Tugas 3
Tugas 3
2. Konflik Kepentingan
Konflik kepentingan timbul ketika sebuah keinginan, jika diikuti, dapat
membuat seorang profesional tidak memenuhi salah satu kewajibannya (Martin
dan Schinzinger, 2000).
Menurut Harris, Pritchard, dan Rabbins, ada 3 jenis konflik kepentingan:
konflik kepentigan aktual yang mengkompromikan penilaian enjiniring dan
objektif.
konflik kepentingan potensial yang mudah berubah menjadi konflik
kepentingan aktual.
konflik kepentingan yang muncul karena suatu situasi, di mana bila insinyur
dibayar berdasarkan persentase biaya desain.
Cara yang baik untuk menghindari konflik kepentingan yaitu dengan mengikuti
petunjuk kebijakan perusahaan. Jika tidak ada, kebijakan seperti ini, maka, dapat
dilakukan dengan meminta pendapat dari asisten atau manajer. Jika kedua
pilihan ini tidak ada, maka tindakan terbaiknya yaitu dengan mempelajari motif
dan menggunakan teknik penyelesaian etika. Akhirnya, kita dapat melihat
pernyataan-pernyataan dalam kode etik profesional yang semuanya malarang
konflik kepentingan.
3. Etika Lingkungan
Insinyur bertanggung jawab atas terciptanya teknologi yang menyebabkan
kerusakan lingkungan dan insinyur juga harus berusaha menemukan solusi
terhadap masalah yang ditimbulkan oleh teknologi modern. Pergerakan
perlindungan lingkungan membangkitkan kesadaran di antara para insinyur
bahwa mereka mempunyai tugas untuk menggunakan pengetahuan dan
keahlian mereka untuk membantu melindungi lingkungan.
Hal yang mendasar dalam membicarakan isu-isu etika dalam teori lingkungan
adalah suatu kesimpulan tentang status moral lingkungan. Salah satu cara untu
mengeksplorasi status moral lingkungan adalah mencoba menjawab beberapa
pernyataan tentang tempat manusia dalam lingkungan kita. Salah satu
bentuknya status moral lingkungan yaitu pandangan yang menyatakan bahwa
manusia hanyalah salah satu komponen lingkungan dan semua komponen
memliki status moral yang sama. Oleh karena itu, tugas terpenting yang harus
dilakukan semua orang adalah melakukan apapun yang diperlukan untuk
mempertahankan biosfer yang sehat demi kepentingannya sendiri.
Tanpa memperhatikan tujuan, terdapat berbagai pendekatan yang dapat
diambil untuk menyelesaikan masalah lingkungan. Pendekatan-pendekatan ini
meniru pendekatan yang dapat diambil untuk menyelesaikan masalah
lingkungan.
Pendekatan pertama kadang-kadang disebut sebagai pendekatan tak sadar
biaya (Martin dan Schinzinger, 2000),di mana biaya tidak diperhitungkan, tetapi
lingkungan harus dibuat sebersih mungkin dan degradasi lingkungan dalam
tingkat apapun tidak diterima. Pendekatan ini sulit dilakukan,terutama dalam
masyarakat urban modern.
Pendekatan kedua didasarkan pada analisis biaya-manfaat, yang diturunkan dari
utilitarianisme, di mana masalah dianalisis menyangkut masalah yag didapat dari
pengurangan polusi-peningkatan kesehatan manusia. Biaya dan dan manfaat
ditimbang untuk menentukan kombinasi optimum. Tujuan pendekatan ini
adalah untuk mencapai keseimbangan manfaat polusi secara ekonomi dengan
kesehatan atau pertimbangan lingkungan.
Terdapat beberapa masalah yang berhubungan dengan pendekatan biaya-
manfaat yakni asumsi implisit dalam analisis biaya-manfaat, sulit untuk menilai
biaya dan manfaat secara akurat, dan tidak benar-benar memperhitungkan siapa
yang mengeluarkan biaya dan siapa yang menerima manfaat.
Kode etik profesional memberi tahu kita untuk mengutamakan keselamatan
masyarakat dan lingkungan.jadi, jelas bahwa insinyur mempunyai tanggung
jawab untuk menjamin bahwa pekerjaan mereka sebisa mungkin dilakukan
dengan cara yang paling aman bagi lingkungan.
Sebagai profesional, insinyur mempunyai hak untuk mengungkapkan
pendapat mereka tentang isu-isu moral seperti isu lingkungan. Seorang insinyur
tidak boleh dipakasa perusahaannya untuk mengerjakan proyek yang
menurutnya mempunyai masalah etika, termasuk yang berdampak buruk pada
lingkungan.
Prinsip dasar kode etik enjiniring profesional menyatakan bahwa seorang
insinyur tidak boleh membuat keputusan dalam bidang yang bukan merupakan
keahliannya. Insinyur seharusnya meminta nasehat dari orang lain yang memiliki
pengetahuan untuk mambantu menganalisis dan memahami konsekuensi
lingkungan dari suatu proyek yang mungkin terjadi.
C. ETIKA KOMPUTER
Komputer dengan cepat menjadi peralatan dalam enjiniring. Komputer
membawa manfaat bagi masyarakat,tetapi kadang ada juga cara di mana
komputer disalahgunakan sehingga menimbulkan masalah etika yang serius.
