Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Bidan sebagai seorang pemberi layanan kesehatan (health
provider) harus dapat melaksanakan pelayanan kebidanan dengan
melaksanakan manajemen yang baik. Dalam hal ini bidan berperan
sebagai seorang manajer, yaitu mengelola atau memanage segala
sesuatu tentang kliennya sehingga tercapai tujuan yang di harapkan.
Dalam mempelajari manajemen kebidanan di perlukan pemahaman
mengenai dasar – dasar manajemen sehingga konsep dasar manajemen
merupakan bagian penting sebelum kita mempelajari lebih lanjut tentang
manajemen kebidanan.
Akar atau dasar manajemen kebidanan, adalah ilmu manajemen
secara umum. Dengan mempelajari teori manajemen, maka diharapkan
bidan dapat menjadi manajer ketika mendapat kedudukan sebagai
seorang pimpinan, dan sebaliknya dapat melakukan pekerjaan yang baik
pula ketika bawahan dalam suatu system organisasi kebidanan. Demikian
pula dalam hal memberikan pelayanan kesehatan pada kliennya, seorang
bidan haruslah menjadi manager yang baik dalam rangka pemecahan
,masalah dari klien tersebut.
Dokumentasi asuhan kebidanan pada ibu hamil merupakan bentuk
catatan dari hasil asuhan kebidanan yang dilaksanakan pada ibu hamil,
yakni mulai dari trimester I sampai dengan trimester III yang meliputi
pengkajian, pembuatan diagnosis kebidanan, pengidentifikasian masalah
terhadap tindakan segera dan melakukan kolaborasi dengan dokter atau
tenaga kesehatan lain serta menyusun asuhan kebidanan dengan tepat
dan rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah
sebelumnya. Lingkup masalah ini adalah masalah kehamilan dimulai dari
konsepsi sampai lahirnya janin dengan waktu kurang lebih dari 280 hari
(kurang lebih 40 minggu) atau 9 bulan 7 hari yang terbagi atas tiga
1
trismester, yakni trismster I (mulai awal kehamilan), trismester II ( antara
kehamilan 14 minggu sampai dengan 28 minggu), dan trismester III
(anatara kehamilan 38 minggu sampai kehamilan 36 minggu atau
sesudah 36 minggu).

2. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian manajemen kebidanan ?
b. Apa saja prinsip manajemen kebidanan ?
c. Apa saja prinsip proses manajemen kebidanan menurut
varney
d. Apa saja langkah-langkah manajemen kebidanan ?

3. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian manajemen kebidanan
b. Untuk mengetahui prinsip manajemen kebidanan
c. Untuk mengetahui untuk mengetahui prinsip proses
manajemen kebidanan menurut varney
d. Untuk mengetahui langkah-langkah manajemen kebidanan

