Anda di halaman 1dari 13

Percobaan I

PENGENALAN MATLAB
RONI PARDAMEAN(13117106)
Asisten : MAULIDA KHUSNUL ‘AQIB(13116002)
Tanggal Percobaan : 17/09/2019
EL-3104 Praktikum_pengolahan_sinyal_digital
Laboratorium Teknik Elektro
Institut Teknologi Sumatera

prokditivitas yang tinggi,pengembangan an analisanya.fitur-


Abstrak--pada praktikum kali ini dilakukan percobaan fitur MATLAB sudah banyak di kembangkan ,dan lebih kita
pemfilteran dengan MATLAB , ada beberapa percobaan yang kenal dengan nama toolbox dangat penting bagi seorang
dilakukan seperti pada percobaan pertama pembuatan sinyal input pengguna MATLAB toolbox mana uang mendukung untuk
filter yang berasal dari tiga buah vector sinusoidal dengan frekuensi
learn and aply technology yang sedang dipelajarinya .toolbox
yang berbeda menggunakan frekuensi sampling 16000 HZ dan
hasilnya di buat alam sebuah grafik. Lalu di lanjutkan dengan ini merupakan kumpilan dari fungsi-fungsi MATLAB (m-
percobaan kedua dima pada percobaan ini di buat dengann fungsi filr)yang telah di kembangkan ke suatu lingkungan kerja matlab
FIR 1yang berorde 32 dan terdiri dari low pass filter band pass filter untuk memecahkan masalah dalam kelas particular. Area-area
dan highpass filterlalu hasilnya di buat dalam grafik. Setelah itu yang sudah bisa dipecahkan dengan toolbox saat ini meliputi
dilakukan lagi dengan fungsi FIR 2 .perancangan filter ini pengolahan sinyal ,system control,neural network,fuzzy
dilakukan melalui gambar sinyal yang di sediakan di dalam modul
praktikum lalu percobaan terakhir untuk membuat filter tetapi
logic,wavelets dan lain-lain
dengan source code dari praktikum sendiri dan di bandingkan
hasilnya dengan funfsi filter yang tersedia di MATLAB sendiri.
Untuk itu sebagai jurusan teknik penting bagi kita untuk
mengenal aplikasi MATLAB ini .Adapun tujuan dari
Kata Kunci-MATLAB,fir1,fir2,filter. praktikum ini adalah :

