Anda di halaman 1dari 4

Mencari gambaran tentang hantu di kepulauan Nusantara

Pada setiap masyarakat, akan selalu ada cerita hantu dan hantu di satu daerah akan berbeda dengan
hantu di daerah lain. Vampire misalnya, hanya kita temukan di masyarakat Eropa. Akan tetapi dengan
mudah juga kita menemukan banyak kesamaan hantu pada banyak daerah, seperti cerita hantu
Kuntilanak misalnya ternyata hanya ditemi di kepulauan Nusantara.

Cara masyarakat menggambarkan kengerian atau kekuasaan hantu juga berbeda. Leak di Bali misalnya
digambarkan begitu berkuasa, sementara memedi thek-thekan di Jawa hanya muncul dalam kasus yang
kecil dan sering terlewatkan sehingga banyak orang tidak tahu ataupun lupa. Bagaimana masyarakat
menyusun kehadiran hantu ternyata juga berkaitan dengan filosofi kehidupan yang mengatur seluruh
nilai dan norma yang harus dianut oleh setiap masyarakat. Jadi dalam hantu kita menemukan sebuah
wajah pluratitas sosial yang tidak pernah kita bayangkan menjadi satu sumber daya ilmu pengetahuan
tentang masyarakat kita. Oleh karena itu hantu juga menjadi satu sumber penelitian yang penting untuk
melihat bagaimana aspek imaginer tersebut terbentuk dan bertumbuh dalam hidup sosial.

Cerita tentang hantu tidak pernah tertengarai asal mulanya, akan tetapi bertahan bersama waktu dan
mengikuti seluruh arus perkembangan yang terjadi di dalam masyarakat. Maka hantu menjadi sebuah
jendela yang mengundang keingintahuan kita tentang bagaimana kita merumuskan banyak hal. Tujuan
penelitian ini untuk memperlihatkan kekayaan imajinasi anggota masyarakat di kepulauan Nusantara
untuk bercerita tentang diri mereka sekaligus hantu sebagai bagian dari dunia imajinasi tersebut.

Penelitian ini dilakukan untuk tujuan ilmiah dan dikoordinasikan oleh Dr. Risa Permanadeli – Pusat
Kajian Representasi Sosial, yang berkedudukan di Jakarta (permana@sr-indonesia.org). Anda tidak
perlu menulis identitas Anda, akan tetapi kami akan sangat berterima kasih apabila Anda
menceriterakan latar belakang identitas kultural Anda pada bagian akhir dari kuesioner ini (misalnya
Anda orang Dayak besar di Jawa atauorang Sunda dan besar di Jabar; Bahasa ibu atau Bahasa sehari-hari
yang Anda pakai; daerah tempat Anda tinggal dan mendengar cerita hantu tersebut). Terima kasih
banyak atas kesediaan Anda membantu penelitian ini.

Seandainya Anda mengenal beberapa jenis hantu, maka silahkan duplikasi file ini dan mengisinya secara
terpisah untuk memudahkan analisa.

Tolong ceriterakan dengan lengkap pada setiap item berkaitan dengan hantu yang Anda kenal (di
daerah Anda masing-masing).

Nama hantu (misalnya Banaspati, Kuntilanak, Wewe gombel, dsb):

Kuntilanak
Deskripsi fisik atau wujud hantu (misalnya berambut panjang, berwajah seram, manusia atau hewan,
tinggi besar atau kerdil, dsb):

berambut panjang, berbaju putih, melayang, dan bauk bunga saat ada dia

Jenis kelamin hantu (laki-laki, perempuan, tua atau muda):

perempuan

Suara yang ditimbulkan (merintih, tertawa, menggeram, dsb):

tertawa dan merintih terkadang

Warna yang melekat pada hantu (hitam, putih, dsb):

putih

Tempat dimana hantu berada (rumah kosong, semak belukar, kuburan, dsb):

pohon yang rindang

Pada kesempatan apa biasanya hantu tersebut muncul (keramaian, hujan rintik-rintik, malam hari, bila
ada kematian, dsb):

ada kelahiran dan sepi sunyi

Bagaimana watak hantu  (misalnya pemarah, baik hati, suka menangis, dsb):

suka menangis

Siapa yang biasanya menjadi korban hantu (misalnya perempuan yang baru saja melahirkan, anak-anak,
dsb) :

perempuan yang baru melahirkan

Apakah ada korban yang saat ini masih bisa bercerita tentang pengalamannya bertemu hantu:

ada

Apa yang diceriterakan oleh korban:

wanita yang jelek, berambut panjang, dan suka tertawa

ingin mengambil seorang anak di dalam kandungan

Bagaimana masyarakat berjaga-jaga agar tidak bertemu dengan hantu tadi (punya pegangan pusaka,
membawa kitab suci, menyediakan sesajen, dsb) :
membawa kita suci (al-quran)

Bagaimana biasanya terjadi pertemuan antara hantu dengan korban (misalnya diculik, ketemu di jalan
dan numpang, kencing sembarangan, dsb) :

didatangi

Apa istilah yang dipakai oleh masyarakat setempat untuk menceriterakan pertemuan tersebut
(kesambet, digondhol, diculik, dsb):

didatangu kuntil

Bagaimana masyarakat menjauhkan hantu dari masyarakat (misalnya dengan membaca doa, missa, atau
ruwatan, dsb) :

membaca doa dan ayat al quran

Siapa yang memimpin upacara untuk menjauhkan hantu di atas (kyai, pendeta, ketua adat, dsb) :

kyai atau ustad

Bahasa apa yang dipakai dalam upacara tersebut agar hantu menjauh dari masyarakat (bahasa
setempat, bahasa Indonesia, bahasa Arab, dsb) :

arab

Siapa saja yang harus hadir kalau ada upacara untuk mengusir hantu tadi (keluarga, seluruh desa,
pemuka agama, dsb) :

pemuka agama

Kepada siapa cerita tentang keberadaan hantu tersebut disampaikan (anak-anak, pendatang baru di
lokasi tersebut, orang asing, dsb) :

pendatang baru

Sekarang siapa yang paling ditakuti oleh hantu (pemuka agama, pemuka adat, dukun, dsb) :

pemuka agama

Ceriterakan sedikit tentang Anda (jenis kelamin, pendidikan, tempat asal dan dibesarkan dimana, bahasa
ibu yang dipakai di rumah, dsb):

saya muhammad nopriyansyah, mahsiswa semester akhir (8) di jurusan teknik kimia, asal ku palembang
dan di besarkan kedua orang tua di sana juga. bhasa yang digunakan palembng indonesia

usia saya 21 tahun


Jangan lupa beri tahu kami, range usia Anda (misalnya : 20-30) :

Anda mungkin juga menyukai