Anda di halaman 1dari 7

Makalah Manajemen Organisasi

Oleh :

Nama : Yurika Delvianti Nasution

Nim : 0701172092

Kelas : Ilmu Komputer 3wq

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

2018/2019

Kata Pengantar
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah swt , karena dengan rahmat dan karunia-Nya
lah saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul ‘’ Pemimpin Ideal ‘’ . Sholawat dan
salam senantiasa kita curahkan pada junjungan kita Nabi Muhammad saw . Tidak lupa pula saya
mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yaitu Erwin Zuhri Nst, Ssi, MM yang telah
memberikan tugas ini pada saya .

Saya berharap makalah ini akan berguna bagi teman – teman sekalian , dan dapat
menambah pengetahuan tentang filsafat Pemimpin Ideal. Saya menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan . Untuk itu kritik dan saran yang membangun
sangat saya harapkan , agar dalam pembuatan makalah selanjutnya dapat lebih baik .

Semoga kita dapat menjadi orang yang sukses dan berilmu . Mohon maaf atas segala kesalahan
dan kekurangan yang ada pada makalah ini , terimakasih .

PPembahasan

Soal :
Selain Nabi Muhammad SAW, siapa pemimpin ideal menurut anda? Sebutkan alasannya.

Jawab :

Menurut Saya pemimpin yang ideal selain Nabi Muhammad SAW, ialah Umar Ibn Khatab .
Alasannya ialah karna sifat Adil, penyayang, bijaksana, adil.

Khalifah Umar bernama lengkap Umar bin Khattab bin Nufail bin Abdul Uzza bin Riyah bin
Abdullah bin Adi bin Kaah bin Lu'ai, Abu Hafs al-Adawi. Julukan Umar adalah Al-Faruq (pemisah
antara yang benar dan batil) Ada yang mengatakan gelar tersebut berasal dari Ahli Kitab. (Ibnu
Katsir, 168). Sebelum Islam datang, suku Bani Adi terkenal sebagai suku yang terpandang mulia,
megah dan bekedudukan tinggi (A. Syalabi, 1998 : 236). Adi adalah saudara Murrah, kakek Nabi
yang kedelapan. Ibunya Hantamah binti Hasyim bin Al-Mughirah bin Abdullah bin Umar bin
Makhzum Muhammad (Husain Haekal, 2011 : 7).

Umar lahir pada tahun ketiga belas setelah peristiwa tahun Gajah.Umar termasuk orang yang
paling mulia dikalangan Quraisy.Masalah-masalah yang menyangkut diplomasi pada zaman
jahiliyah diserahkan kepada Umar. Jika diantara kabilah terjadi peperangan, maka Umar akan
diutus sebagai penengah. (Imam As-Suyuthi, 2010: 121).

Saat kecil Umar belajar membaca dan menulis.Saat beranjak dewasa, Umar mulai senang
membahas suatu masalah dan mulai berdagang menjelajahi penjuru jazirah Arab.Umar pandai
memanfaatkan kesempatan. Umar pergi ke Irak dan Syam bukan semata-mata untuk
berdagang, akan tetapi juga untuk berkenalan dengan tokoh-tokoh kabilah negeri-negeri itu.
Bagi kabilahnya Umar adalah seorang kurir yang istimewa dalam menghubungkan Quraisy
dengan kabilah-kabilah lain. Umar seorang yang vokal berbicara, fasih lidahnya dan pandai
menjelaskan sesuatu. Umar juga menghayati syair, menghafalnya bahkan juga membacakannya
kepada orang lain (Husain Haekal, 2011 : 10-12).

Umar bin Khattab walaupun mempunyai watak yang keras, namun dengan kekerasannya itu
tidaklah berarti Umar seorang yang tamak dan rakus. Umar juga orang yang tak mau sewenang-
wenang dengan kekuasaan yang dimilikinya. Umar adalah seorang yang kuat jiwanya (Abbas
Mahmud Al-Aqqad :10) seorang yang adil, pandai dan penyayang terhadap sesama. Sifat-sifat
ini merupakan satu kesatuan dalam dirinya. Umar adalah seorang pribadi yang besar (Abbas
Mahmud Al-Aqqad :53-54). Umar memiliki watak keprajuritan, Umar seorang pemberani,
tangkas, patuh kepada peraturan dan tekun serta bertanggung jawab (Abbas Mahmud Al-
Aqqad :60).