Ada 3 kategori yang jelas dari masalah etika komputer: kategori di mana
komputer menjadi alat untuk tindakan yang tidak etis, kategori di mana
komputer menjadi objek tindakan dan masalah-masalah yang berhubungan
dengan sifat otonom komputer (Marti dan kategori untuk schinzinger, 2000)
1. Komputer Sebagai Alat Perilaku Tidak Etis
Pembicaraan tentang etika komputer akan dimulai dengan pembicaraan
tentang cara-cara di mana komputer sebagai alat perilaku tidak etis. Misalnya,
komputer dapat digunakan untuk mencuri uang di bank dengan lebih efisien.
Komputer dapat digunakan untuk merampok bank dengan cara yang lebih
mudah dan lebih sulit diacak.
Perampokan melalui komputer tidak melibatkan emosi pelaku dan
mempermudah kriminal dalam mencuri dari banyak sekali orang. Sayangnya,
teknologi untuk mendeteksi dan mencegah tipe kejahatan seperti ini jauh
tertinggal di belakang dan orang yang berusaha membatasi kejahatan komputer
selalu memainkan peranan sebagai sang pengajar.
Daerah instrumental lain dari masalah etika komputer melibatkan
privasi. Komputer membuat privasi menjadi lebih sulit dilindngi, karena sejumlah
besar data tentang perusahaan disimpan dalam komputer di mana banyak orang
dapat mengaksesnya.
3. Komputer Otonom
Otonomi mengacu pada kemampuan untuk membuat keputusan tanpa
intervensi manusia. Kemampuan otonom komputer diperlukan pada beberapa
aplikasi-aplikasi karena pada interval tertentu dapat memperoleh manfaat
tertentu.
Namun aplikasi komputer otonom lainnya tidak begitu disukai. Karena
komputer hanya mengikuti program yang ada dan tidak mampu
mengaplikasikan programnya pada semua situasi sehingga mengakibatkan
kehancuran besar bahkan kehilangan nyawa.
Sehingga meskipun komputer otonom dapat meningkatkan produktivitas dan
efisiensi dalam benyak bidang, namun diperlukan kendali manusia untuk
mencegah terjadinya bencana.
D. HAK-HAK PROFESIONAL
Insinyur juga mempunyai hak berjalan seiring dengan tanggung jawabnya. Ada
hak-hak individual yang tidak memperhatikan status profesional, termasuk hak
privasi, hak untuk berpartisipasi dalam kegiatan di luar pekerjaan, hak untuk
secara rasional mengajukan keberatan atas kebijakan perusahaan tanpa merasa
takut akan hukuman, dan hak untuk melakukan protes.
Hak insinyur yang paling mendasar adalah hak keadaran moral profesional
(Martin dan Schinzinger, 2000). Hak ini mencakup hak untuk melakukan
penilaian ini dengan cara beretika. Hak kesadaran moral profesional bisa
memiliki banyak aspek. Aspek ini mungkin disebut sebagai “Hak Penolakan
Berdasarkan Moral” (Martin dan Schinzinger, 2000). Hak ini merupakan hak
untuk menolak untuk terlibat dalam perilaku tidak etis.
1. Insinyur dan Industri Pertahanan Keamanan (Hankam)
Salah satu perysahaan yang paling banyak memperkerjakan insinyur di
seluruh dunia adalah industri hankam. Karena pada dasarnya, senjata dirancang
untuk satu tujuan- untuk membunuh manusia-penting untuk melihat pekerjaan
ini dalam konteks enjiniring dan hak insinyur.
Seorang insinyur dapat memilihuntuk bekerja atau tidak bekerja dalam industri
yang berhubungan dengan pertahanan keamanan secara etis membuktikan
dirinya dalam kedua posisi tersebut. Di satu pihak, banyak profesional enjiniring
yang rasional merasa bahwa secara etika, mereka tidak dapat merancang
sesuatu yang pada akhirnya akan digunakan untuk membunuh manusia
walaupun mereka tidak terlibat secara langsung dalam penggunaan senjata
tersebut. Sedangkan di lain pihak, insinyur memiliki tanggung jawab moral yang
sama merasa jenis pekerjaan ini dapat diterma secara etika karena mereka
beralasan bahwa mempertahankan negara adalah salah satu fungsi resmi
pemerintah merupakan ehormatan bagi insinyur yang berkontribusi di
dalamnya.
Mengingat isu-isu di sekitar pekerjaan ini, maka kita dapat menyelesaikan
masalah ini dengan mempertanyakan apakah pekerjaan kita dapat menigkatkan
karir atau hanya pekerjaan sementara saja. Namun, pada akhirnya bergantung
dari penilaian dan perasaan pribadi masing-masing karena mngingat
implikasinya bagi nyawa manusia.
Kita hanya wajib mengungkap rahasia perusahaan jika ada bahaya besar yang
dapat membahayakan seseorang jika suatu kegiatan terus berlangsung dan
keempat kondisi di atas terpenuhi.
APLIKASI KASUS-KASUS
Kasus BART
Kasus Rem A7-D Goodrich
Kasus kota Albuquerque vs. Pengairan Isleta Puebio
Kevin Mitnick dan pembobolan komputer