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Manajemen Kebidanan


Manajemen kebidanan adalah suatu metode proses berfikir
logis sistematis dalam memberi asuhan kebidanan, agar
menguntungkan kedua belah pihak baik klien maupun pemberi
asuhan. Oleh karena itu, manajemen kebidanan merupakan alur fikir
bagi seorang bidan dalam memberikan arah/kerangka dalam
menangani kasus yang menjadi tanggung jawabnya.
Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah
yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan
tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan-temuan, keterampilan suatu
keputusan yang berfokus pada klien.
Pengertian manajemen kebidanan menurut beberapa sumber :
a. Menurut buku 50 tahun IBI, 2007
Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh
bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara
sistematis mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosis
kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
b. Menurut Depkes RI, 2005
Manajemen kebidanan adalah metode dan pendekatan
pemecahan masalah ibu dan anak yang khusus dilakukan oleh
bidan dalam memberikan asuhan kebidanan kepada individu,
keluarga dan masyarakat.
c. Menurut Helen Varney (1997)
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan
tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan,
keterampilan dalam rangkaian tahapan yang logis untuk
pengambilan suatu keputusan berfokus pada klien.
3
Dalam melaksanakan tugasnya pada pelayanan kebidanan,
seorang bidan melakukan pendekatan dengan metode pemecahan
masalah yang dikenal dengan manajemen kebidanan. Manajemen
kebidanan untuk mengaplikasikan pendekatan itu, adalah :
 Identifikasi dan analisis masalah yang mencakup pengumpulan
data subjektif dan objektif dan analisis dari data yang
dikumpul/dicatat.
 Perumusan (diagnosis) masalah utama, masalah yang mungkin
akan timbul (potensial) serta penentuan perlunya konsultasi,
kolaborasi, dan rujuakan.
 Penyusunan rencana tindakan berdasarkan hasil perumusan.
 Pelaksanaan tindakan kebidanan sesuai dengan
kewenangannya.
 Evaluasi hasil tindakan. Hasil evaluasi ini digunakan untuk
menentukan tingkat keberhasilan tindakan kebidanan yang
telah dilakukan dan sebagai bahan tindak lanjut.
Semua tahapan dari manajemen kebidanan ini didokumentasi
sebagai bahan tanggung jawab dan tanggung gugat dan juga untuk
keperluan lain seperti referensi serta penelitian.
2. Prinsip Manajemen Kebidanan
Proses manajemen kebidanan sebenarnya sudah dilakukan
sejak orang mulai menolong kelahiran bayi. Pada zaman dahulu kala
perempuan-perempuan yang sudah berpengalaman melahirkan
dipercaya untuk memberikan pelayanan kepada ibu-ibu hamil dan
melahirkan. Mereka diharapkan mampu memberikan pertolongan
kepada ibuyang hamil dan melahirkan. Tentu pertolongan yang
diberikan pada masa tersebut hanya berdasarkan pengalaman mereka
sendiri, namun walau tanpa referensi mereka mampu juga
memberikan pelayanan untuk menyelamatkan ibu dan bayi.
Pada era millennium yang terus menghadapkan kita pada
situasi yang mangandalkan ilmu pengetahuan membuat kita, bidan
4
maupun penerima jasa pelayanan bidan semakin kritis terhadap mutu
pelayanan kebidanan. Dengan demikian pelayanan yang diberikan
sudah selayaknya berdasarkan teori yang dapat
dipertanggungjawabkan dan praktik yang dilakukan berdasarkan
Evidence Based Medicine ( Bukti Ilmiah yang Rasional ).
Varney (1997) menjelaskan bahwa prinsip manajemen adalah
pemecahan masalah. Dalam text book masalah kebidanan yang
ditulisnya pada tahun 1981 proses manajemen kebidanan diselesaikan
melalui 5 langkah.
Setelah menggunakannya, Varney (1997) melihat ada beberapa
hal yang penting disempurnakan. Misalnya seorang bidan dalam
manajemen yang dilakukannya perlu lebih kritis untuk mengantisipasi
masalah atau diaognosa potensial. Dengan kemampuan yang lebih
dalam melakukan analisa kebidanan akan menemukan diagnose atau
masalah potensial ini. Kadangkala bidan juga harus segera bertindak
untuk menyelesaikan maslah tertentu dan mungkin juga harus
melakukan kolaborasi, konsultasi bahkan mungkinjuga harus merujuk
kliennya. Varney kemudian menyempurnakan proses manajemen
kebidanan menjadi 7 langkah. Ia menambahkan langkah ke III agar
bidan lebih kritikal mengantisipasi masalah yang kemungkinan dapat
terjadi pada kliennya.
Varney juga menambahkan langkah ke IV di mana bidang
diharapkan dapat menggunakan kemanpuannya untuk melakukan
deteksi dini dalam proses majemen sehingga bila klien membutuhkan
tindakan segera atau kolaborasi,konsultasi bahkan dirujuk segera
dapat dilaksanakan.Proses manajemen kebidanan ini diyulis oleh
Varney berdasarkan proses manajemen kebidanan yang American
College of Midwife pada dasar pemikiran yang sama dengan proses
manajemen menurut Varney.

5
3. Prinsip Proses Manajemen Kebidanan Menurut Varney
Proses manajemen kebidanan sesuai dengan standar yang
dikeluarkan oleh American College Nurse Midwife (ACNM) terdiri dari :
 Secara sistematis mengumpulkan data dan memperbaharui data
yang lengkap dan relevan dengan melakukan pengajian yang
komprehensif terhadap kesehatan setiap klien,termasuk
mengupulkan riwayat kesehatan dan pemeriksa fisik.
 Mengidentifikasi masalah dan membuat diagnosa berdasarkan
interprestasi data dasar.
 Mengindentifikasi kebutuhan terhadap asuhan kesehatan dalam
menyelesaikan masalah dan merumuskan tujuan asuhan
kesehatan bersama klen.
 Memberi informasi dan support sehingga klien dapat membuat
keputusan dan bertanggungjawab terhadap kesehatannya.
 Membuat rencana asuhan yang komprehensif bersama klien.
 Secara pribadi bertanggungjawab terthadap implementasi rencana
individual.
 Melakukan konsultasi,perencanaan dan melaksanakan manajemen
dengan berkolaborasi dan merujuk klien untuk mendapatkan
asuhan selanjutnya.
 Merencanakan manajemen terhadap komplikasi tertentu,dalam
situasi darurat dan bila ada penyimpangan dari keadaan normal.
 Melakukan evaluasi bersama klien terhadap pencapaian asuhan
kesehatan dan merevisi rencana asuhan sesuai dengan kebutuhan.

4. Langkah-Langkah Manajemen Kebidanan


a. Langkah 1 : Tahap Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah pertama dikumpulkan semua informasi yang
akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi klien. Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara :

6
 Dilakukan untuk mendapatkan biodata, riwayat menstruasi,
riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan, dan
nifas, bio-psiko-sosial-spiritual, serta pengetahuan klien.
 Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan
pemeriksaan tanda-tanda vital, meliputi :
1) Pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auscultasi, dan
perkusi )
2) Pemeriksaan penunjang ( laboratorium, radiologi/USG,
dan cacatan terbaru serta catatan sebelumnya ).
Tahap ini merupakan langkah awal yang akan menentukan
langkah berikutnya, sehingga kelengkapan data sesuai dengan
kasus yang dihadapi yang akan menentukan proses interpretasi
yang benar atau tidak dalam tahap selanjutnya. Sehingga
dalam pendekatan ini harus komprehensif meliputi data
subjektif, objektif dan hasil pemeriksaan sehingga dapat
menggambarkan kondisi pasien yang sebenarnya dan valid.
Kaji ulang data yang sudah dikumpulkan apakah sudah tepat,
lengkap dan akurat.

