Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman, maka semakin cepat pula perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi termasuk di dalamnya perkembangan ilmu kimia. Perkembangan
IPTEK ini menuntut terbentuknya sumber daya manusia yang berkualitas agar mampu
bersaing di Era Globalisasi. Salah satu usaha yang dilakukan pihak pemerintah ataupun
swasta adalah mendirikan sekolah beserta sarana dan prasarananya. Salah satu prasarana
tersebut adalah laboratorium agar dalam proses pembelajaran dapat berjalan lebih baik
(khususnya untuk pendidikan kimia). Ilmu kimia termasuk rumpun Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA), oleh karenanya ilmu kimia mempunyai karakteristik mirip dengan IPA sehingga ilmu
kimia memberikan sumbangan yang besar dalam perkembangan ilmu dan teknologi. Tingkat
Satuan Pendidikan. Sekolah dituntut untuk menentukan sendiri pendekatan, metode, maupun
media pembelajaran yang paling baik buat peserta didiknya. Materi-materi kimia akan lebih
mudah dipahami siswa apabila proses pembelajaran tidak hanya dilakukan dalam kelas saja,
melainkan didukung dengan kegiatan pembuktian-pembuktian secara langsung, baik di
lapangan maupun di laboratorium kimia. Oleh karena kegiatan pembelajaran kimia juga
harus dilakukan di lapangan atau di laboratorium kimia, maka lebih tepat digunakan
pendekatan keterampilan proses.
Pelaksanaan proses pembelajaran dengan kegiatan percobaan atau eksperimen akan dapat
berjalandengan baik dan benar, jika dilakukan dengan perencanaan yang benar terlebih
dahulu. Perencanaan kegiatan praktikum dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
tujuan praktikum dan infrastruktur (Mulyati Arifin, 1995: 190).
Ruang laboratorium kimia berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran
kimia secara praktek yang memerlukan peralatan khusus
(Permendiknas, 2007:52).
Infrastruktur laboratorium kimia dapat dipahami sebagai sarana dan prasarana yang
terdapat di dalam laboratorium kimia yang akan mendukung segala kegiatan operasional
laboratorium kimia. Keberadaan infrastruktur yang lengkap tentu tidak akan dapat
dimanfaatkan secara maksimal apabila tidak didukung oleh unsur penunjang lain, seperti:

1
organisasi laboratorium, peraturan, tata ruang, kelengkapan peralatan keamanan, dan
keselamatan kerja,sumber daya manusia, serta administrasi laboratorium yang tertata (Tim
Supervisi Ditjen Dikti, 2002: 1).
Salah satu faktor yang berpengaruh dalam kegiatan praktikum kimia adalah infrastruktur
dan unsur penunjang yang ada (pengelola, buku sumber, alat dan bahan kimia). Ini berarti
bahwa kelengkapan infrastruktur dan unsur penunjang laboratorium kimia di sekolah dengan
sendirinya merupakan suatu alat bantu dalam usaha pencapaian tujuan pembelajaran.
Laboratorium kimia harus dikelola sedemikian rupa sehingga dapat mewujudkan suatu
sarana yang dapat membantu siswa dalam pembelajaran ilmu kimia (Hadiat, 1984: 1).
Keberadaan laboratorium kimia merupakan salah satu sarana yang sangat penting untuk
mendukung tercapainya keberhasilan suatu proses pembelajaran, sehingga laboratorium
kimia harus dilengkapi dengan tata ruang, administrasi, alat, bahan kimia, dan laboran yang
cukup. Kelengkapan infarstruktur laboratorium kimia
tiap sekolah tentunya berbeda-beda. Jika pelaksanaan praktikum berjalan dengan lancar

tentu akan meningkatkan hasil belajar siswa dan keterampilan lulusan siswa sehingga akan

mudah diterima di dunia industri.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis mengambil judul tugas akhir “PEMELIHARAAN

SARANA DAN PRASARANA LABORATORIUM MIKROBIOLOGI SMK NEGERI

1 BONTANG”

1.2 Identifikasi Masalah


Dengan melihat latar belakang masalah, sebagaimana diuraikan di atas dapat di

identifikasi masalah-masalah yang ada sebagai berikut:

1. Pelaksanaan praktikum kurang maksimal karena beberapa sarana dan prasarana

pendukung pelaksanaan praktikum dirasakan masih kurang memadai

2. Dalam pelaksanaan praktikum praktikan, laboran dan guru masih kurang dalam

pemeliharaan laboratorium Mikrobiologi SMKN 1 Bontang

2
1.3 Rumusan masalah dari makalah ini ialah:

1. Apakah yang dimaksud dengan laboratorium mikrobiologi ?

2. Apa saja klasifikasi dan syarat laboratorium mikrobiologi yang baik ?

3. Bagaimana cara pemeliharaan laboratorium mikrobiologi yang baik ?

1.4 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan laboratorium mikrobiologi

2. Untuk mengetahui klasifikasi dan syarat laboratoium mikrobiologi yang baik

3. untuk mengetahui cara pemeliharaan laboratorium mikrobiologi yang baik

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber informasi yang

berguna bagi guru, siswa, pengelola laboratorium dan sekolah. Adapun manfaat dari

penelitian ini adalah :

1. Menjadi acuan dalam meningkatkan mutu pendidikan terutama dalam pemanfaatan

laboratorium sebagai sarana tempat melakukan pegujian dan penelitian

2. Untuk meningkatkan kualitas sarana dan prasarana Laboratorim yang memenuhi

standar dalam melakukan pengujian dan penelitian

3. Diharapkan penelitian ini mampu memberikan Kontribusi yang baik untuk

memajukan laboratorium Mikrobiologi SMK Negeri I Bontang

4. Dapat digunakan sebagai pengambil kebijakan bagi sekolah, untuk upaya perbaikan

dan pengembangan laboratorium Mikrobiologi

5. Meningkatkan kualitas praktikan dalam melakukan penelitian dan pengujian di

laboratorium Mikrobiologi

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Pengertian Laboratorium

Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun

pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan

dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali (Anonim, 2007). Sementara

menurut Emha (2002), laboratorium diartikan sebagai suatu tempat untuk mengadakan

percobaan, penyelidikan, dan sebagainya yang berhubungan dengan ilmu fisika, kimia,

dan biologi atau bidang ilmu lain.

Pengertian lain menurut Sukarso (2005), laboratorium ialah suatu tempat dimana

dilakukan kegiatan kerja untuk mernghasilkan sesuatu. Tempat ini dapat merupakan

suatu ruangan tertutup, kamar, atau ruangan terbuka, misalnya kebun dan lain-lain.

Berdasarkan definisi tersebut, laboratorium adalah suatu tempat yang digunakan untuk

melakukan percobaan maupun pelatihan yang berhubungan dengan ilmu fisika, biologi,

dan kimia atau bidang ilmu lain, yang merupakan suatu ruangan tertutup, kamar atau

ruangan terbuka seperti kebun dan lain-lain.

1.2 Peranan/ Fungsi Laboratorium

Menurut Sukarso (2005), secara garis besar laboratorium dalam proses pendidikan adalah

sebagai berikut:

1. Sebagai tempat untuk berlatih mengembangkan keterampilan intelektual melalui

kegiatan pengamatan, pencatatan dan pengkaji gejala-gejala alam.

2. Mengembangkan keterampilan motorik siswa. Siswa akan bertambah keterampilannya

dalam mempergunakan alat-alat media yang tersedia untuk mencari dan menemukan

4
kebenaran.

3. Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakekat kebenaran ilmiah dari

sesuatu objek dalam lingkungn alam dan sosial.

Adapun peranan laboratorium sekolah antara lain :

1. Laboratorium sekolah sebagai tempat timbulnya berbagai masalah sekaligus sebagai

tempat untuk memecahkan masalah tersebut.

2. Laboratorium sekolah sebagai tempat untuk melatih keterampilan serta kebiasaan

menemukan suatu masalah dan sikap teliti.

3. Laboratorium sekolah sebagai tempat yang dapat mendorong semangat peserta didik

untuk memperdalam pengertian dari suatu fakta yang diselidiki atau diamatinya.

4. Laboratorium sekolah berfungsi pula sebagai tempat untuk melatih peserta didik

bersikap cermat, bersikap sabar dan jujur, serta berpikir kritis dan cekatan.

5. Laboratorium sebagai tempat bagi para peserta didik untuk mengembangkan ilmu

pengetahuannya .

1.3 Pengelolaan Laboratorium

Selama ini pengelolaan laboratorium sekolah belum dapat dilakukan sebagaimana

mestinya. Bahkan terkesan ruang laboratorium yang dibangun tidak berfungsi. Tidak

sedikit ruangan yang dibangun bagi kegaiatan laboratorium sekolah ada yang berubah

fungsi. Tentu saja hal tersebut sangat disayangkan dan merugikan.

Adapun faktor-faktor yang menyebabkan bergesernya laboratorium sebagai tempat untuk

mengamati, menemukan, dan memecahkan suatu masalah manjadi ruang kelas ataupun

gudang, antara lain :

5
1.Kurangnya kemampuan dalam mengelola laboratorium sekolah.

2. Kurangnya pemahaman terhadap makna dan fungsi laboratorium sekolah serta

implikasinya bagi pengembangan dan perbaikan sistem pembelajaran Mikrobiologi.

3.Terbatasnya kemampuan guru dalam penguasaan mata pelajaran.

4. belum meratanya pengadaan dan penyebaran alat yang digunakan untuk analisis

mikrobiologi sehingga menyulitkan bagi pusat kegiatan guru untuk menjalankan fungsi

pembinaannya kepada para guru (Emha, 2002).

Adapun aspek – aspek pengelolaan laboratorium adalah sebagai berikut :


1. Perencanaan
Perencanaan merupakan sebuah proses pemikiran yang sistematis, analitis, logis tentang kegiatan
yang harus dilakukan, langkah-langkah, metode, SDM, tenaga dan dana yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan secara efektif dan efisien.
Perencanaan ini dimaksudkan untuk merencakan konsep dari suatu laboratorium itu
sendiri.Bagaimanakah bentuk laboratorum yang ideal? Berapa besarkah ukurannya?
Pertanyaan-pertanyaan ini tidak serta merta dapat kita dijawab, karena sebuah laboratium
dibangun untuk tujuan tertentu. Artinya sebelum laboratoium itu dibangun harus tahu dulu
untuk keperluan apa dan untuk dipakai siapa laboratorium tersebut. Misalnya laboratorium
yang akan digunakan untuk pembelajaran Biologi di Sekolah Menengah tentunya akan
memiliki bentuk yang berbeda dengan laboratorium untuk penelitian. Demikian pula,
laboratorium untuk penelitian atau percobaan fisiologi tumbuhan akan berbeda dengan
laboratorium untuk ekologi. Pada umumnya bentuk, ukuran dan tata ruang suatu
laboratorium didesain sedemikian rupa sehingga pemakai laboratorium mudah melakukan
aktivitasnya.
Disamping bentuk, ukuran laboratorium perlu mendapat perhatian, karena fungsi
laboratorium di sekolah-sekolah tidak hanya digunakan untuk percobaan yang bersifat
individual. Umumnya laboratorium digunakan untuk berbagai kegiatan percobaan dalam
konteks proses belajar mengajar. Jumlah siswa yang melebihi kapasiitas ruangan
laboratorium dalam satu kali percobaan akan mengganggu kenyamanan dan jalannya
percobaan atau aktivitas lainnya. Sebuah laboratorium dengan ukuran lantai seluas 100
m2 dapat digunakan oleh sekitar 40 orang siswa, dengan rasio setiap siswa menggunakan

6
tempat seluas 2,5 m2dari keseluruhan luas laboratorium. Laboratorium untuk
keperluan praktikum mahasiswa membutuhkan ukuran lebih luas lagi, misalnya 3 – 4
m2 untuk setiap siswa.

2. Penataan
Tata letak peralatan adalah suatu bentuk usaha pengaturan penempatan peralatan di
laboratorium, sehingga laboratorium tersebut berwujud dan memenuhi persyaratan untuk
beroperasi. Kata pengaturan dalam kalimat di atas mengandung makna yang sangat luas,
yaitu bahwa dalam mewujudkan suatu laboratorium yang layak operasi diperlukan
penempatan perlatan yang tersusun yang rapi berdasar kepada proses dan langkah-langkah
penggunaan/aktivitas dalam laboratorium yang diharapkan, begitu pula dengan daerah kerja
harus memiliki luas yang memungkinkan pengguna/pekerja/operator dapat bergerak bebas,
aman dan nyaman, di samping lalu lintas bahan yang akan digunakan dapat sampai ke
tempat kerja dengan mudah dan lancar.
Tujuan Tata Letak laboratorium
a. Mengurangi hambatan dalam upaya melaksanakan suatu pekerjaan yang menjadi
tanggung jawabnya.
b. memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna/pekerja/operato.
c. Memaksimalkan penggunaan peralatan.
d. Memberikan hasil yang maksimal dengan pendanaan yang minimal
e. Mempermudah pengawasan.

Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam menyusun tata letak peralatan dan perabotan
laboratorium adalah:
a. mudah dilihat
b. mudah dijangkau
c. aman untuk alat
d. aman untuk pemakai

3. Pengadministrasian
Pengadministrasian sering juga disebut sebagai kegiatan menginventaris. Inventaris adalah
sutu kegiatan dan usaha untuk mnyediakan catatan tentang keadaan semua fasilitas, barang-
barang yang dimiliki sekolah. Bagi SMK Kimia yang mempunyai beberapa lab sangat
penting untuk mendata fasilitas/menginventaris alat dan bahan lab untuk kegiatan
pembelajaran siswa. Dengan kegiatan invetarisasi yang memadai akan dapat diperoleh

7
pedoman untuk mempersiapan anggaran atau mempersiapkan kegiatan pada tahun yang
akan datang.
Catatan inventaris yang baik akan mempermudah pergantian tanggung jawab dari pengelola
yang satu ke yang lainnya. Inventaris juga akan mempermudah untuk mengetahui dimana
suatu peralatan akan ditempatkan. Dengan demikian akan mempermudahkan pengontrolan,
seperti terhadap kehilangan yang disebabkan oleh kecerobohan atau kecurian.
4. Pengamanan, perawatan, dan pengawasan

Pada dasarnya pengamanan, perawatan dan pengawasan laboratorium merupakan tanggung jawab
bersama baik pengelola maupun pengguna. Mengatur dan memelihara laboratorium merupakan upaya
agar laboratorium selalu tetap berfungsi sebagaimana mestinya. Sedangkan upaya menjaga
keselamatan kerja mencakup usaha untuk selalu mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan
sewaktu bekerja di laboratorium dan penangannya bila terjadi kecelakaan.
Usaha yang dilakukan dalam memelihara kelancaran penggunaan laboratorium, antara lain:
a. Jadwal penggunaan laboratorium yang jelas
b. Tata tertib laboratorium yang dilaksanakan dengan tegas
c. Alat penanggulangan kecelakaan: pemadam kebakaran, kotak P3K, dll dalam keadaan baik dan
dipahami
Sarana pengamanan yang diperlukan dan harus ditaati di hampir semua laboratorium antara lain:
a. Saluran air dengan kran dan shower
b. Saluran gas dengan kran sentral
c. Jaringan listrik yang dilengkapi dengan sekering atau pemutus arus
d. Kotak p3k yang berisi lengkap obat
Dan untuk pengawasan biasanya hanya dilakukan oleh
para pengelola laboratorium yang memiliki pemahaman dan
keterampilan kerja di laboratorium, bekerja sesuai tugas dan tanggung
jawabnya, dan mengikuti peraturan. Pengelola laboratorium di sekolah umumnya sebagai berikut:
a. Kepala Sekolah
b. Wakil Kepala Sekolah
c. Koordinator Laboratorium
d. Penanggung jawab Laboratorium
e. Laboran

8
1.4 Standar Sarana dan Prasarana Laboratorium

Sarana dan prasarana yang akan dibahas adalah yang berada di Laboratorium

Mikrobiologi.

Adapun Standar Prasarana Ruang Laboratorium Mikrobiologi sebagai berikut :

Jenis Rasio Deskripsi

Laboratorium kimia 6 m²/peserta didik Kapasitas untuk 4 peserta didik.


mikrobiologi
Luas minimum adalah 24 m².

Lebar minimum adalah 4 m.

Standar Sarana pada Laboratorium Kimia Mikrobiologi sebagai berikut :


No. Jenis Rasio Deskripsi
1 Perabot

1.1 Meja kerja 1 set/lab Untuk minimum 4 peserta didik


1.2 Kursi kerja/stool pada pekerjaan analisis
1.3 Lemari simpan alat dan bahan mikrobiologi.

2 Peralatan

2.1 Peralatan untuk pekerjaan 1 set/lab Untuk minimum 4 peserta didik


analisis mikrobiologi. pada pekerjaan analisis
mikrobiologi.

3 Media pendidikan

3.1 Papan tulis 1 buah/lab Untuk mendukung minimum 4


peserta didik pada pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar yang
bersifat teori pengantar praktik.

4 Perlengkapan lain

4.1 Kotak kontak Minimum 4 Untuk mendukung


buah/lab. operasionalisasi peralatan yang
memerlukan daya listrik.

4.2 Tempat sampah Minimum 1


buah/ruang.

9
BAB III

PEMBAHASAN DAN HASIL

Dalam tugas Pemeliharaan sarana dan prasarana di salah satu laboratorium kimia

yang dimiliki oleh SMK Negeri I Bontang yaitu laboratorium Mikrobiologi .

Laboratorium Mikrobiologi adalah salah satu laboratorium yang digunakan untuk

praktikum bagi siswa/i kompetensi keahlian kimia Analisis, yaitu terfokus kepada analisa

suatu sampel yang mengandung mikroorganisme, misalnya pada pelajaran penelitian

kapang dan khamir dll.Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat

dalam mencapai maksud atau tujuan sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang

merupakan penunjang utama terselengaranya suatu proses (usaha, pembangunan,

proyek).dalam melakukan pengamatan terhadap pemeliharaan sarana dan prasarana

Laboratorium Mikrobiologi yang berada di SMKN1 Bontang pada pelaksanaannya

dirasakan masih kurang memadai karena Laboratorium dalam keadaan yang kurang steril

seperti tempat pertumbuhan bakteri yang masih kurang steril dan mendapatkan cahaya

matahari yang berlebih ,penempatan yang benar di letakan di di ruang yang memiliki

temperature yang lembab sehingga pertumbuhan mikroorganisme dapat berkembang

dengan baik , di laboratorium Mikrobiologi sarana dan prasana masih kurang memadai

karena masih banyak dijumpai sarana yang kotor dan rusak contoh westafel yang dipakai

sangat kotor , meja praktikum ,penempatan peralatan yang kurang tepat seperti oven yang

diletakan diatas meja praktikum ,autoclave yang pemeliharaannya harus dibersihkan

secara berkala tetapi dalam kenyataannya masih kurang diperhatikan ,tempat

pertumbuhan jamur yang seharusnya diletakan didalam ruangan inkubasi tetapi pada

10
kenyataannya proses penumbuhan jamur dilakukan di westafel sehingga pekerjaan yang

dilakukan kurang steril dan hasil praktikum menjadi kurang maksimal , alat yang

digunakan sebaiknya diletakan di lemari alat sehingga dalam pelaksanaan praktikum

dapat menghemat watu ,peralatan yang digunakan sebaiknya hanya peralatan khusus

yang dilakukan dalam praktikum mikrobiologi saja , pada bahan penempatan dilakukan

berdasarkan abjad dan sifat bahan dan sebaiknya diletakan dalam lemari bahan dan

memiliki MSDS yang jelas sehingga pada melakukan praktikum pengambilan bahan

dimudahkan .Pada prasarana atau peralatan yang menunjang dalam praktikum dalam

laboratorium masih kurang dalam pemeliharaannya dapat dijumpai dengan masih terlihat

plafon yang dihinggapi oleh sarang nyamuk dan sarang laba-laba ,dinding di

laboratorium mikrobiologi SMKN 1 Bontang sangat kotor karena kurangnya

pemeliharaan praktikan, laboran dan guru . Seharusnya setiap selesai digunakan ruangan

laboratorium mikrobiologi praktikan harus membersihkan ruangan laboratorium

mikrobiologi agar laboratorium menjadi bersih dan steril sehingga hasil praktikum yang

di dapat menjadi lebih bagus dan dapat dipertanggung jawabkan. Pintu laboratorium yang

rusak, seharusnya pintu dibetulkan untuk menghindari hilangnya alat dan bahan dalam

laboratorium mikrobiologi. Dalam pemeliharaan laboratorium mikrobiologi yang benar

sebaiknya peralatan harus dicek kebersihan dan kalibrasi alat secara berkala. Dalam

laboratorium yang baik seharusnya memiliki laboran yang bertanggung jawab atas,

reagen – reagen yang dibuat dan mengurus inventaris laboratorium.

11
BAB IV

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Dari hasil pengamatan sarana dan prasarana laboratorium mikrobiologi dapat disimpulkan

bahwa:

Laboratorium mikrobiologi SMKN 1 Bontang masih jauh dari standar operasional

laboratorium hal itu di akibatkan karena kurangnya pemeliharaan sarana dan prasarana oleh

praktikan, laboran dan guru.

1.2 Saran

Saran yang diberikan terhadap pemeliharaan laboratorium mikrobiologi

1. Dalam pemeliharaan laboratorium mikrobiologi sebaiknya harus ditingkatkan dengan cara

membuat jadwal kebersihan

2. Setiap alat harus memiliki standar operasional agar menghindari kerusakan alat

3. Melakukan kalibrasi alat secara berkala

12
DAFTAR PUSTAKA

http://fis15hwindalestari.blogspot.co.id/

http://sulistyok.blogspot.co.id/2010/12/pengelolaan-dan-penataan-laboratorium.html

http://dkimia.blogspot.co.id/2011/12/strategi-pengelolaan-laboratorium-sains.html

13
LAMPIRAN

14
15
BIODATA PENULIS

Nama Lengkap : Rizki Abed Nego

Tempat dan tanggal lahir : Bontang, 17 Februari 1999

Jenis kelamin : Laki- laki

Agama : Kristen

Alamat : Jalan Ir. H. Juanda RT.03 NO. 015

Pendidikan : 1. Sekolah Dasar 002 Bontang


Selatan

2. Sekolah Menegah Pertama


Negeri 2 Bontang

3. Sekolah Mengah Kejuruan


Negeri 1 Bontang

Nama Lengkap : Vernando Henry Aprilio Sibagariang

Tempat dan tanggal lahir : Bontang, 24 April 1999

Jenis kelamin : Laki- laki

Agama : Kristen

Pendidikan 1. Sekolah Dasar Galilea Baontang


:
2. Sekolah Menegah Pertama
Negeri 2 Bontang

3. Sekolah Mengah Kejuruan


Negeri 1 Bontang

16

Anda mungkin juga menyukai