Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM

BIOLOGI SEL

JUDUL : PENGAMATAN SEL HIDUP DAN SEL MATI


TANGGAL : 19 OKTOBER 2016

DISUSUN OLEH:

NAMA : ANITA MARINDA SARI


JURUSAN : BIOLOGI
KELOMPOK : 3B
NIM : 1607025010
ASISTEN : FEIKY APRILASARI
NIM : 1407025022
NO. PRAKTIKUM :1

LABORATORIUM FISIOLOGI, PERKEMBANGAN & MOLEKULER HEWAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan di alam semesta ini, setiap makhluk hidup pasti tersusun
atas ribuan bahkan jutaan sel. Mulai dari organisme tingkat rendah hingga tingkat
tinggi, semuanya tersusun dari sel. Sel penyusun organisme tingkat rendah
termasuk jenis uniseluler. Sedangkan organisme tingkat tinggi, diantaranya
tumbuhan dan hewan termasuk manusia bersifat multiseluler dimana tubuhnya
merupakan kerjasama dari berbagai jenis sel terspesialisasi. Oleh karena itu
ketika sel tersusun ke dalam tingkat organisasi yang lebih tinggi, misalnya
jaringan dan organ, sel merupakan unit dasar bagi struktur dan fungsi organisme
tersebut (Campbell et al, 2008)
Namun, ilmu biologi juga menjelaskan bahwa ternyata terdapat sel yang
tidak melakukan proses metabolisme dan hanya memiliki dinding sel atau lamela
yang menyusun struktur tubuhnya. Sel yang tidak melakukan aktivitas kehidupan
sebagaimana sel pada umumnya. Sel yang ada di alam semesta ini namun
keberadaannya tidak terlalu berpengaruh pada kehidupan manusia, hewan,
tumbuhan maupun organisme tingkat rendah sekalipun. Sel yang dapat muncul
karena adanya pengaruh, penyakit, kelainan genetik dan lingkungan.
Walaupun demikian pasti terdapat perbedaan tertentu antara sel yang tidak
melakukan proses metabolisme tersebut dengan sel penyusun organisme pada
umumnya. Entah itu dari struktur maupun aktivitas sel nya. Begitu pula dengan
sel hewan dan sel tumbuhan. Pastilah diantara sel hewan dan sel tumbuhan
tersebut terdapat perbedaan-perbedaan tertentu baik dari segi bentuk maupun
organel-organel yang ada didalamnya. Untuk itu dilakukanlah pengamatan ini,
yang bertujuan mengidentifikasi sel, penyusun tubuhnya, dan perbedaannya
antara jenis sel satu dengan jenis sel lain.
1.2 Tujuan
- Mengetahui perbedaan sel mati dan sel hidup.
- Mengetahui penyusun tubuh sel Allium cepa, Allium sativum,
Tradescantia spathecea, Mukosa mulut, dan Gabus.
- Mengetahui kegunaan methylene blue dalam pengamatan sel mukosa mulut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sel


Sel merupakan unit fundamental bagi struktur dan fungsi kehidupan.
Beberapa jenis organisme, seperti pada monera yang sebagian besar bekteri ,
merupakan organisme sel tunggal atau uniselular. Organisme lain seperti hewan
dan tumbuhan merupakan organisme yang memiliki sel majemuk atau
multiselular . Perbedaan yang dimiliki sel tunggal yaitu peran sel tunggal dalam
melaksanakan semua fungsi kehidupan, sedangkan organisme multiselular
memiliki pembagian tugas yang lebih terspeialisasi. Tubuh manusia terdiri dari
triliunan sel mikroskopik yang beragam jenisnya contohnya sel saraf yang
mengoordinasi berbagai jaringan yang telah terspesialisasi (Campbell et al,
2010).

