Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) adalah gabungan antara PLTG dengan PLTU,
dimana panas dari gas buang dari PLTG digunakan untuk menghasilkan uap yang digunakan sebagai
fluida kerja di PLTU. Dan bagian yang digunakan untuk menghasilkan uap tersebut adalah HRSG
(Heat Recovery Steam Generator). PLTGU merupakan suatu instalasi peralatan yang berfungsi untuk
mengubah energi panas (hasil pembakaran bahan bakar dan udara) menjadi energi listrik yang
bermanfaat. Pada dasarnya, sistem PLTGU ini merupakan penggabungan antara PLTG dan PLTU.
PLTU memanfaatkan energi panas dan uap dari gas buang hasil pembakaran di PLTG untuk
memanaskan air di HRSG (Heat Recovery Steam Genarator), sehingga menjadi uap jenuh kering. Uap
jenuh kering inilah yang akan digunakan untuk memutar sudu (baling-baling). Gas yang dihasilkan
dalam ruang bakar pada Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG) akan menggerakkan turbin dan kemudian
generator, yang akan mengubahnya menjadi energi listrik. Sama halnya dengan PLTU, bahan bakar
PLTG bisa berwujud cair (BBM) maupun gas (gas alam). Penggunaan bahan bakar menentukan
tingkat efisiensi pembakaran dan prosesnya.
Siklus PLTGU
Di bidang industri saat ini, dilakukan usaha untuk meningkatkan efisiensi turbin gas yaitu dengan cara
menggabungan siklus turbin gas dengan siklus proses sehingga diperoleh siklus gabungan yang biasa
disebut dengan istilah “Cogeneration”. Sedangkan untuk meningkatkan efisiensi termal turbin gas
yang digunakan sebagai unit pembangkit listrik (PLTG), siklus PLTG digabung dengan siklus PLTU
sehingga terbentuk siklus gabungan yang disebut “Combined Cycle” atau Pembangkit Listrik Tenaga
Gas Uap (PLTGU).
Siklus PLTGU terdiri dari gabungan siklus PLTG dan siklus PLTU. Siklus PLTG menerapkan siklus
Brayton, sedangkan siklus PLTU menerapkan siklus ideal Rankine
Penggabungan siklus turbin gas dengan siklus turbin uap dilakukan melalui peralatan pemindah panas
berupa boiler atau umum disebut “Heat Recovery Steam Generator” (HRSG). Siklus kombinasi ini
selain meningkatkan efisiensi termal juga akan mengurangi pencemaran udara.
Dengan menggabungkan siklus tunggal PLTG menjadi unit pembangkit siklus kombinasi
(PLTGU) maka dapat diperoleh beberapa keuntungan, diantaranya adalah:
Efisiensi termalnya tinggi, sehingga biaya operasi (Rp/kWh) lebih rendah dibandingkan
dengan pembangkit thermal lainnya.
Biaya pemakaian bahan bakar (konsumsi energi) pada PLTGU lebih rendah.
Proses pembangunan PLTGU relatif lebih cepat.
Kapasitas daya PLTGU bervariasi dari kecil hingga besar.
Menggunakan bahan bakar gas yang bersih dan ramah lingkungan.
Fleksibilitas PLTGU tinggi.
Tempat yang diperlukan tidak terlalu luas, sehingga biaya investasi lahan lebih sedikit.
Pengoperasian PLTGU yang menggunakan komputerisasi memudahkan pengoperasian.
Waktu yang dibutuhkan: untuk membangkitkan beban maksimum 1 blok PLTGU relatif
singkat yaitu 150 menit.
Prosedur pemeliharaan lebih mudah dilaksanakan dengan adanya fasilitas sistem diagnosa.
Secara umum sistem produksi tenaga listrik pada PLTGU dibagi menjadi dua siklus, yaitu sebagai
berikut:
a. Siklus Terbuka (Open Cycle)
Siklus Terbuka merupakan proses produksi listrik pada PLTGU dimana gas buangan dari turbin
gas langsung dibuang ke udara melalui cerobong saluran keluaran. Suhu gas buangan di cerobong
saluran keluaran ini mencapai 550°C. Proses seperti ini pada PLTGU dapat disebut sebagai proses
pembangkitan listrik turbin gas yaitu suatu proses pembangkitan listrik yang dihasilkan oleh putaran
turbin gas. Proses produksi listrik pada PLTGU ditunjukkan pada gambar dibawah ini
Ketrerangan Gambar :
1. Barge/Kapal, alat pengangkut bahan bakar minyak (BBM)
2. Pumping house
3. Fuel Pump
4. Electric/diesel motor
5. Air filter, penyaring udara agar partikel debu tidak masuk ke dalam compressor
6. Compressor, menaikkan tekanan udara untuk dibakar bersama bahan bakar
7. Combustion system, Membakar bahan bakar dan udara serta menghasilkan gas dengan suhu
dan tekanan dan energi tinggi.
