. Strategi
ini dapat membantu mahasiswa menjadi lebih akrab dan saling berinteraksi
dalam menuangkan gagasannya dalam memahami ide cerita.

6. Tartib al-Nash

Strategi ini digunakan untuk mengetahui kemampuan membaca


dan memahami mahasiswa atas teks bacaan. Strategi ini tidak ditujukan
bagi mahasiswa pemula, tapi untuk mahasiswa tingkat lanjutan yang tela
mengenal struktur kalimat bahasa Arab

E. Kitabat

Keterampilan menulis harus diajarkan secara bertahap, mulai tahap


terendah kemudian pada tahap yang lebih tinggi. Strategi yang dapat
digunakan untuk pembelajaran menulis ini adalah sebagai berikut:

1. Musyrakat al-Kitabah al-Fa’alah

Salah satu strategi yang dapat membuat mahasiswa siap


mengeksplorasikan gagasannya lewat tulisan. Strategi ini dapat digunakan
untuk melihat tingkat kemampuan mahasiswa dalam menulis, di samping
untuk membentuk kerjasama tim.

2. Ta’bir al-Shuwar

Strategi ini sangat baik dipakai untuk melibatkan mahasiswa


dalam menemukan dan menuntut ide cerita secara sistematis.

3. Mafahin Ra’isiyyah

Strategi ini bermanfaat untuk merangkum isi teks wacana yang


kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan atau pembicaraan. Rangkuman
tersebut bebrbentuk gambar atau diagram tentang konsep-konsep yang
saling berhubungan dengan garis panah.

7
4. Kitabat al-Nasyarat

Strategi ini digunakan untuk melibatkan mahasiswa sejak awal


dalam merespon proses belajar mangajar di dalam kelas, di samping dosen
dapat mengetahui efektifitas pembelajaran.

5. Kitabat al-Ma’lumat

Strategi ini cocok digunakan untuk meningkatkan rasa peduli


mahasiswa terhadap problematika kehidupan kemanusiaan di luar kelas.
Dengan strategi ini, mahasiswa diharapkan melihat lingkungan sekitar dan
permasalahan yang ada sebagi bagian dari kehidupannya.

6. In’ikas al-Maudlu’

Strategi ini dapat menjadi eksperimen menarik bagi mahasiswa


untuk mengeksplorasikan objek langsung tersebut melalui kaca matanya.

8
BAB II

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam bahasa Arab terdapat empat keterampilan dasar berbahasa yaitu


menyimak [mahārat istimā'], berbicara [mahārat kalām], menulis [mahārat
kitābat], dan membaca [mahārat qirā'at]. Menyimak dan berbicara adalah dua
ketrampilan yang berkaitan dengan penggunaan bahasa Arab dalam ranah
lisan sedangkan membaca dan menulis adalah dua ketrampilan yang berkaitan
dengan penggunaan bahasa Arab dalam ranah tulisan.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://kursusarabpare.com/bahasa-arab/belajar-bahasa-arab/

http://ariklutfiyah.blogspot.com/2011/05/maharat-istima-kalamqiraatdan-
kitabat.html

10

Anda mungkin juga menyukai