Anda di halaman 1dari 11

BADAN PUSAT STATISTIK

PROVINSI SUMATERA UTARA

HASIL PENDATAAN POTENSI DESA


(PODES) 2018
Pendataan Potensi Desa (Podes) dilaksanakan tiga (3) kali
dalam sepuluh (10) tahun. Berdasarkan hasil Podes 2018, di
Sumatera Utara tercatat 6.132 wilayah administrasi
pemerintahan setingkat desa yang terdiri dari 5.437 desa, 692
Terdapat 6.132 kelurahan dan 3 UPT/SPT. Podes 2018 juga mencatat
wilayah administrasi sebanyak 449 kecamatan dan 33 kabupaten/kota.
Indeks Pembangunan Desa (IPD) menunjukkan tingkat
pemerintahan perkembangan desa dengan status tertinggal, berkembang,
dan mandiri. Hasil pengkategorian IPD menghasilkan desa
setingkat desa di tertinggal sebanyak 1.469 desa (27,02 persen), desa
berkembang sebanyak 3.768 desa (69,30 persen), dan desa
Sumatera Utara mandiri sebanyak 200 desa (3,68 persen).

tahun 2018. Indeks Pembangunan Desa disusun berdasarkan lima dimensi,


yaitu Dimensi Pelayanan Dasar, Dimensi Kondisi Infrastruktur,
Dimensi Transportasi, Dimensi Pelayanan Umum, dan
Dimensi Penyelenggaraan Pemerintah Desa. Pada tahun
2018, semua dimensi penyusun IPD mengalami peningkatan
bila dibandingkan dengan tahun 2014. Dimensi dengan
kenaikan tertinggi adalah Penyelenggaraan Pemerintah Desa,
yaitu sebesar 12,46 poin. Sementara dimensi dengan
kenaikan terkecil adalah Pelayanan Dasar, yaitu sebesar 0,60
poin.

1
1. Cakupan Wilayah Administrasi Pemerintahan
Pendataan Podes dilaksanakan tiga (3) kali dalam sepuluh (10) tahun. Podes 2018
dilaksanakan pada bulan Mei 2018 secara sensus terhadap seluruh Desa/Kelurahan/Unit Permukiman
Transmigrasi (UPT)/Satuan Permukiman Transmigrasi (SPT), Kecamatan, Kabupaten/Kota. Wilayah
administrasi pemerintahan yang didata harus memenuhi tiga (3) syarat, yaitu: 1) ada wilayah, 2) ada
penduduk, dan 3) ada pemerintahan desa. Hasil Podes 2018, di Sumatera Utara terdapat 6.132
wilayah setingkat desa, 449 kecamatan, 33 kabupaten/kota (Gambar 1).
Gambar 1
Jumlah Desa/Kelurahan/UPT/SPT, Kecamatan, dan Kabupaten/Kota, 2011 - 2018

2. Indeks Pembangunan Desa


Indeks Pembangunan Desa (IPD) adalah indeks komposit yang menggambarkan tingkat kemajuan
atau perkembangan desa, dengan skala 0-100. Indeks Pembangunan Desa ini hanya dihitung pada
wilayah administrasi setingkat desa yang berstatus pemerintahan “desa”. Indeks Pembangunan Desa
menunjukkan tingkat perkembangan desa dengan kategori mandiri, berkembang, dan tertinggal.
Pada tahun 2018 ini, sebagian besar desa di Sumatera Utara termasuk dalam kategori Desa
Berkembang dan baru sebagian kecil desa yang termasuk dalam kategori Desa Mandiri. (Gambar 2).
Gambar 2
Jumlah Desa Menurut Status IPD, 2018

2
Indeks Pembangunan Desa telah menunjukkan perbaikan status desa. Desa Tertinggal
berkurang sebesar 552 desa bila dibandingkan tahun 2014. Sementara itu, Desa Mandiri bertambah
sebesar 108 desa. Perkembangan jumlah desa menurut status IPD disajikan pada Gambar 3.
Gambar 3
Perubahan Status IPD 2014 – 2018

