OLEH :
KELOMPOK 1
1. SITTI HAJAR (P00312018041)
2. HUSMAIMIN (P00312018014)
3. IRMA HASYIM (P00312018016)
4. PIPO INDRAWATI KADIR (P00312018032)
5. LISA AULIYA ANJANI NARI (P00312018021)
6. ATIKAH PURNAMADHANI (P00312018006)
HALAMAN JUDUL......................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................. 1
B. Tujuan.............................................................................. 2
C. Manfaat ........................................................................ 3
BAB II TINJAUAN TEORI.............................................................. 4
A. Masa Nifas ...................................................................... 4
1. Pengertian..................................................................... 4
2. Tahapan Masa Nifas...................................................... 4
3. Tujuan Asuhan Masa Nifas............................................ 4
4. Perubahan Fisiologis pada Masa Nifas.......................... 5
B. Sectio Caesarea................................................................. 8
1. Pengertian...................................................................... 8
2. Indikasi........................................................................... 9
3. Komplikasi..................................................................... 10
4. Penatalaksanaan........................................................... 10
BAB III TINJAUAN KASUS............................................................. 12
BAB IV PENUTUP........................................................................... 22
A. Kesimpulan...................................................................... 22
B. Saran............................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelahiran sang buah hati tentunya menjadi waktu yang ditunggu-
tunggu oleh setiap ibu hamil, namun tidak semua kehamilan berakhir
dengan persalinan normal. Hal tersebut harus melihat kondisi ibu
maupun janin benar-benar mampu untuk bersalin normal, apabila
terindikasi ataupun terancam jiwa baik ibu maupun bayi maka
persalinan dengan tindakanpun harus dilakukan demi menyelamatkan
keduanya.
Peningkatan angka sectio caesarea terus terjadi di Indonesia.
Meskipun dictum “Once a Caesarean always a Caesarean” di
Indonesia tidak dianut, tetapi sejak dua dekade terakhir ini telah terjadi
perubahan tren sectio caesareadi Indonesia. Dalam 20 tahun terakhir
ini terjadi kenaikan proporsi sectio caesarea dari 5% menjadi 20%.
Menurut Depkes RI (2010) secara umum jumlah persalinan sectio
caesarea di rumah sakit pemerintah adalah sekitar 20 – 25% dari total
persalinan, sedangkan di rumah sakit swasta jumlahnya sangat tinggi,
yaitu sekitar 30 – 80% dari total persalinan. Peningkatan ini
disebabkan oleh teknik dan fasilitas operasi bertambah baik, operasi
berlangsung lebih asepsis, teknik anestesi bertambah baik,
kenyamanan pasca operasi dan lama perawatan yang menjadi lebih
singkat. Di samping itu morbiditas dan mortalitas maternal dan
perinatal dapat diturunkan secara bermakna (Dewi, 2007).
Menurut Andon dari beberapa penelitian terlihat bahwa
sebenarnya angka kesakitan dan kematian ibu pada tindakan operasi
sectio caesarea lebih tinggi dibandingkan dengan persalinan
pervaginam. Angka kematian langsung pada operasi sesar adalah 5,8
per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan angka kesakitan sekitar 27,3
persen dibandingkan dengan persalinan normal hanya sekitar 9 per
1
2
A. Masa Nifas
1. Pengertian
Periode masa nifas (puerperium) adalah periode waktu
selama 6-8 minggu setelah persalinan. Proses ini dimulai setelah
selesainya persalinan dan berakhir setelah alat-alat reproduksi
kembali seperti keadaan sebelum hamil/tidak hamil sebagai akibat
dari adanya perubahan fisiologi dan psikologi karena proses
persalinan (Saleha, 2009).
2. Tahap Masa Nifas
Tahapan yang terjadi pada masa nifas adalah sebagai berikut :
a. Periode immediate postpartum
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24
jam. Pada masa ini sering terdapat banyak masalah, misalnya
pendarahan karena atonia uteri. Oleh karena itu, bidan
dengan teratur harus melakukan pemeriksaan kontraksi
uterus, pengeluaran lokia, tekanan darah, dan suhu.
b. Periode early postpartum (24 jam-1 minggu)
Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam
keadaan normal, tidak ada perdarahan, lokia tidak berbau
busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan
cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik.
c. Periode late postpartum (1 minggu- 5 minggu)
Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan
pemeriksaan sehari-hari serta konseling KB (Saleha, 2009).
3. Tujuan asuhan masa nifas
Asuhan yang diberikan kepada ibu nifas bertujuan untuk
meningkatkan kesejahtaraan fisik dan pisikologis bagi ibu dan
bayi, pencegahan diagnosa dini dan pengobatan komplikasi pada
4
5
2) Lochea
Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari kavum
uteri dan vagina selama masa nifas. Jenis – Jenis Lochea
menurut Suherni (2009), yaitu :
a. Lochea rubra (Cruenta) : ini berisi darah segar sisa sisa
selaput ketuban, sel – sel desidua, vernix caseosa,
lanugo dan meconium, selama 2 hari pasca persalinan.
b. Lochea sanguinolenta : warnanya merah kuning berisi
darah dan lender. Ini terjadi pada hari ke – 3 – 7 pasca
persalinan.
c. Lochea serosa : berwarna kuning dan cairan ini tidak
berdarah lagi pada hari ke – 7 – 14 pasca persalinan.
d. Lochea alba : cairan putih yang terjadinya pada hari
setelah 2 minggu pasca persalinan.
e. Lochea parulenta : ini karena terjadi infeksi, keluar cairan
seperti nanah berbau busuk.
f. Lochiotosis : lochea tidak lancar keluarnya.
3) Endometrium
Perubahan pada endometrium adalah trombosis,
degenerasi, dan nekrosis ditempat implantasi plasenta.
Pada hari pertama tebal endometrium 2,5 mm, mempunyai
permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua, dan
selaput janin. Setelah tiga hari mulai rata, sehingga tidak
ada pembentukan jaringan parut pada bekas implantasi
plasenta (Saleha, 2009).
4) Serviks
Perubahan yang terjadi pada servik ialah bentuk
servik agak mengangah seperti corong, segera setelah bayi
lahir. Bentuk ini disebabkan oleh corpus uteri yang dapat
mengadakan kontraksi, sedangkan servik tidak berkontraksi
7
1) Letak Lintang
2) Presentasi Bokong (Decherney,2007)
3) Presentasi Ganda atau Majemuk (Prawirohardjo, 2009)
4) Gawat Janin (Prawirohardjo, 2009).
5) Ukuran Janin
c. Indikasi Ibu dan Janin
1) Gemelli atau Bayi Kembar
2) Riwayat Sectio Caesarea
3) Preeklampsia dan Eklampsia (Decherney,2007).
d. Indikasi Sosial
3. Komplikasi
Kemungkinan komplikasi dilakukannya pembedahan SC menurut
Wiknjosastro (2002)
a. Infeksi puerperal
Komplikasi yang bersifat ringan seperti kenaikan suhu tubuh selama
beberapa hari dalam masa nifas yang bersifat berat seperti peritonitis,
sepsis.
b. Perdarahan
Perdarahan banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang
arteria uterine ikut terbuka atau karena atonia uteri.
c. Komplikasi lain seperti luka kandung kemih, kurang kuatnya jaringan
parut pada dinding uterus sehingga bisa terjadi ruptur uteri pada
kehamilan berikutnya
4. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien Post SC diantaranya:
a. Penatalaksanaan secara medis
1) Analgesik diberikan setiap 3 – 4 jam atau bila diperlukan seperti
Asam Mefenamat, Ketorolak, Tramadol.
2) Pemberian tranfusi darah bila terjadi perdarahan partum yang
hebat.
11
B. Data Biologis/Fisiologis
07-03-2019 pukul 11.50 WIB dengan keluhan nyeri bekas jahitan operasi
1. Riwayat obstetric
a. Menache : 14 tahun
12
13
b. Siklus : 28 tahun
c. Lamanya : 5 hari
- HPHT : 03-07-2018
- TP : 10-03-2019
- Pemeriksaan kehamilan : 4x
- Imunisasi TT : 2x
d. Jenis persalinan SC
- PBL : 49 cm
- A/S : 8/9
2. Riwayat ginekologi
3. Riwayat kontrasepsi
a. Pola Nutrisi
b. Eliminasi
2) BAK
c) Warna : Kuning
c. Personal Hygiene
f. Pemberian ASI
bagi bayi
payudara
masa nifas
h. Data sosial
A. Data Objektif
b. Kesadaran composmentis
16
c. Berat badan : 65 kg
e. LILA : 25 cm
f. Tanda-tanda vital :
- Suhu : 36,8oC
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Rambut panjang, hitam dan lurus, tidak ada ketombe, tidak ada
benjolan.
b. Wajah
c. Mata
d. Hidung
Lubang hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada polip, tidak ada
Bibir tampak lembab, tidak ada sariawan, tidak ada gigi tanggal,
f. Telinga
g. Leher
h. Payudara
ada benjolan.
i. Abdomen
j. Genetalia
rubra.
k. Anus
l. Ekstremitas
m. Data penunjang
D. PENATALAKSANAAN
darah pervaginam
Subjektif (S)
Seorang perempuan umur 32 tahun melahirkan anak kedua pada
tanggal 07-03-2019 jam 11.50 WIB dengan keluhan nyeri bekas jahitan
Objektif (O)
Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, tanda-tanda vital :
tekanan darah : 120/80 mmHg, nadi : 82 x/menit, pernapasan : 20 x/menit,
suhu : 36,8 oC, pada pemeriksaan fisik abdomen luka operasi masih
tertutup perban dalam keadaan bersih, TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi
uterus baik teraba keras dan bundar, pengeluaran lochea rubra.
21
ASSESMENT (A)
P2AO, post partum hari pertama dengan masalah nyeri pada luka bekas
operasi.
PLANNING (P)
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
2. Mengobservasi tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 120/80 mmHG
Nadi : 82 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36,8oC
3. Mengobservasi tinggi fundus uteri dan kontraksi uterus.
4. Melakukan perawatan bekas luka operasi
5. Memberikan health education (HE) pada ibu tentang :
a. Istrahat yang cukup
b. Makanan bergizi seimbang
- Karbohidrat : nasi, jagung, sagu, dan singkong
- Protein : ikan, tahu, tempe, daging ayam, daging sapi
- Lemak : susu, keju, mentega, telur
- Vitamin : sayuran hijau (bayam, sawi, kangkung) dan
buah-buahan.
- Mineral : air putih, jus.
c. Personal hygiene
d. ASI ekslusif
e. Menyusui bayi setiap 2-3 jam
f. Tanda-tanda dan bahaya masa nifas
g. Menganjurkan ibu untuk kembali mengontrol bekas luka operasi
6. Menganjurkan ibu untuk ber-KB setelah 40 hari masa nifas.
7. Memberitahu ibu untuk teratur minum obat-obatan yang diberikan oleh
dokter sesuai resep.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Bagi Institusi
3. Bagi Mahasiswa
pada ibu post sectio caesarea atas indikasi riwayat sectio caesarea
4. Bagi Pasien
Depkes RI. 2010. Survei Kesehatan Rumah Tangga Tahun 2010. Jak
Edsa Mahkota