Anda di halaman 1dari 8

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian dengan judul ”Efektivitas Ekstrak Daun Serai Dapur

(Cymbopogon Citratus) Terhadap Pembentukan Angiogenesis Pada Penyembuhan

Luka Gingiva Tikus Wistar” pada kelompok kontrol, 5%, 10% dan 15% di

laboratorium Patologi Anatomi Universitas Andalas dengan perolehan skor

sebagai berikut seperti pada tabel berikut :

Tabel 1. Hasil Rata-Rata Skor Proses Angigenesis Pada Kelompok Kontrol,


5%, 10% dan 15%

Skor Proses Angiogenesis


Kelompok
H+7 H+14

Kontrol 0 0

5% 2 2

10% 2 3

15% 3 3

Tabel 1 terlihat hasil proses angigenesis dengan ekstrak daun serai dapur

pada penyembuhan luka gingiva tikus wistar pada konsentrasi 5%, 10% dan 15.

Data hasil penelitian selanjutnya dilakukan analisis deskriptif dan analisis

statistik dengan taraf signifikan 5%.


Tabel 2. Uji Kurskal-Wallis Efektivitas Ekstrak Daun Serai Dapur
(Cymbopogon Citratus) Terhadap Pembentukan Angiogenesis Pada
Penyembuhan Luka Gingiva Tikus Wistar Pada H+7.

Mean
Kelompok N p value
Rank

Kontrol 3 2

5% 3 6,67
0,040
10 % 3 7,83

15 % 3 9,50

Pada pengujian efektivitas ekstrak daun serai dapur terhadap pembentukan

angiogenesis pada penyembuhan luka gingiva tikus wistar hari ke 7 dibagi 4

kelompok yaitu kelompok kontrol dengan menggunakan aquades, kelompok

konsentrasi 5%, 10% dan 15% menggunaka ekstrak daun serai dapur. Masing-

masing kelompok melakukan penelitian terhadap 3 ekor tikus. Nilai rata-rata tiap

kelompok diperoleh pada kelompok kontrol mean rank adalah 2, kelompok

konsentrasi 5% yaitu 6,67, 10% yaitu 7,83 dan 15% yaitu 9,50. Berdasarkan

mean rank yang didapatkan dari pengolahan data didapat kesimpulan bahwa

semakin tinggi tingkat konsentrasi ekstrak daun serai dapur maka semakin banyak

pembentukan angiogenesis pada penyembuhan luka gingiva tikus wistar.

Hasil uji statistik menggunakan uji Kurskal- Wallis didapat nilai

p=0,040<0,05, dapat disimpulkan ada perbedaan hasil diantara keempat

kelompok kontrol, 5%, 10% dan 15% pada H+7.


Tabel 2. Uji Kurskal-Wallis Efektivitas Ekstrak Daun Serai Dapur
(Cymbopogon Citratus) Terhadap Pembentukan Angiogenesis Pada
Penyembuhan Luka Gingiva Tikus Wistar Pada H+14.

Mean
Kelompok N p value
Rank

Kontrol 3 2

5% 3 6
0,022
10 % 3 9

15 % 3 9

Pada pengujian efektivitas ekstrak daun serai dapur terhadap pembentukan

angiogenesis pada penyembuhan luka gingiva tikus wistar hari ke 14 juga dibagi

4 kelompok yaitu kelompok kontrol dengan menggunakan aquades, kelompok

konsentrasi 5%, 10% dan 15% menggunakan ekstrak daun serai dapur. Masing-

masing kelompok melakukan penelitian terhadap 3 ekor tikus. Nilai rata-rata tiap

kelompok diperoleh pada kelompok kontrol mean rank adalah 2, kelompok

konsentrasi 5% yaitu 6, 10% yaitu 9 dan 15% yaitu 9. Berdasarkan mean rank

yang didapatkan dari pengolahan data didapat kesimpulan bahwa semakin tinggi

tingkat konsentrasi ekstrak daun serai dapur maka semakin banyak pembentukan

angiogenesis pada penyembuhan luka gingiva tikus wistar.

Hasil uji statistik menggunakan uji Kurskal-Wallis didapat nilai

p=0,022<0,05, dapat disimpulkan ada perbedaan hasil diantara keempat

kelompok kontrol, 5%, 10% dan 15% pada H+7.


Profil pembentukan pembuluh darah pada kelompok kontrol dan kelompok

perlakuan dengan konsentrasi 5%,10%,15% pada H+7 dan H+14 dapat

digambarkan dalam bentuk grafik seperti tersaji pada Gambar 1 dan 2.

