Anda di halaman 1dari 14

No Judul Penelitian Variabel, Sampel Instrumen (Alat Desain Penelitian Hasil

dan Teknik Ukur)


Sampling
1 Pengaruh Perawatan Luka Bakar Variabel : Metode pengumpulan Desain penelitian Dari hasil penelitian
Derajat II Menggunakan Ekstrak Luka Bakar Derajat II data dengan menggunakan didapatkan rerata
Etanol Daun Sirih (Piper betle + Ekstrak Etanol melakukan true experiment ketebalan granulasi
Linn.) Terhadap Peningkatan Daun Sirih (Piper pengamatan post test dilakukan yang terbentuk pada
Ketebalan Jaringan Granulasi pada betle Linn) + Jaringan mikroskopis ketebalan terhadap hewan ke-lompok kontrol
Tikus Putih (Rattus norvegicus) Granulasi + Tikus jaringan granulasi coba tikus putih (normal saline 0,9%)
Jantan Galur Wistar Putih (Rattus dalam preparat HE (Rattus sebesar 1,1 µm dan
norvegicus) jaringan kulit tersebut norvegicus) jantan nilai tersebut
dianalisa galur Wistar. merupakan nilai yang
Sampel : menggunakan paling rendah di
Sampel diambil program OlyVIA antara kelompok
dengan teknik (viewer for histology lainnya.
rancangan acak examination) dan
kelompok (RAK) dan AutoCAD 2009
dibagi dalam empat dengan perbesaran
kelompok yaitu 3 40x.
perlakuan ekstrak
daun sirih:
konsentrasi 15%,
30%, 45%, dan
kelompok kontrol
dengan normal saline
0,9%.

Teknik Sampling:
Melalui uji post hoc
test didapatkan bahwa
perlakuan yang paling
signifikan
ditunjukkan oleh
konsentrasi daun sirih
45 % dengan p = 0,03
(p< 0,05).

2 Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Variabel : uji normalitas Penelitian ini Penelitian ini
Daun Melati (Jasminum sambac L. Variabel penelitian ini menggunakan uji merupakan didahului dengan
Ait) secara Topikal terhadap adalah peningkatan Shapiro Wilk (p > penelitian true- serangkaian
Peningkatan Kontraksi Luka Bakar kontraksi luka bakar 0,05) dan uji experiment pasca perlakuan percobaan
Derajat II A pada Tikus Putih derajat II A yang homogenitas tes dengan dengan memberikan
(Rattus norvegicus) Galur Wistar dihitung pada hari ke- menggunakan uji test kelompok ekstrak daun melati
15 dari perawatan of homogeneity of eksperimen dan (Jasminum sambac L.
luka. variances (p > 0,05). kontrol. Ait) sebagai
Uji one way ANOVA kelompok
Sampel :
Sampel dipilih untuk mengetahui eksperimen dan
dengan cara simple adanya perbedaan normal saline sebagai
random sampling antar kelompok uji kelompok kontrol.
berjumlah 25 ekor coba (p < 0,05). Uji Setelah melakukan
tikus putih jantan post hoc tukey HSD (p perlakuan berupa
dengan umur 2,5-3 < 0,05) untuk pemberian ekstrak
bulan dan berat badan mengetahui nilai daun melati untuk
150-250 gram tengah yang memiliki meningkatkan
kemudian dibagi perbedaan yang kontraksi luka bakar
menjadi 5 kelompok, signifikan. derajat IIA pada tikus
yaitu kelompok A putih galur Wistar,
sebagai kelompok maka didapatkan data
kontrol pertama diberi dengan melakukan
NS 0,9 %, kelompok penghitungan
B sebagai kelompok peningkatan
kontrol kedua diberi kontraksi luka. Hasil
SSD 1 % dan 3 penghitungan
kelompok perlakuan peningkatan
diberi ekstrak daun kontraksi luka bakar
melati konsentrasi 15 derajat IIA setelah
% (kelompok C), 30 diberikan ekstrak
% (kelompok D) dan daun melati, normal
45 % (kelompok E). saline 0,9 %, dan
Masing-masing SSD 1 %
kelompok berjumlah
5 ekor tikus.