8. Gas turbine, mengubah energi gas menjadi energi gerak yang memutar generator..
9. Stack/Cerobong asap, membuang sisa gas panas dari turbine
10. Generator, menghasilkan energi listrik
11. Main transformer
Mula-mula rotor (kompresor dan turbin) di putar oleh alat penggerak awal yaitu motor listrik.
Kemudian kompresor menghisap udara atmosfer dan menaikan tekanan beberapa kali lipat (1-8)
tekanan semula. Udara bertekanan tinggi tersebut masuk ke dalam ruang bakar dimana ruang bakar itu
pula ditempatkan sejumlah bahan bakar dan dinyalakan oleh busi. Untuk ruang bakar lainnya cukup
dengan disambung penyalanya dan busi hanya menyala beberapa detik saja. Akibat dari pembakaran
akan menaikan suhu dan volume dari gas bahan bakar tersebut, sekali terjadi percikan maka terjadi
pembakaran selama bahan bakar disemprotkan ke dalamnya.
Gas yang yang dihasilkan mempunyai tekanan dan temperatur tinggi kemudian berekspansi
dalam sebuah turbin dan selanjutnya ke atmosfir (melalui saluran keluaran) untuk Siklus
Terbuka. Pembakaran akan terus berlangsung selama aliran bahan bakar tidak berhenti. Pada saat gas
panas masuk ke dalam turbin gas, gas tersebut memutarkan turbin, kompresor, alat bantu dan
generator. Diagram Alir GTG ditunjukkan gambar diatas. Komponen–komponen utama sistem GTG
adalah sebagai berikut:
1) Cranking Motor adalah motor yang digunakan sebagai penggerak awal atau start up sistem
GTG. Motor cranking mendapat suplai listrik tegangan 6 kV yang berasal dari switch gear.
2) Filter Udara merupakan filter yang berfungsi untuk menyaring udara bebas agar udara yang
mengalir menuju ke kompresor merupakan udara yang bersih.
3) Kompresor berfungsi mengkompresi udara dalam turbin gas.
4) Ruang bakar, berfungsi sebagai tempat pembakaran di dalam sistem turbin gas. Dapat berupa
ruang bakar tunggal atau terdiri dari ruang – ruang bakar yang banyak.
5) Turbin, berfungsi untuk mengekspansi gas panas hingga menghasilkan energi mekanis untuk
menggerakkan generator.
6) Generator berfungsi sebagai pembangkit energi listrik dimana di dalamnya terjadi proses
perubahan dari energi mekanik ke listrik.
Sedangkan untuk peralatan pendukung sistem turbin gas, adalah sebagai berikut :
1. Sistem Pelumas (Lube Oil Sistem)
Fungsi utama sistem pelumas ini adalah untuk melumasi bearing–bearing baik untuk bearing turbin
gas maupun bearing generator. Di samping itu juga digunakan sebagai penyuplai minyak untuk sistem
hidrolik pada Pompa Minyak Hidrolik (hydraulic Oil Pump). Mula–mula sebelum turbin gas
dioperasikan, maka Pompa Minyak Pembantu ( AOP = Auxiliary Oil Pump) dihidupkan untuk
menyuplai minyak pelumas ke dalam bearing turbin gas dan generator untuk selanjutnya diputar pada
putaran turning gear atau dalam keadaan pendinginan (on cooldown) pada putaran lebih dari 30 rpm,
dengan tujuan agar ketika pengidupan (start up), gaya geser (friction force) yang terjadi antara metal
bearing dengan poros turbin gas dan generator dapat dikurangi. Kemudian setelah turbin gas mulai
berjalan dan putaran mulai naik sampai putaran normal, maka suplai minyak pelumas akan diambil
alih dari AOP ke Main Lube Oil Pump (MOP), di mana pompa ini diputar melalui hubungan
antara Accessories gear atau Load Gear dengan poros turbin gas.
