PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Promosi kesehatan adalah ilmu dan seni untuk membantu masyarakat
menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal dengan memberikan
penyuluhan yang memadai. Dan peran bidan yang tampak nyata dalam
promosi kesehatan yaitu sebagai advocator, educator, vasilitator dan
motifator. Agar promosi ksehatan berjalan secara efektif dan efisient maka
pesan harus sesuai dengan karakteristik serta kebutuhan/masalah sasaran.
Sasaran utama promosi kesehatan adalah kususnya perilaku masyarakat
dan karena terbatasnya sumberdaya, akan tidak efektif apabila upaya atau
kegiatan promosi kesehatan langsung dialamatkan kepada masyaraka, oleh
karena itu perlu dilakukan pentahapan sasaran promosi kesehatan. Disini
kami akan menjelaskan peran bidan dalam promisi kesehatan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu promosi kesehatan
2. Bagaimana peran bidan dalam promosi kesehatan
C. Tujuan
3. Untuk mengetahui pengertian promosi kesehatan
4. Untuk memahami peran bidan dalam promosi kesehatan
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
nasibnya sendiri, dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian
tindakan. Berikut peran bidan sebagai advokator
a. Advokasi dan strategi pemberdayaan wanita dalam
mempromosikan hak-haknya yang diperlukan untuk mencapai
kesehatan yang optimal (kesetaraan dalam memperoleh pelayanan
kebidanan)
b. Advokasi bagi wanita agar bersalin dengan aman. Contoh: Jika ada
ibu bersalin yang lahir di dukun dan menggunakan peralatan yang
tidak steril, maka bidan melakukan advokasi kepada pemerintah
setempat agar pertolongan persalinan yang dilakukan oleh dukun
menggunakan peralatan yang steril salah satu caranya adalah
melakukan pembinaan terhadap dukun bayi dan pemerintah
memberikan sangsi jika ditemukan dukun bayi di lapangan
menggunakan alat-alat yang tidak steril.
c. Advokasi terhadap pilihan ibu dalam tatanan pelayanan.
3
b. Masa Hamil
Kehamilan adalah masa dimana terdapat janin didalam rahim
seorang wanita tindakan yang dapat dilakukan oleh bidan adalah
sebagai berikut:
(1) Mengajarkan pada ibu tentang perubahan tubuh selama proses
kehamilan.
(2) Mengajarkan pada ibu mengenai keluhan yang umumnya
terjadi saat hamil dan cara mengatasinya.
(3) Mengajarkan pada ibu tentang pentingnya menjaga personal
higene.
(4) Membina dukun bayi dan kader posyandu.
(5) Mengajarkan pada ibu senam hamil.
(6) Mengajarkan pada ibu tentang bahaya tanda-tanda kehamilan.
(7) Memberikan konseling gizi.
c. Masa Bersalin
Persalinan adalah saat yang paling ditunggu namun juga
mendebarkan bagi ibu dan keluarga. Peran bidan sebagai Edukator
dalam menghadapi masa bersalin antara lain sebagai berikut:
(1) Mengajarkan pada ibu dan keluarga tanda-tanda persalinan.
(2) Mengajarkan pada ibu cara meneran yang benar.
(3) Mengajarkan keluarga masase uterus sehingga mampu untuk
mengetahui jika uterus tidak berkontraksi baik dan untuk
mencegah terjadinya perdarahan postpartum.
(4) Memberitahu ibu tentang tanda bahaya pada persalinan.
d. Masa Nifas
(1) Mengajarkan kepada ibu tentang cara mobilisasi.
(2) Mengajarkan kepada ibu perawatan bayi baru lahir.
(3) Mengajarkan kepada ibu cara menyendawakan bayi.
(4) Mengajarkan kepada ibu dan keluarga cara perawatan tali
pusat.
4
(5) Mengajarkan kepada ibu dan keluarga cara memandikan
bayi.
(6) Mengajarkan kepada ibu tentang personal higene.