b. Langkah 2 : Interpretasi Data Dasar


Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis
atau masalah berdasarkan interpretasi atas data-data yang
telah dikumpulkan.
Data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga
dapat merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik.
Rumusan diagnosis dan masalah keduanya digunakan karena
masalah tidak dapat didefinisikan seperti diagnosis tetapi tetap
membutuhkan penanganan. Masalah sering berkaitan dengan
hal-hal yang sedang dialami wanita yang diidentifikasi oleh
bidan sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah juga sering
menyertai diagnosis.
7
Diagnosis kebidanan adalah diagnose yang ditegakkan
bidan dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar
nomenklatur diagnose kebidanan.
Standar nomenklatur diagnosis kebidanan :
1. Diakui dan telah disahkan oleh profesi.
2. Berhubungan langsung dengan praktek kebidanan.
3. Memiliki cirri khas kebidanan.
4. Didukung oleh clinical judgement dalam praktek kebidanan.
5. Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen
kebidanan.

c. Langkah 3 : Mengidentifikasi Diagnosis atau Masalah


Potensial dan Mengantisipasi Penanganannya.
Pada langkah ini bidan mengidantifikasi masalah potensial
atau diagnosis potensial berdasarkan diagnosis atau masalah
yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi,
bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan
dapat waspada dan bersiap-siap mencegah diagnosis atau
masalah potensial ini menjadi benar-benar terjadi. Langkah ini
penting sekali dalam melakukan asuhan yang aman.
Pada langkah ketiga ini bidan dituntut untuk mampu
mengantisipasi masalah potensial, tidak hanya merumuskan
masalah potensial yang akan terjadi tetapi juga merumuskan
tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosis potensial tidak
terjadi. Sehingga langkah ini benar merupakan langkah yang
bersifat antisipasi yang rasional atau logis.
Kaji ulang apakah diagnosis atau masalah potensial yang
diidentifikasi sudah tepat.

8
d. Langkah 4 : Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan
Segera untuk Melakukan Konsultasi, Kolaborasi dengan
Tenaga Kesehatan Lain Berdasarkan Kondisi Klien.
Mengindentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau
dokter dan atau tenaga konsultasikan atau ditangani bersama
dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi
klien.
Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari
proses manajemen kebidanan. Jadi manajemen bukan hanya
selama asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja
tetapi juga selama wanita tersebut bersama bidan terus
menerus, misalnya pada waktu wanita tersebut dalam
persalinan.
Data baru mungkin saja dikumpulkan dan dievaluasi.
Beberapa data mungkin mengidentifikasi situasi yang gawat
dimana bidan harus bertindak segera untuk kepentingan
keselamatan jiwa ibu atau anak.
Data baru mungkin saja dikumpilkan dapat menunjukkan
satu situasi yang memerlukan tindakan segera sementara yang
lain harus menunggu intervensi dari seorang dokter. Situasi
lainnya tidak merupakan kegawatan tetapi memerlukan
konsultasi atau kolaborasi dengan dokter.
Demikian juga bila ditemukan tanda-tanda awal dari
preeclampsia, kelainan panggul, adanya penyakit jantung,
diabetes, atau masalah medic yang serius, bidan memerlukan
konsultasi atau kolaborasi dengan dokter.
Dalam kondisi tertentu seorang wanita mungkin juga akan
memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter atau tim
kesehatan lain seperti pekerja sosial, ahli gizi atau seorang ahli
perawatan klinis bayi baru lahir. Dalam hal ini bidan harus
mampu mengevaluasi kondisi setiap klien untuk menentukan
9
kepada siapa konsultasi dan kolaborasi yang paling tepat
dalam manajemen asuhan kebidanan. Kaji ulang apakah
tindakan segera ini benar-benar dibutuhkan.

e. Langkah 5 : Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh.


Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh
ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini
merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau
diagnose yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada
langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa
yang sudah terindentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap
masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman
antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang
diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan
penyuluhan, konseling dan apakah perlu merujuk klien bila ada
masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial ekonomi-
kultural atau masalah psikologis. Dengan kata lain, asuhan
terhadap wanita tersebut sudah mencakup setiap hal yang
berkaitan dengan setiap aspek asuhan kesehatan. Setiap
rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua pihak, yaitu oleh
bidan dank lien agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena
klien juga akan melaksanakan rencana asuhan bersama klien
kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum
melaksanakannya.
Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan
menyeluruh ini harus rasional dan benar-benar valid
berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date serta
sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan dilakukan klien.