Sifat keras ini menjadi ciri khas Umar pada masa jahiliyah dan juga menjadi bagian kisah
indahnya dalam Islam. Sebab Umar menggunakan sifat ini dalam melayani agama dan
menegakkan perintah Allah SWT (Jaribah bin Ahmad Al-Haritsi, 2006 : 19)
B. Karakter Kepemimpinan Umar bin Khattab

Umar bin Khattab memimpin Ummat Islam selama kurang lebih sepuluh tahun menggantikan
Abu Bakar As-Shiddiq. Umar bin Khattab adalah khalifah kedua dari empat khalifah yang dikenal
sebagai Khulafaurrasyidin (Muhammad Ash-Shalabi, 2008 : 15).Umar bin Khattab adalah
pemimpin Islam yang hampir sempurna karena memiliki semua persyaratan sebagai pemimpin.
Maka wajar bila dibawah kepemimpinanya, banyak sekali pencapaian-pencapaian strategis baik
dalam rangka penyebaran Islam melalui perluasan wilayah hingga di sepanjang jazirah arab, (M.
Abdul Karim, 2007 : 124) maupun dalampenataan Administrasi Pemerintahan dan
Keuangan(Badri Yatim,2003 : 37).hinggapenetapan Kalender Hijriah yang sampai hari ini dapat
kita rasakan manfaatnya(Fuad Mohd.Fachruddin, 1985 : 22)

Maka Umar bin Khattab sangatlah pantas untuk di jadikan panutan dan teladan bagi pemimpin-
pemimpin Islam, karena ia adalah pemipin Ummat Islam yang sangat istimewa. Kita bisa belajar
dari karakter kepemimpinan Umar bin Khattab dengan sifat-sifatnya sebagai berikut :

1.Berani

Syarat utama bagi seorang pemimpin adalah berani.Seorang pemimpin harus berani dengan
pikiran jernih menegakkan kebenaran berlandaskan keimanan dan keyakinannya kepada Allah
SWT, tindakannya murni semata-mata adalah untuk kepentingan dan kemaslahatan
Ummat.Bukan sebaliknya berani melakukan sebuah tindakan karena emosi, atau
dendamdengan menuruti hawa nasfunya untuk kepentingan tertentu.

Dalam hal ini, beranisudah menjadi adalah sifat dasar yang dimiliki seorang Umar bin Khattab
dari sebelum masuk Islam (Abbas Mahmud al-Aqqad,10). Umar adalah satu-satunya Sabahat
Nabi yang saat itu berani terang-terangan melakukan perjalanan hijrah ke kota Madinah. Dan
Umarlah yang menantang orang-orang kafir Quraisy dengan perkataannya; "Siapa yang ingin
istrinya menjadi janda, anaknya menjadi yatim maka halangilah saya untuk hijrah" dan sungguh
tidak ada satupun orang kafir Quraisy yang berani menghalangi Umar bin Khattab
melaksanakan hijrah. (Hamka,1994).

2. Tegas
Banyak bukti terkait ketegasan seorang Umar bin Khattab. Salah satu bentuk ketegasan Umar
bin Khattab adalah ketika ia memberhentikan Khalid bin Walid sebagai panglima perang, bukan
karena Khalid bin Wali membangkang atau berhianat melainkan keberadaannya sebagai
panglima perang yang terus menerus di elu-elukan pasukan Muslim saat itu karena prestasinya
yang tidak pernah kalah dalam 100 kali pertempuran lebih dalam rangka ekspansi syiar Islam.

Kenyataan tersebut membuat Umar bin Khattab sebagai Khalifah memiliki pertimbangan untuk
memberhentikan Khaldi bin Waldi oleh sebab khawatir Umat Islam akan mendewakan dan
mengkultuskan Khalid bin Walid serta mengenyampingkan peran Allah dalam setiap
kemenangan yang di dapat. Khalid bin Walid pun menerima pemberhentian dirinya dengan
ikhlas tanpa sedikitpun kekecewan darinya. Dari sudut pandang yang berbeda, keihklasan
Khalid menerima pemberhentian dirinya sebagai panglima menunjukkan kharima seorang
Umar bin Khattab. (Ade Armando,2001 : 8).

3. Adil

Syarat berikutnya bagi seorang pemimpin adalah keadilan.Ia harus mampu berlaku adil tanpa
melihat suku, ras, dan agama apapun. Contoh tentang bagaimana Umar bin Khattab sebagai
seorang pemimpin yang berlaku adil, terjadi pada seorang Yahudi. Ketika itu Amr bin Ash yang
menjabat sebagai Gubernur Mesir hendak melakukan perluasan Masjid dan terkendala oleh
rumah orang yahudi yang lokasinya berada didekat masjid. Amr bin Ash mencoba bijaksana
membujuk orang Yahudi sebagai pemilik rumah agar mau pindah dengan kebijakan ganti rugi.
Tetapi orang yahudi tersebut enggan untuk pindah sehingga Amr bin Ash mulai bersikap keras
untuk membongkar rumah tersebut.

Karena sikap kerasnya Amr bin Ash itu, orang Yahudi kemudian mendatangi Khalifah Umar dan
menceritakan apa yang sedang menimpadirinya. Maka Umar hanya memberikan tanda Isyarat
yang hanya di mengerti oleh Amr bin Ashdan menyuruhnyauntuk menyerahkannya kepada Amr
bin Ash. Kemudian orang Yahudi itupun pulang dengan penuh kebingungan dan langsung
menghadap Amr bin Ash dengan menyerahkan tanda Isyarat Umar bin Khattab.