2.2 Sejarah Perkembangan Sel


Pengamatan sel pertama kali ditemukan karena adanya bantuan
mikroskop sederhana yang dibuat oleh pembuat kacamata dari Belanda Hans dan
Zacharias Janssen menemukan objek tampak lebih besar saat bdilihat dengan
kumpulan lensa. Ayah dan anak ini menciptakan komponen pertama mikroskop
yaitu kombinasi dari beberapa jenis lensa. tahun 1590 mereka mencoba
menempatkan dua lensa dalam tabun. dengan begitu terciptalah sebuah
mikroskop sederhana dan mulailah melakukan pengamatan pada benda kecil
(Cecie ,2012).
Antoni van Leeuwenhoek, yang merupakan pedagang kain di Belanda
sangat mahir dalam menyusun lenda dan meningkatkan perbesaran visual sebuah
objek yang kecil. pertengahan tahun 1600-an, Antoni melakukan pengamatan
dengan mikroskop sederhana buatannya diantaranya yaitu, air hujan, serangga,
serat kain, sperma, dan beberapa sampel lain yang diamati dengan mikroskop
sederhananya. Antoni sangat mengagumi organisme-organisme kecil yang
melakukan pergerakan- pergerakan unik dalam sampel yang diamati dan Antoni
menyimpulkan bahwa pergerakan – pergerakan tersebut menandakan bahwa
adanya kehidupan pada organisme- organisme kecil dan hal tersebut membawa
Antoni mengenal lebih dalam tentang kehidupan mikroba (Cecie, 2012).
Kemudian sel sendiri pertama kali dikemukakan oleh Robert Hooke pada
tahun 1665. Ia melakukan pengamatan terhadap sayatan gabus dengan
menggunakan mikroskop. Hook melihat adanya ruangan-ruangan kecil yang
menyusun gabus tersebut. Ruang kecil tersebut diberi nama sel.Pada tahun 1839
teori sel pertama kali diterbitkan oleh Schwann dan Schleiden yang menjadi dasar
teori modern terus berkembang dan munculnya teori- teori lain terhadap sel.
Teori sel dari Schwann dan Schleiden merupakan interpretasi radikal tentang
alam yang mendasari kesatuan hidup. Dengan berkembangnya teori- teori baru
mengenai sel, Teori ini tetap menjadi dasar dan banyak digunakan dan terbuka
untuk direvisi bila terdapat data baru yang tidak mendukung teori dari Schwann
dan Schleiden (Cecie, 2012).
Setelah dua ratus tahun dari penemuannya oleh Robert Hook, sel
dianggap sebagai bagian sistem membrane dalam organisme multisel. Mulai
tahun 1820-an, perkembangan lensa sudah semakin pesat yang membawa
dampak baik bagi pengamatan yang lebih mendetail mengenai sel . Robert
Brown , ahli biologi, adalah seorang penemu nucleus pada sel tumbuhnan.
Matthias Schleiden yang juga merupakan ahli biologi lainnya memiliki hipotesis
bahwa satu sel tumbuhan adalah satu unit kehidupan saat sel tersebut menjadi
bagian tumbuhan. Schleiden membandingkan hipotesisnya dengan seorang ahli
zoology yang bernama Theodor Schwann dan keduanya menyimpulkan bahwa
jaringan hewan dan tumbuhan tersusun dari sel dan produk sel. mereka
mengetahui bahwa sel memiliki kehidupan saat menjadi bagian dari tubuh
multisel (Cecie, 2012).