10
f. Langkah 6 : Pelaksanaan Langsung Asuhan dengan Efisien
dan Aman (Implementasi)
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh
seperti yang telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan
secara efisien dan aman. Perencanaan ini bias dilakukan
seluruh oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota
tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukannya
sendiri, ia tetap memikul tanggungjawab untuk mengarahkan
pelaksanaannya, misalnya memastikan langkah-langkah
tersebut benar-benar terlaksana.
Dalam situasi di mana bidan berkolaborasi dengan dokter
untuk menangani klien yang mengalami komplikasi, maka
keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan bagi klien adalah
tetap bertanggungjawab terhadap terlaksananya rencana
asuhan bersama yang menyeluruh tersebut. Manajemen yang
efisien akan menyangkut waktu dan biaya serta meningkatkan
mutu dan asuhan klien.
Kaji ulang apakah semua rencana asuha telah dilaksanakan.

g. Langkah 7 : Mengevaluasi
Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi kefektifan dari
asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan
akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai
kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi dalam diagnose
dan masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika
memang benar efektif dalam pelaksanaannya.
Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut efektif
sedangkan sebagian belum efektif. Mengingat bahwa proses
manajemen asuhan ini merupakan suatu kegiatan yang
berkesinambungan maka perlu mengulang kembali dari awal
setiap asuhan yang tidak efektif melalui manajemen tidak efektif
11
serta melakukan penyusaian terhadap rencana asuhan
tersebut.
Langkah-langkah proses manajemen umumnya merupakan
pengkajian yang memperjelas proses pemikiran yang
mempengaruhi tindakan serta berorientasi pada proses klinis,
karena proses manajemen tersebut berlangsung di dalam
situasi klinik dan dua langkah terakhir tergantung pada klien
dan situasi klinik, maka tidak mungkin proses manajemen ini
dievaluasi dalam tulisan.

12
CONTOH ASKEB :

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE FISIOLOGIS


PADA NY “M” GIII PII A0 UMUR KEHAMILAN 34 MINGGU 2 HARI
DI RUANG POLI KIA PUSKESMAS POASIA
TANGGAL 20 MEI 2019

No.register : 99 08 90
Tanggal masuk : 20 Mei 2019
Tanggal pengkajian : 20 Mei 2019
Nama pengkaji : Atikah

I. IDENTIFIKASI DATA DASAR


A. IDENTITAS ISTRI/SUAMI
Nama : Ny “F” / Tn “M”
Umur : 27 tahun / 28 tahun
Pendidikan : S1 / SMA
Pekerjaan : PNS / Wiraswasta
Agama : Islam / Islam
Suku : Bugis / Bugis
Alamat : jl. Kelapa, Anduonohu
Lamah menikah : ± 7 tahun

B. DATA BIOLOGIS
1. Alasan kunjungan : Memeriksakan kehamilan
2. Keluhan utama : Tidak ada keluhan
3. Riwayat obstetri
a. Riwayat kehamilan sekarang : ibu mengatakan hamil ketiga
kalinya, pernah melahirkan, dan tidak pernah keguguran
1. HPHT : 22-09-2018
2. TP : 29-05-2019
13
3. Gerakan janin : ibu mengatakan pergerakan janin
sudah dirasakan sejak umur kehamilan 5 bulan sampai
sekarang dan sering bergerak disisi kanan perut ibu.
4. Keluhan saat hamil muda : Tidak ada keluhan
5. Pemeriksaan kehamilan yang lalu : Ibu mengatakan sudah
pernah diperiksa kehamilannya.
6. Imunisasi TT : Ibu mengatakan sudah perna disuntik TT
sebanyak 2 kali.
7. Obat yang dikonsumsi : ibu mengatakan hanya
mengomsumsi obat yang diberikan oleh bidan.
a. Riwayat Haid
Menarche : 14 tahun
Siklus : teratur setiap bulan
Lamanya : 6-7 hari
Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut / hari
Keluhan : tidak ada keluhan
b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Hamil Tahun Usia Jenis Penolong Penyakit Bayi Nifas Ket
ke partus kehamilan partus kehamilan
J BB P A Pen
persalinan
K B S yulit
dan nifas
I
yang lalu
1 2004 Aterm Normal Bidan Tidak ada ♂ 31 - Y Tida -
00 a k
gr ada
am
2 2016 Aterm Sponta Bidan Tidak ada ♂ 33 - Y Tida -
n 00 a k
gra ada
m
3 2019 Kehamilan sekarang
Ibu mengatakan tidak ada riwayat kehamilan kembar
14
4. Riwayat Ginekologi
a. Infertilitas : tidak ada
b. Tumor : tidak ada
c. Operasi : tidak ada
d. Penyakit lain : tidak ada
5. Riwayat KB
Ibu mengatakan pernah menggunakan KB suntik selama 3
bulan.
6. Riwayat penyakit yang lalu dan sekarang
Tidak ada riwayat penyakit asma, TBC, Hepatitis B, jantung,
hipertensi, diabetes mellitus, dan penyakit lainnya.
7. Pola Nutrisi
Sebelum hamil
 Frekuensi makan : 2-3 kali sehari
 Frekunsi minum : ± 7-8 gelas sehari
 Pantangan : tidak ada pantangan
Selama hamil
 Frekuensi makan : 4-5 kali sehari
 Frekunsi minum : ± 8 - 9 gelas sehari
 Pantangan : tidak ada pantangan
8. Pola eliminasi
Sebelum hamil
 Frekuensi BAK : 4-5 kali/hari
 Warna : jernih kekuningan
 Bau : khas amoniak
 Masalah : tidak ada
 Frekuensi BAB : 1-2 kali sehari
 Konsistensi : lunak
 Masalah : tidak ada
Selama hamil

