Anda di halaman 1dari 13

Sts

BAB II
SIFAT-SIFAT PVT ZAT MURNI

Dalam merencanakan dan mengambil keputusan untuk teknologi modem, para sarjana
dan ilmuwan harus mengetahui sifat-sifat fluida dan padatan dengan keakuratan yang
dapat diterima. Contohnya, jika anda diikutsertakan dalam perancangan alat seperti
menghitung volume bejana proses (untuk reaksi atau perubahan lainnya) anda harus
mengetahui volume spesifik atau densitas gas atau cairan (yang akan dimasukkan
dalam bejana tersebut) sebagai fungsi dari suhu dan tekanan.
Yang dimaksud dengan sifat (property) di dalam termodinamika adalah
karakteristik yang dapat diukur dari suatu sistem, seperti tekanan, volume atau suhu,
atau karakteristik yang dapat dihitung atau dideduksi seperti energi internal, entalpi,
entropi dan energi bebas. Sifat-sifat yang mudah diukur secara langsung dan sudah
sangat anda kenal adalah tekanan, volume dan temperature. Oleh karena itu marilah
kita mulai membahas perilaku PVT suatu zat.

A. Diagram Kesetimbangan
Telah diketahui bahwa semua zat dapat berada dalam tiga fase: fase padat, fase cair
dan fase uap atau gas. Campuran dua fase atau lebih dari zat tunggal sudah punya
perilkau yang sangat rum it sehingga belum ada persamaan keadaan tunggal yang
menghubungkan sifat PVT untuk campuran semacam ini. Namun demikian, sisi-sisi
kualitatif zat ini dapat didiskusikan untuk memperoleh pemahaman yang baik tentang
perilaku PVT -nya.
Dalam sub bab ini perhatian utama akan dicurahkan untuk fase cair dan uap
serta campurannya. Walaupun air digunakan sebagai contoh khusus, namun perilaku
ini berlaku secara umum untuk semua zat sejenis.
Perhatikan percobaan tunggal berikut ini.
Piston untuk menjaga agar tekanan konstan

III
lill
r i
Bates Sistem

H 2O

PI = 101.32 kPa Siknder


Q
T] = 20‘C
I
Gambar 2.1 Sistem Air dalam Silinder berpiston

1 . Sebuah silinder diisi air pada 20 °C dan tekanan dalam silinder dipertahankan
sebesar 101,325 kPa dengan piston. Lihat gambar 2.1 . Pada kondisi ini tentu
airnya berada dalam fase cair.
2. Sejumlah energi panas di transfer ke air dalam silinder. Pada kondisi ini terjadi
dua hal yakni suhu air meningkat dan volumenya bertambah (air mengembang
atau berekspansi ). Dengan lain kata, volume spesifik meningkat selama energi air
meningkat pada tekanan konstan. Karena silinder tertutup, maka ekspansi yang
terjadi menyebabkan piston bergerak.
2

3. Jika transfer panas ke air dalam silinder diteruskan kemudian dibuat alur suhu air
sebagai fungsi volume spesifik maka diperoleh gambar 2.2 berikut dengan
perincian.
74