 Mempelajari penggunaan system help untuk


mengetahui commands dan syntax dasar MATLAB
I. PENDAHULUAN  Dapat menggunakan MATLAB untuk desain filter
 Mempelajari bagaimana menuis fungsi dan m-file
MATLAB adalah sebuah bahasakinerja tinggi untuk komputasi pada MATLAB
masalah teknik. MATLAB mengintegrasikan komputasi  Merancang pem-filtaran FIR dengan MATLAB
,visualisasi dan pemrograman suati model yang sangat mudah  Memahami pem-filter-an lewat MATLAB secara
untuk pakai dimana masalah-masalah dan penyelesainnya mendalam
diekspresikan dalam notasi matematika yang familiar
.penggunaan matlap meliputi:
 Matematika komputasi
 Pembentukan algoritma
II. LANDASAN TEORI
 Akusisi data
 Pemodelan ,expolrari dan visualisasi MATLAB (Matrix Laboratory) adalah sebuah program
 Analisa data ,explorasi dan visualisai untuk analisis dan komputasi numerik. Pada awalnya, program
ini merupakan interface untuk koleksi rutin-rutin numerik dari
 Grafik keilmuan dan bidang rekayasa
proyek LINPACK dan EISPACK, namun sekarang merupakan
produk komersial dari perusahaan Mathworks, Inc. MATLAB
Dalam lingkup perguruan tinggi teknik,MATLAB merupakan
telah berkembang menjadi sebuah environment pemrograman
standar untuk memperkenalkan dan mengembangkan penyajian
yang canggih yang berisi fungsi-fungsi built-in untuk
materi matematika ,rekayasa dan keilmuan. Di industry
melakukan tugas pengolahan sinyal, aljabar linier, dan kalkulasi
MATLAB merupakan pilihanuntuk penelitian dengan
matematis lainnya. MATLAB juga berisi toolbox yang berisi Operasi perkalian matriks AB hanya dapat dilakukan bila kedua
fungsi-fungsi tambahan untuk aplikasi khusus. matriks tersebut memiliki dimensi yang kompatibel, yakni
MATLAB bersifat extensible, dalam arti bahwa seorang jumlah kolom matriks A harus sama dengan jumlah baris
pengguna dapat menulis fungsi baru untuk ditambahkan pada matriks B. Sebagai contoh, sebuah matriks 5 x 8 dapat
library ketika fungsifungsi built-in yang tersedia tidak dapat mengalikan sebuah matriks 8 x 3 untuk menghasilkan sebuah
melakukan tugas tertentu. Kemampuan pemrograman yang matriks AB 5 x 3. Secara umum, bila A adalah m x n, maka B
dibutuhkan tidak terlalu sulit bila Anda telah memiliki haruslah n x p, dan hasil perkalian AB akan memiliki dimensi
pengalaman dalam pemrograman bahasa lain seperti C, m x p. Umumnya perkalian matriks tidak bersifat komutatif,
PASCAL, atau FORTRAN. yakni AB ≠ BA. Bila p = m, maka perkalian AB tidak
terdefinisi. Beberapa kasus khusus untuk perkalian matriks
adalah outer product dan inner product. Pada outer product,
2.1 MATLAB HELP sebuah vektor kolom mengalikan sebuah vektor baris untuk
menghasilkan sebuah matriks. Bila kita membiarkan semua
MATLAB menyediakan system help on-line yang dapat diakses elemen salah satu vektor tersebut berupa ‘1’ , maka kita akan
dengan perintah help misalnya, untuk memperoleh informasi memperoleh hasil yang berulang. Untuk inner product, sebuah
mengenasi fungsi filter , anda hanya perlu mengetikkan vektor baris mengalikan sebuah vektor kolom, jadi hasilnya
perintah. berupa skalar. Bila kita membiarkan semua elemen salah satu
vektor tersebut berupa ‘1’, maka kita akan memperoleh
>>help filter penjumlahan semua elemen vektor lainnya.