3 PERBANDINGAN Variabel: Alat pengumpulan Desain penelitian Hasil penelitian ini


PENYEMBUHAN LUKA Penyembuhan luka data berupa format ini adalah kuasi menyimpulkan
TERBUKA MENGGUNAKAN terbuka menggunakan pengkajian rentang eksperimen, non- bahwa perawatan
BALUTAN MADU ATAU balutan Madu atau status luka terbuka equivalent control luka antara balutan
BALUTAN NORMAL SALIN- Balutan Normal yang dimodifikasi dari group dengan pre madu dan balutan
POVIDONE IODINE Salin-Pavidone Instrumen Pengkajian dan post-test. normal salin-
Iodine Luka Bates-Jensen povidone iodine sama
(dalam Potter & Perry, efektifnya untuk
Sampel: 2005) serta Sussman pasien trauma dengan
Peneelitian dilakukan dan Jensen (1998). luka terbuka.
pada 6 responden. Format pengkajian Hasil penelitian ini
Responden dibagi luka terbuka ini telah merekomendasikan
dalam kelompok dilakukan uji validitas penggunaan balutan
intervensi dengan terlebih dahulu kepada madu untuk pasien
balutan madu ahlinya (content trauma dengan luka
(kelompok intervensi validity index) dan terbuka.
A) dan kelompok didapatkan nilai
intervensi dengan 87,5%. Selain itu,
balutan normal salin- perkembangan luka
povidone iodine juga dievaluasi
(kelompok intervensi dengan visualisasi
B), masing-masing gambar.
berjumlah tiga orang.
Kriteria inklusi untuk
menentukan sampel
adalah pasien
berumur 20-50 tahun,
pasien (atau orang
yang mewakili)
bersedia
menandatangani
informed consent,
pasien mengalami
luka terbuka yang
memerlukan
penyembuhan luka
secara intensi
sekunder, pasien telah
dilakukan tindakan
pertama di unit gawat
darurat atau di kamar
operasi (minimal satu
hari pasca-operasi).

