Anda di halaman 1dari 4

Mengenang Keajaiban Masjid

Baiturrahman Saat Tsunami


Reporter : Eko Huda S
Rabu, 24 Desember 2014 13:13


6
SHARES

Masjid Baiturrahman (bebaslepas.com)


Banyak warga Aceh memandang tsunami itu sebagai hukuman terhadap
kelalaian mereka terhadap Tuhan. Sehingga banyak warga Aceh yang
semakin taat.

Dream - Sejumlah masjid di Aceh tetap gagah ebrdiri setelah tsunami


menerjang 26 Desember 2004. Padahal, ribuan rumah di sekitarnya hanyut
tersapu air laut yang menerjang daratan pada pagi itu.

Ratusan orang yang berlindung di masjid-masjid pun selamat. Mereka tak


akan lupa peristiwa itu. bahkan bagi banyak orang yang selamat, kejadian itu
semakin menebalkan imannya.

Menurut Mirza Irwansyah, ahli arsitektur dari Universitas Syiah Kuala,


mengatakan setidaknya ada 27 masjid yang selamat dri terjangan tsunami.
Meski bangunan di sekitarnya luluh lantak.

Foto-foto yang diambil setelah bencana tsunami menunjukkan masjid-masjid


itu tetap kokoh berdiri di tengah hamparan puing-puing bangunan yang
terseret air bah.

Salah satu tempat ibadah yang masih tegar berdiri kala tsunami itu adalah
Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh. Ahli arsitektur mengatakan masjid
itu relatif masih utuh daripada bangunan di sekitarnya karena pondasi yang
kokoh.

Mirza menyebut, Masjid Baiturrahman dibangun oleh bangsa Eropa dengan


pondasi yang kokoh. Dia juga mengatakan, dalam banyak kasus masjid
dibangun oleh kontraktor korup yang mengurangi kualitas bahan untuk
memangkas biaya.

Itu jika ditinjau dari segi konstriksi. Namun, banyak korban yang selamat
kala itu berpikir masjid itu masih utuh karena campur tangan Tuhan. " Ini
karena masjid merupakan rumah Allah, pencipta tsunami. Ini dijaga," tutur
Ahmad Junaidi, salah satu korban selamat tsunami, sebagaimana
dikutip Dream dari Saudi Gazette, Rabu 24 Desember 2014.

Masjid Baiturrahman dibangun pada masa kolonial Belanda dan selesai


dibangun pada 1881. Masjid itu hampir tanpa cedera saat tsunami menerjang
kota dan menewaskan lebih dari 230.000 orang, di berbagai negara yang
berhadapan dengan Samudera Hindia.

Reza Nasir, pemuda 18 tahun yang selamat setelah memanjat kubah Masjid
Baiturrahman, mengatakan, saat tsunami menerjang, air laut menerjang ke
daratan, melewati pagar masjid. Air bah itu menyeret ribuan mayat.

Sejak itulah Reza taat beribadah. Imannya semakin teguh, tak pernah
meningalkan salat lima waktu, yang menjadi tiang agama Islam.

Banyak warga Aceh, provinsi yang didominasi umat Islam, memandang


tsunami itu sebagai hukuman terhadap kelalaian mereka terhadap Tuhan.
Ulama terkemuka Aceh, Faisal Ali, mengatakan banyak warga menjadi lebih
taat setelah musibah itu.

" Ini mendorong warga Aceh memperbarui pengabdian mereka pada


keyakinan mereka," tutur Ali. Setidaknya, itulah yang dilakukan Nasir,
pemuda yang kini berusia 28 tahun. Kala tsunami itu, dia bisa selamat karena
memanjat hingga ke atap Masjid Raya Baiturrahman.

Sekarang, Nasir selalu bangun sebelum fajar. Turut salat Subuh berjamaah
bersama puluhan warga lainnya. Bersama-sama bersujud di lantai Masjid
Baiturrahman yang pernah ditutupi ratusan mayat.

" Saya merasa seperti memiliki kehidupan ke dua setelah selamat dari
tsunami. Saya sangat bersyukur. Ini menciptakan momentum untuk saya
untuk berubah lebih baik," tutur Nasir. (Ism)

Anda mungkin juga menyukai