600°C

P = 101.32 kPa

2 3
100*C

20°C 1

Gambar 2.2 Keadaan-keadaan Setimbang untuk Air pada 101.32 kPa

a. suhu air dan volume spesifiknya terus meningkat secara perlahan dan air tetap
berada pada fase cair secara sempurna sampai tercapai suhu 100 °C. Keadaan
2 pada gambar 2.1 disebut keadaan cairan jenuh { saturated liquid ) dan titik 2
disebut juga titik uap atau titik gelembung { bubble point ) .
b. Pada 100 °C dan 101 , 325 kPa air mulai menguap sehingga pemanasan lebih
lanjut menyebabkan: makin banyak air yang menguap, suhu tetap, dan volume
spesifik terus meningkat. Pada titik 3 separuh dari air telah berubah menjadi
uap dan pada titik 4 semua air telah berubah manjadi uap. Jadi antara titik 2
dan 4 terjadi kesetimbangan antara cair dan uap. Keadaan pada 4 disebut
keadaan uap jenuh { saturated vapour ) dan titik 4 disebut juga titik embun
{ dew point ).
c. Pemanasan lebih lanjut akan menyebabkan suhu air meningkat lagi. Setiap
keadaan disebelah kanan keadaan 4 pada garis tekanan konstan ( pada gambar
semua daerah yang terletak disebelah kanan garis 4- 5 ) disebut keadaan uap
superpanas { superheated vapour ). Disebut uap superheated karena suhunya
lebih tinggi dari suhu uap jenuh.
d. Suhu 100 °C sepanjang garis yang ditempati titik 2 , 3, dan 4 disebut suhu
penjenuhan untukm tekanan 101 , 325 kPa. Sebaliknya tekanan ini disebut
tekanan penjenuhan untuk suhu 100 °C.
e. Keadaan 1 (atau semua keadaan cair disebelah kiri keadaan 2) disebut keadaan
subcooled-liquid karena suhunya lebih rendah dari suhu cairan jenuh untuk
tekanan yang bersangkutan. Istilah compressed-liquid (cair termampatkan )
lebih sering digunakan dari pada subcooled-liquid.
4 . Jika proses yang baru saja digambarkan dibalik arahnya yakni proses pendinginan
air pada nilai tekanan konstan yang sama , maka jalur yang dilalui akan sama
persis dari titik 5 -4- 3 -2- 1 . Hanya saja dalam pemanasan dari keadaan 2 ke 4
disebut penguapan sementara pada pendinginan dari 4 ke 2 disebut
pengembunan .
5 . Andaikan percobaan pemanasan diulang mulai suhu yang sama 20 °C tetapi
tekanan konstannya 10 MPa, temyata alur yang diperoleh adalah serupa dan diberi
simbol 1 -2 -3 -4 -5 ' yang ditunjukkan pada gambar 2.3 .
? f ? ?

Beberapa perbedaan penting yang tampak adalah:


3

a. suhu terjadinya penguapan (atau pengembunan ) lebih tinggi yakni 311 ,03 °C
padatekanan 10 MPa.
b. volume spesifik cairan jenuh (titik 2’ ) lebih besar dan volume spesifik uap
jenuh ( titik 4' ) lebih kecil untuk tekanan 101,325 kPa.

600°C 5' 5
P = 10 MPa

101.32 kPa
311.03°C
2' 3' 4'
-
Kxrc 4
2

20‘C

Gambar 2.3 Keadaan Setimbang untuk Air pada 10 MPa dan 101,32 kPa

c. Garis horizontal yang menghubungkan keadaan cairan jenuh dan uap


jenuh makin pendek.
6. Jika percobaan pemanasan diulang beberapa kali pada tekanan yang makin tinggi
maka garis horizontal yang menghubungkan keadaan cairan jenuh dan uap jenuh
makin lama makin pendek dan akhimya berimpit. Keadaan ini disebut sebagai
keadaan kritik (critical state or critical point ). Jika ujung-ujung garis horizontal
saling dihubungkan hingga ujung yang saling berimpit diperoleh kurva seperti
gambar 2.4.
T
-
Saturated liquid line

Compressed
\
-
Critical point
5
liquid /
region /
-
Superheated vapor region

2 3 4 Saturated-vapor line
1
Liquid-vapor saturation region

v
Gambar 2.4 Kesetimbangan T-v untuk Air

7. Di atas titik kritik tidak ada perbedaan yang jelas antara daerah superheated- vapor
dengan daerah compressed-liquid. Pada umumnya secara sembarang semua
daerah di atas titik kritik dianggap sebagai daerah superheated-vapor.
4