15
 Tidak ada perubahan selama hamil.
9. Pola istirahat/tidur
a. Malam : ± 8 jam ( 21.00-05.00 wita)
b. Siang : ± 2 jam ( 14.00-16.00 wita)
c. Masalah : tidak ada
10. Kebutuhan personal hygiene/kebersihan diri
- Sebelum hamil
a. Ibu mandi 2x sehari
b. Ibu menyikat gigi 3x sehari
c. Ibu keramas 2x hari sekali
d. Ibu memotong kuku setiap kali panjang
e. Pakaian diganti setiap kali kotor dan setiap habis mandi,dan
pakaian dalam diganti setiap kali setelah BAB dan BAK
- Perubahan selama hamil
Tidak ada perubahan selama hamil.

C. PENGETAHUAN IBU HAMIL


1. Ibu mengetahui pentingnya menjaga kebersihan diri dan
kebutuhannya saat hamil.
2. Ibu mengetahui pentingnya memeriksakan kehamilannya di
bidan/dokter.
3. Ibu dan suami mulai mempersiapkan biaya dan kebutuhan saat
persalinan nanti.

D. DATA PSIKOSOSIAL
1. Ibu merasa senang dengan kehamilannya.
2. Suami dan keluarga mendukung dan senang dengan kehamilan
ibu.
3. Ibu mengatakan dalam melakukan pekerjaan sehari-hari ibu
dibantu suami
4. Tidak ada masalah dalam keluarga.
16
E. PEMERIKSAAN FISIK
1. Kesadaran : Composmentis
2. Berat badan : 59 kg
3. Tinggi badan : 160 cm
4. LILA : 27 cm
5. Tanda-tanda vital
TD : 120/90 mmHg
N : 81 kali/ menit
S : 36,5 ˚C
P : 20 kali/ menit
6. Kepala
Rambut lurus hitam panjang dan tebal, tidak ada ketombe, tidak
rontok, dan tidak ada benjolan.
7. Wajah
Ekspresi wajah tenang, tidak ada closma, dan tidak ada
oedema.
8. Mata
Simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah muda, sklera tidak
ikterus, penglihatan normal.
9. Hidung
Simetris kiri dan kanan, tidak ada polip dan tidak ada secret.
10. Mulut
Bibir nampak lembap, tidak ada sariawan, gigi tidak tanggal dan
tidak ada caries.
11. Telinga
Simetris kiri dan kanan, telinga terbentuk dengan sempurna,
tidak ada pengeluaran secret dan pendengaran normal.
12. Leher

17
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran
vena jugularis
13. Payudara
Simetris kiri dan kanan, puting susu menonjol dan tidak ada
benjolan.
14. Abdomen
a. Inpeksi
 Pembesaran perut sesuai dengan umur kehamilan
 Tampak linea nigra dan strie albicans
 Tidak ada luka bekas luka operasi
b. Palpasi
1. Tonus otot perut : longgar/tidak tegnag
2. TFU : 2 jari dibawah prosessus xypoideus
(Px)
3. Leopold I : 2 jari dibawah prosessus xypoideus
(Px)
4. Leopold II : punggung kiri
5. Leopold III : presentasi kepala
6. Leopold IV : kepala belum masuk pintu atas
panggul.
c. Auskultasi
 DJJ : (+)
 Frekuensi : 144 x/menit Genitalia luar
 Irama : teratur
 Kekuatan : kuat
15. Genetalia luar
Tidak dilakukan pemeriksaan pada genetalia luar
16. Anus
Tidak dilakukan pemeriksaan anus.
17. Ekstremitas

18
 Ekstremitas atas
Simetris kiri dan kanan, warna kuku merah muda, bersih,
dan tidak ada oedema
 Ekstremitas atas
Simetris kiri dan kanan warna kuku merah muda, bersih,
tidak ada oedema dan varises.
F. DATA PENUNJANG
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang

LANGKAH II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA MASALAH AKTUAL


GIII PII A0, umur kehamilan 34 minggu 2 hari, intrauterin, janin tunggal,
janin hidup, presentase kepala, punggung kiri, kepala belum masuk PAP,
keadaan umum ibu dan janin baik.
1. GIII PII A0
Dasar
DS :
- ibu hamil yang ketiga kalinya
- ibu pernah melahirkan dua kali
- ibu tidak pernah keguguran.
DO :
- Tonus otot perut tidak tegang
- Terdapat striae albicans
- Terdapat linea nigra
Analisis dan interpertasi
 Tonus otot perut tidak tegang karena sudah pernah meregang
pada kehamilan yang lalu. ( Winkjosastro, 2005 )
 Striae albicans adalah garis-garis memanjang putih pada kulit
perut yang dihasilkan oleh anterior hipofisis striae. (
Winkjosastro, 2008 )

19
 Linea nigra adalah garis pertengahan pusat perut wanita yang
berubah menjadi hitam dan kecoklatan yang terdapat pada
multigravida. ( Sarwono, 2008 )