Teknik Sampling:
Teknik non
probability sampling
yaitu consecutive
sampling digunakan
untuk menentukan
sampel pada
penelitian ini.
4 PENGARUH EKSTRAK DAUN Variabel: Foto luka bakar Desain Berdasarkan hasil
KERSEN (Muntingia calabura) Penelitian Derajat derajat II dangkal penelitian ini tersebut dapat
TERHADAP DERAJAT eritema pada marmut yang kemudian merupakan true disimpulkan bahwa
ERITEMA PADA PROSES dengan luka bakar diamati derajat eksperimental terdapat pengaruh
INFLAMASI MARMUT (Cavia derajat II dangkal. eritema menggunakan yang dilakukan dalam pemberian
porcellus) DENGAN LUKA Menggunakan Ekstrak program CorelDraw dengan the ekstrak daun kersen
BAKAR DERAJAT II daun Kersen graphics suite12 24- pretest and terhadap derajat
DANGKAL. (Muntingia calabura) Bit RGB @ 100% posttest control eritema pada proses
group design inflamasi pada luka
Sampel: dimana dalam bakar derajat II
2 kelompok masing- pengambilan dangkal. Melalui
masing 9 ekor data dilakukan penelitian ini maka
marmot, yaitu diawal dan ekstrak daun kersen
kelompok control diakhir atau dapat digunakan
Normal Saline Steril setelah sebagai alternatif
(kelompok 1), ekstrak dilakukan antiinflamasi yang
daun kersen perlakuan baik diberikan secara
(kelompok 2) pada kelompok topikal.
yang diberi
Teknik Sampling: perlakuan
Uji statistik T-Tes maupun
Independent kelompok
menunjukkan hasil kontrol.
adanya pengaruh
signifikan p=0,002
(p<0,05) didalam
penelitian ini
kelompok dengan
ekstrak daun kersen
lebih cepat
kemampuannya dalam
menurunkan eritema
daripada kelompok
dengan Normal Saline.
5 Jumlah Fibroblas pada Luka Variabel: Uji One Way ANOVA True experimental Berdasarkan hasil
Bakar Derajat II pada Tikus biji kakao, silver dan Post Hoc metode laboratories penelitian dan
dengan Pemberian Gel Ekstrak sulfadiazine, luka LSD dengan analisis data dapat
Etanol Biji Kakao dan Silver bakar derajat 2 menggunakan disimpulkan bahwa
Sulfadiazine posttest control gel ekstrak etanol biji
(The Total Fibroblast on the Sampel: group design. kakao mempunyai
Second Degree Burns of Rats after tikus putih (Rattus pengaruh terhadap
Treatment using Ethanolic Extract novergicus) jenis proses penyembuhan
of Cocoa Beans) Sprague Dawley luka bakar derajat II
albino jantan (partial thickness)
sebanyak 15 ekor dan jumlah fibroblas
yaitu 12 tikus untuk kelompok gel ekstrak
perlakuan dan 3 etanol biji kakao 8 %
sebagai cadangan. lebih tinggi dari
Dari 12 tikus tadi kelompok Normal
terbagi lagi dalam 3 saline d a n
kelompok perlakuan, kelompok Silver
yaitu kelompok Sulfadiazine.
kontrol negatif
(Normal saline),
kelompok kontrol
positif (Silver
Sulfadiazine), dan
kelompo gel ekstrak
etanol biji kakao 8%
6 MANFAAT SUPLEMENTASI Variabel: Pengumpulan data Desain penelitian Tabel 1 memperlihatk
EKSTRAK IKAN GABUS Manfaat suplementasi Setiap pasien luka ini adalah quasi n karakteristik
TERHADAP KADAR ekstra ikan gabus bakardihubungi eksperimental ke dua sampel
ALBUMIN, MDA PADA LUKA terhadap stribusi frekuensi. dengan pretest- kelompok pasien luka
BAKAR DERAJAT II penyembuhan luka Untuk menilai posttest bakar. Dalam hal ini
bakar derajat II perbedaan kadar group design dan distribusi jenis
Albumin, TNF-α, matching ages kelamin, penyebab
Sampel: MDA, dengan luka bakar dan grade
Sampel diambil Zink serum sebelum memberikan luka bakar didapatkan
sebanyak 32 dan sesudah intervensi perlakuan pada data bahwa dari
orang dibagi menjadi pada kelompok A dan subjek penelitian seluruh kasus luka
dua kelompok C digunakan uji t kemudian efek bakar yang
masing-masing 16 berpasangan dan perlakuan didapatkan selama
orang dipilih secara ujiwilcoxon.Untuk diukur dan penelitian
concecutive random menilai perbedaan dianalisis. kebanyakan penderita
sampling dan kadar Albumin, TNF- adalah laki-laki
memenuhi kriteria α, MDA serum (93,5%) dan 6,3%
inklusi yaitu penderita sebelum dan sesudah kasus
luka bakar grade II A- intervensi antara
B luas luka bakar 20- kelompokA dan C Tabel 2 menunjukkan
30% usia antara 15 digunakan uji t tidak perubahan kadar
sampai 65 tahun yang berpasangan dan uji albumin sebelum dan
masuk rumah sakit < mann-whitney.Batas sesudah 14 hari
48 jam setelah kemaknaan yang perlakuan. Kadar
mengalami luka bakar digunakan pada albumin pada
dengan kadar albumin penelitian ini adalah α kelompok perlakuan
> 2.4 mg/dl, tidak = 0,05. meningkat secara
mengkonsumsi Signifikan (p=0,000)
suplemen antioksidan, sedangkan pada
tidak menderita kepompok kontrol
penyakit khronis, terjadi penurunan
mengalami trauma yang signifikan
inhalasi dan bersedia (p=0,026). Tabel 3
untuk mengikuti memperlihatkan
penelitian ini dengan bahwa kadar albumin
menandatangani pada kelompok
informed consentyang perlakuan meningkat
telah dikeluarkan oleh sebesar 0,53g/dl
Komite Etik Fakultas setelah diberi
Kedokteran perlakuan
Universitas selama 2 minggu.
Hasanuddin. Sebaliknya pada
kelompok kontrol
Teknik Sampling: terjadi penurunan
concecutive random sebesar 0,16g/dl.
samplingdan Perbedaan selisih
memenuhi kriteria albumin hari 1 dan 14
inklusi yaitu penderita pada kedua kelompok
luka bakar grade II A- ini secara statistik
B luas luka bakar 20- berbeda secara
30% usia antara 15 signifikan (p=0,000).
sampai 65 tahun yang
masuk rumah sakit < Tabel menunjukkan
48 jam setelah terjadi penurunan
mengalami luka bakar kadar MDA yang
dengan kadar albumin bermakna (p<0,5)
> 2.4 mg/dl, tidak pada kelompok
mengkonsumsi perlakuan, sedangkan
suplemen antioksidan, pada kelompok
tidak menderita kontrol
penyakit khronis, ditemukan hal yang
sebaliknya terjadi
peningkatan kadar
MDA yang signifikan
(p<0,05). Penurunan
kadar MDA dari
hari 1 ke hari 14
sebesar 0,33,
sedangkan
peningkatan MDA
pada kelompok
kontrol sebesar 1,15.
Perbedaan ini
bermakna secara
statistik (p<0,05).

Anda mungkin juga menyukai