Saat Amr bin Ash menerimanya, seketika pucatlah wajah Gubernur Mesir itu dan langsung
memerintahkan pengawalnya untuk tidak melanjutkan pembongkaran. Orang Yahudi yang
masih dalam keadaan bingung lantas bertanya kepada Amr bin Ash. Lalu Amr bin Ash
menjawab bahwa Khalifah Umar telah mengingatka dirinya sebagai pemimpin wajib berlaku
adil terhadap rakyat yang berada dalam kekuasaannya, tanpa di beda-bedakan, semua harus
diperlakuka sama tanpa melihat suku, ras dan agamanya.

4. Tanggung Jawab

Memang sudah selayaknya bagi seorang pemimpin bertanggung jawab kepada


rakyatnya.Haram hukumnya seorang pemimpin melakukakn KKN atau tindakan yang hanya
menguntungkan dirinya sendiri.Seorang pemimpin justru waib menempatkan kepentingan
rakyatnya di atas kepentingan dirinya.Maka inilah salah satu karakter kepemimpinanUmar bin
Khattab sebagai pimpinan. Ia dikenal sebagai orang yang bertanggung jawab penuh atas nasib
rakyatnya ketika menjadi seorang Khalifah (Muhammad Husain Haekal, 2002 : 59). Bahkan
Umar selalu turun langsung mengontrol rakyatnya sambil memikul keperluan yang
dibutuhkannya.

Dalam hal ini, ada kisah menarik ketika Uma bin Khattab sang pemimpin yang mengagumkan ini,
melihat seorang ibu yang berpura-pura memasak nasi dengan batu karena sudah tidak ada
bekal lagi untuk dimasak. Ibu tersebut melakukanya untuk mengelabui anaknya yang sedang
kelaparan. Mengetahui hal itu, Umar bin Khattab langsung mengambilkan gandum, dipikulnya
sendiri untuk di berikan ke Ibu tersebut. Saat pengawal Umar bin Khattab menawarkan diri
untuk memikul gandum yang di bawa Umar, lantas Umar menjawab,"Apakah kamu akan
menjerumuskan aku ke dalam neraka karena telah menelantarkan rakyatku dan
membiarkannya kelaparan". Suatu sikap yang hampir tidak kita temukan pada pemimpin-
pemimpin kita saat ini.

5. Sederhana

Umar adalah pribadi yang sederhana.(Ahmad Abdul Aal ath-Thahthawi, 2009 : 158) Tentang
kesederhanaannya, tidak sekalipun Umar bin Khattab pernah tinggal di sebuah istana, rumah
mewah atau gedung-gedung tinggi. Sebagai pemimpin yang memliki kuasa untuk mendapatkan
fasilitas apapun, bagi Umar bin Khattab semua itu tidak ada artinya. Ia memilihhidup sederhana,
tinggal di sebuah bangunan sederhana dekat mesjid, bahkan dikisahkan pemimpin Ummat
Islam yang sangat hebatini lebih sering tidur di atas pelepah kurma daripada tidur di atas kasur
yang empuk.
6. Loyalitas Tinggi

Sungguh Umar bin Khattab adalahpemimpin yang memiliki mahabbah sangat tinggi kepada
Allah, Rasulullah, dan agama Islam. Kecintaandan kesetiaan Umar bin Khattab iabuktikan
dengan menginfakkan segenap hartanyadi jalan dakwah.

Umar bin Khattab adalah sahabat Nabi Muhammad SAW dan seorang Khalifah yang sangat loyal
terhadap Islam. Ia sangat menncintai Nabi Muhammad SAW. Bahkan karena kecintaanya
terhadap Nabi Muhammad SAW, Umarbin Khattab samapai menghalangi persiapan
penguburan dan mengancam akan membunuhsetiap orang yang mengatakan Rasulullah telah
meninggal hingga sikapnya ini membuat para sahabat menjadi kebingungan. Sikap Umar bin
Khattab yang demikian itu akhirnya sampai ke telinga Abu Bakar, maka Abu Bakar berkata kepa
Umar bin Khattab ;"Barang siapa yang menyembah Muhammad, sungguh dia sebagai manusia
telah meninggal; tapi barang siapa yang menyembah Allah SWT, maka Dia hidup selamanya
takkan pernah mati" kemudian dibacakanlah firman Allah :

Artinya, :"Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya
beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang
(murtad)?Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat
kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur".
(Q.S. Ali Imran : 144)

Mendengar ucapan dan ayat Al-Qur'an yang di bacakan Abu Bakar, seketika Umar bin Khattab
tersadar dan tidak kuasa menahan air matanya yang mengalir. Ia kehilangan sosok yang begitu
di cintainya.

Anda mungkin juga menyukai