2. Operasi pointwise aray


Perintah di atas akan menampilkan informasi dalam
Bila kita ingin melakukan perkalian pointwise, ada beberapa
bentuk teks pada layar MATLAB Anda
kebingungan yang bisa muncul. Pada kasus pointwise, kita
Sebuah perintah yang sangat berguna untuk mempelajari ingin mengalikan matriks secara elemen per elemen, jadi
pemrograman MATLAB adalah mereka harus memiliki dimensi yang sama. Sebagai contoh,
intro, yang membahas konsep-konsep dasar tentang dua matriks 5 x 8 dapat dikalikan secara pointwise, walaupun
bahasa MATLAB. Selain itu, juga keduanya tidak bisa melakukan perkalian matriks biasa. Untuk
terdapat banyak program demonstrasi yang melakukan perkalian pointwise pada MATLAB, kita
mengilustrasikan berbagai kapabilitas MATLAB, menggunakan operator “point-star”A .* B.
yang dapat dimulai dengan perintah demo.
3. Operasi concatenatio
Operasi ini digunakan untuk menempelkan dua atau lebih array
2.1VARIABLE DAN OPERASI MATRIKS
dengan syarat syarat tertetu sesuai dengan operasi
concatenation yangdiinginkan. Dalam MATLAB terdapat dua
Ketika definisi sebuah matriks melibatkan sebuah rumus yang
buah fungsi yang dapat digunakan untuk melakukan proses
panjang atau banyak entri, maka sebuah perintah MATALB
concatenation (penempelan) arrays. Fungsi tersebut adalah
yang sangat panjang dapat dipecah menjadi dua (atau lebih)
vertcat dan horzcat. Penjelasan lanjut dapat dilihat pada help
baris dengan cara menempatkan sebuah tanda (…) paa akhir
MATLAB untuk fungsi-fungsi tersebut.
dari sebuah baris yang ingin dilanjutkan. Sebagai contoh :
2.3 PLOT GRAFIK
P = [ 1, 2, 4, 6, 8 ]+ [ pi, 4, exp(1), 0, -1] + …
[cos(0.1*pi), sin(pi/3), tan(3), atan(2), sqrt(pi) ];
MATLAB dapat menghasilkan plot dua dimensi xy dan plot
tiga dimensi, menayangkan citra, dan bahkan membuat dan
Ketika sebuah ekspresi perintah atau pernyataan diakhiri
memutar video. Dua fungsi yang yang sering digunakan pada
dengan tanda semicolon (;), maka hasilnya tidak akan
praktikum ini adalah plot dan stem. Untuk memanggil fungsi
ditampilkan di layar.
ini, umumnya kita membutuhkan dua vektor (satu vektor juga
Ada dua jenis variabel matriks pada MATLAB, yakni skalar bisa, namun untuk definisi yang berbeda, gunakan perintah help
(scalars) dan vektor (vectors). Sebuah skalar adalah sebuah untuk melihat informasi yang lebih lengkap), untuk sumbu x
matriks yang hanya berisi satu elemen, jadi berukuran 1 x 1. dan sumbu y. Pemanggilan fungsi plot(x,y) akan menghasilkan
Sebuah vektor adalah sebuah matriks yang hanya berisi satu suatu plot yang terkoneksi dengan garis lurus untuk setiap dua
baris atau kolom. titik
Operator colon (:) sangat berguna untuk membuat index arrays.
Notasi colon didasarkan pada ide bahwa sebuah selang indeks
{ (x(1),y(1), (x(2),y(2), (x(3),y(3), …….., (x(N),y(N) }
dapat dihasilkan dengan memberikan sebuah nilai awal,
seperti yang ditunjukkan pada gambar seperti di bawah ini.
interval, dan sebuah nilai akhir. Karena itu, sebuah vektor yang
terpartisi secara teratur dapat diperoleh dengan perintah.

1. Perkalian matriks
Bila perintah-perintah ini disimpan dengan file bernama
plotstem.m maka pengetikan plotstem pada command prompt
akan menjalankan file tersebut, dan kedelapan baris perintah
akan dieksekusi sama halnya bila mereka diketikkan baris per
baris pada command prompt.

2.6 MENULIS FUNGSI MATLAB

Kita dapat menulis fungsi sendiri dan kemudian ditambahkan


pada environment MATLAB. Fungsifungsi ini merupakan jenis
lain dari m-file, dan dibuat sebagai sebuah file ASCII
Gambar 2.1 contoh dari plot grafik menggunakan editor teks. Kata pertama pada m-file tersebut
haruslah keywordfunction untuk memberitahukan MATLAB
bahwa file tersebut diperlakukan sebagai sebuah fungsi dengan
2.4 KONTRUKSI PEMROGRAMAN argumen. Pada baris yang sama juga berisi calling template
yang menyatakan argumen input dan output dari fungsi. Nama
MATLAB mendukung paradigma pemrograman fungsional, di file untuk m-file tersebut haruslah berekstensi .m dan nama
mana Anda dapat menyusun fungsifungsi secara nested. fungsi tersebut akan menjadi nama dari perintah baru pada
Perhatikan persamaan di bawah: MATLAB. Sebagai contoh, perhatikan file berikut, yang
mengekstrak L buah elemen terakhir dari sebuah vector.
𝑡

∑ 𝑙𝑜𝑔(xn) function y = foo( x, L )