2. Sistem bahan Bakar (Fuel Oil Sistem)
Sistem pembakaran untuk PLTG/U ini menggunakan minyak HSD (High Speed Diesel). Pada proses
penyaluran bahan bakar, dilakukan melalui instalasi perpipaan yang menghubungkan tangki
penampungan sampai ke ruang bakar. Aliran bahan bakar dari tangki penampung dipompa dengan
transfer pump melalui flowmeter untuk perhitungan pemakaian. Kemudian untuk mendapakan hasil
pembakaran yang maksimal maka dipasang Main Oil Pump yang terpasang dan berputar melalui
hubungan dengan poros turbin gas dengan Accessories Gear. Dan untuk mengatur jumlah aliran
bahan bakar yang masuk ke ruang bakar diatur dengan Katup Kendali (control valve) yang berfungsi
sebagai governor.
3. Sistem Pendingin (Cooling Sistem)
Ketika minyak pelumas digunakan untuk melumasi bearing – bearing pada turbin gas dan generator,
mengakibatkan temperatur dari minyak pelumas ini menjadi lebih tinggi, sehingga minyak pelumas
tersebut perlu pendinginan. Adapun sebagai media pendingin minyak pelumas digunakan air melalui
sirkulasi di dalam heat exchanger dan untuk mendinginkan air yang bertemperatur lebih tinggi akibat
transfer panas di dalam heat exchanger, maka air pendingin ini akan didinginkan dengan dihembuskan
di kisi – kisi radiator. Demikian sirkulasi ini berlangsung secara tertutup dan untuk mensirkulasi air
pendingin digunakan Water Cooling Circulating Pump.
4. Sistem Hidrolik (Hydraulic Sistem)
Sistem hidraulik digunakan untuk menggerakkan Main Stop Valve, di mana didalam mekanisme
operasinya untuk membuka dan menutup main stop valve diperlukan hidrolik yang diambil
dari Piping Sistem pelumas turbin gas kemudian dipompa dengan hydraulic oil pump. Adapun fungsi
dari main stop valve adalah untuk menghentikan laju aliran bahan bakar minyak saat unit terjadi
gangguan atau untuk membuka saluran bahan bakar pada sistem perpindahan bahan bakar (katub
utama bahan bakar).
1. PREHEATER
Preheater merupakan penukar kalor yang sebagai pemanas awal untuk air kondensat dari
kondensasi di kondensor sebelum siap untuk menjadi air pengisi di deaerator. Preheater ini
digunakan untuk meningkatkan efisiensi dari HRSG itu sendiri. Preheater berada pada bagian akhir
atau paling atas dari HRSG untuk menyerap energi terendah dari gas buang.
Dengan pengoperasian preheater ini maka proses deaerasi air pengisi di deaerator akan
membutuhkan lebih sedikit LP Auxillary Steam, sehingga energi steam bisa dimanfaatkan dalam
turbin.
2. ECONOMISER
Economiser ini merupakan pemanas awal untuk air pengisi HRSG ( feed water ), dimana air pengisi
akan mengalir dari deaerator menuju steam drum. Pada Economiser ini proses yang terjadi yaitu
pemanasan sensible, yaitu menaikkan temperature air tanpa merubah fase. Pada pipa-pipa
economiser dijaga agar tidak terjadi penguapan ( mencapai titik uap air ) atau dalam bahasa
pembangkit dijaga agar tidak terjadi steaming. Pada beban-beban Gas Turbine rendah hal ini bisa
menyebabkan terjadi steaming, sehingga perlu adanya Economiser Recirculating untuk menjaga agar
tidak terjadi penguapan.
3. EVAPORATOR
Evaporator atau boiler bank merupakan alat penukar kalor dimana akan menghasilkan uap jenuh
(saturated) dari feed water. Pada Vertikal HRSG dengan sirkulasi paksa yang menggunakan pompa
sirkulasi, air sirkulasi akan mengalir dari drum masuk deaerator dan kembali ke drum kembali. Air
feed water dalam fase saturated yang ada dalam pipa akan ke drum dan terbisa antara yang masih
berupa fase cair dan fase saturated steam.
4. SUPERHEATER
Superheater merupakan alat penukar kalor pada HRSG yang menghasilkan uap panas lanjut
(superheated steam). Superheater dapat terdiri dari satu atau penukar kalor, sebagaimana di PLTGU
Grati superheater ada 2 tahap yaitu primary dan secondary nya superheater. Pada dilengkapi
superheater biasanya dilengkapi dengan temperature control yang menjaga temperature uap yang
keluar dari superheater agar tidak melebihi batas high temperature, sistem ini dinamakan
Desuperheater. Desuperheater ini fungsinya menjaga temperature keluar HRSG yang masuk ke
dalam turbin ( HP Turbin ) agar tidak melebihi set temperature material turbin.