Indeks Pembangunan Desa disusun dari 5 dimensi, yang terdiri dari 12 variabel dan 42
indikator. Semua dimensi penyusun IPD mengalami kenaikan. Dimensi dengan kenaikan tertinggi
adalah Penyelenggaraan Pemerintah Desa, yaitu sebesar 12,46 poin. Sementara dimensi dengan
kenaikan terkecil adalah Pelayanan Dasar, yaitu sebesar 0,60 poin. Secara lebih rinci, tingkat kenaikan
IPD menurut dimensi penyusun dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4
Tingkat Kenaikan IPD Menurut Dimensi Penyusun IPD, 2014 dan 2018

3
Perubahan nilai indikator penyusun IPD cukup bervariasi. Salah satu indikator yang mengalami
kenaikan tinggi pada Dimensi Pelayanan Dasar adalah Ketersediaan dan Kemudahan Akses ke Apotek,
dengan meningkatnya jumlah desa yang ada apotek. Selanjutnya, pada Dimensi Kondisi Infrastruktur,
indikator yang mengalami kenaikan paling tinggi adalah Bahan Bakar untuk Memasak, dengan
meningkatnya desa yang ada pangkalan/agen/penjual LPG. Lebih lengkapnya, tiga indikator yang
mengalami kenaikan tinggi pada setiap dimensi disajikan dalam Tabel 1.
Tabel 1
Tiga Indikator yang Mengalami Kenaikan Terbesar Menurut Dimensi IPD, 2018
Dimensi Tiga Indikator yang Mengalami Kenaikan Terbesar
(1) (2)
Pelayanan Dasar Ketersediaan Dan Kemudahan Akses Ke Apotek
Ketersediaan dan Akses Ke SMP Sederajat
Ketersediaan dan Akses Ke SMA Sederajat
Kondisi Infrastruktur Akses Ke Bahan Bakar untuk Memasak
Fasilitas Buang Air Besar
Akses Ke Pengiriman Pos Atau Barang
Transportasi Waktu Tempuh Per Kilometer Transportasi Ke Kantor Camat
Waktu Tempuh Per Kilometer Transportasi Ke Kantor Bupati/Walikota
Biaya Per Kilometer Transportasi Ke Kantor Camat
Pelayanan Umum Penanganan Gizi Buruk
Ketersediaan Fasilitas Olahraga
Keberadaan Kelompok kegiatan Olah Raga
Penyelenggaraan Kualitas SDM Sekretaris Desa
Pemerintah Desa Otonomi Desa
Kelengkapan Pemerintahan Desa
Catatan : IPD terdiri dari 42 indikator

3. Potensi Desa/Kelurahan
Pendataan Podes 2018 mengumpulkan beragam informasi, yang meliputi: keterangan umum
desa/kelurahan; ketenagakerjaan; perumahan dan lingkungan hidup; bencana alam dan mitigasi
bencana alam; pendidikan dan kesehatan; sosial budaya; olahraga dan hiburan; angkutan,
komunikasi, dan informasi; ekonomi; keamanan; pembangunan dan pemberdayaan masyarakat
desa/kelurahan; serta keterangan aparatur pemerintah desa/kelurahan. Beragam informasi tersebut
menunjukkan potensi unggulan dan tantangan pembangunan desa/kelurahan.
a. Potensi Desa Wisata
Salah satu potensi unggulan desa/kelurahan adalah potensi wisata. Desa/kelurahan wisata
menurut pendataan Podes 2018 adalah sebuah kawasan perdesaan yang memiliki beberapa
karakteristik khusus untuk menjadi daerah tujuan wisata. Keberadaan desa wisata diatur/ditetapkan
dalam peraturan daerah (Perda) setempat. Pada umumnya, penduduk di kawasan desa wisata
memiliki tradisi dan budaya yang khas, serta alam dan lingkungan yang masih terjaga. Pendataan
Podes 2018 mencatat bahwa ada 1.734 desa/kelurahan wisata di seluruh Indonesia, 71
desa/kelurahan diantaranya berada di wilayah Sumatera Utara (Gambar 5).

4
Gambar 5
Jumlah Desa/Kelurahan Wisata Menurut Pulau, 2018

Sumut 71 desa

b. Tantangan Desa/Kelurahan
Selain potensi yang dapat dikembangkan, desa/kelurahan juga tidak luput dari beragam
permasalahan yang dapat menjadi kendala sekaligus tantangan desa/kelurahan. Beberapa tantangan
pembangunan desa/kelurahan yang dihadapi diantaranya bencana alam, pencemaran, dan gangguan
keamanan.
1) Bencana Alam
Jenis bencana alam yang didata pada Podes 2018 adalah tanah longsor, banjir, banjir bandang,
gempa bumi, tsunami, gelombang pasang laut, angin puyuh/puting beliung/topan, gunung meletus,
kebakaran hutan dan lahan, serta kekeringan (lahan). Pendataan Podes 2018 mencatat 1.061
desa/kelurahan terdampak gempa bumi, 942 desa/kelurahan terdampak banjir, dan 738
desa/kelurahan terdampak tanah longsor (Tabel 2).
Tabel 2
Jumlah Desa/Kelurahan yang Mengalami Bencana Alam, 2018
Jenis Bencana Alam Jumlah Desa/Kelurahan
(1) (2)
Gempa Bumi 1.061
Banjir 942
Tanah Longsor 738
Kekeringan 491
Angin puyuh/puting beliung/topan 418
Gunung meletus 237
Banjir bandang 160
Kebakaran hutan 122
Gelombang pasang laut 55

5
Desa yang terkena bencana alam dapat menimbulkan kerusakan tempat tinggal, fasilitas
umum, bahkan menimbulkan korban manusia. Kesiapsiagaan antisipasi bencana alam di wilayah
desa/kelurahan perlu dilakukan. Hal ini mengacu pada Sustainable Development Goals (SDGs) Tujuan
13 Target 3 yaitu meningkatkan pendidikan, penumbuhan kesadaran, serta kapasitas manusia dan
kelembagaan terkait mitigasi, adaptasi, pengurangan dampak dan peringatan dini perubahan iklim.
Pendataan Podes 2018 mencatat jenis mitigasi bencana alam yang terdapat di desa/kelurahan yaitu
sistem peringatan dini bencana alam, penyediaan jalur evakuasi baru, penyediaan perlengkapan
keselamatan, dan upaya penyediaan peringatan dini tsunami (Tabel 3).
Tabel 3
Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Upaya Mitigasi Bencana Alam, 2018
Jenis Upaya Jumlah Desa/Kelurahan
(1) (2)
Rambu-rambu dan Jalur Evakuasi 168
Sistem Peringatan Dini Bencana Alam 142
Perlengkapan Keselamatan 114
Sistem Peringatan Dini Tsunami 22

2) Pencemaran
Pencemaran yang tercakup dalam pendataan Podes 2018 adalah pencemaran air, udara, dan
tanah. Pencemaran ini dapat bersumber dari rumah tangga, pabrik/industri/usaha, dan lainnya. Hasil
pendataan menunjukkan bahwa masih banyak desa/kelurahan yang mengalami pencemaran
lingkungan hidup di wilayah desa/kelurahan dalam setahun terakhir. Pencemaran yang paling banyak
terjadi adalah pencemaran air, kemudian diikuti dengan pencemaran udara dan tanah (Tabel 4).
Tabel 4
Jumlah Desa/Kelurahan yang Mengalami Pencemaran, 2018
Jenis Pencemaran Jumlah Desa/Kelurahan
(1) (2)
Pencemaran Air 1.205
Pencemaran Tanah 371
Pencemaran Udara 806

3) Keamanan
Keamanan lingkungan merupakan salah satu faktor utama kenyamanan suatu wilayah.
Lingkungan dapat menjadi tidak nyaman karena adanya tindak kejahatan. Jenis tindak kejahatan yang
didata dalam Podes 2018 adalah pencurian, pencurian dengan kekerasan, penipuan/penggelapan,
penganiyaan, pembakaran, perkosaan/kejahatan terhadap kesusilaan, penyalahgunaan/peredaran
narkoba, perjudian, pembunuhan, perdagangan orang (trafficking), serta perkelahian massal selama
setahun terakhir. Kejadian penyalahgunaan/peredaran narkoba dan perkelahian massal merupakan
salah satu gangguan keamanan desa/kelurahan (Tabel 5).
Tabel 5
Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Jenis Gangguan Keamanan, 2018
Jenis Gangguan Keamanan Persentase Desa/Kelurahan
(1) (2)
Penyalahgunaan/pengedaran narkoba 29,27
Perkelahian massal 2,87

6
Lampiran 1 Jumlah Kecamatan, Desa/Kelurahan, UPT/SPT Menurut Kabupaten/Kota, 2018

Kabupaten/Kota Kecamatan Desa/Kelurahan/UPT/SPT


(1) (2) (3)
Nias 10 170
Mandailing Natal 23 407
Tapanuli Selatan 14 248
Tapanuli Tengah 20 215
Tapanuli Utara 15 252
Toba Samosir 16 244
Labuhanbatu 9 98
Asahan 25 204
Simalungun 32 413
Dairi 15 169
Karo 17 269
Deli Serdang 22 394
Langkat 23 277
Nias Selatan 35 461
Humbang Hasundutan 10 154
Pakpak Bharat 8 52
Samosir 9 134
Serdang Bedagai 17 243
Batu Bara 12 151
Padang Lawas Utara 12 388
Padang Lawas 12 304
Labuhanbatu Selatan 5 73
Labuhanbatu Utara 8 90
Nias Utara 11 113
Nias Barat 8 105
Kota Sibolga 4 17
Kota Tanjungbalai 6 31
Kota Pematangsiantar 8 53
Kota Tebing Tinggi 5 35
Kota Medan 21 151
Kota Binjai 5 37
Kota Padangsidimpuan 6 79
Kota Gunungsitoli 6 101
SUMATERA UTARA 449 6 132

7
Lampiran 2 Jumlah Wilayah Administrasi Pemerintahan Setingkat Desa Menurut
Kabupaten/Kota, 2018

Kabupaten/Kota Desa Kelurahan UPT/SPT Jumlah


(1) (2) (3) (4) (5)
Nias 170 - - 170
Mandailing Natal 377 27 3 407
Tapanuli Selatan 212 36 - 248
Tapanuli Tengah 159 56 - 215
Tapanuli Utara 241 11 - 252
Toba Samosir 231 13 - 244
Labuhanbatu 75 23 - 98
Asahan 177 27 - 204
Simalungun 386 27 - 413
Dairi 161 8 - 169
Karo 259 10 - 269
Deli Serdang 380 14 - 394
Langkat 240 37 - 277
Nias Selatan 459 2 - 461
Humbang Hasundutan 153 1 - 154
Pakpak Bharat 52 - - 52
Samosir 128 6 - 134
Serdang Bedagai 237 6 - 243
Batu Bara 141 10 - 151
Padang Lawas Utara 386 2 - 388
Padang Lawas 303 1 - 304
Labuhanbatu Selatan 71 2 - 73
Labuhanbatu Utara 82 8 - 90
Nias Utara 112 1 - 113
Nias Barat 105 - - 105
Kota Sibolga - 17 - 17
Kota Tanjungbalai - 31 - 31
Kota Pematangsiantar - 53 - 53
Kota Tebing Tinggi - 35 - 35
Kota Medan - 151 - 151
Kota Binjai - 37 - 37
Kota Padangsidimpuan 42 37 - 79
Kota Gunungsitoli 98 3 - 101
SUMATERA UTARA 5 437 692 3 6 132

8
Lampiran 3 Perkembangan IPD Menurut Provinsi dan Dimensi Penyusun IPD, 2014 – 2018

9
Lampiran 4 Daftar Dimensi, Variabel, dan Indikator Penyusun Indeks Pembangunan Desa

10
.Diterbitkan oleh:
.

Badan Pusat Statistik Konten Berita Resmi Statistik


Provinsi Sumatera Utara dilindungi oleh Undang-Undang, hak
Jl. Asrama No.179 Medan cipta melekat pada Badan Pusat
Telepon: 061-8452343 Statistik. Dilarang mengumumkan,
mendistribusikan, mengomuni-
Mukhamad Mukhanif
kasikan, dan/atau Menggandakan
Kepala Bidang Statistik Sosial
sebagian atau seluruh isi untuk
E-mail: bps1200@bps.go.id
tujuan komersial tanpa izin tertulis
Website : http://sumut.bps.go.id
dari Badan Pusat Statistik.

11

Anda mungkin juga menyukai