𝑛−1 %FOO mengambil L buah titik terakhir dari x
yang dapat diimplementaskan dengan hanya menggunakan satu
% penggunaan:
baris kode MATLAB, yakni
% y = foo( x, L )
sum( log( abs(x) ) )
% di mana:
% x = vektor input
di mana x adalah sebuah vektor yang berisi elemen-elemen xn.
% L = jumlah titik yang ingin diambil
Contoh ini mengilustrasikan MATLAB dalam bentuk yang
% y = vektor output
paling efisien, di mana fungsi-fungsi individu dikombinasikan
N = length(x);
untuk menghasilkan keluaran. Penulisan kodekode MATLAB
If (L > N)
yang efisien memerlukan gaya pemrograman yang
error(‘vektor input terlalu pendek’)
menghasilkan fungsi-fungsi kecil yang divektorisasi. Loop-
loop harus dihindari. Cara utama untuk menghindari loop end
adalah memanggil fungsi-fungsi toolbox sebanyak/sesering y = x(( N-L+1):N );
mungkin.
Bila file ini disimpan dengan nama foo.m, operasi ini dapat
dipanggil dari MATLAB command line dengan cara
2.5 MATLAB SCRIPTS
mengetikkan aa = foo( (1:2:37), 7 ); Outputnya akan berupa
tujuh elemen terakhir dari vektor (1:2:37), yakni aa = [ 25 27 29
Setiap perintah/pernyataan yang dapat dimasukkan pada
31 33 35 37 ]
window prompt dapat disimpan pada sebuah file teks dan
dieksekusi sebagai script. File teks tersebut dapat dibuat dengan
menggunakan sembarang editor ASCII seperti program
Notepad atau pada editor teks MATLAB. Ekstensi file harus
berupa .m dan script tersebut dieksekusi pada MATLAB III. METODOLOGI
dengan hanya mengetikkan nama file (dengan atau tanpa Pada praktikum kali in alat – alat yang di gunakan
ekstensi). Program-program tersebut umumnya dikenal dengan adalah sebagai berikut:
istilah m-file.Berikut merupakan contoh sebuah m-file:  1 unit computer
 Software MATLAB
tt = 0:0.3:4;
xx = sin(0.7*pi*tt); Sebelum memulai praktikum
subplot(2,1,1)
plot( tt, xx)
title(‘tt = 0:0.3:4; xx = sin(0.7*pi*tt); plot( tt, xx)’)
subplot(2,1,2) Pastikan computer yang anda gunakan berfungsi
stem( tt, xx) dengan normal dan tidak ada masalah apapun
title(‘‘tt = 0:0.3:4; xx = sin(0.7*pi*tt); plot( tt, xx)’)
3.2 percobaan desain dan simulasi filter FIR 1

Kita akan mencoba beberapa filter Fir dengan spesifikasi


Pastikan computer anda baik dan sudah terinstal
berikut:
aplikasi MATLAB
 Filter FIR low-pas orde 32 dengan frekuensi cut-of
800 Hz
 Filter FIR band-pass orde 32 dengan frekuensi pass
1000-3000 Hz
 Filter FIR high-pass orde 32 dengan frekuensi cut-of
6000 Hz
3.1 percobaan membuat sinyal input fiter
berupa superposisi beberapa sinyal sinusoidal
dengan frekuensi berbeda Rancang ketiga filter dan cari koefisien filter-nya
dengan perintah (fir1)

Buatlah sinyal vector 1x N dengan sumbu waktu


0<t<2π
Dan panjang vector 100 dengan perintah
Lihat frekuensi respon masing-masing filter dengan
<<i=1:100
perintah freqz

Buatlah 3 sinyal sinusoidal prekuensi pencuplikan 3.3 percobaan desain dan dan simulasi FIR 2
fs=16000 Hz untuk sinyal f1=200 Hz,f2=1000 Hz
f3=5000 Hz dengan perintah
>>sin1 = sin (2*pi*i*f1/fs); sin2 = sin
(2*pi*i*f2/fs); sin3 = sin (2*pi*i*f3/fs);

Jumlahkan ketiga sinyal menjadi satu sinyal


sinusoidal dengan perintah
>>sintot = (sin1+sin2+sin3)/3;

Gambar 4.1 respon frekuensi filter

Lihat gambar plotnya dengan perintah Rancang lah filter seperti gambar di atas dan cari
>>plot(sintot) koefisien filternyadengan perintah (fir2)

4.

