Anda di halaman 1dari 3

Tugas Rutin

Nama : Yurika Delvianti Nasution


Nim : 0701172092
Kelas : Ilmu Komputer 3 / Semester 3

PERIODE MADINAH

Ketika Rasulullah saw tiba di Yastrib, masyarakat negeri ini belum memiliki kesatuan
yang kokoh, mereka terdiri dari 2 kabila besar yaitu Aus dan Khazraj yang senantiasa berperang.
Dalam sebuah riwayat disebutkan mereka telah berperang selama 120 tahun. Namun kedatangan
nabi Muhammad saw mampu mengatasi perpecahan tersebut sekaligus membangun masyarakat
yang beradab melalui sikapnya yang mulia. Keberhasilan Rasulullah saw membangun Negara
Madinah berdasarkan moral terpuji tak terbalas dari langkah-langkah perbaikan yang beliau
tempuh Said Al-qahthani mengumumkan setidaknya ada beberapa langkah bijak yang ditempuh
Nabi yaitu membangun masjid mempersaudarakan Muhajirin dan Anshar, mengajakan kaum
Yahudi masuk Islam dalam menyusun aturan bermasyarakat. Melalui mesjid tercipta persamaan
derajat antara kaum Anshar dan Muhajirin, kaya dan miskin maupun antara orang merdeka dan
budak karena melalui masjidlah terletak dasar-dasar penilaian martabat seseorang berdasarkan
ketakwaan dan bukan atas dasar keturunan atau pun kekuatan fisik sebelum persaudaraan dan
persatuan umat islam. Melalui mesjid pula jiwa kepedulian social di tumbuhkan, bahkan menurut
seorang arientalis semisal karena Armstrong mengemukakan bahwa mesjid nabawi pada masa
itu menjadi tmpat pertemuan public dalam hal pengaturan dan kehidupan social, peningkatan
kesejahteraan. Hal-hal semacam memberikan derma makanan dan perawatan kesehatan pada
masa Nabi saw masuk kedalam ranah kesucian agama. Hal ini mengakibatkan akan pentingnya
seorang da’I untuk melakukan dakwah kultular dengan cara hidup bersama masyarakat, melihat,
mendengar, dan menyelesaikan masalah-masalah masyarakat melalui kebersamaan.1

Periode ini dimulai dari hijrahnya Rasulullah Saw.ke Yastrib (Madinah Al-Munawwarah)
pada tahun 622 M, hingga wafatnya beliau pada tahun 11 H/632 M. Pada periode ini kaum
muslimin mulai diperintahkan untuk berperang. Kemenangan demi kemenangan diraih umat

1
M.Yakub.Sejarah Peadaban Islam.(Medan:Perdana Publishing,2015). H24-26.
islam, serta melawan tipu daya kaum Yahudi. Pada periode ini pula kaum muslim mampu
menyebarkan Islam, memperluas daerahnya dan membalas serangan musuh.
Dahulu, Al-Qur’an turun selama dua periode ini. Sehingga, ayat yang turun selama periode
pertama atau sebelum hijrah dinamakan Makkiyah, sedangkan yang turun setelah hijrah dan
perpindahan kaum muslimin ke Madinah dinamakan Madaniyah. Ada pula yang berpendapat,
Makkiyah adalah bilamana khithab-nya ditujukan kepada penduduk Makkah., sedanhkan
Madaniyah adalah bilamana khithab-nya ditujukan kepada penduduk Madinah.2 Di Yathrib atau
Madinahlah untuk pertama kali lahir satu komunitas Islamyang bebas dan merdeka di bawah
pimpinan Nabi, dan terdiri dari para pengikut Nabi yang datang dari Mekah (Muhajirin) dan
penduduk Madinah yang telah memeluk Islam, serta yang telah mengundang Nabi untuk hijrah
ke Madinah (Anshar). Tetapi umat umat Islam di kala itu bukan satu-satunya komunitas-
komunitas lain, yaitu orang-orang Yahudi dan sisa suku-suku Arab yang belum mau menerima
Islam dan masih tetap memuja berhala. Dengan kata lain, umat Islam di Madinah merupakan
bagian dari suatu masyarakat majemuk.3
Sebelum Hijrah ke Ystrib, Nabi mendahului dengan usaha mempengaruhi orang Yatsir
yang menziarahi Ka’bah (di Mekkah) agar mereka mau masuk Islam. Mayoritas mereka berasal
dari kabilah Khazraj dan Aus. Sebagian mereka menyambut baik atas seruan dan ajakan Nabi,
yang pada gilirannya menyatakan diri untuk masuk Islam, serta diikuti dengan perjanjian
kesetiaan mereka kepada agama Islam dan Nabi Muhammad saw perjanjian ini terkenal dengan
nama “Perjanjian Aqobah”. Pada perjanjian AqobahII diikuti oleh 73 orang. Pada perjanjian
Aqobah I Ubadah Ibn Thamit mengatakan :”saya adalah salah seorang yang ikut dalam
perjanjian Aqobah yang pertama. Pada perjanjian ini kami telah berjanji pada Rasulullah bahwa
kami tidak akan mempersatukan Allah dengan sesuatu apapun. Kami tidak akan mencuri, tidak
akan berbuat zina. Tidak akan membunuh anak-anak kami, tidak akan saling memfitnah, dan
tidak akan mendurhakai Muhammad pada sesuati yangg tidak kami inginkan”. Ikrar Perjanjian
Aqobah II : “Demi Allah, kami akan membela Engkau ya Rasul, seperti halnya kami membela
istri dan anakkami sendiri. Sesungguhnya kami adalah putra-putra pahlawan yang selalu siap
mempergunakan senjata. Demikianlah ikrar kami ya junjungan”.4

2
Muhammad Husain Mahasnah.Sejarah Peadaban Islam.(Jakarta:Pustaka Al-Kautsar,2016). h55.
3
Munawir Sjadzali. Islam dan Tata Negara. (Jakarta:Universitas Indonesia,1990). h10.
4
Fadli SJ.Pasang Surut Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah. (Yogyakarta: UIN-Malang Press).h102.
Dengan adanya dua perjanjian tersebut, berarti Madinah telah siap menerima kedatangan
Islam di negerinya dan sekaligus siap untuk melindungi keselamatan Nabi sebagai pembawa misi
agama Islam. Karena itu, Nabi memerintahkan para sahabat untuk berhijrah ke Yatsir, dan
kemudian beliau menyusul bersama Abu Bakar, untuk mengatur strategi pembinaan budaya
Islam dan kota Madinah sebagai kota yang kuat dan damai. Hal ini tercermin sebagai upaya
beliau pada saat melepas para sahabat yang akan berhijrah ke Yatsir, “Sesungguhnya Allah telah
menjadikan orang-orang Yatsir sebagai sudara-saudara bagimu dan negeri itu sebagai tempat
yang aman bagimu”. Peristiwa hijrah ini terjadi setelah pemuka-pemuka Quraisy berkomplot
untuk membunuh Rasul pada suatu malam.

Rasulullah SAW hijrah ke Madinah bersama Abu Bakar As-Sissiq ra dan budaknya Amir bin
Fuhairah serta seorang penunjuk jalan Abdullah bin al-Uraiqit al-Laitsi yang masih kafir.
Selanutnya Rasulullah SW berdakwah di Madinah selama sepuluh tahun.5

Melihat pesatnya dakwah Islam di Yasrib dan masuk Islamnya suku Aus dan Khazraj, maka
Nabi saw memerintahkan umatnya untuk berhijrah ke kota itu secara perorangan atau
berkelompok kecil-kecil agar tidak menimbulkan goncangan bagi masyarakat Quraisy. Walau
demikian kaum Quraisy akhirnya mengetahui juga kepindahan kaum Muslimin tersebut.
Sedangkan Nabi saw. Sendiri tidak diketahui dengan pasti apakah beliau akan hijrah atau tidak,
sebagaimana ketika kum Muslimin hijrah ke Absenia yang tidak disertai Nabi, dan beliau tetap
tinggal di Mekkah sambil menyeru umatnya untuk memeluk agama Islam. Keadaan itu
dikhawatirkan oleh Quraisy, jangan-jangan kaum Muslimin akan membalas memboikot mereka
bila keadaan Yasrib semakin kuat,atau jalur perdagangan mereka ke Syam di ganggu oleh umat
Islam bila keadaan kaum Muslimin telah kuat. Apalagi bila Muhammad ikut hijrah, maka
keadaan akan menjadi gawat bagi Quraisy dengan diangkatnya Nabi sebagai pemimpin. Oleh
karena itu tidak ada jalan lain bagi mereka kecuali menghabisi riwayat hidup Muhammad.6

5
Al-Hafiz Abdul Ghani. Sejarah Rasulullah.(Jakarta:maktab dakwah).h8.
6
Ali Mutrodi. Islam Kawasan Budaya Arab . (Jakarta:Logos wacana ilmu).h23.

Anda mungkin juga menyukai