8. Sepanjang garis horizontal yang menghubungkan titik uap dan titik embun terjadi
kesetimbangan cair dan uap. Fraksi uap pada daerah kesetimbangan ini dikenal
sebagai kualitas (quality) diberi simbol x dan didefinisikan sebagai

x=
mcampuran mf + mg
Subskrip / untuk menandai fase cairan jenuh dan subskrip g untuk fase uap
jenuh. Kualitas hanya memiliki arti untuk daerah penjenuhan dan nilainya selalu
antara 0 dan 1 . Nilai 0 berarti keadaan cairan jenuh dan nilai 1 berarti keadaan uap
jenuh.
9. Gambar 2.4 belum memuat semua kesetimbangan fase yang mungkin. Dalam
gambar 2.5 kesetimbangan fase padat telah dimasukkan .
T
Solid 4- liquid

L Critical point

Liquid

Solid Vapor
Liquid + vapor

Triple line

Solid + vapor

v
-
Gambar 2.5 Proyeksi T v diagram kesetimbangan zatyang
mengkerut ketika membeku

Dalam gambar 3.5 sepanjang garis tripel terjadi kesetimbangan antara fase
padat. cair dan gas. Tekanan dan suhu yang terkait dengan garis triple disebut
triple- point properties.
10. Perilaku PVT suatu zat dapat ditampilkan dalam diagram 7 v seperti gambar 2.4
dan 2.5, dalam diagram Pv seperti gambar 2.6 , dalam diagram PT seperti
gambar 2.7, atau dalam tiga dimensi dalam diagram PVT seperti gambar 2.8.
P
Solid + liquid

L \
1
\
Liquid
%
Critical point
/
Vapor
\
\
P \
"M |7 t
*

T| = constant
Liquid + vapor

Solid Triple line

Solid + vapor

Gambar 2.6 Proyeksi P-v diagram kesetimbangan zat yang mengkerut


ketika membeku
>!

Solid + liquid
\
» 3» •4 P \
Substance expands l
on freezing
\
\ Substance contracts on freezing
t \
I
\
\
\
\
\
\ T « constant
4l'\ I
Liquid iCritical state
Solid
>
t Uquid
\
S
\
\
Critical point
\ \
\ \ \ \
\ \ \ X
\ Z V \ \

\ VTmTt \
\ Liquid * vapor X
\ \ Vapor r
Solid Vapor \ I
\ \
Triple line
\
I
I
5» ^ Triple point .Solid vapor
I I

Gambar 2.7 Diagram P-T zat yang mengkerut dan mengembang r ^V


ketika membeku --
Ciambar 2.8 Permukaan P v T zat yang mengkerut ketika membeku

B. Perilaku PVT Zat Murni


Zat yang mempunyai komposisi kimia seragam diseluruh bagiannya disebut
zat murni. Hubungan antara tekanan, suhu, dan volume serta sifat-sifat termodinamika
lainnnya untuk zat mumi biasanya ditampilkan dalam bentuk table, grafik atau
software computer.
Dalam sub bab ini, pembahasan ditekankan pada pemakaian table sifat-sifat
zat mumi yang berada dalam wilayah compressed-liquid, liquid-vapor saturation, dan
superheated vapor.

1 . Wilayah uap-superheated.
Perhatikan diagram P - v pada gambar 2.9. Sebuah titik dalam wilayah uap
superheated ditandai sebagai keadaan 1 dengan tekanan, suhu dan volume spesifik
berturut-turut adalah Px , 7j , dan v, . Hal -hal yang dapat disimpilkan dari diagram
adalah sebagai berikut.
P i
\
\
\
PC

,|7 ,
/>sa '
y=
T TC

Compressed -
Superheated vapor -
region
liquid region

Pi 1
(P ,. T,. v ) .
Pi
7'sa
Saturation region *|/* i

v
* \ psat
V
* |T'sat
V

Gambar 2.9 Diagram P-v keadaan setimbang di wilayah uap superheated

a. Jika suhu penjenuhan untuk tekanan P] ditandai dengan T;s a< maka keadaan 1

adalah keadaan uap superheated bila Tx > Tsat . Kata superheated muncul
karena suhu zat lebih besar dari suhu penjenuhan untuk tekanan yang
bersangkutan.
6

b. Jika tekanan penjenuhan untuk 7j ditandai dengan Psal , maka keadaan 1


adalah keadaan uap superheated bila Px < Psal .
c. Volume spesifik uap superheated lebih besar dari volume spesifik uap jenuh
pada Psal maupun pada Tsat . Dalam bahasa matematik dapat dinyatakan
sebagai v , > v | Pmt dan v, > v , TM . Meskipun tidak tampak dalam diagram ,
,
\
kesimpulan ini berlaku pula untuk energi internal dan entalpi uap superheated
atau «, > ug Psal , M , > ug Tmt .
\ \
d . Apabila 7j lebih besar dari suhu kritik maka keadaan tersebut juga merupakan
keadaan uap superheated.
e. Setiap dua sifat intensif, misalnya P dan T atau T dan u adalah independent
sehingga telah cukup untuk mengambarkan keadaan zat termampatkan
( <compressible substance ) dalam wilayah uap superheated.

2. Wilayah cair-subcooled
Titik 1 pada gam bar 2.10 berikut ini mewakili sembarang keadaan dalam

diagram P v untuk wilayah cair-subcooled. Kesimpulan yang dapat diambil dari
diagram ini adalah sebagai berikut.
\
p \
\
\
\
Pc

p1 1
(/V T i .
v )
^ yT = TC

Psat ki
Compressed -1
liquid region |
7
Superheated-vapor
I region
T ,
I Saturated region

I
V
I
/ T'sat

V
' ksa«
Gambar 2.10 Diagram P-v keadaan setimbang wilayah compressed liquid

a. Jika Tsal adalah temperature penjenuhan untuk tekanan Pt maka keadaan 1


adalah keadaan compressed-liquid bila 7j < Tsal . Wilayah ini disebut
wilayah cair-subcooled karena 7j tetap lebih besar dari suhu perubahan cair
menjadi padat untuk tekanan t\ .
b. Jika Psal adalah tekanan penjenuhan untuk suhu 7j , maka keadaan 1 adalah
keadaan cair termampatkan bila P, > Psat . Kesimpulan ini merupakan
sebab munculnya istilah compressed liquid.
7

c. Volume spesifik keadaan cair-subcooled lebih kecil dari volume spesifik


,
cairan jenuh pada Psa maupun pada Tsat . Jadi vx < vf Psal dan v, < v f T sat . \ \
Kesimpulan ini berlaku pula untuk energi internal dan entalpi.
d. Jika 7j lebih rendah dari suhu kritik dan lebih besar dari suhu untuk berubah
menjadi padat pada tekanan Px maka keadaan 1 adalah keadaan cairsubcooled.
e. Setiap dua variable intensif telah cukup menggambarkan keadaan zat
termampatkan pada wilayah cair-subcooled.

3. Wilayah Campuran jenuh Cair-Uap


Untuk wilayah jenuh cair-uap, diagram P - v terlihat pada gambar 2.11. Pada
diagram tampak bahwa untuk keadaan 1 berlaku hubungan

-
Liquid vapor saturation region

Compressed
liquid I
-
region l

rI * V ,)
^ sat 1 -
Superheated vapor region

I
I I T'sat jP1
I
I I
I
I
I I
I
I I
V

Gambar 2.11 Diagram P-v keadaan setimbang wilayah jenuh uap-cair

a. Pada tekanan P atau suhu T{ , volume spesifik keadaan 1 pada wilayah jenuh
}

cair-uap terletak antara volume spesifik cair jenuh ( v / ) dan volume spesifik
uap jenuh ( v ) atau vf < v, < .
b. Untuk sifat intensif termodinamika lainnya, y ( y dapat berupa energi internal
atau entalpi per satuan massa) berlaku juga yf y } yg .
c. Dalam wilayah ini, untuk setiap sifat ekstensif Y berlaku Y = Yf + Yg . Sifat
ekstensif merupakan hasil kali massa dan sifat intensifnya sehingga
Y = m f y f + m y . Dengan memakai kualitas, x , persamaan dapat diubah
menjadi Y = m( 1 - x ) y f + mxyg dengan m adalah massa total. Dengan
memakai notasi yf , maka rerata sifat intensif y dalam campuran
adalah y = Y / m = yf + xyfg .
8

C. Contoh -Contoh Soal Terselesaikan


Berikut ini adalah contoh-contoh soal untuk menggunakan table sifat-sifat PVTzat
mumi terutama untuk air dan refrigerant-12 biasa disingkat R-12 yakni senyawa
dichlorodifluoromethane. Anda harus fotocopy semua table ( minimal table B dan C)
yang ada dibuku : William Z. Balck and James G. Hartley, 1991 . Thermodynamics .
2 nd edition. Harper Collins Publisher: New York. Atau dari buku termodinamika
lainnya untuk table steam H2O.
Untuk menjawab soal-soal yang terkait dengan sifat PVT zat gunakanlah
pedoman:
1 . Tentukan lebih dahulu di wilayah mana zat berada (yakni tentukan apakah ia
berada diwilayah sub-cooled, saturation region, atau superheated vapour)
2. Gunakan tabel yang sesuai
3. Pada umumnya jika dua variabel diketahui, maka semua variabel lainnya
dapat ditentukan dengan bantuan tabel
4. Baca kembali kimia fisika I tentang panas, kerja, energi internal, entalpi, dan
berbagai macam proses termodinamika seperti proses adiabat, proses pada
tekanan tetap, proses pada volume tetap, proses pada temperatur tetap dan
lainnya.

Contoh 1 :
Entalpi refrigerant-12 adalah 213,06 kJ/kg pada 40 °C. Tentukan tekanannya.

Penyelesaian :
Pada soal ini diketahui dua variabel yakni entalpi, h dan temperatur T
sehingga semua variabel lain dapat ditentukan.
Langkahpertama: tentukan lebih dulu wilayah zat. Caranya rujuklah tabel T
(temperature table ) lebih dulu karena pada soal diketahui T untuk R - 12. Temperatur
table adalah tabel C. 1 , ( dan bukan merujuk tabel tekanan /pressure table atau tabel
C.2), kemudian cari T = 40 °C dan anda dapatkan h„ = 204,8 kJ / kg . Oleh karena
O

h > h yakni entalpi zat h = 213,06 k J / k g > hQ


o 6
= 204,8 k J / k g berarti keadaan zat
berupa uap superheated ( pedoman no 1 yakni menentukan keadaan zat sudah selesai ).
Langkah kedua: gunakan tabel yang sesuai. Oleh karena keadaan zat adalah uap
superheated ( berada di wilayah superheated ) maka gunakan tabel yang sesuai ( yang
harus digunakan ) adalah superheated table (atau tabel C.3). Di tabel C.3 anda cari
nilai entalpi h = 213,06 kJ / kg dan T = 40 ° C temyata anda dapatkan

P = 0,40 MPa (8,129 °C) . Jadi P = 0,40 MPa adalah jawab dari pertanyaan .

Pada tabel C.3 itu anda juga bisa lihat v = 0,050208 m" / k g , u = 192,98 k J / k g , dan
s = 0,76749 k.J / kg .K ( pedoman no 3).
9

Contoh 2 :
2 kg H20 pada 200 °C dan 300 kPa berada dalam silinder
berpiston. Akibat pemanasan pada tekanan konstan, suhu air meningkat ke 400 °C.
Tentukan perubahan volume, perubahan energi internal dan perubahan entalpi untuk
proses ini.