Lihat juga respon frekuensinya denga perintah Lihat frekuensi respon filter dengan perintah
Freqz(sintot) freqz.dan bandngkan dengan hasil sebelumnya
Lalu dilakukan penjumlahan ketiga sinyal dengan code :
3.4 percobaan membuat m-file untuk melakukan
Penjumlahann :
pem-filter-an FIR >>sintot=(sin1+sin2+sin3)/3;

selanjutnya dilakukan peng-plotan ketiga sinyal yang telah di


Pada bagian ini praktikan diminta membuat m-file jumlahkan dengan code
untuk melakukan pemfilter-an FIR saja,dan plot sinyal:
bandingkan hasilnya dengan percobaan filter >>plot (sintot)
menggunakan perintah filter MATLAB
Dan kami mendapatkan gambar dari penjumlahan ketiga sinyal
sebagai berikut :

IV. HASIL DAN ANALISIS

Setelah melakukan praktikum pada pengenalan MATLAB ini


kami mendapatkan data seperti di bawah ini

4.1 membuat sinyal input filter berupa superposisi


beberapa sinyal sinusoidal dengan frekuensi
berbeda

pada percobaan pertama ini dilakukan pembuatan 3 sinyal


dengan panjang berbeda-beda tetapi dengan frekuensi
Gambar 4.1 grafik dari sinyal total
sampling yang sama yaitu sebesar 16000 Hz dan 3 sinyal yang
di buat adalah f1=200,f2=1000 Hz dan f3=5000 Hz
Dan setelah itu di cari juga hasil respon frekuensinya dengan
kode freqz(sintot); dan kami mendapatkan hasil sebagai
dan unutk membuatnya di MATLAB pertama dilakukan
berikut:
intialisasi terhadap jumlah-jumlah sinyal dengan code sebagai
berikut:

intialisai:
fs=16000
i=1:100
f1=200
f2=1000
f3=5000

setelah melakukan inisialisai lalu di buat pencuplikan


frekuensi sinyal dengan code sebagai berikut:

rumus fungsi :
>>sin1=sin(2*pi*i*f1/fs);
Sin2=sin(2*pi*i*f2/fs); Gambar 4.2 grafik respon frekuensi sinyal total
Sin3=sin(2*pi*i*f3/fs);
Dari percobaan ini telah di dapatkan sebuah sinyal input filter
Tetapi kami disini tidak membuat inisialisai jumlah pi jadi yaitu berupa sinyal total yang hasil dari penjumlahan 3 buah
kami langsung mengganti nilai pi dengan nilai 22/7 jadi code- sinyal sinusoidal dengan frekuensi yang berbeda-beda. Dan
nya sebagai berikut: juga sudah di dapatkan grafik dari frekuensi respon dari sinyal
tersebut, jadi bisa di bilang percobaan 1 ini benar .
>>sin1=sin(2*22/7*i*f1/fs);Sin2=sin(2*22/7*i*f2/fs);Sin3=si(
2*22/7*i*f3/fs);
4.2 percobaan desain dan simulasi filter FIR 1 Untuk membuat high filter ini dibuat dengan mencari nilai
koefisiennya dengan menggunakan fir1.
percobaan kedua ini dilakukan pembuatan 3 buah filter dengan Dan mengukan code sebagai berikut:
memanfaatkan FIR 1 yaitu sebuah fungsi yang telah ada pada >>fir(32,0.75,’high;);
MATLAB sendiri disini kita membuat ordenya sama yaitu 32
tetapi dengan frekuensi yang berbeda –beda yaitu dan berikut kami mendapatkan garfik respon frekuensinya
800Hz,1000-3000hz dan 6000 Hz, dan disi juga ada 3 jenis
fungsi yaitu FIR low-pass,FIR band-pass dan fir high-pass

 FIR low-pass filter


Untuk membuat low-pass filter ini dibuat dengan mencari nilai
koefisiennya dengan menggunakan fir1.
Dan mengukan code sebagai berikut:
>>fir1(32,0.2)
Dan berikut kami mendapatkan hasil dari frekuensi respon dari
low-pass filter ini :

