Anda di halaman 1dari 41

DISKOMINFO

Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Pontianak

Seminar Laporan Antara


PEMBUATAN MASTERPLAN
PENGEMBANGAN IT
KOTA PONTIANAK

Konsultan Pelaksana: PT. AVISTA PLANOTAMA KONSULTAN


KAJIAN PEMAHAMAN KONDISI EKSISTING
NASIONAL
Kondisi Eksisting SPBE Nasional merupakan rangkuman dari
kondisi eksisting yang terdapat di daerah
KONDISI SAAT INI SECARA NASIONAL – 4
MASALAH UTAMA
(TERJADI HAMPIR DI BANYAK DAERAH TERMASUK KOTA PONTIANAK)
• Berbagai penerapan SPBE telah dihasilkan oleh Instansi • Sementara itu, berdasarkan survei infrastruktur Pusat Data
Pusat dan Pemerintah Daerah dan memberi kontribusi (data center) yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi
elisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan. dan Informatika tahun 2018 terdapat 2700 Pusat Data di 630
Namun demikian, hasil pengembangan SPBE dan tingkat Instansi Pusat dan Pemerintah Daerah. Yang berarti rata-rata
maturitasnya masih sangat beragam antar Instansi Pusat terdapat 4 Pusat Data pada setiap instansi pemerintah.
dan Pemerintah Daerah. Berdasarkan hasil Secara nasional utilisasi Pusat Data dan perangkat keras
Pemeringkatan e-Gouerrtment Indonesia (PeGI) tahun hanya mencapai rata-rata 30% dari kapasitasnya. Fakta ini
2015, rata-rata capaian penerapan SPBE pada Instansi mengindikasikan bahwa kurangnya koordinasi antar instansi
Pusat mencapai nilai indeks 2,7 (baik), sedangkan pemerintah di dalam pengembangan SPBE sehingga terjadi
Pemerintah Daerah mencapai nilai indeks 2,5 (kurang). duplikasi anggaran belanja TIK dan kapasitas TIK yang
Hal ini mengindikasikan adanya permasalahan melebihi kebutuhan.
permasalahan dalam pengembangan SPBE secara
nasional.

• Permasalahan pertama adalah belum adanya Tata


Kelola SPBE yang terpadu secara nasional. Hal ini
ditunjukkan dengan hasil kajian Dewan TIK Nasional tahun
2016 terkait belanja TIK yang tidak efisien secara nasional.
Ditemukan bahwa 65 % dari belanja perangkat lunak
(aplikasi) termasuk lisensi perangkat lunak digunakan
untuk membangun aplikasi yang sejenis antar instansi
pemerintah
KONDISI SAAT INI SECARA NASIONAL – 4 MASALAH
UTAMA
(TERJADI HAMPIR DI BANYAK DAERAH TERMASUK KOTA PONTIANAK)

• Permasalahan kedua adalah SPBE belum diterapkan pada • Untuk mengatasi permasalahan penerapan SPBE pada
penyelenggaraan administrasi pemerintahan dan penyelenggaraan administrasi pemerintahan, tantangan
pelayanan publik secara menyeluruh dan optimal. pemerintah adalah melakukan integrasi layanan
Penerapan SPBE seharusnya memiliki pengaruh yang kuat perencanaan, layanan penganggaran, layanan pengadaan,
terhadap peningkatan kinerja penyelenggaraan dan layanan manajemen kinerja yang berbasis elektronik,
baik integrasi internal K/L/D maupun integrasi antar K/L/D
pemerintahan.
secara nasional.

• Terkait hasil penilaian kepatuhan K/L/D terhadap standar • Sedangkan untuk mengatasi permasalahan pada pelayanan
pelayanan dan kompetensi penyelenggara pelayanan publik, diperlukan integrasi secara nasional terkait layanan
yang dilaksanakan oleh Ombudsman Republik Indonesia di pengaduan publik, layanan perizinan, dan pelayanan publik
tahun 2017 pada 29 K/L dan 129 Pemerintah Daerah lainnya yang menjadi tantangan bersama bagi Pemerintah
sampel, ditemukan bahwa 37,93 % K/L berada pada zona Pusat dan Pemerintah Daerah.
kuning dengan predikat kepatuhan sedang, 10,34 % masuk
dalam zona merah dengan predikat kepatuhan rendah,
dan 51,73 % masuk dalam zona hijau dengan predikat
kepatuhan tinggi. Sedangkan di tingkat Pemerintah Daerah,
ditemukan bahwa 43,41 % Pemerintah Daerah berada di
zona kuning, 41,86 % masuk zona merah, dan 14,73% masuk
dalam zona hijau.
KONDISI SAAT INI SECARA NASIONAL – 4 MASALAH
UTAMA
(TERJADI HAMPIR DI BANYAK DAERAH TERMASUK KOTA PONTIANAK)

• Meskipun sebagian besar wilayah Indonesia sudah terhubung


• Permasalahan ketiga adalah jangkauan infrastruktur dengan jaringan telekomunikasi, optimalisasi pemanfaatan
TIK ke seluruh wilayah dan ke semua lapisan infrastruktur TIK masih menjadi kendala. Perserikatan
masyarakat yang belum optimal. Infrastruktur TIK BangsaBangsa melakukan penilaian penerapan SPBE dengan
khususnya jaringan telekomunikasi merupakan fondasi menghasilkan Indeks Pembangunan SPBE (IP SPBE) yaitu indeks
konektivitas antara penyelenggara SPBE dengan komposit dari Indeks Layanan Online (ILO), Indeks Konektivitas
pengguna. Tingkat efektivitas SPBE sangat bergantung Telekomunikasi (IKT), dan Indeks Kapital Manusia (IKM).
pada tingkat aksesibilitas pengguna terhadap Sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 4.2., IP SPBE Indonesia
Layanan SPBE melalui jaringan telekomunikasi. tahun 2018 bernilai indeks 0,5258. Rendahnya nilai IP SPBE
Berdasarkan data hasil pembangunan infrastruktur TIK tersebut merupakan kontribusi yang cukup signifikan dari
dari Kementerian Perencanaan Pembangunan rendahnya IKT yang bernilai indeks 0,3222. Dilihat dari
Nasional/Bappenas, 450 kabupaten/kota (87%) telah perkembangan tahun 2012 - 2018, IKT tidak menunjukkan
terhubung jaringan tulang punggung serat optik peningkatan yang signifikan.
nasional, sedangkan 64 kabupaten/kota (13%) di
wilayah tengah dan timur Indonesia belum terhubung.
Ditargetkan pada akhir tahun 2019 semua
kabupatenlkota di Indonesia akan terhubung jaringan
tulang punggung tersebut. Dalam hal pembangunan
jaringan pita lebar, teknologi 3G telah menjangkau 457
kabupaten/kota (89%), sedangkan jaringan pita lebar
dengan teknologi 4G telah menjangkau 412
kabupaten/kota (80%). Masih terdapat 57
kabupaten/kota (11%) yang belum terhubung dengan
jaringan pita lebar.
KONDISI SAAT INI SECARA NASIONAL – 4 MASALAH
UTAMA
(TERJADI HAMPIR DI BANYAK DAERAH TERMASUK KOTA PONTIANAK)