Penyelesaian :
Pada soal ini ada dua keadaan air. Keadaan 1, suhu air 200 °C dan tekanannya
300 kPa. Keadaan 2, suhu air 400 °C dan tekanannya 300 kPa (ingat dalam soal air
dipanaskan pada tekanan tetap, artinya P1 = P2 ). Langkah pertama adalah
menentukan wilayah keadaan 1 dan wilayah keadaan 2. Cara menentukan wilayah
persis sama dengan contoh 1 . Pada keadaan 1 diketahui suhu ( maka gunakan
temperatur table). Temperatur table untuk air adalah tabel B. l dan pada suhu 200 °C,
tekanan jenuh air pada tabel adalah Psat = 1,5536 MPa = 1553,6 kPa . Oleh karena
Psat > P, maka keadaan 1 ada di wilayah uap superheated. Dengan cara yang sama,
( tentukan sendiri wilayah untuk keadaan 2), temyata keadaan 2 juga di wilayah uap
superheated. Langkah kedua, menggunakan tabel yang sesuai yaitu tabel
superheated. Tabel uap superheated untuk air adalah tabel B.3. Dari tabel B.3, data
dari keadaan 1 dan 2 adalah
vi = 0,7163 m7kg u\ = 2650,2 kJ/kg ,
/2 = 2865, 1 kJ /kg
Dan
v2 = 1 ,0315 m7kg u2 = 2965,4 kJ/kg h2 = 3274,9 kJ /kg
Setelah data diperoleh maka pertanyaan dalam soal (sistemnya tertutup) dapat
dijawab dengan mudah. Perubahan volume adalah V 2 — Vx , perubahan entalpi adalah
U2 —
,
Ux , dan perubahan entalpi adalah H 2 — Hx . Hasilnya adalah
V2 - V = m( y2-v, ) = (2 kg)( l ,305 - 0,7163) m3/kg = 0,6304 m 3
U - U ,= m{ u -u ) = (2 kg)( 2965,4 - 2650,2) kJ /kg = 630,4 kJ
2 2 \

H - H ,= m h -h = (2 kg)( 3274,9 - 2865,1 ) kJ /kg = 819,6 kJ


2 ( 2 \)

Jika anda gam bar, keadaan 1 dan keadaan 2 akan tampak seperti berikut.
10

pi ,
400°C isoterm

P I = P2 1 200°C isoterm

V
Apabila anda ingat defmisi entalpi yang telah anda pelajari di kimia fisika 1 , yakni
H = U + PV atau h = u + Pv
maka anda peroleh dh = du + Pdv + vdP. Oleh karena proses berlangsung pada


tekanan konstan, dP 0 sehingga dh du + Pdv atau —
* *-
(7 2 - h0 = (u2 - ti ) + P (v 2 ~

dan
(H2 - HO = ( u2 - (4) + P(v2 - VO
Dengan rumus terahkir ini, hasil perubahan entalpi yang diperoleh adalah sama
dengan cara sebelumnya,

H2 - H1 = 630,4 kj + (300 kPa) (0,6304 m 3 ) = 819,5 kj.

Contoh 3: Sebuah bejana tertutup yang kaku berisi 1,57 kg air dan 1,28 kg uap air
pada tekanan 300 kPa. Transfer panas menyebabkan tekanan dalam bejana naik
menjadi 800 kPa. Tentukan perubahan energi internal selama proses.
Penyelesaian:
Oleh karena fasa cair dan uap menjadi satu berarti keadaan awal berada dalam
wilayah jenuh setimbang. Data untuk wilayah jenuh kesetimbangan diberikan dalam
tabel B.2. Sebelum energi internal awalnya bisa ditentukan, fraksi massa uap
(qualitas) harus dihitug terlebih .
mg 1, 28 kg
Xi = mg + m f . 1,28 kg + 1,57 kg
= 0,449
Dan energi internal awalnya
u
* — Uf + X y U f g = 561,29 kj/ kg + (0,449)(1982, 2 kj/ kg) = 1451,3 kj/ kg
11

Energi internal akhir kelihatannya tidak dapat dihitung karena hanya terdapat
data tekanan pada keadaan akhir sementara untuk perhitungannya dibutuhkan 2 data
(2 sifat intensif ). Bagaimanapun juga data ke dua pada keadaan akhir sebenarnya telah
dipaparkan dalam permasalahan. Proses dalam bejana berlangsung dengan massa
tetap ( sistem tertutup) dan volume tetap karena bejananya kaku, sehingga berlaku
Vi = v2
Volume awal bisa dihitung dari qualitas awal dan data wilayah jenuh kesetimbangan
dalam tabel B.2 dengan rumus
vi —v—
2 vf + *\Vfg = 0,0010731 m3 / kg + (0,449)(0,6048 m 3 / kg) =
0, 2726 m 3 / kg
Setelah diketahui dua sifat intensif (tekanan dan volume spesifik ) maka wilayah
keadaan akhir harus ditentukan dulu agar dapat digunakan data yang sesuai. Apabila
air dan uap dipanaskan maka kemungkinan yang terjadi adalah air berkurang karena
menguap dan uap bertambah, tidak mungkin uap mengembun karena pemanasan.
Apakah semua air berubah jadi uap atau hanya sebaian saja yang menguap?
Pertanyaan ini dapat dijawab dengan menggunakan dua sifat intensif (tekanan dan
volume spesifik). Karena tersedia tekanan, maka harus dilihat terlebih dulu pressure
table, (tabelj5? Menurut tabel pada tekanan 800 kPa temyata volume spesifik uap
,

v/ j > o, 2
^171/
3
m / kg . Karena v2 > vg , maka dapat disimpulkan bahwa keadaan
akhir ada di wilayah uap superheated (berarti semua air berubah menjadi uap). Jadi
energi internal keadaan akhir harus ditentukan dari tabel uap supeheated atau tabel
B.3. Cobalah sendiri untuk menentukan energi internal keadaan akhir dan akan anda
peroleh u2 = 2661,2 kJ /kg.
Perubahan energi intemalnya adalah
u2 = 2661, 2 kJ / kg - 1451,3 kJ / kg = 1209,9 kJ / kg .
Seperti digambarkan contoh ini, sangat penting untuk memperhatikan masalah
perubahan zat selama proses berlangsung. Informasi penting lainnya adalah bahwa
perubahan zat tergantung pada jumlah daya dan transfer panas.

Contoh 4: Tentukan tekanan, volume spesifik, dan energi internal H 20 pada 25 °C


dan kualitas 70%. ^

Contoh 5: Tentukan tekanan dan volume spesifik H 20 pada 20 °C yang energi


internalnya 1200 kJ /kg.
12

Contoh 6: Refrigerant-12 disimpan dalam tangki yang kaku dan pada awalnya berada
pada 400 kPa dan 105,4 UC. Refrigerant tersebut didinginkan hingga tekanannya
mencapai 300 kPa. Tentukan suhu akhir, perubahan volume spesifik, dan perubahan
entalpinya selama proses.

Contoh 7: R -12 memasuki kompresor pendingin (AC) pada 300 kPa dan 10 °C lalu
meninggalkan kompresor tersebut pada 1,4 MPa dan 90 °C. Tentukanlah fase,
densitas, dan entalpi R-12 tersebut saat memasuki dan saat meninggalkan kompresor.

Contoh 8: Sistem tertutup memuat campuran dari 1 kg H 20 cair dan 1 kg 1TO uap
dalam kesetimbangan pada 700 kPa. (a) tentukan suhu awal , ( b) Transfer panas ke
dalam system menyebabkan suhu mencapai 350 °C. Jika selama proses tekanan
dipertahankan konstan, tentukanlah perubahan volume system .

D. Soal - soal latihan


1 . Suatu zat dalam sistem tertutup mengalami perubahan dari P, , v, ke P2 ,v2
dengan P2 < Px dan v2 > v, melalui dua jalur reversibel yang berbeda. Jalur A
adalah proses pada tekanan konstan kemudian diikuti proses pada volume
konstan. Jalur B terdiri dari proses pada volume konstan kemudian diikuti
proses pada tekanan konstan. Bandingkan nilai kerja dan nilai energi internal
dari kedua jalur tersebut!
2. Tentukanlah sifat-sifat air berikut ini
a. v dalam meter kubik per kilogram pada x = 1,00 dan P = 150 kPa
b. v dalam sentimeter kubik per gram pada T = 320 °C dan P = 10 MPa
c. u dalam kilojoule per kilogram pada T = 150 °C dan x = 0,50
d. h dalam kilojoule per kilogram pada T = 440 °C dan P - 20 MPa
e. v dalam sentimeter kubik per gram pada P = 400 kPa dan
u = 1000 kJ / kg
f. h dalam kilojoule per kilogram pada P = 0,9 MPa , saturated liquid .
3. Sebutkan fase atau fase-fase air yang mungkin ada untuk keadaan berikut
a. T = 215 °C dan P - 2 MPa
b. T = 215 °C dan P = 2,2 MPa
c. T = 240 °C dan x = 0,40
d. T = 260 °C dan v = 0, 40 m 3 / kg
e. P = 30 kPa dan T = 15 °C
f. P = 50 kPa dan v = 2 m 3 / kg
4. Suatu tangki mengandung 1 kg air cair dan 0, 1 kg uap air pada 200 ° C .
tentukanlah
a. kualitas dari air
b. volume total wadah
c. volume yang ditempati oleh air cair
d. tekanan air
5. Bejana dengan volume 4 nr’ dnsi dengan air pada tekanan 0,30 MPa dan
temperatur 500 ° C . Tentukan massa air dalam bejana!
13

6. Tangki yang kaku dengan volume 0,0705 mJ mengandung 8 kg air pada 40


°C . Tangki dan air dipanaskan hingga hanya ada uap saja. Tentukanlah
a. temperatur akhir dalam °C
b. tekanan akhir dalam kPa
c. densitas akhir dalam kg/ m 3 .
7. Hitung massa air dalam wadah yang volumenya 0,6 m ’ pada kondisi
a. lOOkPadan 150 ° C
b. 300 kPadan 600 °C
c. 50 kPadan 81 ° C
d. 400 kPa, uap jenuh
e. 400 kPa, cair jenuh
f. Pada titik kritik
8. Tangki dengan volume 1 m , setengahnya diisi air cair dan setengahnya berisi
uap air. Tekanan air adalah 275 kPa. Hitunglah (a) kualitas air , ( b ) massa uap
dan massa air cair, (c) volume spesifik dan energi internal air.
9. Hitung perubahan energi internal bila uap air dipanaskan mengikuti alur
tekanan konstan pada 200 kPa dari 800 ke 1000 ° C .
10. Tentukanlah sifat tertentu untuk kondisi berikut
a. Volume spesifik udara pada 300 kPa dan 200 ° C
b. Energi internal spesifik nitrogen pada tekanan rendah dan 500 K
c. Entalpi spesifik karbondioksida pada 100 kPa dan 300 K
d. Energi internal udara pada 200 kPa dan 300 K

UJIAN TERMODINAMIKA
JANUARI 2005-01-06
1 . Pada 200 °C, suatu tangki berisi 1 kg air cair dan 0,1 kg uap air. Tentukanlah
a. Kualitas air c. Volume yang ditempati cairan .
b. Volume total tangki d. Tekanan air
2. Tangki vakum yang kaku dengan volume 0,025 nr’ secara perlahan diisi dengan CC12 F2.
Selama proses pengisian suhu dipertahankan konstan 20 °C. Tentukanlah
a. Massa CC12 F2 dalam sistem jika tekanannya mencapai 250 kPa ( keadaan 1 ).
b. Massa CC12 F2 dalam sistem jika sistem jenuh dengan uap ( keadaan 2).
c. Fraksi yang berupa uap jika 1 ,148 kg CC12 F2 telah dimasukkan dalam sistem ( keadaan 3 ).
3. Amonia - dalam silinder berpiston mempunyai entalpi 1543,7 kJ /kg, volume spesifik 0,4272
m 7kg, dan tekanan absolute 3,45 bar - dipanaskan pada tekanan konstan hingga entalpinya
menjadi 1645,6 kJ /kg dan volume spesifiknya 0,4945 mJ /kg. Tentukanlah
a. perubahan entalpi c. perubahan energi internal.
b. transfer panas d. kerja

Anda mungkin juga menyukai