1 PB PDF
1 PB PDF
1 PB PDF
Abstract: The loosing of bond strength between concrete and reinforcement cause
failure in the reinforced concrete structure. To preve this failure, it needed an
observation of bond strength between concrete and reinforcement. The bond strength
is needed to plan the development length, so that the orce endured of reinforcement
and concrete is balance. This research is done by applying an experiment method in
laboratory using two kinds of reinforcements, bar and deformed. Reinforcements were
buried in cylinder concrete which its diameter and high was 150 mm and 300 mm. The
diameter of reinforcement were 8 mm, 10 mm, 12 mm, 16 and 19 mm. Bond
strength can be measured by dividing the force which was needed to pull out the
reinforcement.The result of this research showed that eformed has bigger bond
strength than bar reinforcement.
77
GEMA TEKNIK - NOMOR 2/TAHUN X JULI 2007
78
Sunarmasto, Tegangan Lekat Baja Tulangan (Polos dan Ulir) Pada Beton
panjang penyaluran:
f y .d b
Ld =
4m
dengan:
fy = tegangan
baja leleh (MPa)
db = diameter
baja tulangan (mm)
(Sumber : R. Park and T. Paulay.1974) Ld = panjang
Gambar 3. Tegangan lekat pada baja tulangan ulir penyaluran (mm)
µ = tegangan
Mengacu pada Gambar 2, dapat dirumuskan lekat (MPa)
gaya tarik yang dapat ditahan oleh lekatan baja Rumus yang digunakan untuk menghitung
tulangan dengan beton. Untuk menjamin tegangan lekat lekat baja tulangan ulir berbeda
lekatan antara baja tulangan dan beton tidak dengan baja tulanngan polos karena bentuk
mengalami kegagalan, diperlukan adanya permukaannya. Baja ulir dapat meningkatkan
syarat panjang penyaluran. Agar terjadi kapasitas lekatan karena penguncian dua ulir
keseimbangan antara gaya horisontal,maka dan beton di sekelilingnya. Tegangan lekat
beban (N) yang dapat ditahan sama dengan yang terjadi diantara dua ulir adalah gabungan
luas penampang baja dikalikan dengan kuat dari beberapa tegangan di bawah ini :
lekat:
1. Tegangan lekat yang dihasilkan dari
P = Ld . p . d .µ adhesi di sepanjang permukaan baja
Dengan mendistribusikan nilai P = fs.Ab maka tulangan.
didapat persamaan : 2. Tegangan lekat permukaan.
3. Tegangan lekat yang bekerja di
Ab . fs = Ld . p .d .µ permukaan beton silinder yang berbatasan
Agar terjadi keseimbangan, pada perencanaan dengan baja tulangan ulir.
selalu bertujuan dicapainya tegangan leleh (f y) Hubungan antara tegangan dan gaya dapat
pada baja, sehingga fs dalam persamaan diubah dilihat dari rumus :
menjadi fy.
db"2 − d b'2
Ab . fy = Ld . p .d .µ ∆T = p .db' (b + c).u a + p f b ≈ p .db" .c.u c
4
Kemudian dengan mengganti nilai A b dengan Tegangan lekat yang dihasilkan dari adhesi di
p 2 sepanjang permukaan baja tulangan sangat
d (untuk satu batang bulat) didapat
4 kecil dibandingkan dengan tegangan lekat
permukaan yang mengelilingi ulir, sehingga
79
GEMA TEKNIK - NOMOR 2/TAHUN X JULI 2007
u a dapat diabaikan untuk tujuan praktis. pengujian dengan kuat desak dan pengujian
Hubungan antara dua komponen penting untuk kuat lekat yaitu dengan bond pullout
test.
tegangan lekat, fb danu c dapat
disederhanakan menjadi: Tahap Penelitian
80
Sunarmasto, Tegangan Lekat Baja Tulangan (Polos dan Ulir) Pada Beton
81
GEMA TEKNIK - NOMOR 2/TAHUN X JULI 2007
82