• Permasalahan keempat adalah keterbatasan jumlah • Di sisi lain, permintaan SDM TIK di pasar tenaga kerja tidak
pegawai ASN yang memiliki kompetensi teknis TIK. diimbangi dengan ketersediaan SDM TIK itu sendiri. Hal ini
Perkembangan TIK menuntut perluasan dan pendalaman menyebabkan tingginya tingkat gaji SDM TIK pada pasar
kompetensi teknis yang memadai. Pemerintah telah tenaga kerja. Hal ini juga menjadi tantangan bagi
menerbitkan Daftar Unit Kompetensi Okupasi dalam pemerintah mengingat rendahnya gaji dan tunjangan
pegawai ASN di bidang TIK. Sehingga pemerintah perlu
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia bidang TIK tahun
meningkatkan daya tawar dalam memperoleh SDM TIK
2018 dengan tujuan menyediakan referensi kompetensi yang berkualitas.
TIK yang dibutuhkan oleh pemerintah, industri TIK,
perguruan tinggi, asosiasi profesi bidang TIK, dan
lembaga-lembaga lain yang bergerak di bidang TIK.

• Saat ini terjadi kesenjangan antara standar kompetensi


jabatan fungsional ASN terkait dengan TIK seperti Jabatan
Fungsional Pranata Komputer dengan standar
kompetensi yang ditetapkan dalam Daftar Unit
Kompetensi Okupasi TIK. Hal ini mengakibatkan pegawai
ASN pada jabatan fungsional tersebut belum memiliki
standar kompetensi teknis TIK yang memadai.
KAJIAN PEMAHAMAN KONDISI IDEAL NASIONAL
Kondisi Pemahaman Kondisi Ideal Nasional merupakan
keinginan yang harus diwujudkan secara nasional dan
berlaku pula di daerah
KONDISI IDEAL YANG DIINGINKAN
(TERMASUK KOTA PONTIANAK)
• SPBE merupakan upaya berkesinambungan dalam • Birokrasi yang integratif mengutamakan kolaborasi strategis antar
pembangunan aparatur negara untuk mewujudkan bangsa instansi pemerintah dan para pemangku kepentingan lainnya untuk
berbagi sumber daya dan membangun kekuatan dalam
yang berdaya saing. Pada akhir tahun 2025 diharapkan
melaksanakan urusan dan tugas pemerintahan.
pemerintah sudah berhasil mencapai keterpaduan SPBE baik di
dalam dan antar Instansi Pusat dan Pemerintah Daerah, dan • Birokrasi yang dinamis mampu merespon dengan cepat perubahan
keterhubungan SPBE antara Instansi Pusat dan Pemerintah kondisi lingkungan strategis dengan membangun proses bisnis
Daerah. Dengan SPBE yang terpadu, diharapkan akan pemerintahan secara dinamis di dalam maupun antar instansi
menciptakan proses bisnis pemerintahan yang terintegrasi pemerintah.
antara Instansi Pusat dan Pemerintah Daerah sehingga akan
membentuk satu kesatuan pemerintahan yang utuh dan • Birokrasi yang transparan merupakan suatu keharusan untuk
membangun kepercayaan dan legitimasi di mata publik. Dengan
menyeluruh serta menghasilkan birokrasi pemerintahan dan
birokrasi yang transparan pemerintah menunjukkan keseriusannya
pelayanan publik yang berkinerja tinggi. dalam bekerja untuk kepentingan masyarakat, memahami
kebutuhan masyarakat untuk pelayanan publik, serta melakukan
• Untuk mencapai hal tersebut, setiap Instansi Pusat dan pemantauan dan evaluasi kinerja pemerintah.
Pemerintah Daerah perlu melakukan transformasi paradigma
dan proses dalam konteks penyelenggaraan pemerintahan, • Birokrasi yang inovatif mampu memberikan ruang gerak untuk
mengembangkan pelayanan yang lebih cepat, mudah, dan murah
pelayanan publik berbasis elektronik, dukungan TIK, dan SDM sehingga membawa dampak yang besar bagi pertumbuhan
sebagai berikut: ekonomi, pelestarian lingkungan, dan sosial budaya.

• Hendaknya Instansi Pusat dan Pemerintah Daerah tidak • Birokrasi yang berkinerja tinggi pada akhirnya akan mewr.rjudkan satu
mengedepankan penerapan birokrasi yang kaku dan lambat, kesatuan penyelenggaraan pemerintahan yang terpadu dan
tetapi harus menghasilkan birokrasi yang berkinerja tinggi menyeluruh. Hal ini akan mempermudah dalam penyusunan
kebijakan dan program pembangunan yang terintegrasi dengan
dengan karakteristik integratif, dinamis, transparan, dan
memperhatikan keterkaitan dimensi ekonomi, sosial, dan lingkungan
inovatif. serta target-target sektor dan subsektor pembangunan.
KONDISI IDEAL YANG DIINGINKAN
(TERMASUK KOTA PONTIANAK)
• Birokrasi yang integratif mengutamakan kolaborasi strategis antar
• SPBE merupakan upaya berkesinambungan dalam instansi pemerintah dan para pemangku kepentingan lainnya
pembangunan aparatur negara untuk mewujudkan bangsa untuk berbagi sumber daya dan membangun kekuatan dalam
yang berdaya saing. Pada akhir tahun 2025 diharapkan melaksanakan urusan dan tugas pemerintahan.
pemerintah sudah berhasil mencapai keterpaduan SPBE baik di
• Birokrasi yang dinamis mampu merespon dengan cepat
dalam dan antar Instansi Pusat dan Pemerintah Daerah, dan
perubahan kondisi lingkungan strategis dengan membangun
keterhubungan SPBE antara Instansi Pusat dan Pemerintah proses bisnis pemerintahan secara dinamis di dalam maupun antar
Daerah. Dengan SPBE yang terpadu, diharapkan akan instansi pemerintah.
menciptakan proses bisnis pemerintahan yang terintegrasi
antara Instansi Pusat dan Pemerintah Daerah sehingga akan • Birokrasi yang transparan merupakan suatu keharusan untuk
membentuk satu kesatuan pemerintahan yang utuh dan membangun kepercayaan dan legitimasi di mata publik. Dengan
menyeluruh serta menghasilkan birokrasi pemerintahan dan birokrasi yang transparan pemerintah menunjukkan keseriusannya
dalam bekerja untuk kepentingan masyarakat, memahami
pelayanan publik yang berkinerja tinggi. kebutuhan masyarakat untuk pelayanan publik, serta melakukan
pemantauan dan evaluasi kinerja pemerintah.
• Untuk mencapai hal tersebut, setiap Instansi Pusat dan
Pemerintah Daerah perlu melakukan transformasi paradigma • Birokrasi yang inovatif mampu memberikan ruang gerak untuk
dan proses dalam konteks penyelenggaraan pemerintahan, mengembangkan pelayanan yang lebih cepat, mudah, dan
pelayanan publik berbasis elektronik, dukungan TIK, dan SDM murah sehingga membawa dampak yang besar bagi
pertumbuhan ekonomi, pelestarian lingkungan, dan sosial budaya.
sebagai berikut:
Birokrasi yang berkinerja tinggi pada akhirnya akan mewr.rjudkan satu
A. Hendaknya Instansi Pusat dan Pemerintah Daerah tidak kesatuan penyelenggaraan pemerintahan yang terpadu dan
mengedepankan penerapan birokrasi yang kaku dan lambat, menyeluruh. Hal ini akan mempermudah dalam penyusunan kebijakan
tetapi harus menghasilkan birokrasi yang berkinerja tinggi dan program pembangunan yang terintegrasi dengan memperhatikan
dengan karakteristik integratif, dinamis, transparan, dan inovatif. keterkaitan dimensi ekonomi, sosial, dan lingkungan serta target-target
sektor dan subsector pembangunan.
KONDISI IDEAL YANG DIINGINKAN
(TERMASUK KOTA PONTIANAK)
B. Instansi Pusat dan Pemerintah Daerah diharapkan dapat Mobile internet merupakan akses internet yang menggunakan gawai personal. Dengan
semakin meningkatnya pengaksesan internet melalui gawai personal, layanan SPBE harus
membangun pelayanan publik yang terpadu, efektif, dapat diakses oleh para pengguna dalam bentuk layanan bergerak tanpa batas waktu
responsif, adaptif, dan mudah diakses oleh masyarakat serta dan lokasi.
memberikan ruang partisipasi masyarakat dalam turut serta
penyusunan kebijakan dan program pembangunan. Cloud computing merupakan teknologi layanan berbagi pakai yang dapat diakses melalui
internet untuk memberikan layanan data, aplikasi, dan infrastruktur kepada pengguna.
Masyarakat menginginkan kemudahan dalam memperoleh
Teknologi ini memberikan efektifitas dan efisiensi yang tinggi untuk melakukan integrasi TIK.
pelayanan dari pemerintah dan tidak disulitkan oleh
hubungan birokrasi antar instansi pemerintah. Dengan Internet of Things (1oT) merupakan perangkat elektronik yang dilengkapi dengan perangkat
demikian, Instansi Fusat dan Pemerintah Daerah harus lunak, sensor, aktuator, dan konektivitas internet sehingga mampu melakukan pengiriman
membangun integrasi, konsolidasi, dan inovasi Layanan SPBE atau pertukaran data melalui akses internet. Dengan semakin meningkatnya pemanfaatan
IoT dalam kehidupan sehari-hari, layanan SPBE diharapkan bersifat adaptif dan responsif
agar mampu memberikan akses layanan mandiri, layanan terhadap kebutuhan kustomisasi layanan yang diinginkan oleh pengguna dengan
bergerak, dan layanan cerdas bagi masyarakat. memperluas ketersediaan kanal-kanal Layanan SPBE yang dapat diakses oleh perangkat-
perangkat IoT.