2.3 Teori Tentang Sel


Adapun teori-teori tentang sel yang telah diungkapkan para ilmuwan
sebelumnya adalah sebagai berikut :
a. Robert Hooke (penemu sel setelah mengamati sayatan gabus)
Awalnya sel ditemukan pada tahun 1665 oleh ilmuan dari Inggris
bernama Robert Hooke yang sudah mengamati irisan tipis pada gabus yang di
amati pada mikroskop yang juga diracangnya sendiri. Kata “cell” berasal dari
kata latin “cellula” yang artinya rongga/ruangan. Semua fungsi kehidupan diatur
dan berlangsung di dalam sel. Maka dari itu, sel bisa berfungsi secara autonom
asalkan semua kebutuhan hidupnya tercukupi. Penemuan Hooke dipublikasikan
dalam Micrographia dan observasi sel-selnya tidak memberikan indikasi
ditemukannya inti dan organel lainnya yang ada pada sel hidup.
b. Scheilden & Schwann (sel merupakan kesatuan struktural)
Kedua ilmuwan ini sangat berjasa dalam dunia mikrobiologi, dengan
mengungkapkan teori sel yang merupakan suatu kesatuan struktural ( berdasarkan
bentuknya). Scheilden mengamati sel yang ada pada tumbuhan dan Schwann
mengamati sel yang terdapat pada hewan. Berikut adalah hasil dari pengmatan
mereka:
Sel Hewan
- Tidak memiliki dinding sel dan plastida
- Memiliki sentrosom dan lisosom
- Sebagian besar timbunan zat berupa lemak dan glikogen
- Bentuknya tidak teratur
- Pada sel hewan tertentu memiliki vakuola dengan ukuran yang sangat kecil
dan sedikit.
Sel Tumbuhan
- Memiliki dinding sel dan membran inti sel
- Umumnya memiliki plastida
- Tidak memiliki lisosom dan sentrosom
- Timbunan zat berupa pati
- Bentuknya tetap dan beraturan
- Memiliki vakuola yang besar dan sangat banyak
Pada akhirnya mereka menyimpulkan dari hasil observasi tentang sel
bahwa:
- Sel merupakan kesatuan struktural, fisiologis, dan organisasi dari
makhluk hidup.
- Sel memiliki eksistensi ganda yaitu sebagai entitas yang berbeda dan
sebagai bagian yang membangun organisme.
- Sel terbentuk secara bebas, mirip dengan pembentukan Kristal
(spontaneous generation)
(Cecie, 2012).
c. Max schultze ( sel merupakan kesatuan fungsional )
Namanya sangat sangat dikenal di penjuru dunia karena karyanya ada
teori sel. Dengan cara menggabungkan teori Felix Dujardin dari konsep
“sarcode” pada hewan bersama Hugo Von Mohl dengan protoplasma pada
tumbuhan, dan ia menyatukan keduanya, dan ternyata dua hal tersebut termasuk
di bawah nama umum protoplasma, mengemukakan sel sebagai nucleated massa
dari protoplasma atau tanpa dinding sel (Cecie, 2012).
d. Robert Brown ( pada sel terdapat inti sel (nukleus) )
Ia adalah botanis Skotlandia yang memberikan sumbangan penting
terhadap botani melalui penemuan inti seldan aliran sitoplasma, pengematan
pertamanya dari Gerak brown. Penelitian awalnya terhadap penyerbukan dan
pembuahan tumbuhan. Brown juga salah satu penemu yang pertama mengenali
perbedaan antara gimnospermae dan angiospermae, dan juga melakukan studi
awal tentang panilogi. Dan juga sangat banyak memberikan ilmu terhadap
taksonomi tumbuhan, termasuk juga penggolongan sejumlah famillia tumbuhan
yang kita kenal hingga saat ini, dan banyak sekali marga dan spesies tumbuhan
yang ada di Australia, itu merupakan hasil penjelajahannya dengan Mattew
Flinders (Cecie, 2012).
e. Felix Dujardin ( Teori : “Didalam setiap sel makhluk hidup terdapat
sitoplasma” )
Seorang ahli Biologi Perancis yang lahir di Tours. Ia diingat untuk penelitian
tentang protozoa dan invertebrata lainnya. Durjadin dikenal karena karyanya
dengan kehidupan binatang mikroskopia dan pada tahun 1834 mengusulkan
bahwa kelompok baru organisme bersel satu disebut rhizpoda yang berarti
akar-kaki. Nama itu kemudian diubah menjadi protozoa. Selain itu dalam
foraminifera, ternyata dia menemukan sebuah kehidupan.
f. Rudholf Virchow (sel merupakan kesatuan pertumbuhan)
Seorang ahli fisiologi yang bernama Rudolf Virchow mengemukakan
pemahaman baru mengenai sel. Rudolf Virchow mempelajari bagaimana siklus
reproduksi sel berlangsung. Rudolf Virchow menyadari bahwa setiap sel berasal
dari sel hidup sebelumnya (omne cellula e cellula). Pengamatan ini dan
pengamatan lainnya yang berkaitan dengan siklus reproduksi sel menghasilkan
empat generalisasi yang sekarang disebut Teori sel . Teori sel terdiri dari 4
landasan yaitu,
- Setiap organisme hidup terdiri atas satu atau lebih sel.
- Sel adalah unit struktural dan fungsional organisme. Satu sel merupakan
unit kehidupan terkecil sebagai bagian organisme multisel.
- Semua sel hidup berasal dari pembelahan sel lain yang sebelumnya
hidup.
- Sel mengandung materi yang diwariskan ke keturunannya selama
pembelahan
(Cecie, 2012)