(7) Mengajarkan kepada ibu dan keluarga tentang tanda-tanda
bahaya dan penyakit pada masa nifas.
(8) Mengajarkan kepada ibu tentang KB pascasalin.
5
Keberhasilan perilaku pemberdayaan dalam memfasilitasi proses
pemberdayaan juga dapat diwujudkan melalui peningkatan partisipasi
aktif masyarakat.Fasilitator harus terampil mengintegritaskan tiga hal
penting yakni,optimalisasi fasilitasi,waktu yang disediakan dan
optimalisasi partisipasi masyarakat.Masyarakat pada saat menjelang
batas waktu harus diberi kesempatan agar siap melanjutkan program
pembangunan secara mandiri.Sebaliknya,fasilitator harus mulai
mengurangi campur tangan secara perlahan.
Sebagai tenaga ahli,fasilitas sudah pasti dituntut untuk selalu
terampilmenghadapi persolan yang diungkapkan masyarakat saat
problem solving tidak secara otomatis harus dijawab oleh fasilitator
tetapi bagaimana fasilitator mendistribusikan dan mengembalikan
persoalan dan pertanyaan tersebut kepada semua pihak(peserta dan
masyarakat).
Upayakan bahwa pendapat masyarakatlah yang mengambil alih
keputusan.Hal yang penting juga untuk diperhatiakan pelaku
pemberdayaan sebagai fasilitator harus dapat mengenal tugasnya
secara baik,peran fasilitator mempunyai tanggung jawab untuk
menciptakan,mengkondisikan iklim kelompok yang harmonis,serta
menfasilitasi terjadinya proses saling belajar dalam kelompok.
Fasilitator selaku ketua dalam pelaksanaan memiliki peran sebagai
berikut:
a. Memfasilitasi pembentukan desa siap antar jaga diwilayah masing-
masing.Disini fasilitator berperan dalam pembentukan desa siaga
diwilayahnya.
b. Melakukan penggalangan solidaritas masyarakat untuk berperan
dalam pelaksanaan desa siap antar jaga.Disini fasilitator membantu
mengembangkan UKBM,serta hal-hal terkait antara
lain,contohnya PHBS,dana sehat,dasolin,tabulin, dan ambulan
desa.
6
c. Mendorong anggota masyarakat untuk mampu mengungkapkan
pendapatnya dan berdialog dengan sesama anggota
masyarakat,tokoh atau pembantu masyakat,petugas
kesehatan,serta unsur masyarakat lain yang terlibat dalam
pelaksanaan desa siap antar jaga.Fasilitator desa siaga membantu
dalam memecahkan setiap permasalahan yang ada diwilayahnya
secara musyawarah bersama.
d. Melakukan koordinasi pelaksanaan desa siap antar jaga serta
berkesinambungan.Fasilitator setiap bulan melakukan pertemuan
dengan kader dantokoh masyarakat lainnya.
e. Menjadi penghubung antar masyarakat dengan sarana pelayanan
kesehatan.Fasilitator membantu tenaga kesehatan dan pelaksanaan
desa siaga diwilayahnya.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut WHO Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan.
Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisisk,
mental, dan social, maka masyarakat harus mampu mengenal serta
mewujudkan apirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau
mengatasi lingkungannya.
Peran bidan dalam promosi kesehatan mencangkup peran sebagai
advocator, educator, fasilitator, dan motifator.
B. Saran
Dari penjelasan bebrapa pint diatas dapat kita lihat bahwa peran seorang
bidan dalam promosi kesehatan sangat penting untuk mewujudkan program
kesehatan baik pada masa remaja, pra nikah, PUS, masa kehamilan, proses
persalinan, masa nifas, BBL, dan usia lanjut. Maka dari itu kita sebagai
calon bidan harus dapat memberikan promosi kesehatan khususnya
kebidanan dengan baik dan benar nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
8
Hamdani, M. SKM, M. KES. 2013. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan.
TIM: Jakarta