Anda di halaman 1dari 4

Kultum Pendek Menarik Tentang Planning Ibadah Setiap

Hari
planning ibadah tiap hari
‫ وبعد‬،‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا‬

Kita semua meyakini bahwa kita adalah ciptaan Allah. kita semua telah yakin bahwa kita
semua adalah hamba Allah. Kita semua telah yakin bahwa kita semua adalah milik Allah dan
pasti kembali kepada Allah. bukankah kita sering mengucapkan :

‫إنا هلل وإنا إليه راجعون‬

“Sesungguhnya kami ini adalah milik Allah, dan sesungguhnya kami pasti kembali
kepadaNya.”

Bukankah kita selalu mengucapkan :

‫ال حول وال قوة إال باهلل‬

“Tidak ada upaya dan kekuatan melainkan dengan Allah.”

Kita semua telah telah yakin bahwa kita berkewajiban untuk beribadah kepada Allah swt
semata. Kita telah menghafal ayatNya :

“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan hanya untuk beribadah
kepadaKu.”

Kita semua telah yakin bahwa seluruh hidup kita harus kita persembahkan hanya untuk Allah.
seluruh aspek hidup ini harus diniatkan untuk ibadah. Setiap aktifitas kita harus bernilai
ibadah. Kita telah menghafal ayatnya :

Katakanlah : “sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah,
Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku
dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).” [Q.S. al-An’am
162-163]

Ayat mulia ini mengajarkan kita untuk membangun cara berfikir dan cara hidup. Allah
oriented (Allah sebagai orientasi hidup) Ridha Allah sebagai tujuan setiap aktifitas.

Ayat mulia ini menganjurkan kita agar menanamkan di dalam hati kita ikrar / janji untuk
mengibadahkan semua aktifitas keseharian kita, menyerahkan jiwa raga kita hanya kepada
Allah swt semata, tiada duaNya!.

Bila semua ini telah disepakati, maka mari kita merenungkan kiat inplementasi (pengamalan)
keyakinan-keyakinan ini dalam hidup keseharian kita.

Kita tentu menyadari bahwa keyakinan-keyakinan tadi, wajib diwujudkan, bahkan wajib
mengerah-kan fikiran dan prilaku kita setiap hari. Kita harus beribadah sepanjang hari, setiap
hari di semua tempat, di semua keadaan, di semua situasi. Karena kita hanyalah hamba Allah
semata.

Bukan hamba dari apa dan siapapun selain Allah satu-satuNya dan hanya satu-satuNya. Kita
ini hanyalah pencari ridha Allah semata dalam hidup yang sementara ini. Tugas kita hanya
satu : Taat kepada Allah semata. Ketaatan itulah yang kita perjuangkan dalam perjalanan
singkat ini.

Bila kita ruku’ sujud kepada Allah swt dalam shalat, maka kita juga meruku’-sujudkan fikiran
kita, prilaku kita, ucapan kita, rumah tangga kita hanya kepada Allah semata.

Bila dalam shalat kita mengulang-ulangi lafadz takbir : Allahu akbar, maka diluar shalat kita
berjuang agar pikiran, perasaan, prilaku, kebijakan, keputusan kita senantiasa bertakbir :
Allahu Akbar. Sehingga semuanya taat kepada Allah. tidak ada fikiran yang bertentangan
dengan ajaran Allah.

Tidak ada perasaan yang bertentangan dengan ajaran Allah. Tidak ada prilaku yang
bertentangan dengan ajaran Allah. tidak ada kebijakan dan keputusan yang bertentangan
dengan ajaran Allah. Karena jiwa raga kita semuanya telah bertakbir : Allahu Akbar.

Bila dalam shalat kita selalu membaca :

“Hanya kepadaMu aku menyembah dan hanya kepadaMu kami memohon pertolongan.”

Maka diluar shalat, kita buktikan statement / pernyataan itu. Karena itulah maka kita tidak
mengeramatkan pohon, kuburan, sungai, keris, laut, tiang rumah, dsb. Karena itulah maka
kita tidak memakai azimat.

Karena itulah maka kita anti sihir, perdukungan dan paranormal. Karena itulah maka kita
mendahulukan shalat jamaah, shalat sunnat, tilawah Al-Qur’an, Dzikir, dan do’a. daripada
semua aktifitas duniawi. Karena itulah maka kita berjuang untuk selalu taat kepada Allah.
Mengapa ? Karena kita selalu membaca:

Kiat Mengibadahkan Hidup Ini


Bila kita telah sepakat dan telah satu semangat, satu tekad, untuk menjadikan setiap aktifitas
dan setiap situasi hidup kita, sebagai ibadah yang kita persembahkan hanya kepada Allah
semata, maka salah satu kiat untuk itu adalah :

Planning ibadah sepanjang hari. Kiat ini mengajak kita untuk merencanakan ibadah
sepanjang hari, setiap hari, setiap saat. Kiat ini berangkat dari pemahaman bahwa ibadah itu
harus diniatkan.