2.4 Struktur Sel


Sel merupakan unit kehidupan terkecil yang berarti sel dapat menjalani
metabolisme, homeostatis, pertumbuhan dan reproduksinya sendiri. Bagian dalam
sel eukariot terbagi menjadi berbagai kompartemen fungsional termasuk nukleus.
Sel prokariotik biasanya lebih kecil, lebih sederhana. Sel prokariot dan eukariot
memiliki beberapa perbedaan seperti ukuran, bentuk dan aktivitasnya. Tetapi ada
beberapa aspek yang sama dari sel prokariotik dan eukariotik yaitu sama-sama
memiliki ribosom (tempat berlangsungnya sintesis protein), membran sel,
sitoplasma,dan inti sel yang berisi DNA dan RNA. Perbandingan antara
permukaan dan volume mempengaruhi ukuran dan bentuk sel ( Prasaja, 2009 ).
Sel Prokariotik yaitu sel yang tidak memiliki membran inti. Makhluk hidup
uniselular merupakan golongan sel prokariotik, contohnya seperti bakteri
(bacteria) dan sianobakteri (cyanobacteria), strukturnya sebagai berikut:
- Dinding sel berfungsi sebagai pelindung dan pemberi bentuk tubuh dan
tersusun dari peptidoglikan, lipid, dan protein.
- Membran plasma berfungsi sebagai pelindung molekuler sel terhadap
lingkungan di sekitarnya dan tersusun dari molekul lipid atau protein.
- Sitoplasma berfungsi untuk mencerna makanan secara intraselular dan untuk
melakukan proses metabolisme sel dan tersusun dari air, protein, lipid,
mineral dan enzim-enzim.
- Mesosom berfungi sebagai penghasil energi dan terdapat enzim-enzim
pernapasan yang berperan sebagai oksidasi untuk menghasilkan energi.
- Ribosom berfungsi sebagai tempat berlangsungnya sintesis protein.
- DNA berfungsi sebagai pembawa informasi genetik yaitu segala inormasi
yang harus diwariskan kepada keturunannya dan trsusun dari gula
deoksiribosa, fosfat, dan basa-basa nitrogen.
- RNA merupakan persenyawaan hasil transkripsi DNA. RNA berungsi
membuat kode-kode genetik sesuai pesanan DNA, kemudian diterjemahkan
dalam bentuk urutan asam amino dalam proses sintesis protein
(Prasaja, 2009)
Sel eukariotik yaitu sel yang memiliki membran inti dan sistem
endomembran. sistem endomembran merupakan organel-organel seperti RE,
badan golgi, mitokondria, dan lisosom. Sel hewan dan tumbuhan merupakan sel
eukariotik. Organel-organel sel yang terdaat dalam sel eukariotik adalah sebagai
berikut :
- Membran sel merupakan bagian terluar sel yang melindungi sitoplasma yang
bersifat selektif permeable dan juga berfungsi melindungi isi sel dan tempat
terjadinya respirasi dan oksidasi, terdiri atas lapisan protein dan lapisan lipid.
- Sitoplasma adalah cairan sel yang berada di luar membran inti, komponen
utama penyusunnya adalah sitosol, substansi genetik simpanan dalam
sitoplasma, sitoskleton dan organel-organel sel.
- Nukleus adalah organela pembawa kromosom dari sel dan merupakan
komponen penting dari sel eukariotik. Nukleus mempunyai bagian
bagian seperti selaput inti, kromosom, dan nukleoulus.
- Mitokondria adalah pabrik dari sel yang menghasilkan energi yang
mencangkup sekita 20% dari volume sitoplasmik hepatosit dan
merupakan salah satu organel semiautonom.
- Retikulum Endoplasma ( Kasar dan Halus ) adalah organela sistem
sisterna dan tubulus yang mengangkut protein, hormon, dan senyawa
lain yang dihasilkan oleh sel
- Aparatus Golgi adalah organel yang terdiri dari vesikel gepeng,
bermembran tunggal, yang seringali bertumpuk dan berfungsi untuk
memisahkan dan menyimpan protein yang baru disintesi yang kemudian
akan disekresikan
(Prasaja, 2009)
Secara umum, perbedaan antara sel prokariotik dan sel eukariotik adalah
sebagai berikut :

No. Organel Prokariotik Eukariotik


1 Embran Plasma  
2 Sitoplasma  
3 Ribosom  
4 Dinding Sel  
5 Mesosom 
6 Nukleus  
7 Retikulum Endoplasma 
8 Lisosom 
9 Badan Golgi 
10 Mitokondria 
11 Badan Mikro 
(Campbell, 2008)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Biologi sel tentang “Pengamatan Sel Hidup dan Sel Mati”
dilaksanakan pada hari Rabu, 19 Oktober 2016 pada pukul 07.30-09.00 WITA
bertempat di Laboratorium Fisiologi, Perkembangan dan Molekuler Hewan,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mulawarman,
Samarinda.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
- Mikroskop
- Kaca preparat atau kaca objek
- Cover glass atau kaca penutup
- Pipet tetes
- Pinset
- Silet tajam
- Tusuk gigi
- Handphone
- Alat tulis
- Penyemprot aquades
- Cawan petri
3.2.2 Bahan
- Aquades
- Metilen blue
- Bawang merah ( Allium cepa )
- Bawang putih ( Allium sativum )
- Daun Adam Hawa ( Trandescantia spathacea )
- Gabus atau styrofoam
- Mukosa mulut
3.3 Prosedur Percobaan
3.3.1 Pengamatan Allium cepa
- Menyiapkan bawang merah dan mengupas kulit terluarnya
- Kemudian kupas bagian daging buahnya lalu mengambil bagian
yang berupa lembaran tipis pada permukaan bawang dengan cara
disayat menggunakan silet
- Menyiapkan kaca objek dan kaca penutup
- Meletakkan sayatan bawang yang akan diamati pada kaca objek
- Meneteskan aquades pada kaca objek yang terdapat sayatan bawang
merah
- Menutup dengan kaca penutup
- Meletakkan objek bawang tersebut pada meja preparat
- Mengamati organel sel yang tampak dibawah mikroskop dengan
perbesaran 10 kali dan memfotonya, lalu digambarkan pada kertas
laporan sementara
- Mengamati kembali organel sel yang tampak dibawah mikroskop
dengan perbesaran 40 kali dan memfotonya, lalu digambarkan pada
kertas laporan sementara.
3.3.2 Pengamatan Allium sativum
- Menyiapkan bawang merah dan mengupas kulit terluarnya
- Kemudian kupas bagian daging buahnya lalu mengambil bagian
yang berupa lembaran tipis pada permukaan bawang dengan cara
disayat menggunakan silet
- Menyiapkan kaca objek dan kaca penutup
- Meletakkan sayatan bawang yang akan diamati pada kaca objek
- Meneteskan aquades pada kaca objek yang terdapat sayatan bawang
merah
- Menutup dengan kaca penutup
- Meletakkan objek bawang tersebut pada meja preparat
- Mengamati organel sel yang tampak dibawah mikroskop dengan
perbesaran 10 kali dan memfotonya, lalu digambarkan pada
kertas laporan sementara
- Mengamati kembali organel sel yang tampak dibawah mikroskop
dengan perbesaran 40 kali dan memfotonya, lalu digambarkan pada
kertas laporan sementara.
3.3.3 Pengamatan Tradescantia spathacea
- Menyiapkan Rhoe disclor yang telah dicuci bersih
- Mengiris atau menyayat setipi mungkin bagian Rhoe discolor yang
berwarna ungu dengan menggunakan silet tajam
- Menyiapkan kaca objek dan kaca penutup
- Meletakkan sayatan yang akan diamati pada kaca objek
- Meneteskan aquades pada kaca objek dengan menggunakan pipet
tetes
- Menutup dengan kaca penutup
- Meletakkan objek hasil sayatan tersebut pada meja preparat
- Mengamati organel sel yang tampak dibawah mikroskop dengan
perbesaran 10 kali dan memfotonya, lalu digambarkan pada kertas
laporan sementara
- Mengamati kembali organel sel yang tampak dibawah mikroskop
dengan perbesaran 40 kali dan memfotonya, lalu digambarkan pada
kertas laporan sementara
3.3.4 Pengamatan Mukosa Mulut
- Mengorek secara perlahan bagian dalam pipi menggunakan tusuk
gigi
- Setalah didapat bagian dalam mukosa pipi, meletakkanya diatas
kaca preparat
- Meneteskan metilen blue, kemudian menutupnya dengan kaca
penutup
- Mengamati dengan mikroskop
3.3.5 Pengamatan gabus
- Menyiapkan bawang merah dan mengupas kulit terluarnya
- Kemudian kupas bagian daging buahnya lalu mengambil bagian
yang berupa lembaran tipis pada permukaan bawang dengan cara
disayat menggunakan silet
- Menyiapkan kaca objek dan kaca penutup
- Meletakkan sayatan bawang yang akan diamati pada kaca objek
- Meneteskan aquades pada kaca objek yang terdapat sayatan bawang
merah
- Menutup dengan kaca penutup
- Meletakkan objek bawang tersebut pada meja preparat
- Mengamati organel sel yang tampak dibawah mikroskop dengan
perbesaran 10 kali dan memfotonya, lalu digambarkan pada kertas
laporan sementara
- Mengamati kembali organel sel yang tampak dibawah mikroskop
dengan perbesaran 40 kali dan memfotonya, lalu digambarkan pada
kertas laporan sementara.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Setelah melakukan percobaan, didapatkan hasil sebagai berikut :

NO Objek Keterangan
1. 1.Sitoplasma

1 2.Dinding Sel

Gambar 1. Sel Allium cepa


Perbesaran 4x10
2. 1. Stomata
2 2. Dinding Sel

1 3. Nukleus
3

Gambar 2. Sel Allium sativum


Perbesaran 4x10
3. 1. Dinding sel
2. Stomata,
1
= 3. Sitoplasma
3
3 4. Nukleus
25

4
u

Gambar 3. Sel Trasdecantia spathacea


Perbesaran 4x10
4. 1. Sitoplasma
2
2. Nukleus
3 3. Membran sel

Gambar 4.Sel Mukosa Mulut


Perbesaran 4x10
5. 1.. Dinding Sel

Gambar 5. Sel Gabus


Perbesaran 4x10

4.2 Pembahasan
Sel merupakan unit struktural dan fungsional terkecil pada suatu makhluk
hidup. Menurut jenisnya, sel terbagi menjadi dua, yaitu uniseluler atau bersel
tunggal, dan multiseluler atau bersel banyak. Organisme yang termasuk dalam
uniseluler adalah monera dan bakteri, sedangkan organisme yang termasuk dalam
multiseluler ialah organisme tingkat tinggi termasuk hewan dan tumbuhan
Sel hidup adalah sel yang masih memegang peran yang sangat penting dalam
metabolisme setiap makhluk hidup, sedangkan sel mati merupakan sel yang
sudah tidak memiliki peranan dalam proses kelangsungan kehidupan dan hanya
berupa dinding selnya saja. Suatu sel dapat dikatakan hidup apabila sel itu masih
menunjukan ciri-ciri kehidupan seperti melakukan aktifitas metabolisme dan
mampu beradaptasi dengan lingkungannya, peka terhadap rangsang dan ciri-ciri
lainnya. Sel yang di katakan mati tidak adanya organel-organel apapun, di dalam
sel. Cuma ada ruangan kosong saja. Sel mati pun dulunya berasal dari sel hidup
sel menjadi mati karena berbagai macam faktor salah satunya faktor genetik.
Pada umumnya perbedaan sel hidup dan sel mati terletak pada aktivitas sel
nya. Sel hidup dapat melakukan aktivitassel karena adanya proses metabolisme
yang terjadi didalam sel, sedangkan untuk sel mati, tidak melakukan aktivitas sel
karena tidak adanya metabolisme didalam sel. Selain itu terdapat beberapa
perbedaan laina antara sel hewan dan sel tumbuhan, diantaranya adalah sebagai
berikut:
No. Sel mati Sel hidup
1 Ruang sel kosong Ruang sel berisi
2 Tidak ada aktifitas metabolisme Ada aktifitas metabolisme
3 Tidak memiliki protopasma Memiliki protoplasma
4 Tidak ada nukleus Memiliki nukleus
5 Tidak mempunyai sitoplasma Memiliki sitoplasma
6 Tidak memiliki membran sel Memiliki membran sel
7 Lamella terlihat lebih jelas Lamella memang ada tetapi tidak
begitu nampak seperti halnya sel
mati
8 tidak dapat tumbuh dan Dapat tumbuh dan berkembang biak
berkembang biak
(Campbell et al,2008)
Walaupun sama-sama merupakan sel hidup, tentu masih ada perbedaan
antara sel hewan dan sel tumbuhan. Perbedaan tersebut dicantumkan dalam tabel
berikut:
NO Perbedaan Sel Hewan Sel Tumbuhan
1 Membran sel Memiliki membran sel Memiliki membran
sel
2 Lisosom Memiiki lisosom Tidak memiliki
Lisosom
3 Sentriol Memiiki Sentriol Tidak meiliki
sentriol
4 Vakuola Memiliki vakuola keci dan Memiliki Vakuola
jumlahnya sedikit yang besar
5 Dinding sel Tidak memiliki dinding sel Memiliki dinding
sel
6 Plastida Tidak memiliki plastida Memiliki plastida
7 Bentuk Sel Bentuk sel tidak beraturan Bentuk sel
cenderung
terbentuk dan kuat

(Campbell et al, 2008)

Menurut data pada tabel menyatakan bahwa sel tumbuhan terdiri dari
beberapa organel, yaitu dinding sel, plastida, vakuola yang besar, inti sel dan
organel sel lainnya. Begitu pula sel hewan, terdiri dari beberapa organel sel yaitu
meembran plasma, inti sel, lisosom, dan vakuola kecil dan beberapa organel sel
lainnya. Namun dari apa yang telah saya amati, hanya didapatkan beberapa
organel sel saja, baik itu pada sel tumbuhan maupun pada sel hewan. Pada sel
tumbuhan, organel sel yang didapat hanya dinding sel, dan inti sel saja,
sedangkan pada sel hewan (mukosa mulut) hanya mendapatkan membran sel,
sitoplasma, dan inti sel saja. Bahkan yang didapatkan pada praktikum ini tidak
hanya sebatas sel saja, namun juga mendapatkan derivat dari jaringan epidermis,
yaitu stomata. Hal ini terjadi karena adanya beberapa faktor kesalahan yang
dilakukan saat melakukan praktikum.
Menurut data gambar yang telah didapatkan saat melakukan pengamatan sel
hidup dan sel mati, ditunjukkan bahwa terlihat jelas perbedaan-perbedaan antara
sel Allium cepa, Allium sativum, dan Tradescantia spathacea yang termasuk ke
dalam sel tumbuhan serta sel mukosa mulut yang merupakan sel hewan, dengan
sel gabus yang termasuk pada sel mati. Dengan mengamati itu, kita dapat
mengidentifikasi orgenl-organel apa saja yang ada di sel tumbuhan, dan sel
hewan secara langsung. Organel-organel yang tampak pada gambar hasil
perbesaran 4x10 mikroskop diantaranya dinding sel, inti sel dan sitoplasma pada
sel tumbuhan; dimana yang menjadi sampel yaitu Allium cepa dan Tradescantia
spathacea,. Pada sel hewan tampak membran sel, nukleus, dan sitoplasma , dan
hanya dinding sel saja yang terlihat pada penampang preparat gabus. Hal ini
terjadi kerena pada saat membuat preparat, sayatan yang dihasilkan tidak cukup
tipis untuk dilihat dibawah mikroskop. Hasil ini sesuai yang telah dijelaskan
dalam literatur. Menurut (Campbell et al, 2008) sel hidup secara umum memiliki
protoplasma, nukleus, sitoplasma, membran sel, dan sitoplasma. Namun jika
khusus untuk sel tumbuhan, juga dijelaskan oleh (Campbell et al, 2008) bahwa
sel tumbuhan memiliki vakuola, plastida, tidak memiliki sentriol, memiliki
dinding sel, dan bentuk sel yang cenderung kuat dan tetap. Akan tetapi jika
dibandingkan dengan hasil percobaan, hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan
literatur karena percobaan hanya mendapatkan dinding sel, nukleus, dan
sitoplasma saja, tidak ditemukan plastida, dan vakuolanya. Sedangkan khusus
pada sel hewan, hanya ditemukan membran sel dan nukleus dan ini juga berbeda
dengan literatur. Menurut (Campbell et al, 2008) secara organel sel yang dimiliki
sel hewan adalah membran sel, lisosom, dan sentriol.
Jika melihat pada sel gabus, tidak terdapat organel-organel sel di dalamnya,
karena sel gabus termasuk sel mati yang hanya terdiri dari dinding sel saja. .
Selain itu pada sel gabus, hasilnya sesuai dengan apa yang telah ditemukan oleh
Robert Hooke tentang sel yaitu terdapat ruang-ruang kosong pada sayatan gabus
(Rahmawati, 2015)
Adapun bahan-bahan yang digunakaan dalam percobaan ini memiliki
fungsinya masing-masing. Aquades untuk membantu memperjelas pengamatan
sel tumbuhan jika diamati dengan mikroskop. Bawang merah (Allium cepa)
digunakan sebagai objek pengamatan. Bawang putih (Allium sativum) digunakan
sebgai objek pengamatan. Gabus digunakan sebagai objek pengamatan.
Rhoedescolor (Tradescantia spathacea) digunakan sebgai objek pengamatan.
Metilenblue digunakan untuk mewarnai preparat basah yang hidup agar terlihat
jelas saat dilihat di bawah mikroskop.
Kemudian alat- alat yang digunakan dalam percobaan ini memiliki fungsi
masing-masing, diantaranya, mikroskop digunakan untuk mengamati objek yang
sangat kecil agar telihat jelas. Kaca preparat atau kaca objek digunakan sebagai
wadah untuk meletakkan objek yang akan diamati. Cover glass atau kaca
penutup digunakan sebagai penutup kaca objek agar objek tidak bergeser saat
diamati dengan mikroskop. Pipet tetes digunakan untuk mengambil cairan yang
akan diteteskan ke objek pengamatan. Pinset untuk memindakan, mengambil
dan memegang objek pengamatan agar tetap steril. Silet tajam digunakan untuk
menyayat objek agar didapatkan sayatan tipis objek pengamatan. Tusuk gigi
digunakan untuk mengorek dinding mulut agar didapatkan mukosa pipih sebagai
objek pengamatan Handphone digunakan untuk mengabadikan hasil pengamatan
yang tampak di lensa okuler mikroskop. Alat tulis digunakan untuk menulis hasil
pengamatan.
4.2.1 Klasifikasi objek pengamatan.
4.2.1.1 Klasifikasi Allium cepa
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Ordo : Liliales
Familia : Liliaceae
Genus : Allium
Spesies : Allium cepa
(Gembong Tjitrosoepomo,2008)
4.2.1.2 Klasifikasi Allium sativum
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Liliales
Famili : Liliaceae
Genus : Allium
Spesies : Allium sativum L.
(Gembong Tjitrosoepomo,2008)
4.2.1.3 Klasifikasi Tradescantia spathacea
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Commelinales
Famili : Commelinaceae
Genus : Tradescantia
Spesies : Tradescantia spathacea
(Gembong Tjitrosoepomo,2008)
Dalam percobaan yang telah dilakukan terdapat beberapa faktor-faktor
kesalahan. Faktor faktor kesalahan tersebut adalah sayatan yang digunakan
sebagai preparat tidak tipis, sehingga menyebabkan selnya bertumpuk dan
organel sel yang seharusnya terlihat, menjadi tidak terlihat. Selain itu mukosa
mulut yang digunakan sebagai sampel sangat sedikit sehingga ketika mukosa
mulut ditetesi dengan metilen blue dan ditutup cover glass mukosa mulutnya
hilang dan tidak tampak pada mikroskop.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
- Perbedaan sel mati dan sel hidup terletak pada terisi tidaknya ruang sel, ada
tidak nya aktivitas metabolisme sel, ada tidaknya protoplasma dan
sitoplasma, ada tidaknya membran sel dan nukleus, ada tidaknya lamella,
serta dapat tidaknya sel tersebut berkembang biak.
- Organel sel penyusun sel Allium cepa yang tampak di bawah mikroskop
adalah sitoplasma dan dinding sel, pada sel Allium sativum adalah, dinding
sel dan nukleus, serta tampak pula derivat dari jaringan epidermis yaitu
stomata, pada sel Tradescantia spathacea terdapat diding sel, sitoplasma
dan nukleus, serta tampak pula stomata yang merupakan derivat dari
jaringan epidermis, pada sel mukosa terdapat membran sel, nukleus, dan
sitoplasma, sedangkan pada sel gabus hanya terdapat dinding sel saja.
- Berdasarkan hasil percobaan diketahui bahwa kegunaan dari methylene
blue pada pengamatan sel mukosa mulut adalah untuk memberikan warna
pada mukosa mulut agar terlihat saat di amati pada mikroskop.