Exhaust damper ini merupakan pengarah aliran gas panas exhaust dari turbin gas. Ketika Open
Cycle ( Simple Cycle ) maka gas buang akan terbuang melalui by pass stack sedangkan untuk sistem
Combine Cycle gas panas akan di arahkan oleh exhaust damper masuk ke HRSG dengan menutup
jalur ke arah by pass stack
Sistem tata letak HRSG mempunyai banyak variasi baik jenis maupun jumlahnya.
Ditinjau dari sistem sirkulasi airnya HRSG dibedakan menjadi :
Sedangkan bila ditinjau dari sumber panasnya, HRSG dapat dikelompokkan menjadi
:
Susunan pipa-pipa didalam HRSG sirkulasi alami dibuat vertikal dengan ketinggian
yang relatif rendah. Inlet duct HRSG disambungkan dengan exhaust turbin gas
dengan menggunakan expansion joint. Ketika mendapat pemanasan, sirkulasi air
alami terjadi dari drum ke evaporator dan kembali ke drum.
Konstruksi pipa-pipa pemanas pada HRSG dengan sirkulasi paksa dipasang dengan
posisi mendatar disusun dari bawah keatas. Gas panas dari turbin gas masuk dari
sisi bawah keatas memotong pipa-pipa pemanas dan selanjutnya keluar melalui
cerobong yang berada diatas Heat Recovery Steam Generator.
Air pengisi masuk ke dalam drum melewati ekonomiser. Selanjutnya air di
sirkulasikan dari drum ke pipa-pipa penguap (evaporator) dan kembali ke drum
dengan menggunakan pompa sirkulasi. Proses perpindahan panas dari gas panas
ke air terjadi didalam pipa-pipa penguap sehingga sebagian air berubah menjadi
uap.
Uap yang terbentuk bersama-sama dengan air masuk kembali ke dalam drum.
Didalam drum uap dipisahkan dari air, dan uap selanjutnya mengalir ke superheater
atau langsung ke turbin, sedangkan air bercampur kembali dengan air yang ada
didalam drum.
Umumnya pompa sirkulasi mempunyai laju sirkulasi sekitar 1,7. Artinya jumlah air
yang disirkulasikan 1,7 kali kapasitas penguapan.
Pada HRSG ini uap yang dihasilkan hanya memiliki satu tekanan. Susunan PLTGU
dengan satu tekanan biasanya turbin gas, generator, dan turbin uapnya dibuat
menjadi satu poros.
Gb 7 HRSG dengan
tekanan tunggal (single pressure)
Tujuan membuat dua tingkat tekanan adalah untuk meningkatkan efisiensi termal
siklus kombinasi. Dengan dua tingkat tekanan, maka gas buang sebelum dibuang ke
atmosfir dapat digunakan untuk menghasilkan uap dengan tekanan dan temperatur
yang rendah sehingga panas gas buang dimanfaatkan dengan lebih optimal.
Aliran gas panas dari turbin gas masuk melalui sisi bawah HRSG mengalir ke atas
melewati pipa-pipa superheater, evaporator, ekonomiser tekanan tinggi sambil
menyerahkan panas. Selanjutnya melewati pipa-pipa dengan fungsi yang yang
sama tetapi dengan tekanan lebih rendah yang berada dibagian atasnya kemudian
dibuang keatmosfir melalui cerobong yang terletak diatas Heat Recovery Steam
Generator.
Gb 8 HRSG dengan
dua tingkat tekanan (dual pressure)
HRSG jenis ini mempunyai tiga tingkat tekanan yang berbeda, yaitu tekanan tinggi
(HP), tekanan menengah (IP), dan tekanan rendah (LP). Dengan tiga tingkat
tekanan efisiensi termal siklus kombinasi akan lebih baik karena celah diantara
tekanan tinggi dan rendah masih dimanfaatkan untuk menghasilkan uap tekanan
menengah.
Gas buang dari turbin gas mengalir mendatar sambil menyerahkan panasnya ke
pipa-pipa pemindah panas yang dipasang tegak sebagaimana pada sistem satu
tekanan ataupun dua tekanan.
Gb 9 Diagram HRSG Multi Pressure
b. Kekurangan PLTGU
1. Peningkatan biaya
2. Peningkatan luas area yang dibutuhkan
Source:
1. http://elektronika-listrik.blogspot.com/2014/06/jaringandistribusi-
pembangkit.html#:~:text=PLTGU%20adalah%20gabungan%20antara%20PLTG,(Heat
%20Recovery%20Steam%20Generator).
2. https://id.wikipedia.org/wiki/Pembangkit_Listrik_Tenaga_Gas_dan_Uap
3. https://rakhman.net/power-plants-id/heat-recovery-steam-generator-hrsg/