Pembentukan Angiogenesis H+7


3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
1 2 3 4

Diagram.1 Pembentukan Angigenesis H+7

Pembentukan Angiogenesis H+14


3.5

2.5

1.5

0.5

0
1 2 3 4

Diagram.2 Pembentukan Angigenesis H+14


Pada diagram 1 tampak bahwa jumlah angiogenesis (pembuluh darah)

pada kelompok perlakuan dengan konsentrasi 5%,10%,15% pada pengamatan

H+7 lebih banyak dibandingkan pada kelompok kontrol, sementara pada

pengamatan H+14 jumlah pembuluh darah pada kelompok perlakuan lebih

banyak dibandingkan pada kelompok kontrol. Hal ini kemungkinan disebabkan

oleh proses kesembuhan yang lebih cepat pada kelompok perlakuan daripada

kontrol.

Jumlah pembuluh darah pada kelompok perlakuan dengan konsentrasi

10% mengalami kenaikan pada pengamatan H+14 dibandingkan H+7. Perbedaan

jumlah pembuluh darah antara tikus kontrol dan tikus perlakuan secara

histopatologis tersaji pada Gambar 1.

(A) (B)

Gambar.1 Gambaran Histopatologi Proses Pembuluh Darah (A) Kelompok

kontrol, proses pembuluh darah tidak banyak; (B) Kelompok perlakuan, tampak

pembuluh darah baru (panah biru).

Dari Gambar.1 terlihat ada perbedaan adanya pembuluh darah

(angiogenesis), dimana pada kelompok perlakuan (Pl) dengan konsentrasi


5%,10%,15% lebih banyak terdapat pembuluh darah dari pada kontrol (P0) pada

H+7 dan H+14.

4.2 Pembahasan

Terbukti pada penelitian bahwa ekstrak daun serai dapur efektif terhadap

penyembuhan luka gingiva tikus wistar, dimana jika semakin tinggi tingkat

konsentrasi ekstrak daun serai dapur maka semakin banyak proses angiogenesis

pada penyembuhan luka gingiva tikus wistar. Hal ini dapat disebabkan oleh

adanya kandungan zat pada serai yang diduga dapat membantu penyembuhan

luka gingiva tikus wistar.

Menurut (Carlin,1986; Oloyede,2009) bahwa lemon grass merupakan obat

tradisional yang dapat berguna sebagai obat batuk, gingivitis, sakit kepala kusta,

malaria, pneumonia dan gangguan pembuluh darah.

Diperkuat oleh pendapat Hariana (2006) dalam Jabal (2011), mengatakan

komponen senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman ekstrak serai dapur

(cymbopogon citratus) yaitu minyak atsiri, alkaloid, tanin, flavanoid, dan

polifenol. Sedangkan minyak atsirinya mengandung senyawa citral, geranial,

citronellal, methylheptenome, eugenol, eugenol kodinem, kadinol, methyl eter,

dipenten, dan limonen. Komponen-komponen tersebut bersifat antioksidan,

antiinflamasi, antibakterial, antiobesitas, antinociceptive, anxiolytic, dan juga

antihipertensi (Olorunnisola et al., 2012).

Dilanjutkan oleh pendapat Asaolu (2009) yang menganalisis konstituen

fitokimia yang terdapat pada daun serai menunjukan bahwa Lemon Grass

mengandung alkaloid, saponin, tanin, antrakuinon, steroid, fenol, dan flavanoid.


Masing-masing fitokimia ini dikenal untuk berbagai efek protektif dan terapi

(Nambiar et al., 2012).

Berdasarkan hal ini maka menurut analisa peneliti terhadap penelitian ini

adalah terbukti bahwa ekstrak daun serai dapur efektif terhadap penyembuhan

luka gingiva tikus wistar, hal ini diduga karena adanya kandungan zat kimia yang

terdapat pada serai. Hasil penelitian ini menarik dan perlu dilakukan pengkajian

lebih dalam sehingga bisa menjadi referensi bagi dunia kedokteran gigi dengan

memanfaatkan bahan alami yang mudah didapatkan. Dalam hal ini peneliti

menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian lebih lanjut

tentang pengaruh lain yang ditimbulkan dari Ekstrak Daun Serai Dapur

(Cymbopogon Citratus) terhadap Luka Gingiva Tikus Wistar.


8

Anda mungkin juga menyukai