C. Perkembangan TIK yang sangat pesat memberi peluang


Big Data Analytics merupakan teknologi analisis terhadap data yang berukuran sangat
inovasi TIK dalam penyelenggaraan pemerintahan. besar, tidak terstruktur, dan tidak diketahui pola, korelasi ataupun relasi antar data. Dengan
Diharapkan pemanfaatan TIK yang efektif dan efisien dapat memanfaatkan teknologi ini, layanan SPBE diharapkan mampu memberi dukungan
dicapai melalui integrasi infrastruktur, sistem aplikasi, pengambilan keputusan dan pen)rusunan kebijakan bagi pemerintah, pelaku usaha, dan
masyarakat.
keamanan informasi, dan layanan TIK. Tren TIK di masa depan
dapat diadopsi secara selektif yang disesuaikan dengan
Artificial Intelligence (Al merupakan teknologi kecerdasan buatan pada mesin yang memiliki
kondisi lingkungan internal dan eksternal Instansi Pusat dan fungsi kognitif untuk melakukan pembelajaran dan pemecahan masalah sebagaimana
Pemerintah Daerah untuk mendukung SPBE. Diantara halnya dilakukan oleh manusia. Pemanfaatan AI dalam SPBE berpotensi membantu
teknologi masa depan yang mendorong perubahan SPBE pemerintah dalam mengurangi beban administrasi seperti menjawab pertanyaan, mengisi
dokumen, mencari dokumen, menerjemahkan suara/tulisan, dan membuat draf dokumen.
adalah: Dalam hal pelayanan publik, AI dapat membantu memecahkan permasalahan yang
kompleks seperti permasalahan sosial, kesehatan, dan transaksi keuangan.
KONDISI IDEAL YANG DIINGINKAN
(TERMASUK KOTA PONTIANAK)
D. SDM di bidang SPBE yang mencakup pegawai ASN dan Kompetensi teknis SPBE diharapkan dimiliki oleh pegawai ASN
masyarakat memegang peranan paling penting untuk yang terlibat dalam pelaksanaan SPBE antara lain dalam
mewujudkan SPBE yang terpadu dan bidang perencanaan SPBE, rekayasa proses bisnis
berkesinambungan. Diharapkan pegawai ASN di instansi pemerintahan, pengelolaan TIK yang terintegrasi, aman, dan
pemerintah memiliki kepemimpinan dan kompetensi andal, dan pengelolaan layanan yang inovatif, adaptif dan
teknis SPBE dan masyarakat memitiki tingkat literasi SPBE responsif.
yang memadai sehingga layanan SPBE dapat
diselenggarakan dan dimanfaatkan dengan optimal. Budaya SDM dikembangkan untuk mewr:judkan SDM
Kepemimpinan SPBE diharapkan memiliki karakteristik aparatur yang mampu berfikir kreatif, sistemik, berwawasan
sebagai berikut: global, memiliki etos kerja yang tinggi, mampu mengelola
1) kolaboratif yaitu kepemimpinan yang meninggalkan ego
perubahan lingkungan strategis, dan memberikan pelayanan
sektoral dan mendorong penggunaan sumber daya secara proaktif yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
bersama di dalam instansi pemerintah dan antar instansi
pemerintah untuk mencapai tujuan bersama; dan
2) inovatif yaitu kepemimpinan yang mampu mendorong
pelaksanaan SPBE berorientasi pada efisiensi, efektivitas, dan
manfaat yang bernilai tinggi.
PERMASALAHAN STRATEGIS TIK KOTA PONTIANAK
Sesuai Perda Kota Pontianak No. 6/2014 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota
Pontianak 2015 -2019
PERMASALAHAN STRATEGIS TIK KOTA
PONTIANAK
Sesuai Perda Kota Pontianak No. 6/2014 tentang Rencana 8. Kurangnya jumlah aparatur pemerintah yang menangani IT
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Pontianak
sehingga harus ditanggulangi dengan mengaplikasikan e-
2015 -2019 diuraikan tentang permasalahan dan isu strategis yang
terkait dengan Bidang TIK dan/atau Sistem Informasi secara luas, government dalam sistem pemerintahan.
mencakup antara lain:
9. Inovasi merupakan kata kunci dalam rangka memadukan sistem
1) Belum optimalnya infrastruktur dan sumberdaya di bidang
birokrasi yang bersifat rigid-formal dengan dinamis dan luwesnya e-
Teknologi Informasi dan Komputer (TIK) dalam rangka
implementasi e-government; government. Salah satu yang perlu dieksplorasi adalah
2) Belum adanya standar pelayanan minimal terkait dengan pemanfaatan kemajuan teknologi informasi untuk menunjang
ketersediaan informasi; penyelenggaraan birokrasi yang efektif dan efisien. Aplikasinya
3) Belum tersedianya perangkat aturan daerah dan acuan dapat berupa pembuatan sistem informasi untuk berbagai layanan
penataan menara telekomunikasi; publik guna mempermudah dan mempercepat proses kerja serta
4) Pendidikan berbasis teknologi informasi dan pendidikan berbasis pengelolaan website sebagai media transparansi informasi publik.
kearifan lokal yang berwawasan global masih kurang;
10. Dalam pengembangan sistem informasi ini adalah faktor
5) Pemanfaatan teknologi informasi dan hasil riset/penelitian
sebagai dasar perumusan kebijakan dan pengambilan keamanan data dari potensi hacking, keberlanjutan pengelolaan
keputusan pembangunan daerah belum berjalan baik; sistem informasi dan penyiapan keterampilan dan pengetahuan
6) Pemanfaatan Iptek dan TI di masyarakat masih kurang; sumber daya apartur untuk menjalankan sistem tersebut.
7) Pengembangan e-government merupakan bagian dari reformasi Diharapkan dengan implementasi e-government ini bermuara
birokrasi dan faktor efisiensi dan efektifitas dalam kepada peningkatan kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan
penyelenggaraan pemerintahan harus diwujudkan;
pelaksanaan pembangunan.
ISU-ISU STRATEGIS TIK KOTA PONTIANAK
Berdasarkan dokumen Rancangan Akhir Renstra
Diskominfo Kota Pontianak, isu-isu strategis terkait TIK
yang akan dihadapi dalam kurun waktu 2015-2019
antara lain:

1) Tingginya kebutuhan masyarakat terhadap 6) Belum terintegrasinya antar sistem informasi


Teknologi Informasi dan Komunikasi di Kota berbagi pakai secara umum dan menyeluruh
Pontianak yang digunakan di lingkungan pemkot.

2) Kurangnya jumlah aparatur Bidang komunikasi 7) Rendahnya pemahaman terhadap regulasi


dan informatika di Kota Pontianak bidang Komunikasi dan Informatika

3) Belum optimalnya sarana dan prasarana 8) Kurangnya komitmen dalam resource sharing di
komunikasi dan informatika di Kota Pontianak dalam bidang IT

4) Belum optimalnya penggunaan Data Center di 9) Belum adanya layanan dokumen naskah dinas
Kota pontianak secara 2 arah (send and reply) yang
terintegrasi.
5) Belum optimalnya Layanan Pemerintah Kota
Ponianak berbasis teknologi informasi/layanan 10) Penguatan area Kebijakan Wishtle Blowing.
online dan penyebarluasan informasi
HASIL ASESMEN PENERAPAN TIK KOTA
PONTIANAK
Asesmen penerapan TIK di lingkungan Pemerintah Kota
Pontianak, dilakukan pada 38 OPD dan 29 Kelurahan di
lingkungan Pemerintah Kota Pontianak
HASIL ASESMEN PENERAPAN TIK DALAM LINGKUP TUGAS
DAN FUNGSI DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Berikut ini adalah hasil asesmen penerapan TIK dalam lingkup tugas dan fungsi Dinas
Komunikasi dan Informatika antara lain terkait dengan:

1) Masih perlunya perbaikan perencanaan TIK, serta Kebijakan TIK (Standar &
Prosedur);

2) Perlunya membangun konektivitas yang terpusat antar OPD/Kelurahan di


lingkungan Pemerintah Kota pontianak dan peningkatan pengelolaan infrastruktur
saat ini;

3) Perlunya solusi permasalahan-permasalahan interoperabilitas dan integrasi aplikasi


(masih terjadi double entry pada aplikasi yang sama);

4) Penguatan kelembagaan dan SDM.

5) Perlu adanya System Backup baik unit data storage maupun akses jaringan secara
menyeluruh.
HASIL ASESMEN SISTEM INFORMASI – KOTA PONTIANAK
Inisiatif-inisiatif penerapan dan pengembangan aplikasi TIK 5) Layanan Naskah Dinas Baru sebatas
sebagian besar didorong oleh kebutuhan memenuhi menyediakan/diseminasi informasi (penyebaran
regulasi Pemerintah Pusat. Inisiatif penerapan aplikasi lebih informasi satu arah).
banyak bersifat dukungan kelembagaan (G-to-G, G-to-E,
G-to-B, G-to-C). Kesimpulan pokok hasil asesmen aplikasi 6) Layanan Manajemen Perencanaan Aplikasi SIPP baru
sistem informasi: sebatas menyediakan layanan interaksi seperti
mencari informasi dan mengunduh dokumen terkait
1) Masih belum memiliki pusat data (data center), saat ini perencanaan kegiatan dan belum terlihat bukti
sedang dalam proses pembangunan. adanya pengunggahan dokumen atau sistem dapat
merespon pengguna.
2) Sistem informasi/aplikasi belum saling terintegrasi
secara menyeluruh. 7) JDIH baru sebatas menyediakan layanan interaksi
seperti mencari informasi dan mengunduh dokumen
3) Aplikasi e-Pemerintahan sebatas memberikan terkait hukum. Namun belum ada bukti bahwa
pelayanan publik secara elektronik namun belum pengguna dapat mengunggah informasi terkait
menyediakan layanan pemerintahan ke instansi lain hukum, karena yang dapat mengunggah adalah
dalam Kota Pontianak maupun di luar Kota Pontianak. admin.
Contohnya pelayanan surat pindah.
8) Belum memiliki Layanan Whistle Blowing System
4) Belum ada rencana penggunaan aplikasi umum
berbagi pakai, yang ada adalah penggunaan aplikasi
umum berbagi pakai secara sementara (ad-hoc).
HASIL ASESMEN INFRASTRUKTUR TIK – KOTA PONTIANAK
No Layanan Fungsi Hasil Asesmen
1 Sub-Domain, hosting dan akun Menyediakan server untuk hosting Server sudah tersedia namun belum
email instansi. sistem aplikasi dan pemberian akun optimal pemanfaatannya
email instansi.
Akun email instansi sudah tersedia
namun masih belum optimal
pemanfaatannya