5.2 Saran
Saran saya untuk praktikum selanjutnya untuk mecoba mengganti bahan
yang digunakan dengan bahan dari spesies Caesalpinia seperti Caesalpinia
pulcherimma agar dapat mengetahui perbandingan struktur sel organ daunnya
dengan Tradescantia spathecea.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Nail A. 2008 . Biologi. Erlangga : Jakarta
Campbell et al. 2010 .Biologi edisi kedelapan jilid 1 . Erlangga : Jakarta
Prasaja, Yenny . 2009 . Biologi . Salemba Teknika : Jakarta
Rahmawati, Dian . 2015 .Biologi Sel. Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah : Jakarta
Sumadi .2000 .Biologi Sel .Gunailmu : Jakarta
DAFTAR LAMPIRAN

1. LAMPIRAN LAPORAN SEMENTARA

Gambar 1.1 Sel Allium cepa


Gambar 1.2 Sel Allium sativum
Gambar 1.3 Sel Tradescantia spathacea
Gambar 1.4 Sel Mukosa mulut
Gambar 1.5 Sel Gabus

2. LAMPIRAN GAMBAR HASIL PENGAMATAN

Gambar 2.1 Sel Allium cepa


Gambar 2.2 Sel Allium sativum

Gambar 2.3 Sel Tradescantia spathacea


Gambar 2.4 Sel Mukosa mulut

Gambar 2.5 Sel Gabus

Anda mungkin juga menyukai