Anda di halaman 1dari 3

fungsi:

a. pelaksanaan pelayanan, pengawasan, pencatatan, dan pelaporan nikah dan rujuk;


b. penyusunan statistik layanan dan bimbingan masyarakat Islam;
c. pengelolaan dokumentasi dan sistem informasi manajemen KUA Kecamatan;
d. pelayanan bimbingan keluarga sakinah;
e. pelayanan bimbingan kemasjidan;
f. pelayanan bimbingan hisab rukyat dan pembinaan syariah;
g. pelayanan bimbingan dan penerangan agama Islam;
h. pelayanan bimbingan zakat dan wakaf; dan pelaksanaan ketatausahaan dan
kerumahtanggaan KUA Kecamatan.

KUA Kecamatan mempunyai tugas melaksanakan layanan dan bimbingan masyarakat Islam
di wilayah kerjanya.

PMA Nomor 42 Tahun 2016 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan
Pasal 3, KUA Kecamatan dikoordinasikan oleh Kepala Seksi atau Penyelenggara yang
membidangi urusan agama Islam di Kantor Kementerian Agama kabupaten/kota.

1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1946 tentang Pencatatan Nikah, Talak dan Rujuk
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1946 Nomor 98, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 694);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1954 tentang Penetapan berlakunya Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 1946 tentang Pencatatan Nikah, Talak dan Rujuk di Seluruh
Daerah Luar Jawa dan Madura (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954
Nomor 98);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3019);
4. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 159 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 129);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1975 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3050);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2006 Nomor 105, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4667);
7. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
8. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang Kementerian Agama (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 168);
9. Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 592)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Agama
Nomor 16 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Menteri Agama
Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 348);
10. Peraturan Menteri Agama Nomor 18 Tahun 2011 tentang Pedoman Pembentukan dan
Penyempurnaan Organisasi Instansi Vertikal dan Unit Pelaksana Teknis Kementerian
Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 325);
11. Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Instansi Vertikal Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 851);
12. Peraturan Menteri Agama Nomor 9 Tahun 2014 tentang Bimbingan Manasik Bagi
Jemaah Haji Reguler Oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 625);
13. Keputusan Menteri Agama Nomor 3 Tahun 1999 tentang Pembinaan Gerakan
Keluarga Sakinah
Kantor Urusan Agama merupakan ujung tombak Kementerian Agama dalam
melayani masyarakat di bidang keagamaan. Kantor Urusan Agama (KUA) adalah Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Bimas Islam Kementerian Agama RI yang
berada di tingkat Kecamatan, satu tingkat dibawah Kantor Kementerian Agama tingkat
Kota/Kabupaten.
KUA memiliki Tugas Pokok dan Fungsi (tupoksi) melaksanakan sebagian tugas
Kantor Kementerian Agama Kota/Kabupaten di bidang urusan Agama Islam dan membantu
pembangunan pemerintahan umum di bidang agama di tingkat Kecamatan.
KUA sebagai perpanjangan tangan Kementerian Agama memiliki banyak peran yang
sangat krusial. Peran tersebut dapat kita ketahui dari pelayanan yang diberikan KUA, yaitu:
1) Administrasi (Pendaftaran, Pengesahan dan Pencatanan Nikah dan Rujuk); 2) Pendaftaran
dan Penerbitan Akte Ikrar Wakaf; 3) Pembinaan Keluarga Sakinah; 4) Pembinaan
Kemasjidan; 5) Pembinaan syariah; 6) Pembinaan Pangan Halal; 7) Pembinaan Zakat; 8)
Pembinaan wakaf; 9) Penyelenggaraan Bimbingan Manasik Haji.
Dari sekian banyak peran di bidang pembangunan keagamaan tersebut, fungsi atau
peran paling menonjol yang dijalankan KUA saat ini adalah administrasi pernikahan. Hal ini
sesuai dengan amanat UU No.1 tahun 1974 Pasal 2 yang diperkuat dengan Instruksi Presiden
No.1 tahun 1991 mengenai Kompilasi Hukum Islam Pasal 5, 6 dan 7. Produk-produk hukum
ini ditunjang dengan peraturan-peraturan di tingkat menteri yang menjabarkan dengan rinci
hal-hal terkait administrasi perkawinan, yang kesemuanya bermuara pada diperlukannya
peran KUA di tingkat kecamatan untuk melakukan administrasi pencatatan perkawinan.

Anda mungkin juga menyukai