Penyebab tersering adalah Diabetes Melitus (DM) dan Hipertensi Kronik. Kedua
penyakit ini berkaitan dengan cedera Glomerulus yang berulang. Hasil akhir dari
peradangan tersebut adalah pembentukan jaringan parut dan menurunnya fungsi
glomerulus, kerusakan glomerulus sering diikuti oleh atropi tubulus.
C. Manifestasi Klinis
a. Kadang-kadang tidak memberikan keluhan sama sekali sampai teradi gagal ginjal
b. Hematuria
c. Edema, penurunan kadar albumin
d. Hiertensi
e. Peningkatan suhu badan
f. Sekait kepala, lemah, gelisah
g. Mual, tidak ada nafsu makan, berat badan menurun
h. Ureum dan kretinin meningkat
i. Oliguria dan anuria
j. Suhu subfebril
k. Kolestrol darah naik
l. Fungsi ginjal menurun
m. Anemia
n. Selalu merasa haus dan miksi pada malam hari (nokturia)
D. Penyimpangan KDM
E. Deteksi Dini
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan lab
a. (urin)
(a) Warna; secara abnormal warna urin keruh kemungkinan disebabkan oleh pus,
bakteri, lemak, fosfat atau uratsedimen. Warna urine kotor, kecoklatan
menunjukkan adanya darah, Hb, myoglobin, porfirin
(b) Volume urine; biasanya kurang dari 400ml/24 jam bahkan tidak ada urine
(anuria)
(c) Berat jenis; kurang dari 1,010 menunjukkan kerusakan ginjal berat
(d) Osmolalitas; kurang dari 350 mOsm/kg menunjukkan kerusakan ginjal tubular
dan rasio urin/serum sering 1:1
(e) Protein; derajat tinggi proteinuria (3-4+) secara kuat menunjukkan kerusakan
glomerulus bila SDM dan juga terdapat fragmen
(f) Klierens Kreatinin; agak menurun
(g) Natrium; Lebih besar dari 40 mEq/L karena ginjal tidak mampu mereabsorbsi
natrium
b. Laju Endapan Darah (LED) Meningkat
c. Kadar Hb menurun sebagai akibat hypervolemia (retensi garam dan air). Hb
biasanya kurang dari 7-8 gr/dl
d. Ht; menurun karena adanya anemia
e. Hematuri makroskopis ditemukan pada 50% pasien: Albumin (+), eritrosit (++),
leukosit (+), silinder leukosit, eritrosit dan hialin
f. Albumin serum sedikit menurun, komplemen serum (Globulin beta-IC) sedikit
menurun
g. GDA; Asidosis metabolic, pH kurang dari 7,2
2. Pemeriksaan sinar X pada dada menunjukkan pembesaran jantung dan edama
pulmonary
3. Pemeriksaan EKG
4. Pemeriksaan Ultrasonografi Ginjal; untuk menentukan ukuran ginjal dan adanya
masa, kista, obstruksi pada saluran perkemihan bagian atas
5. Endoskopi Ginjal, Nefroskopi; untuk menentukan pelfis ginjal, keluar batu, dan
hematuria.
6. Arteriogram Ginjal; mengkaji sirkulasi ginjal dan mengidentifikasi ekstravaskuler,
mass)
G. Penatalaksanaan (Farmakologi) dan Non-farmakologi
a. Nonfarmakologik
b. Farmakologik
Pemberian penisilin; pemberian antibiotik ini tidak mempengaruhi beratnya
glomerulonephritis, melainkan mengurangi penyebaran infeksi streptococuccus yang
mungkin masih ada. Pemberian penisilin dianjurkan hanya untuk 10 hari. Pemberian
profilaksis yang lama sesudah nefritisnya sembuh terhadap kuman penyebab tidak
dianjurkan, karena terdapat imunitas yang menetap
H. Masalah Keperawatan, Intervensi