2. Umur kehamilan 34 minggu 2 hari


Dasar
DS : Ibu mengatakan HPHT tanggal 22-09-2018
DO :
 Tanggal kunjungan 20-05-2019
 TFU 2 jari bawah prosessus xypoideus (Px)
 Pembesaran perut sesuai umur kehamilan
 Umur kehamilan 34 minggu 2 hari

Perhitungan :
HPHT : 22-09-2018 30-22 = 8 hari 1 minggu 1 hari
10-2018 31 hari 4 minggu 3 hari
11-2018 30 hari 4 minggu 2 hari
12-2018 31 hari 4 minggu 3 hari
01-2019 30 hari 4 minggu 3 hari
02-2019 30 hari 4 minggu
03-2019 31 hari 4 minggu 3 hari
04-2019 30 hari 4 minggu 2 hari
20-05-2019 19 hari 2 minggu 6 hari
31 minggu + 23 hari

34 minggu 2 hari
Analisis dan interpretasi
Dari hasil HPHT tanggal 22-09-2018 sampai dengan tanggal
kunjungan
20-05-2019 maka masa gestasi 34 minggu 2 hari.

20
3. Kehamilan intra uterin
Dasar
DS :
 Ibu mengatakan janinnya bergerak kuat sejak umur
kehamilan 20 minggu dan sering bergerak disisi kanan
perut ibu.
 Ibu mengatakan selama hamil tidak mengalami perdarahan
dan nyeri tekan pada saat dilakukan pemeriksaan
abdomen.
DO :
 Pada saat palpasi abdomen tidak nyeri tekan
 Pembesaran perut sesuai dengan umur kehamilan pada
pemeriksaan leopold teraba dengan jelas bagian-bagian
dari janin
Analisis dan interpretasi
Tidak nyeri tekan dan pembesaran perut sesuai dengan
umur kehamilan menunjukan kehamilan intera uterin.
(Winkjosastro, 2008)

4. Janin tunggal
Dasar
DS : -
DO : - DJJ positif, hanya terdengar pada kuadran kiri bawah
perut ibu
- Pada pemeriksaan Leopold hanya teraba dua bagian
besar janin
Analisis dan interpertasi
Pada palpasi hanya teraba dua bagian besar janin pada
daerah yang berbeda dimana bagian kepala janin pada segmaen
bawah uterus dan bokong teraba bagian fundus yang
menandahkan janin tunggal. ( Winkjosastro, 2008 )
21
5. Janin hidup
Dasar
DS : Ibu mengatakan merasakan gerakan janin sejak umur
kehamilan 20
minggu
DO : DJJ positif (+) terdengar jelas, keras dan teratur disisi
kiri perut
ibu, dengan frekuensi 144 x/menit.
Analisis dan interpertasi
Adanya pergerakan janin dan pembesaran perut ibu sesuai
dengan umur kehamilan serta terdengar denyut jantung janin
menandahkan janin hidup. ( Winkjosastro, 2008)

6. Punggung Kiri
Dasar
DS : Ibu mengatakan pergerakan janinnya kuat terutama
pada area
abdomen sebelah kanan.
DO :
 Pada palpasi leopold II disisi kiri perut ibu teraba datar,
panjang, keras seperti papan sedangkan pada sisi kiri perut
ibu teraba bagian-bagian kecil dari janin
 Auskultasi : DJJ (+) 144 x/menit terdengar jelas pada sisi
kiri perut ibu.
Analisis dan interpertasi
Leopold II untuk menentukan letak pnggung janin yang
teraba panjang datar seperti papan,dan bagian yang terdengar DJJ
menandakan letak punggung janin.( Winkjosastro. 2008 )

7. Presentase kepala
Dasar
22
DS :-
DO : Pada pemeriksaan leopold III pada segmen bawah rahim
teraba bulat, keras dan melenting menandakan kepala janin.
Analisis dan interpertasi
Leopold III untuk menentukan bagian terendah dari janin
yaitu kepala. ditandai dengan teraba keras,bulat dan melenting
pada segmen bawah perut ibu. ( Winkjosastro. 2008)

8. Kepala belum masuk PAP


Dasar
DS :-
DO : Pada pemeriksaan lepold IV jari-ari kedua tangan masih
bertemu ( konvergen )
Analisis dan interpertasi
Pada pemeriksaan leopold IV untuk menentukan apakah
kepala sudah masuk pintu atas panggul atau belum,pada
pemeriksaan leopold IV jari-jari tanagan masih bertemu
menandakan bagian terendah janin belum masuk PAP. (
Winkjosasro. 2008 )

9. Keadaan umum ibu dan janin baik


Dasar
DS :
- Ibu merasakan pergerakan janin sejak umur kehamilan 20
minggu sampai sekrang
- Ibu mengatakan tidak pernah menderota penyakit menular
dan penyakit keturunan.
DO :
- Kesadaran ibu compomentis
- TTV dalam batas normal
TD : 120/90 mmHg
23
N : 81 x/menit
S : 36,50C
P : 20 x/menit.
- DJJ (+) 144 x/menit dan palpasi Leopold I, II, III, IV tidak
ditemukan
Analisis dan interpertasi
Keadaan janin baik ditandai dengan pergerakan janin dan
DJJ dalam batas normal (120-160 x/menit) keadaan umum ibu baik
apabila kesadaran composmentis serta tanda-tanda vital dalam
batas normal (Manuaba, Ida Bagus Gede, 1998).

LANGAH III IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL


Tidak ada data yang mendukung untuk terjadinya masalah
potensial.

LANGKAH IV. TINDAKAN SEGERA / KOLABORASI


Tidak ada data yang mendukung untuk perlunya dilakukan tindakan
segera/ kolabrasi.

LANGKAH V. RENCANA ASUHAN


A. Tujuan
1. Ibu dan janin dalam keadaan baik
2. Membantu ibu untuk berfikir positif tentang kehamilannya
3. Dapat mempersiapkan kebutuhan dalam persalinan
B. Kriteria keberhasilan
1. Keadaan ibu dan janin dalam batas normal :
a. Ibu
TD : 100/60 - 120/80 mmHg
N : 60-100 x/menit
S : 36,5 -37,5 ˚C
P : 20-24 x/menit
24
b. Bayi
Djj bayi dalam batas normal yaitu : 120-160 x/menit
2. Ibu tidak takut dalam menghadapi persalinannya.
3. Persiapan biaya, pakaian, pendamping dan lain-lain (P4K)
C. Rencana asuhan
1. Komunikasi Terapeutik
Rasional: Dengan terapi terapeutik dapat meningkatkan
hubungan untuk saling percaya antara petugas
dengan kline,untuk mengekspresikan dan
mengungkapkan masalah yang dirasakan sehingga
mengurangi beban psikologisnya dan dapat mencari
solusinya.
2. Jelaskan kepada ibu tindakan yang akan dilakukan
Rasional: Penjelasan yang dilakukan sebelum melakukan
tindakan akan membuat ibu merasa nyaman dan juga
ibu mengetahui perkembangan kehamilannya dan ibu
tidak mersa khawtir tentang kehamilannya.
3. Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital
Raional: Tanda-tanda vital merupakan patokan untuk
mengetahui keadaan umum dan dan jika Tanda-tanda
vital dalam batas normal dengan demikian ibu dalam
keadaan baik.
4. Observasi DJJ
Rasional: Dengan mendengarkan DJJ maka dapat mengetahui
keadaan janin di dalam perut ibu.
5. Kenalkan ibu tentang tanda dan bahaya kehamilan
Rasional: Dengan memberi tahu tanda dan bahaya kehamilan
ibu akan mudah mempersiapkan kemungkinan yang
mungkin terjadi yang dapat mempengaruhi ibu
maupun janinnya serta segera memeriksakan
kehamilannya ke bidan atau dokter
25
6. Diskusikan tentang P4K ( program perencanan,persalinan dan
pencegahan komplikasi) yang meliputi taksiran persalinan,
penolong, tempat persalinan, transportasi, calon pendonor
darah
Rasional: Agar ibu dan keluarga siap menghadapi proses
persalinan nanti
7. Anjurkan ibu mengomsusmsi obat yang diberikan tenaga
kesehatan dengan caranya.
Rasional: Menjaga kesehatan ibu dan janin yang baik dalam
kandungan.
8. Berikan HE (Health Education) tentang makanan yang bergizi
yang dikomsumsi ibu hamil
Rasional: Agar ibu bisa memilih makanan yang bergizi bagi ibu
hamil dan tidak mengomsumsi makanan yang tidak baik untuk
ibu hamil.
LANGKAH VI. IMPLEMENTASI
Tanggal 20-05-2019 Jam : 10:15 WITA
1. Melakukan komunikasi Terapeutik
2. Menjelaskan kepada ibu tindakan yang akan dilakukan
3. Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital
4. Melakukan periksaan DJJ
5. Mengenalkan ibu tentang tanda dan bahaya kehamilan
 Perdarahan pervaginam
 Bengkak diwajah, tangan dan kaki
 Demam
 KPD
 Gerakan janin berkurang
 Penglihatan kabur
 Keputihan yang berlebihan

26
6. Mendiskusikan tentang P4K ( program perencanan,persalinan
dan pencegahan komplikasi)
 Taksiran persalinan
 Penolong persalinan
 Tempat persalinan
 Transportasi
 Calon pendonor darah
7. Menganjurkan ibu mengomsumsi obat yang diberikan tenaga
kesehatan dengan caranya.
8. Mengenalkan ibu tentang makanan bergizi yang dikomsumsi ibu
hamil.
9. Memberikan HE (Health Education) tentang makanan yang
bergizi yang dikomsumsi ibu hamil
VII. EVALUASI
1. Keadaan umum ibu dan janin baik
2. Kesadaran composmentis
3. Ibu mengerti dan merespon dengan baik apa yang disampaikan
bidan
4. Tanda-tanda vital dalam batas normal
TD : 120/90 mmHg
N : 81 kali/ menit
S : 36,5˚C
P : 20 kali/ menit
5. Ibu bersedia melakukan anjuran dari bidan
6. Ibu telah mempersiapkan kebutuhan dalam persalinan

27
CONTOH SOAP :

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE


FISIOLOGIS PADA NY “M” GIII PII A0 UMUR KEHAMILAN
34 MINGGU 2 HARI DI POLI KIA PUSKESMAS POASIA
TANGGAL 20 MEI 2019
(SOAP)

IDENTITAS ISTRI/SUAMI
Nama : Ny “F” / Tn “M”
Umur : 27 tahun / 28 tahun
Pendidikan : S1 / SMA
Pekerjaan : PNS / Wiraswasta
Agama : Islam / Islam
Suku : Bugis / Bugis
Alamat : jl. Kelapa, Anduonohu
Lamah menikah : ± 7 tahun

DATA SUBJEKTIF ( S )
1. Ibu mengatakan ini kehamilan yang ketiga kalinya, pernah
melahirkan dan tidak pernah keguguran.
2. HPHT 22-09-2018
3. Ibu mengatakan mulai merasakan pergerakan janinnya sejak
usia kehamilan 20 minggu sampai sekarang dan paling sering
sering dirasakan pada perut sebelah kanan.

DATA OBJEKTIF ( O )
1. Keadaan umum ibu baik
2. Kesadaran composmentis
3. TP 29-06-2019
4. Tandah-tanda vital
28
TD : 120/90 mmHg
N : 81 x / menit
S : 36,5˚C
P : 20 x / menit
5. BB : 59 kg
6. TB : 160 cm
7. LILA : 27 cm
8. Tidak ada kelainan pada pemeriksaan fisik
9. Palpasi abdomen
Leopold I : 2 jari di bawah processus xipoideus (Px)
Leopold II : bagian kiri perut ibu teraba punggung janin
Leopold III : presentase kepala
Leopold IV : bagian terendah janin belum masuk pintu atas
panggul (PAP)
10. DJJ : (+) 144 x / menit.

ASSESMENT ( A )
GIII PII A0, umur kehamilan 34 minggu 2 hari, intra uterin, janin
tunggal, janin hidup, punggung kiri, presentase kepala, kepala belum
masuk PAP, keadaan umum ibu dan janin baik.

PLANNING ( P )
Tanggal 20-05-2019 Jam 10:15 WITA
1. Melakukan komunikasi Terapeutik. Hasil : Telah melakukan
komunikasi terapeutik
2. Menjelaskan kepada ibu tindakan yang akan dilakukan. Hasil : Ibu
mengerti penjelasan bidan
3. Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital. Hasil :
Keadaan umum ibu baik dan tanda-tanda vital:
TD : 120/90 mmHg
N : 81 kali/ menit
29
S : 36,5˚C
P : 20 kali/ menit
4. Mengobservasi DJJ. Hasil : DJJ dalam batas normal yaitu 144
x/menit
5. Mengenalkan ibu tentang tanda dan bahaya kehamilan
 Perdarahan pervaginam
 Bengkak diwajah, tangan dan kaki
 Demam
 KPD
 Gerakan janin berkurang
 Penglihatan kabur
 Keputihan yang berlebihan
Hasil : Ibu mengerti tentang tanda bahaya kehamilan
6. Mendiskusikan tentang P4K ( program perencanan,persalinan
dan pencegahan komplikasi)
 Taksiran persalinan
 Penolong persalinan
 Tempat persalinan
 Transportasi
 Calon pendonor darah
Hasil : ibu mengerti dengan penjelasan bidan
7. Menganjurkan ibu mengomsumsi obat yang diberikan tenaga
kesehatan dengan caranya. Hasil : Ibu telah mengomsumsi obat
yang diberikan
8. Mengenalkan ibu tentang makanan bergizi yang dikomsumsi ibu
hamil. Hasil : ibu mengerti dnegan penjelasan bidan.
9. Memberikan HE (Health Education) tentang makanan yang bergizi
yang dikomsumsi ibu hamil . hasil : ibu mengerti dengan penjelasan
bidan

30
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
 Manajemen kebidanan adalah suatu metode proses berfikir logis
sistematis dalam member asuhan kebidanan, agar
menguntungkan kedua belah pihak baik klien maupun pemberi
asuhan. Oleh karena itu, manajemen kebidanan merupakan alur
fikir bagi seorang bidan dalam memberikan arah/kerangka dalam
menangani kasus yang menjadi tanggung jawabnya.

2. Saran

Diharapkan agar tenaga kesehatan dapat menjadi pendengar aktif


ketika melakukan anamnesa dan melakukan pendokumentasian secara
tepat agar didapatkan data yang benar dan akurat dari pasien.

31
DAFTAR PUSTAKA

Salmiati, Juraida Roito, Fathunikmah, Yanti. Konsep kebidanan


manajemen dan standar pelayanan. Jakarta : EGC. 2011. P. 7-15.

Sari, Rury Narulita. Konsep kebidanan. Yogyakarta : Graha Ilmu. 2012. P.


67-71.

Wildan, hidayat, Ali Mul.2008.Dokumentasi Kebidanan.Jakarta: Salemba


Medika

Mufdillah. 2009. Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Yogyakarta:


Nuha Medika.

Depkes RI.2001, Konsep Asuhan Kebidanan, Jakarta: Pusdiknakes

32

Anda mungkin juga menyukai