2 Storage bagi seluruh OPD di Media penyimpanan data internal Data center sedang dalam tahap
lingkungan Pemerintah Kota pemerintah Kota Pontianak pembangunan
Pontianak
3 Koneksi internet dan bandwidth Koneksi internet dan bandwidth Sebagian besar OPD/Kelurahan sudah
untuk internal Pemerintah Kota memiliki koneksi internet khususnya
Pontianak layanan Indihome. Sebagai back up
menggunakan layanan koneksi Astinet,
ICON+, dan Speedy.
4 Jaringan Intra Pemerintahan Mendukung komunikasi, integrasi, Belum tersedia
(private network) dan interoperabilitas antar
OPD/Kelurahan
5 Media Center/Command Center Media informasi, layanan, dan Sudah tersedia (Pontive; Pontianak
pengaduan publik Interactive)
GENCIL (e-Lawar belum terintegrasi
dengan e-Lapor)
-
HASIL ASESMEN TATA KELOLA TIK – KOTA PONTIANAK
1. Kebijakan TIK (ICT Policy) d) Kebijakan integrasi Sistem Aplikasi

a) Kebijakan Tim Pengarah SPBE Sudah ada kebijakan internal yang mendukung
pengaturan integrasi pada semua sistem aplikasi, tapi
Kebijakan Tim Pengarah SPBE Kota Pontianak sudah belum terintegrasi dengan daerah lain atau pemerintah
memiliki SK Walikota tentang Tim lnteroperabilitas yang pusat.
didalamnya mencakup struktur Pengarah dan anggota
teknisnya dari masing-masing OPD teknis. Selain itu juga e) Kebijakan inovasi proses bisnis terintegrasi
ada SK Walikota tentang Tim Koordinasi Smart City yang
anggotanya dari masing-masing OPD. Kebijakan inovasi proses bisnis terintegrasi baru berbentuk
konsep/rancangan kebijakan
b) Kebijakan Anggaran dan Belanja TlK
f) Kebijakan Rencana induk SPBE Instansi Pemerintah
Kebijakan anggaran dan belanja telah mendukung
pengaturan perencanaan dan penganggaran TlK yang Terdapat SK Walikota tentang Pembentukan Tim
menyelaraskan dengan seluruh muatan dari rencana Koordinasi Smart City yang didalamnya hanya
induk SPBE. menjelaskan tugas Tim yaitu merumuskan Kebijakan Umum
dan Arahan Strategis Smart City. Dokumen rencana
c) Kebijakan Pengoperasian Pusat Data induknya belum ditetapkan menjadi kebijakan.

Sudah ada SK Walikota yang mendukung pengaturan g) Kebijakan Penggunaan Aplikasi Umum Berbagi Pakai
pengoperasian pusat data bagi semua OPD
(lnteroperabilitas). Kebijakan Penggunaan Aplikasi Umum Berbagi Pakai baru
berbentuk konsep kebijakan dalam bentuk rancangan
Perwal tentang E-Government.
HASIL ASESMEN TATA KELOLA TIK – KOTA PONTIANAK
2. Kelembagaan 4. Teknologi Informasi dan Komunikasi

Sudah memiliki Tim Pengarah SPBE Instansi Data center belum tersedia (sedang dalam tahap
Pemerintah. Keberadaan Tim ini dituangkan dalam pembangunan). Terdapat rencana integrasi sistem
SK Walikota tentang Tim Interoperabilitas E- aplikasi tetapi diterapkan hanya sebagian dari
Government dan Steering Committee. Tugas dari rencana tersebut. Belum ada rencana
Tim sendiri kurang spesifik, tidak seperti idealnya penggunaan aplikasi umum berbagi pakai, yang
Tim Pengarah SPBE. Proses bisnis sudah tertuang ada adalah penggunaan aplikasi umum berbagi
dalam dokumen yang terstandarkan, diterapkan pakai secara sementara (ad-hoc).
pada sebagian unit kerja, namun belum ada yang
memperlihatkan integrasi proses bisnis. 5. SDM SPBE

3. Strategi dan Perencanan Sebagian besar OPD/Kelurahan sudah memiliki


SDM IT yang memberikan pelayanan SPBE baik
Sudah memiliki Rencana Induk SPBE. Isi dokumen berstatus sebagai PNS/ASN maupun tenaga
Rencana Induk SPBE sudah mencakup semua, kontrak/honorer dengan kualifikasi sarjana
meskipun peta jalan tidak begitu lengkap. (khususnya bidang TIK). Masih terdapat OPD yang
Anggaran dan Belanja TIK sudah ada belum memiliki SDM IT secara khusus. Hasil asesmen
perencanaan dan penganggaran TIK yang SDM TIK secara umum dapat dilihat pada Bab 5
tertuang dalam rencana kerja tahunan; sebagian Tabel 5.2.
perencanaan dan penganggaran TIK
dikonsultasikan kepada unit pengelola TIK.
KONDISI PENERAPAN TIK KOTA PONTIANAK SAAT INI
PREDIKAT INDEKS SPBE

Nama Indeks Nilai Nilai Indeks Aspek SPBE Kota Pontianak


2018
Kebijakan Tata Kelola 2.29 Domain Kebijakan
1.82 Paripurna Eksisting 2018
Kebijakan Layanan 1.50
Kebijakan Tata
Kelembagaan 2.50
Kelola
Domain Tata Kelola 5
Strategi dan Perencanaan 3.00
2.14 4
TIK 1.33 Layanan Publik Kebijakan Layanan
3
Layanan Administrasi 2
2.71 Domain Layanan 1
Pemerintahan
2.58 0
Layanan Publik 2.33 Layanan AdPem Kelembagaan

Strategi dan
TIK
Perencanaan
PEMAHAMAN LINGKUNGAN STRATEGIS
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2018
TENTANG SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK, Permen Kominfo
41/PER/M.KOMINFO/11/2007 tentang Panduan Umum Tata Kelola
Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional tentang Panduan
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan SPBE
VISI & MISI
KOTA PONTIANAK

Visi
“Pontianak Kota Khatulistiwa Berwawasan Lingkungan sebagai Pusat Perdagangan
dan Jasa Bertaraf Internasional”
MISI
1. Mengembangkan sektor-sektor ekonomi dan komoditas-komoditas yang berdaya saing regional,
nasional, dan internasional
2. Mengembangkan perencanaan pembangunan dan penataan ruang perkotaan (struktur ruang dan
alokasi pemanfaatan lahan) yang transparan, dinamis, akomodatif, aplikatif, dan partisipatif
3. Mengembangkan prasarana dan sarana wilayah yang berstandar internasional
4. Mengembangkan kualitas sumberdaya manusia (tenaga kerja dan bukan tenaga kerja) yang
mampu beradaptasi dan berkompetisi dalam persaingan global
5. Mengembangkan sistem, struktur, dan mekanisme kelembagaan dan peraturan yang dinamis
VISI & MISI E-GOVERNMENT, SMART CITY

Visi e-Government
“Menjadi Kota Smart City yang Inovatif melalui Teknologi Informasi dan Komunikasi”
Misi e-Government
“Membangun Pontianak yang mandiri, produktif dan religius serta Cerdas
melaluipemberdayaan Teknologi Informasi dan Komunikasi”

Visi Smart City


“Menjadi Kota Smart City yang Inovatif melalui Teknologi Informasi dan
Komunikasi”
VISI & MISI
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA PONTIANAK

Visi
“Terwujudnya Layanan Komunikasi dan Informatika Yang
Handal dan Berdaya Saing”
MISI
1. Memperluas jangkauan layanan teknologi informasi ke seluruh
masyarakat Kota Pontianak dengan membangun infrastruktur jaringan
komunikasi dan informatika hingga ke pedesaan.
2. Mewujudkan manajemen penyelenggaraan pemerintah yang baik
(good governance), efektif, efisien, professional, transparan dan
akuntabel melalui komunikasi dan infromatika.
3. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam rangka mewujudkan
informasi yang beretika dan bertanggung jawab.
VISI DAN MISI SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK

Terwujudnya SPBE
Visi & Misi SPBE Nasional yang terpadu
dan menyeluruh
untuk mencapai
Membangun birokrasi dan
fondasi TI pelayanan publik
yang berkinerja
Membangu tinggi.
n SDM yang
Melakukan kompeten
penguatan Mengembangk dan inovatif
tata kelola an pelayanan
SPBE publik yang VISI & MISI SPBE
terpadu
KOTA PONTIANAK
Visi: “…………….”
Misi “…………….”
ARSITEKTUR SPBE
KETERPADUAN UNSUR SPBE
PENGELOMPOKAN SISTEM APLIKASI SPBE

Melalui pendekatan ini, sistem aplikasi dikelompokkan dalam 3 (tiga) kelompok sebagai
berikut:
1) Kelompok sistem aplikasi yang orientasi fungsinya langsung memberikan pelayanan
kepada penggunanya (aplikasi front office)
2) Kelompok sistem aplikasi yang orientasi fungsinya lebih banyak ditujukan untuk
mememberikan bantuan pekerjaan yang bersifat administrasi kepemerintahan, serta
fungsi-fungsi kedinasan dan kelembagaan (aplikasi back office).
3) Kelompok sistem aplikasi yang fungsi layanannya bersifat mendasar dan umum,
diperlukan oleh setiap pengguna, atau setiap sistem aplikasi lain yang lebih spesifik.
Sifat layanan aplikasi dasar biasanya back-office.
PENGELOMPOKAN SISTEM APLIKASI SPBE
Melalui pendekatan ini, sistem aplikasi dikelompokkan dalam 3 1) Kelompok sistem SPBE yang orientasi fungsinya melayani kebutuhan

(tiga) kelompok sebagai berikut: dan kepentingan masyarakat (G2C: Government To Citizen)

1) Kelompok sistem aplikasi yang orientasi fungsinya langsung 2) Kelompok sistem SPBE yang orientasi fungsinya melayani kebutuhan
dan kepentingan kalangan bisnis (G2B: Government To Business)
memberikan pelayanan kepada penggunanya (aplikasi front
3) Kelompok sistem SPBE yang orientasi fungsinya melayani kebutuhan
office)
internal lembaga kepemerintahan, atau kebutuhan dari
2) Kelompok sistem aplikasi yang orientasi fungsinya lebih
pemerintah daerah lainnya (G2G: Government To Government)
banyak ditujukan untuk mememberikan bantuan pekerjaan
4) Kelompok sistem SPBE yang orientasi fungsinya melayani kebutuhan
yang bersifat administrasi kepemerintahan, serta fungsi-fungsi akan sdm internal Lembaga kepemerintahan (G2E: Government to
kedinasan dan kelembagaan (aplikasi back office). Employe)
3) Kelompok sistem aplikasi yang fungsi layanannya bersifat
mendasar dan umum, diperlukan oleh setiap pengguna, atau
setiap sistem aplikasi lain yang lebih spesifik. Sifat layanan
aplikasi dasar biasanya back-office.

Untuk setiap kelompok sistem tersebut, masing-masing dibagi lagi


kedalam Empat subgrup berdasarkan orientasi pengguna yang
dilayaninya, sebagai berikut
ANALISIS KESENJANGAN
ANALISIS HASIL SURVEY PEMETAAN OPD/KELURAHAN KOTA PONTIANAK

• Sistem informasi belum saling


berinteraksi
Tabel 5.1
• Infrastruktur jaringan yang Jenis Koneksi OPD/Kelurahan Kota Pontianak
dimiliki masih minim
NO Jenis Koneksi Jumlah
• Sumber Daya Manuasia (SDM)
IT masih mengalami 1 Indihome 37
kekurangan. Hal ini ditunjukkan 2 ASTINet 2
dengan jumlah SDM IT Non PNS
yang besar. 3 Indihome & ASTINet 16
4 Lain- lain 6
• Beberapa system informasi di
hosting di pihak ketiga
• Belum seluruh SKPD memiliki
dan menggunakan email
instansi
ANALISIS HASIL SURVEY PEMETAAN OPD/KELURAHAN KOTA PONTIANAK

• Pada sisi lain, sebagian


besar penerapan TIK Kota
Pontianak masih terkait
dengan kelompok fungsi
dukungan Manajemen
Pemerintahan. Aplikasi yang
mendukung proses kerja
unit-unit teknis masih sedikit.
ANALISIS KESENJANGAN KELEMBAGAAN

• Kebijakan Internal Tim Pengarah SPBE Instansi Pemerintah


• Tata Kelola Tim Pengarah SPBE Instansi Pemerintah
• Kebijakan Internal Inovasi Proses Bisnis Terintegrasi
• Tata Kelola Inovasi Proses Bisnis Terintegrasi
ANALISIS KESENJANGAN STRATEGI DAN PERENCANAAN

• Kebijakan Internal Rencana Induk SPBE Instansi Pemerintah


• Tata Kelola Rencana Induk SPBE Instansi Pemerintah
• Kebijakan Internal Anggaran dan Belanja TIK
• Tata Kelola Anggaran dan Belanja TIK
ANALISIS KESENJANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

• Kebijakan Internal Pengoperasian Pusat Data


• Tata Kelola Pengoperasian Pusat Data
• Kebijakan Internal Integrasi Sistem Aplikasi
• Tata Kelola Integrasi Sistem Aplikasi
• Kebijakan Internal Penggunaan Aplikasi Umum Berbagi Pakai
• Tata Kelola Penggunaan Aplliaksi Umum Berbagi Pakai
ANALISIS KESENJANGAN KEBIJAKAN DAN LAYANAN ADMINISTRASI
PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK

• Kebijakan Internal Layanan Naskah Dinas


• Layanan Naskah Dinas Berbasis Elektronik
• Kebijakan Internal Layanan Manajemen Kepegawaian
• Layanan Manajemen Kepegawaian Berbasis Elektronik
• Kebijakan Internal Layanan Manajemen Perencanaan dan Penganggaran
• Layanan Manajemen Perencanaan Berbasis Elektronik
• Layanan Manajemen Penganggaran Berbasis Elektronik
• Kebijakan Internal Layanan Manajemen Keuangan
• Layanan Manajemen Keuangan Berbasis Elektronik
• Kebijakan Internal Layanan Manajemen Kinerja
• Layanan Manajemen Kinerja
• Kebijakan Internal Layanan Pengadaan
• Layanan Pengadaan Berbasis Elektronik
ANALISIS KESENJANGAN KEBIJAKAN DAN LAYANAN
PUBLIK BERBASIS ELEKTRONIK

• Kebijakan Internal Pengaduan Publik


• Layanan Pengaduan Publik
• Kebijakan Internal layanan dokumentasi dan Informasi Hukum
• Layanan Dokumentasi dan Informasi Hukum
• Kebijakan Internal layanan Whistle Blowing System
• Layanan Whistle Blowing System
• Kebijakan Internal Layanan Publik
• Layanan Publik
TARGET PREDIKAT INDEKS SPBE
KOTA PONTIANAK 2024

Target Nilai Indeks Aspek SPBE Nilai Indeks Aspek SPBE Kota Pontianak
Kota Pontianak 2024
Paripurna Target 2024 Eksisting 2018
Paripurna Target 2024 Kebijakan Tata
Kebijakan Tata Kelola
Kelola 5
5 4
Kebijakan
4 Layanan Publik 3
Kebijakan Layanan
Layanan Publik 3 Layanan 2
2
1
1
0
0
Layanan Layanan AdPem Kelembagaan
Kelembagaan
AdPem

Strategi dan Strategi dan


TIK TIK
Perencanaan Perencanaan
TARGET PERBAIKAN INDEKS SPBE KOTA PONTIANAK 2024
Nilai Nilai
Domain/ Domain/Asp
Bob Aspek Target Indeks Nilai Aspek Target Indeks Nilai
Aspek Deskripsi Ket. ek Deskripsi Bobot Ket.
ot Bobot Perbaika Akhir Asal Bobot Perbaik Akhir Asal
/ Indikator / Indikator
n an
Domain 1 Kebijakan SPBE 17% 5.0 Domain 2 Tata Kelola SPBE 28% 3.0
Aspek 1 Kebijakan Tata Kelola SPBE 7% 41.18% 5.00 2.06 Aspek 3 Kelembagaan 8% 28.6% 3.0 0.86
Kebijakan Tim Pengarah SPBE Instansi Indikator 18 Tim Pengarah SPBE Instansi Pemerintah 4% 50% 3 1.50 3 Tetap
Indikator 1 1% 14.3% 5 0.71 3 Berubah
Pemerintah Indikator 19 Inovasi Proses Bisnis Terintegrasi 4% 50% 3 1.50 2 Berubah
Kebijakan Inovasi proses bisnis Aspek 4 Strategi dan Perencanaan 8% 28.6% 3.0 0.86
Indikator 2 1% 14.3% 5 0.71 1 Berubah
terintegrasi Rencana Induk SPBE Instansi
Kebijakan Rencana Induk SPBE Indikator 20 4% 50% 3 1.50 3 Tetap
Indikator 3 1% 14.3% 5 0.71 2 Berubah Pemerintah
Instansi Pemerintah Indikator 21 Anggaran dan Belanja TIK 4% 50% 3 1.50 3 Tetap
Indikator 4 Kebijakan Anggaran dan Belanja TIK 1% 14.3% 5 0.71 3 Berubah Aspek 5 Teknologi Informasi dan Komunikasi 12% 42.9% 3.0 1.28
Kebijakan Pengoperasian Pusat Indikator 22 Pengoperasian Pusat Data 4% 33.3% 3 1.00 1 Berubah
Indikator 5 1% 14.3% 5 0.71 3 Berubah
Data Indikator 23 Integrasi Sistem Aplikasi 4% 33.3% 3 1.00 2 Berubah
Indikator 6 Kebijakan Integrasi Sistem Aplikasi 1% 14.3% 5 0.71 3 Berubah Penggunaan Aplikasi Umum Berbagi
Kebijakan Penggunaan Aplikasi Indikator 24 4% 33.3% 3 1.00 1 Berubah
Indikator 7 1% 14.3% 5 0.71 1 Berubah Pakai
Umum Berbagi Pakai
Domain 3 Layanan SPBE 55% 3.42
Aspek 2 Kebijakan Layanan SPBE 10% 58.82% 5.00 2.94
Layanan Administrasi Pemerintahan
Indikator 8 Kebijakan Layanan Naskah Dinas 1% 10.0% 5 0.50 1 Berubah Aspek 6 35% 63.6% 3.57 2.27
Berbasis Elektronik
Kebijakan Layanan Manajemen
Indikator 9 1% 10.0% 5 0.50 1 Berubah Indikator 25 Layanan Naskah Dinas 5% 14.3% 3 0.43 1 Berubah
Kepegawaian
Indikator 26 Layanan Manajemen Kepegawaian 5% 14.3% 3 0.43 3 Tetap
Indikator Kebijakan Layanan Manajemen
1% 10.0% 5 0.50 1 Berubah Indikator 27 Layanan Manajemen Perencanaan 5% 14.3% 4 0.57 2 Berubah
10 Perencanaan dan Penganggaran
Indikator 28 Layanan Manajemen Penganggaran 5% 14.3% 4 0.57 3 Berubah
Indikator Kebijakan Layanan Manajemen
1% 10.0% 5 0.50 1 Berubah Indikator 29 Layanan Manajemen Keuangan 5% 14.3% 4 0.57 3 Berubah
11 Keuangan
Indikator 30 Layanan Manajemen Kinerja 5% 14.3% 3 0.43 3 Tetap
Indikator Kebijakan Layanan Manajemen
1% 10.0% 5 0.50 1 Berubah Indikator 31 Layanan Pengadaan 5% 14.3% 4 0.57 4 Tetap
12 Kinerja
Indikator Aspek 7 Layanan Publik Berbasis Elektronik 20% 36.4% 3.17 1.15
Kebijakan Layanan Pengadaan 1% 10.0% 5 0.50 3 Berubah Indikator 32 Layanan Pengaduan Publik 3.3% 16.7% 4 0.67 3 Berubah
13
Indikator Kebijakan Layanan Pengaduan Layanan Dokumentasi dan Informasi
1% 10.0% 5 0.50 3 Berubah Indikator 33 3.3% 16.7% 3 0.50 2 Berubah
14 Publik Hukum
Indikator Kebijakan Layanan Dokumentasi Indikator 34 Layanan Whistle Blowing System 3.3% 16.7% 1 0.17 1 Tetap
1% 10.0% 5 0.50 1 Berubah Portal Data / Interoperabilitas Kota
15 dan Informasi Hukum Indikator 35-1 3.3% 16.7% 4 0.67 1 Berubah
Indikator Kebijakan Layanan Whistle Blowing Pontianak
1% 10.0% 5 0.50 1 Berubah Indikator 35-2 GENCIL 3.3% 16.7% 4 0.67 4 Tetap
16 System
Indikator Kebijakan Layanan publik Instansi Indikator 35-3 DPMTK Android 3.3% 16.7% 3 0.50 3 Tetap
1% 10.0% 5 0.50 2 Berubah Indeks SPBE 100% 2.33
17 Pemerintah 3.57