Gambar 4.5respon frekuensi filter fir high pass

Pada Matlab telah disediakan fungsi fir1() yang dapat


digunakan untuk merancang linear-phasa FIR filter
konvensional seperti lowpass, highpass, bandpass dan bandstop
yang didasarkan pada metode windowing. Dengan perintah b =
fir(N,Wn) akan menghasilkan sebuah vector b yang merupakan
respons impuls pada suatu lowpass filter dengan orde senilai N.
nilai frekuensi cut-off (f[Wn]) harslah bernila antara 0 sampai
1 yang mana mengacu pada suatu nilai yang berkaitan dengan
nilai setengah dari frekuensi sampling (fs), yang dalam
Gambar 4.3 respon frekuensi filter Fir low-pass
beberapa literature juga dinyatakan sebagai sampling rate. Nilai
frekuensi cut-off ini merupakan bentuk ternormalisasi dari fs/2
 FIR band-pass filter
Untuk membuat band filter ini dibuat dengan mencari nilai
koefisiennya dengan menggunakan fir1.
Dan mengukan code sebagai berikut:
>>fir(32,(0.125,0.375)’bandpass;);

berikut kami mendapatkan respon frekuensi dari bandpas ini :

Gambar 4.6 contoh peredaman pada low-pas filter

Dapat dilihat dari gambar diatas, respon frekuensi FIR yang


dihasilkan menunjukan bahwa pada nilai frekuensi cut-off
(dalam hal ini ditunjukan dengan nilai Wn – 0.1), mulai
menunjukan adanya efek redaman terhadap sinyal input
sehingga outputnya mengalami pelemahan nilai. Pada Wn =
0.2, sinyal benar-benar mengalami peredaman ditunjukan
dengan adanya ripple pada frekuensi diatas Wn = 0.2. Hal ini
(sifat serupa sesuai filternya) juga terjadi pada filter band pass
dan filter high pas yaitu pada frekuensi antara 0.125- 0.375
Gambar 4.4 respon frekuensi filter FIR band-pass (band-pass) dan pada Wn = 0.75 (high-pass).

 FIR highr-pass filter


4.3 desain dan simulasi filter FIR 2 Contohnya untuk perintah b = fir2(N,f,m)
Pada MATLAB terlah disedakan fitur filter fir2().
Percobaan ketiga yaitu melakukan perancangan filter (low- Contohnya untuk perintah b = fir2(N,f,m)
pass) dengan metoda frekuensi sampling menggunakan grafik
response frekuensi yang yang telah ditentukan. digunakan untuk mendesain filter digital FIR orse N dengan
Berikut adalah code yang kami gunkan; respons frekuensi yang ditentukan oleh vector f dan m, serta

menghasilkan koefisien filter pada vector b sebanyak N+1.


Inisialisai nilai: Vektor f dan m menetapkan frekuensi dan magnitude untuk
filter sehinga dapat dilakukan perintah plot(f,m) yang akan
>> t=(00.1 0,15 1) dihasilkan gambar dari respons frekuensi yang diinginkan.
>> A =(11 0 0 ); Nilai frekuensi pada vekto f haruslah bernilai antara 0.0<f

lalu dibuat langkah seperti percobaan saat fir1 bedanya disini 4.4 percobaan m-file untuk melakukan pem-filteran
fir1 di ganti dengan fir2 dan berikut codenya; FIR
pada percobaan keempat ini kita akan membuat fungsi filter
code dengan orde 16 sendiri di MATLAB tanpa menggunakan fungsi yang sudah
>>lowpass=fir2(16,t,A) ada di MATLAB itu sendiri dan kita akan membandingkan
hasil dari filter buatan kita sendiri dengan fungsi dari
Code untuk orde 28 MATLAB:
>>lowpas=fir2(128,t,A)
dan berikut source code yang kami gunakan:

Berikut hasil frekuensi response yang dihasilkan untuk dua % nama fungsi :
orde yang berbeda yaitu orde 16 dan 128: Y=my_conv(x,h)

 orde 16 %Inisialisai:
X2=h
(disini x2 di assign dengan filter h)