Ketaatan kepada Allah harus direncanakan. Peningkatan ibadah kepada Allah harus
diperjuangkan. Tak ada ibadah tanpa niat. Tak ada peningkatan ibadah tanpa perjuangan.

Contoh Peningkatan Ibadah Setiap Hari :


1. Saya berjuang untuk Shalat berjamaah subuh di masjid. Tidak lupa shalat shalat sunnat dua
rakaat sebelumnya, dengan niat untuk mendapat ridha Allah.
2. Dzikir yang sempurna setelah shalat subuh, dilanjutkan dengan dzikir pagi yang sunnah,
dengan niat ikhlas.

3. Berniat untuk mengoptimalkan ketaatan kepada Allah sepanjang hari dengan


mengharapkan ridha Allah swt.

4. Berdo’a memohon syurga, memohon husnul khatiamah, memohon akhlak mulia, membaca
sayyidul istigfar, dan mengingat kematian.

5. Membaca Al-Qur’an minimal 30 menit

6. Shalat dhuha minimal dua rakaat, Lillahi Ta’ala.

7. Melaksanakan tugas sesuai profesi dan posisi dalam rumah tangga. pelajar dan mahasiswa,
belajar. Pegawai/kariawan ke kantor. Guru dan dosen, ke kelas. Pedagang ke pasar/toko. Ibu
rumah tangga mengurus rumah. Petani ke sawah/kebun, dst. Semua berniat ikhlas.

8. Zhuhur di Masjid. Shalat sunnah sebelum dan sesudahnya. Dengan ikhlas dan khusyu.
Lengkap dengan dzikirnya.

9. Melanjutkan aktifitas duniawi dengan niat ibadah, atau beristirahat juga dengan niat
ibadah.

10. Shalat ashar di masjid dan berdzikir lengkap setelahnya. Diupayakan mengamalkan wirid
istigfar 100 x wirid tasbih 100 x wirid tahlil 100 x. mengamalkan dzikir sore . semuanya
dengan mengucapkan dalam hati niat ikhlas.

11. Melanjutkan aktifitas duniawi yang halal, atau olah raga, atau silaturrahim, dengan niat
ikhlas.

12. Shalat magrib di masjid, berdzikir dan shalat sunnah setelahnya. Diupayakan I’tikaf di
masjid sampai isya, diisi dengan tilawah Al-Qur’an, Dzikir, tafakkur, atau mengikuti
pengajian, atau mengajar atau silaturrahim dengan jamaah masjid. Jangan lupa ikhlaskan niat.

13. Shalat isya di masjid, berdzikit dan shalat sunnah, dengan ikhlas dan khusyu’.

14. Melanjutkan aktifitas duniawi di rumah, memberi perhatian, kepedulian, kasih sayang
kepada seisi rumah, membaca buku/majalah yang bermanfaat, mengikuti berita dan
informasi, semua itu, diniatkan Lillahi ta’ala.

15. Diupayakan tidur cepat, wudhu sebelumnya. Bila belum terbiasa shalat tahajjud, sebiknya
shalat witir 3 rakaat sebelum tidur. Dipembaringan, baca ayat kursi dan dzikir-dzikir sebelum
tidur. Berniat bangun sebelum masuk waktu subuh. Tidurnyapun diniatkan untuk
mendapatkan ridha Allah swt.

16. Sepanjang hari, saya berusaha untuk selalu menghadirkan niat ikhlas di hatiku. Berusaha
mengingat bahwa Allah selalu melihatku, malaikat pencatat selalu bersamaku, syetan terkutut
selalu mengajakku berbuat dosa, dan saya selalu melawan ajakan jelek itu.
17. Sepanjang hari, saya berjuang untuk tidak berdusta, tidak menipu, tidak berkhianat, tidak
zalim, tidak takabbur, tidak hasad, tidak dendam, tidak bakhil, tidak memaki, tidak bergibah,
tidak mencuri/korupsi, tidak melakukan dosa-dosa besar.

18. Dalam sehari semalam, saya harus berusaha menangis karena taubat, minimal 1x sehari.
Saya berusaha untuk selalu menyadari bagaimana kalau saya mati pada hari ini. Saya
berusaha berd’wah / memberi nasehat minimal satu kali sehari. Saya berusaha menguatkan
cinta tulus di hati saya.

Demkianlah contoh konkrit dan sederhana tentang planning ibadah sepanjang hari. Intinya :
Ikhlas, shalat jamaah, shalat sunnah, tilawah Al-Qur’an, dzikir, rasa tanggung jawab akhlak
mulia.

Tentulah kita bisa dan dianjurkan mengembangkan planning ibadah sepanjang hari. Dengan
planning yang baik, tekad yang kuat, niat yang ikhlas, insya Allah hidup kita akan lebih
bermakna, semakin berkualitas. Amin.

Marilah kita bangkit bersama. Marilah kita berjuang bersama. Marilah kita menyusun
planning ibadah sepanjang hari, setiap hari. Mari mengamalkannya dengan disiplin. Fastaqim
(Beristiqamahlah)!.

Anda mungkin juga menyukai