Nilai
paripurna=5
ANALISIS KESENJANGAN KELEMBAGAAN DAN REKOMENDASINYA
No Kondisi Eksisting Kondisi yang diharapkan Analisa Kesenjangan Rekomendasi
1 Kebijakan Internal Tim · Kebijakan mengatur tugas dan fungsi Tim · Kurangnya koordinasi/kolaborasi · Kebijakan internal Tim Pengarah SPBE atau Tim Pengarah
Pengarah SPBE Instansi Pengarah SPBE yang mendukung penerapan SPBE antar unit kerja/perangkat daerah TIK atau sejenisnya sebaiknya dilengkapi dengan memuat
Pemerintah pada semua unit kerja/perangkat daerah dengan institusi lainnya dalam pengaturan tugas-tugas yang mendukung penerapan SPBE
· Kebijakan Tim · Kebijakan internal mencakup pengaturan tugas- pelaksanaan kegiatan SPBE. yang terpadu di dalam Instansi Pusat/Pemerintah Daerah dan
Pengarah SPBE Instansi tugas Tim Pengarah SPBE yang mendukung · Belum mengatur keterlibatan kerja antar Instansi Pusat/Pemerintah Daerah.
pemerintah Sudah penerapan SPBE antar Instansi Pusat, antar Pemerintah sama pihak-pihak eksternal dalam dan · Setiap Kepala Daerah mempunyai tugas melakukan
memiliki SK Walikota Daerah, atau antar Instansi Pusat dan Pemerintah luar negeri koordinasi dan menetapkan kebijakan SPBE di Pemerintah
tentang Tim Daerah. · Minimnya mengatur pemantauan, Daerah;
lnteroperabilitas yang · Kebijakan mengatur tugas dan fungsi koordinasi penilaian, dan evaluasi kebijakan Tim · Setiap Kepala Daerah menetapkan Tim Koordinasi SPBE
didalamnya mencakup internal,pengawasan, dan evaluasi penerapan Pengarah SPBE secara berkala terhadap Pemerintah Daerah;
struktur Pengarah dan SPBE.(level 3) perubahan peraturan,perkembangan · Tim Koordinasi SPBE Pemerintah Daerah adalah Tim yang
anggota teknisnya dari · Penerapan SPBE diatur secara menyeluruh sesuai teknologi,dan/atau kebutuhan dibentuk untuk melakukan koordinasi dan penerapan
masing-masing OPD dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan instansi/pengguna. kebijakan SPBE di Pemerintah Daerah;
teknis. yang berlaku.(level 3) · Kurangnya Kebijakan mengatur · Tim Koordinasi SPBE Pemerintah Daerah diketuai oleh
· Kebijakan internal mengatur · pelaksanaan manajemen Kepala Daerah;
koordinasi/kolaborasi antar unit kerja/perangkat perubahan kebijakan Tim Pengarah SPBE · Anggota Tim Koordinasi SPBE Pemerintah Daerah dapat
daerah dengan institusi lainnya dalam pelaksanaan (level 5) terdiri dari unsur jabatan tertinggi dari masing-masing
kegiatan SPBE (level 4) · Belum adanya kebijakan Tim perangkat daerah terkait pada Pemerintah daerah;
· Kebijakan mengatur keterlibatan Koordinasi SPBE yang ditetapkan, · Setiap Kepala Daerah menetapkan Koordinator SPBE
kerja sama pihak-pihak eksternal dalam dan luar diimplementasikan dan didokumentasikan Pemerintah Daerah;
negeri (misalnya: Instansi Pusat/Pemerintah Daerah · Koordinator SPBE Pemerintah Daerah dijabat oleh
lainnya, Perguruan Tinggi, Asosiasi, Komunitas, Sekretaris Daerah;
Perusahaan, dan Media).(level 4)
· Kebijakan mengatur pemantauan, penilaian, · Koordinator SPBE Pemerintah Daerah mempunyai tugas
dan evaluasi kebijakan Tim Pengarah SPBE secara melakukan koordinasi dan penerapan kebijakan SPBE di
berkala terhadap perubahan Pemerintah Daerah.
peraturan,perkembangan teknologi,dan/atau
kebutuhan instansi/pengguna.(level 5)
· Kebijakan mengatur pelaksanaan manajemen
perubahan kebijakan Tim Pengarah SPBE (level 5)
· Perubahan kebijakan Tim Koordinasi SPBE telah
ditetapkan, diimplementasikan dan didokumentasikan
(level 5).

Anda mungkin juga menyukai