1x=length(x);
(panjang sinyal input)

1h=length(h);
(panjangfilter h)

%Program utama

%membalik sinyal
Gambar 4.7 respon frekuensi lowpass dengan orde 16
If 1x > 1h
 orde 128 X2=(x2 zeros(1,1x-1h);

else
x=(x zeros (1,1h-1x);
end

y=zeros (1,1x+1h-1);
x=flip1r(x);

%menjumlahkan sinyal input yang telah dibalik dengan filter


lowpass
Gambar 4.8 respon frekuensi lowpass dengan orde 128
for i=1 :length(y)
If i< =length (x)
Pada MATLAB terlah disedakan fitur filter fir2(). Y(i)=sum (x(1,length(x)- i+1:length (x) .*x2 (1,1:i));
else Penulisan code di MATLAB ini bisa dibilang caranya hampir
J=I lengh (x); sama dengan penulisan di bahasa c namun di penulisan ekspresi
Y(i) =sum (x1,1:length (x)-j).*x2 (1,j+1:length (x2))); dalam MATLAB command window dilakukan baris per baris
end jadi sedikit menyusahkan daripadabahsa pemrograman
end lainnnya.
Seperti jika kita sudah mendeklarasikan f1=100 maka f1 ini
setelah membuat m-file sendiri dengan kode di atas akan di simpan hasilnya untuk perintah-perintah berikutnya dan
kami mencoba melihat sinyal nya dengan code tidak bisa di ubah langsung di sourse code .untuk itu jika kita
>>sintot =(my_conv); ingin mengganti nilai di f1 kita harus menghapus nilai f1
terlebih dahulu dengan clear f1; lalu selanjutnya
Dan berikut hasil yang kami dapatkan: mendeklarasikan lagi nlai f1 yang baru.
Fungsi M-file hampir sama dengan script file dimana keduanya
merupakan suatu file teks dengan ekstensi .m. Fungsi M-file ini
tidak dimasukkan dalam command window, melainkan suatu
file tersendiri yang dibuat dalam editor teks (MATLAB
editor/debugger). Suatu fungsi M-File harus mengikuti
beberapa aturan, diantaranya : nama fungsi, baris komentar,
serta argument input dan output.

V.KESIMPULAN

Setelah melakuan praktikum pada pengenalan MATLAB ini


saya mendapatkan kesimpulan sebagai berikut:

 perintah help dapat digunakan untuk mengetahui


Gambar 4.9 gambar sinyal dengan m-file ptraktikan tentang penjelasan dari fungsi-fungsi MATLAB
 di MATLAB ada dua fungsi pem-filter-an yaitu fir1
Kemudian hasil konvolusi sinyal input dari m-file ini di dan fir 2 .keduanya sama-sama bisa digunakan untuk
bandingkan dengan hasil dari filter-an yang dari fungsi Fir dari memfilter sinyal bedanya fir1 dengan metode window
MATLAB yaitu sebagai berikut; sedangkan fir2 dengan metode frekuensi sampling
 di MATLAB bisa di buat m.file atau suatu fungsi
buatan tersendiri tergantung dari pembuatan
pengguna .ini sangat membantu jika suatu fungsi yang
di inginkan belum tersedia di MATLAb sendiri

VI.DAFTAR PUSTAKA

- proakis,jhon.manolakis,Dimitris,digittal signal
procesing,principles,algoritm andaplication, prentice
,1998.
- http://ameliaadz.blogspot.com/2013/03/pengertian-
matlab.html .dibuka tanggal 20/09/2019 jam 10.00
wib.
- Modul praktikum ,pengolahan sinyal digital .institut
teknologi sumatera ,2019/2020.
Gambar 4.10 gambar sinyal dengan fungsi fir MATLAB

Kalua di perhatiakan hasil dari konvolusi sinyal dari m-file


buatan praktikan sama hasilnya dengan filter dari fungsi
MATLAB sendiri.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai